Anda di halaman 1dari 8

ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

MODEL LOKASI-ALOKASI BANTUAN LOGISTIK


CATASTROPHIC BERBASIS MASJID
DI KOTA PADANG
Nofa Ariyana
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Andalas, Padang
Email: nofa_ariyana@yahoo.com
Dikirimkan 26 Juni 2012 Diterima 31 Agustus 2012

Abstract
Padang is one of the most vulnerable area of earthquake and tsunami in Indonesia.
Therefore, it is necessary to have a good strategic planning about disaster logistics
system and contingency planning. Contigency planning have three factors, human
resources, transportation, and inventory. The problems that happened at distribution
of disaster logistical buffer between distribution centre (BPBD Padang) and evacuation
post are needed a buffer post (assistant post). This research suggest a location
allocation model to select buffer post location and logistics allocation that distributed
to evacuation post with minimum cost.
Keywords: disaster logistics, location allocation model, buffer post

1. PENDAHULUAN diatasi dengan adanya manajemen logistik


yang lebih baik lagi, yaitu adanya
Bencana alam yang terjadi berkaitan erat
penggunaan posko penyangga atau posko
dengan keselamatan nyawa manusia.
pembantu. Posko pembantu merupakan
Undang-Undang Nomor 24 Pasal 5
alternatif yang dapat dilakukan pada saat
menyebutkan bahwa penanggulangan
pendistribusian bantuan dari BPBD sebelum
bencana merupakan tanggung jawab
didistribusikan ke tempat evakuasi. Maka
pemerintah dan pemerintah daerah. Padang
dilakukan suatu penelitian untuk
adalah salah satu daerah rawan bencana
menentukan alternatif lokasi posko
yang perlu melakukan perencanaan strategis
pembantu, dan jumlah alokasi bantuan yang
dalam sistem logistik bencana. Logistik
akan didistribusikan kepada tempat evakuasi
dalam pengertian manajemen bencana
(masjid). Adanya interaksi antara posko
merupakan proses-proses untuk memenuhi
utama, posko pembantu dan tempat
kebutuhan dasar hidup manusia, yaitu
evakuasi akan membentuk sistem
pangan, sandang, papan, dan turunannya
manajemen logistik bencana yang lebih baik
[5]. Oleh sebab itu, salah satu upaya
berorientasi pada fasilitas umum masyarakat
penanganan bantuan bencana alam secara
yaitu lapangan sepak bola.
cepat dan tepat adalah adanya penerapan
sistem manajemen logistik yang lebih baik.
Berdasarkan pengalaman Kota Padang
2. TINJAUAN PUSTAKA
dalam menghadapi bencana gempa pada
tahun 2009, banyak korban pengungsian 2.1 Logistik
yang tidak mendapatkan bantuan. Hal ini
disebabkan karena bantuan yang terlambat Secara umum, definisi logistik adalah
datang ke lokasi pengungsian, dan jumlah suatu proses yang dimulai dari perencanaan,
bantuan yang tidak merata ke tempat penyimpanan barang atau jasa dengan
evakuasi. Hasil wawancara dengan BPBD tujuan memenuhi kebutuhan pelanggan
menyebutkan bahwa jumlah bantuan yang dengan biaya yang minimum [2]. Tujuan
tidak merata ini disebabkan karena dari manajemen logistik adalah
banyaknya tempat evakuasi yang berdiri mendistribusikan barang jadi atau barang
berdasarkan swadaya masyarakat yang mentah kepada konsumen pada waktu yang
tidak diketahui oleh BPBD Kota Padang, tepat dengan jumlah yang tepat dan lokasi
akibatnya pendistribusian tidak dilakukan yang tepat dengan biaya yang serendah
pada tempat evakuasi tersebut. mungkin [2]. Misi logistik adalah
Pendistribusian bantuan yang tidak mengembangkan suatu sistem yang dapat
merata menjadi masalah utama pada saat memenuhi kebijaksanaan pelayanan dengan
terjadinya bencana. Permasalahan ini dapat biaya pengeluaran yang serendah mungkin.

Model Lokasi Alokasi....(N. Ariyana) 235


ISSN 2088-4842
4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

2.2 Logistik Bencana penyimpangan suatu masalah dari


perumusan pemograman linear, maka
Logistik
ogistik bencana merupakan kegiatan
masalah tersebut dinamakan pemograman
yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
bilangan bulat.
dasar manusia. Kebutuhan dasar ini meliputi
Model pemrograman bulat digunakan
kebutuhan sandang, pangan dan papan atau
untuk memecahkan masalah dengan
turunannya. Namun, kategori logistik
jawaban ya atau tidak (1 dan 0), jadi
bencana adalah sembako, obat obat-obatan,
keputusan ya atau tidak diwakili oleh
pakaian dan kelengkapannya, air, tenda, jas
variabel, sehingga xj menjadi :
tidur dan sebagainya. Definisi sistem
1, jika keputusan ke  j adalah "ya" &
manajemen logistik dan peralatan xj  
penanggulangan bencanancana adalah adanya 0, jika keputusan ke  j adalah "tidak"
ketersediaan logistik dan peralatan pada
Model ini seringkali disebut sebagai
masa pra bencana, saat bencana, dan
model pemrograman bulat biner. Model ini
sesudah terjadinya bencana. Faktor utama
digunakan untuk memilih suatu keputusan
yang dapat mendukung berjalannya sistem
pembukaan lokasi baru. Pada model yang
logistik dan peralatan untuk
dikembangkan, variabel keputusan akan
penanggulangan bencana adalah
bernilai 1 jika adanya pembukaan lokasi,
kemampuan infrastruktur,
ktur, dan ketersediaan
dan nilai 0 jika tidak.
alat transportasi. Rantai pasokan dalam
Model Lokasi Alokasi yang digunakandigunak
sistem manajemen logistik dan peralatan
pada penelitian ini adalah suatu model yang
penanggulangan bencana
cana berdasarkan
bertujuan untuk menentukan titik lokasi
kepada [6] :
posko pembantu dan alokasi bantuan yang
1. Tempat masuknya logistik
akan didistribusikan selanjutnya ke tempat
2. Gudang Utama
evakuasi yakni masjid yang ada di zona
3. Gudang Penyalur
hijau di Kota Padang. Persamaan dasar
4. Gudang penyimpanan terakhir di pos
model lokasi alokasi adalah [10]:
  ∑    ! ,
komando
(1)
dengan :
1, "# $  % 0&
!  
0, "# $   0
Notasi xj menyatakan tingkat kegiatan j
(xj > 0), k menyatakan biaya tetap, dan cj
menyatakan biaya untuk setiap satu satuan
penambahan. Setiap keputusan “ya atau tidak”
ini kemudian dinyatakan dengan peubah biner
bantuan yj. yj akan bernilai 1 jika lokasi ke-j ke
dibuka, dan sebaliknya bernilai 0 jika lokasi tidak
dibuka. Misalkan M adalah bilangan postif yang
sangat besar yang melampui xj (j = 1,2,…., n).
Gambar 1. Mata Rantai Logistik Bencana Maka kendala-kendala:
[15]
 ' (! untuk j =1,2,…,n
  (! ' 0
2.3 Model Lokasi Alokasi ! peubah biner, untuk j =1,2,…,n
 ) 0
Menurut Tjuju (1994), programa linear
merupakan suatu cara untuk menyelesaikan
persoalan pengalokasian sumber daya yang 3. METODOLOGI PENELITIAN
terbatas diantara beberapa aktivitas yang
3.1 Tahapan Penelitian
bersaing. Satu hal yang menjadi ciri utama
programa linear adalah adanya keharusan Tahapan penelitian yang dilakukan dalam
untuk pengalokasian
alokasian sumber daya terhadap tugas akhir ini diawali dengan melakukan
aktivitas. Menurut Lieberman dan Hillier studi pendahuluan ke kantor BPBD Kota
(1990), terdapat berbagai macam Padang dan Kementrian Agama Kota
penerapan pemrograman linear. Misalnya Padang. Studi pendahuluan yang dilakukan
yaitu penegasan jumlah orang, penetapan dengan cara melakukan wawancara kepada
jumlah mesin, dan kendaraan untuk suatu bagian yang berkaitan dengan
ngan tugas akhir.
kegiatan dalam besaran-besaran
besaran yayang utuh. Penelitian ini merupakan jaringan tiga eselon
Jika persyaratan nilai-nilai
nilai bilangan bulat ini yaitu posko utama, posko pembantu, dan
merupakan satu-satunya
satunya bentuk tempat evakuasi. Penelitian ini

236 Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol. 11 No. 2, Oktober 2012:235-242


2012
ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

menggunakan model dasar lokasi alokasi. 3.3 Formulasi Model Lokasi Alokasi
Model yang dikembangkan dalam penelitian Formulasi model adalah merumuskan
ini melibatkan biaya transportasi, biaya masalah yang dihadapi kedalam bentuk model
persediaan, dan biaya tetap. Selanjutnya matematika yang dapat mewakili sistem yang
dilakukan tahapan formulasi model dengan akan dikembangkan. Tahapan dalam formulasi
menentukan parameter yang akan model adalah :
digunakan pada model. Model ini akan 1. Mendefinisikan sistem dan tujuan
dilakukan verifikasi dan validasi model. 2. Menentukan variabel keputusan
Verifikasi dilakukan dengan uji dimensi dan 3. Menentukan parameter yang akan
penyelesaian kasus sederhana dengan digunakan
membandingkan hasil yang akan diperoleh Model yang akan dikembangkan
dengan batasan yang ada pada model. menggunakan beberapa biaya yaitu penggunaan
Teknik validasi yang dilakukan yaitu Extreme biaya transportasi, biaya pembukaan lokasi
Condition Tests. Selanjutnya dilakukan posko pembantu, dan biaya inventori. Biaya
tahapan analisis sensitivitas terhadap model. transportasi yang diperhitungkan mulai dari
Analisis sensitivitas yang dilakukan adalah posko utama hingga ke tempat evakuasi. Biaya
penambahan dan pengurangan permintaan, pembukaan lokasi merupakan biaya tetap yang
penambahan batasan, dan pembukaan tiga akan dikeluarkan oleh BPBD jika adanya
lokasi posko pembantu. pembukaan satu posko pembantu. Biaya
inventori merupakan biaya simpan pada masing-
masing item di posko pembantu. Penelitian ini
3.2 Deskripsi Sistem
berfokus terhadap jumlah optimal posko
Penelitian ini menggunakan jejaring logistik
pembantu yang akan dibuka, lokasi posko
tiga eselon yaitu posko utama yang dinamakan
pembantu, dan alokasi bantuan yang akan
dengan kantor BPBD Kota Padang, posko
dikirimkan dengan ketentuan meminimumkan
pembantu yang yaitu lapangan sepak bola di
semua biaya yang akan dikelurakan.
daerah yang aman Tsunami, dan tempat
Formulasi model fungsi tujuannya adalah :
evakuasi yaitu masjid jami’ di masing-masing
Minimum :
Kelurahan yang menjadi tempat evakuasi dalam
Z = Biaya pembukaan lokasi terpilih + biaya
penelitian ini.
transportasi dari posko utama menuju posko
pembantu + biaya transportasi posko pembantu
menuju tempat evakuasi + biaya persediaan
posko pembantu terpilih

∑80 ∑-. f0. PS0  ∑4 ∑80 ∑75 ∑-. C405. A405. 
∑80 ∑=: ∑75 ∑-. T0:5. B0:5.  ∑80 ∑75 ∑-. h05. I05. PS0 (2)

dimana :
∀ a = 1,2,3
1 = Lapangan sepak bola TVRI
2 = Lapangan sepak bola PJKA
3 = Lapangan sepak bola Cengkeh
∀ b = 1,2,3
1 = Air mineral,
2 = family kit,
3 = hygiene kit
∀ c = 1,2,3
1 = minggu ke-1; 2 = minggu ke-2;
3 = minggu ke-3
∀ d = 1,2,3,4,5,6,7,8,…,19
1 = Air Pacah (Masjid Nurul Hidayah)
2 = Gunung Sarik (Masjid Raya Balai Baru)
3 = Sungai Sapih (Masjid Raya Sei Sapih)
4 = Kalumbuk (Masjid Marhamah)
5 = Korong Gadang (Masjid Baitul Ihsan )
6 = Alai Parak Kopi ( Masjid Baitul Huda)
Gambar 1. Sistem Jejaring Logistik 7= Ampang (Masjid Jami’ Muhammadiyah)
8 = Lubuk Lintah (Masjid Raya KP.Kalawi)
9 = Jati (Masjid Baitul Mukiminin)
10 = Andalas (Masjid Taqwa)
11 = Simpang Haru (Masjid Ukhuwah
Muhammadiyah)

Model Lokasi Alokasi....(N. Ariyana) 237


ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

12 = Kubu Parak Karakah (Masjid Raya Rp.28.848.670,-. Hasil model menunjukkan


Parak Karakah) bahwa pengiriman menuju tempat evakuasi
13 = Kubu Marapalam (Masjid Nurul Yakin) besar atau sama dengan kebutuhan
14 = Parak Gadang Timur (Masjid Raya permintaan tempat evakuasi tersebut.
Ganting) Namun, pengiriman yang dilakukan dari
15 = Lubuk Begalung posko utama menuju posko pembantu
(Masjid Nurussa’adah) terpilih melebihi dari total permintaan
16 = Gurun Laweh (Masjid Nurul Iqdam) tempat evakuasi. Hal ini dilakukan untuk
17 = Koto Baru (Masjid Darul Hikmah) adanya penggunaan persediaan pada posko
18 = Tanjung Aur (Masjid Al-Itthad) pembantu terpilih. Penggunaan persediaan
19 = Banuaran (Masjid Raya Banuaran) pada model yang dikembangkan dengan
alasan posko pembantu ini dapat
Batasan-batasan model : menyelesaikan permasalahan yang berkaitan
1. ∑?0 B0:5. ) D:5. dengan fluktuasi permintaan yang terjadi
2. ∑A
: B0:5. ' k 05. PS0 pada tempat evakuasi. Sehingga, bantuan
3. ∑4 ∑?0 A405. PS0  1.5 B0:5. PS0 dapat langsung diterima para pengungsi
4. ∑?0 ∑?5 ∑B. I05. PS0  I05.C  A405.  B0:5. tanpa harus menunggu bantuan datang dari
∑?0 ∑?5 ∑?. I05. < k 05. PS0
BPBD.
5.
Tabel 1. Alokasi Bantuan Logsitik Posko
6. PS0 ∈ 0,1, Utama Menuju Posko Pembantu
7. A405. , I05. ∈ Integer (Bilangan Bulat)
8. ∑?0 PS0 ' w

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


Pengembangan model Lokasi Alokasi ini
membutuhkan beberapa data yaitu data
peta evakuasi, data masjid di Kota Padang,
data jenis logistik (family kit, hygiene kit, air
mineral), dan data jarak dengan
menggunakan google earth. Penggunaan
google earth untuk penentuan jarak dari
BPBD ke posko pembantu, dan jarak dari Berdasarkan alokasi yang didapatkan
posko pembantu ke tempat evakuasi. dapat diketahui berapa biaya transportasi
Penggunaan google earth dikarenakan yang akan dikeluarkan dari posko utama
pengukurannya sudah mempertimbangkan (BPBD Kota Padang) menuju posko
jarak gang atau belokan, sehingga sesuai pembantu, dan biaya transportasi dari
dengan kondisi yang sebenarnya. Data jenis posko pembantu menuju tempat evakuasi.
logistik digunakan untuk penentuan biaya Transportasi yang digunakan berbeda, truk
simpan, data jarak untuk penentuan biaya tronton digunakan untuk mengangkut
transportasi untuk satu jenis logistik, barang dari BPBD Kota Padang menuju
penentuan biaya tetap berdasarkan posko pembantu, sedangkan truk biasa
penggunaan fasilitas yang akan digunakan (dyna) digunakan untuk mengangkut
pada posko pembantu terpilih. barang dari posko pembantu menuju
tempat evakuasi. Biaya transportasi ini
merupakan hasil perkalian antara alokasi
4.1 Pembahasan yang akan didistribusikan dengan
Model lokasi alokasi yang dikembangkan penentuan biaya transportasi per unit dari
ini dapat meminimasi total biaya yang akan masing-masing lokasi.
dikeluarkan. Penyelesaian akan dilakukan
dengan menggunakan software LINGO 8.0. 4.2 Analisis Sensitivitas
Perencanaan model ini dilakukan untuk
kasus selama 3 minggu. Hal ini disebabkan Analisis sensitivitas dilakukan dengan
karena, masjid hanya dianggap sebagai tujuan untuk melihat bagaimana pengaruh
tempat evakuasi sementara bagi para perubahan nilai parameter permintaan, dan
korban bencana pada fase Rehabilitasi. penambahan batasan pada model yang
Berikut ini adalah hasil running software dikembangkan terhadap variabel keputusan
LINGO 8.0 untuk waktu tiga minggu fase yang akan dihasilkan. Variabel keputusan
Rehabilitasi. Keluaran model menunjukkan yang dimaksud adalah variabel keputusan
bahwa lokasi terpilih adalah lokasi posko dibuka atau tidaknya suatu lokasi, dan
pembantu Cengkeh dengan biaya sebesar alokasi bantuan menuju tempat evakuasi.

238 Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol. 11 No. 2, Oktober 2012:235-242


ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

Analisis sensitivitas yang dilakukan Tabel 3. Pengurangan Permintaan


adalah :
1. Penambahan dan pengurangan
permintaan sebesar 10%
2. Penambahan batasan atau kendala
3. Pembukaan posko pembatu tiga
lokasi
Analisis sensitivitas penambahan dan
pengurangan permintaan sebesar 10%
menghasilkan keputusan pembukaan lokasi
lapangan sepak bola Cengkeh dengan biaya
Rp.31.700.000 terhadap penambahan
permintaan 10% dan biaya sebesar Rp.
27.673.470 terhadap pengurangan
permintaan 10%.
Sedangkan penurunan biaya yang
dikeluarkan ini sebanding dengan
Tabel 2. Penambahan Permintaan
permintaan yang akan dikirimkan oleh posko
pembantu. Semakin berkurang permintaan
yang akan dikirimkan, maka akan semakin
kecil pula biaya yang akan dikeluarkan. Hasi
analisis sensitivitas dengan menambahkan
batasan memberikan nilai fungsi tujuan
sebesar Rp. 28.848.670,- dengan keputusan
pembukaan lapangan sepak bola Cengkeh.
Untuk sensitivitas terhadap penambahan
batasan ini, fungsi tujuan yang dihasilkan
sama dengan model tanpa dilakukannya
sensitivitas. Walaupun adanya penambahan
batasan tidak mempengaruhi terhadap hasil
Peningkatan biaya ini berbanding lurus yang didapatkan.
dengan peningkatan permintaan. Sensitivitas penambahan batasan:
Peningkatan permintaan ini akan
menyebabkan biaya transportasi yang akan
dikeluarkan dari posko utama hingga ke
tempat evakasi meningkat, dan biaya DSilt merupakan stok yang terdapat pada
persediaan pada posko pembantu akan posko utama.
meningkat. Lapangan sepak bola Cengkeh
ini akan mendistribusikan bantuan kesemua Tabel 4. Penambahan Batasan
tempat evakuasi berdasarkan permintaan
yang akan diterimanya. Jumlah bantuan
yang akan dikirimkan oleh posko pembantu
ini sama untuk masing-masing jenis
logistik. Hal ini dikarenakan tingkat
kepentingan masing-masing logistik sama
bagi para pengungsi. Untuk mencegah
terjadinya ketidakmerataan pendistribusian
bantuan, posko pembantu ini akan memiliki
persediaan di tenda Rubbholl yang
digunakan untuk mengantisipasi permintaan
secara tiba-tiba.

Hasil sensitivitas terhadap penambahan


batasan menunjukkan bahwa lokasi yang
terpilih sebagai lokasi posko pembantu
adalah lokasi ketiga yaitu lapangan sepak
bola Cengkeh dengan biaya Rp. 28.848.670.
Terpilihnya lokasi ini sebagai lokasi posko
pembantu sangat beralasan. Hal ini dapat
dilihat dari faktor jarak tempuh yang akan
dilalui. Artinya, jarak tempuh yang akan

Model Lokasi Alokasi....(N. Ariyana) 239


ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

dilalui oleh posko pembantu terpilih akan 4.3 Analisis Kebijakan Logistik Bencana
lebih kecil karena lokasi dekat dengan pusat Di Kota Padang
bantuan. Terpilihnya lokasi lapangan sepak
bola Cengkeh, maka bantuan akan Hasil penyelesaian model didapatkan
didatangkan dari posko utama menuju posko keputusan pembukaan lokasi lapangan
pembantu berdasarkan permintaan dari sepak bola Cengkeh sebagai lokasi posko
tempat evakuasi ditambah dengan pembantu pada saat pendistribusian
persediaan yang akan distok di lokasi bangtuan bencana. Tenda yang digunakan
terpilih. untuk lokasi ini adalah tenda Rubbholl yang
dapat diperoleh dari PMI Sumatera Barat.
Tabel 5. Pembukaan Tiga Lokasi Penggunaan tenda ini dikarenakan tenda
jenis ini memiliki kapasitas yang besar
dibandingkan tenda biasanya, tenda ini
merupakan pemberian dari pihak Rusia.
Terpilihnya lokasi ini, maka pihak BPBD
harus mempersiapkan tenaga kerja,
transportasi, dan fasilitas lainnya yang
dibutuhkan pada posko pembantu ini.
Tenaga kerja ini digunakan untuk
pendistribusian bantuan di posko pembantu,
dan sopir untuk mendistribusikan bantuan
ke tempat evakuasi. Transportasi yang akan
Hasil analisis sensitivitas pada digunakan pada saat pendistribusian yaitu
pembukaan tiga posko pembantu yaitu truk dyna.
Cengkeh, PJKA, dan TVRI mengeluarkan
biaya sebesar Rp. 30.238.400.
Pengalokasian bantuan dari beberapa posko 5. KESIMPULAN DAN SARAN
pembantu ini dikarenakan adanya posko 5.1 Kesimpulan
pembantu yang tidak menerima satu jenis
logistik pada waktu t, dengan kata lain Model lokasi alokasi dikembangkan
posko pembantu ini tidak mendapatkan tiga dengan menggunakan biaya transportasi
paket logistik. Sehingga bantuan akan di dari posko utama menuju posko pembantu,
supply dari posko pembantu terpilih biaya transportasi dari posko pembantu
lainnya. Bantuan yang akan di supply ke menuju tempat evakuasi, biaya pendirian
posko pembantu TVRI sangatlah sedikit tetap lokasi, dan biaya persediaan di lokasi
dibandingkan dengan posko pembantu terpilih. Biaya yang akan dikeluarkan ini
terpilih lainnya. Hal ini dikarenakan jarak sangat berkaitan dengan permintaan dan
tempuh yang cukup jauh dari posko utama jarak tempuh yang akan dilalui kendaraan.
yang akan menyebabkan biaya transportasi Biaya akan meningkat seiring dengan
semakin meningkat. Sehingga adanya bertambahnya permintaan yang datang ke
pengalokasian yang berasal dari posko posko pembantu, karena besarnya
pembantu terpilih lainnya. Adanya permintaan akan menyebabkan biaya
pengiriman yang dilakukan ke tempat transportasi, dan biaya persediaan akan
evakuasi hanya untuk satu paket saja meningkat.
dikarenakan posko pembantu ini menerima Lokasi terpilih ini bisa juga digunakan
paket logistik dari posko utama tidak dapat untuk mendistribusikan bantuan ke tempat
untuk memenuhi kebutuhan tempat evakuasi lainnya yang tidak berbasis masjid
evakuasi. Sehingga adanya supply bantuan misalnya yaitu Sekolah. Pendistribusian ke
dari posko pembantu lainnya. Secara posko evakuasi lainnya selain masjid dapat
umum, model mengalokasikan bantuannya saja dilakukan karena adanya persediaan
lebih banyak kepada lokasi posko pembantu pada posko pembantu. Namun, jika semua
Cengkeh. Hal ini sangatlah wajar jika dilihat tempat evakuasi disupply oleh posko
dari lokasi jarak lapangan sepak bola pembantu Cengkeh, maka cara yang dapat
cengkeh yang berada dekat dengan posko dilakukan yaitu dengan menambah kapasitas
utama. Sehingga lebih optimal jika dari posko pembantu. Penambahan
pengiriman lebih banyak ke posko ini. kapasitas dapat dilakukan dengan cara
Akibatnya ada beberapa tempat evakuasi menambah tenda yang digunakan sebagai
yang akan di supply oleh dua posko tempat penyimpanan bantuan logistik
pembantu. bencana. Selain itu, dapat pula dibangun
fasilitas kesehatan di lapangan sepak bola
Cengkeh.

240 Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol. 11 No. 2, Oktober 2012:235-242


ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

5.2 Saran [6] BNPB. (2008). Peraturan Kepala Badan


Nasional Penanggulangan Bencana
Penelitian ini hanya dikhususkan untuk
Nomor 7 Tahun 2008 tentang
penentuan lokasi dan alokasi yang akan
Pedoman Tata Cara Pemberian
didistribusikan menuju tempat evakuasi.
Bantuan Pemenuhan Kebutuhan
Untuk penerapan model yang lebih baik lagi,
Dasar. Indonesia.
disarankan adanya penelitian yang
[7] Chopra, S. dan Meindl, P. (2007).
menggunakan model yang menggunakan
Supply Chain Management : Strategy,
permintaan berdasarkan jumlah penduduk
Planning, and Operations 3th Edition.
kota Padang dan adanya model yang akan
New Jersey : Prentice Hall.
mempertimbangkan rute kendaraan, dan
[8] Dwitasari, R. (2010). Penelitian Biaya
unit kendaraan dalam pendistribusian
Logistik Peti Kemas Dari Kawasan
bantuan menuju tempat evakuasi yang
Industri Ke Singapura Melalui
berbasis fasilitas umum lainnya. Faktor ini
Pelabuhan Strategis. Jakarta.
belum dapat diterapkan pada tugas akhir
[9] Ermas, T. (2011). Pendistribusian
dikarenakan cakupan yang terlalu luas untuk
Bantuan Logistik Bencana Gempa
dijadikan Tugas Akhir. Oleh sebab itu,
Berpotensi Tsunami Di Kota Padang
penulis menyarankan adanya penelitian
Menggunakan Capacitated Vehicle
lanjutan mengenai rute kendaraan
Routing Problem (CVRP). Universitas
pendistribusian bantuan yang akan dilalui
Andalas. Indonesia.
dan perhitungan jumlah unit kendaraan yang
[10] Lieberman, G. J. dan Hillier, F. S.
akan digunakan. Sehingga penerapan model
(1990). Introduction to Operational
ini akan lebih baik lagi diterapkan oleh BPBD
Research 5th Edition. New York:
Kota Padang.
McGraw Hill International Editions.
[11] Santoso, A., Bahagia, S. N.,
Suprayogi., dan Sasongko, D.
UCAPAN TERIMA KASIH
(2009). Integrasi Kebijakan
Terima kasih kepada para reviewer yang Persediaan-Transportasi (Pengiriman
telah memberikan saran dan masukan Langsung dan Berbagi di Sistem
terhadap Tugas Akhir ini. Terima kasih Rantai Pasok 4 Eselon). Jurnal
diucapkan kepada Dr. Rika Ampuh Hadiguna Teknik Industri. Vol.11, No.1, p.15-
selaku dosen pembimbing Tugas Akhir yang 32.
telah memberikan arahan dan bimbingannya [12] Smith, B. S. (1989). Computer-Based
selama proses pembuatan Tugas Akhir ini. Production and Inventory Control.
New Jersey : Prentice-Hall
International
DAFTAR PUSTAKA [13] Sule, dan Dileep R. (2001). Logistics
of Facility Location and Allocation.
[1] Amin, S. (2011). Masjid Berperan New York: Dekker.
Penting Tanggulangi Bencana. Diakses [14] Tjuju, T. D., dan Ahmad, D. (1994).
pada 25 Februari 2012 dari Operation Research Model-Model
http://www.nu.or.id/page/id/dinamic_ Pengambilan Keputusan. Bandung :
detil/1/33174/Warta/Masjid_Berperan Sinar Baru Algesindo.
_Penting_Tanggulangi_Bencana.html. [15] Zulhendri. (2011). Pelatihan Dasar
[2] Ballou, H. R. (1998). Business Logistic Korps Sukarela. Tulisan yang tidak
Management. New Jersey : Prentice dipublikasikan, Markas PMI Provinsi
Hall. Sumbar. Engle
[3] Bowersox, J. D. (2002). Manajemen
Logistik. Jakarta : Bumi Aksara.
[4] BPK-RI. (2009). Laporan Hasil
Pemeriksaan Atas Kegiatan
Penanganan Bencana Gempa Bumi
untuk Masa Tanggap Darurat Pada
Pemerintah Kota Padang Tahun
Anggaran 2009. Indonesia.
[5] BNPB. (2008). Peraturan Kepala Badan
Nasional Penanggulangan Bencana
Nomor 13 Tahun 2008 tentang
Pedoman Manajemen Logistik dan
Peralatan Penanggulangan Bencana.
Indonesia.

Model Lokasi Alokasi....(N. Ariyana) 241


ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

242 Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol. 11 No. 2, Oktober 2012:235-242

Anda mungkin juga menyukai