PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Proteksi transmisi tenaga listrik sangat penting dalam proses penyaluran daya dari
satu tempat ke tempat yang lain. Ini dikarenakan prinsip dalam transmisi tenaga
listrik yang baik salah satunya adalah aman selain andal dan ekonomis. Proteksi
tenaga listrik merupakan bagian yang menjamin bahwa dalam transmisi tenaga
lisrik dapat dikatakan aman. Dapat dikatakan aman karena dalam transmisi tenaga
listrik akan diberikan suatu alat yang berfungsi untuk mengamankan transmisi dari
gangguan bahkan mengamankan manusia dari bahaya yang ditimbulkan oleh
pemindahan daya listrik dari suatu tempat ke tempat yang lain.
Proteksi transmisi tenaga listrik sangat diperlukan dalam transmisi tenaga listrik.
Dengan proteksi yang bagus, maka transmisi tidak akan rusak ketika ada sebuah
gangguan yang bersifat sementara. Jika proteksi transmisi tenaga listrik baik, maka
nilai ekonomis dapat diperoleh karena jika dalam suatu transmisi terjadi gangguan,
maka kerusakan peralatan tidak dapat menyebar keperalatan yang lain dikarenakan
ada sebuah proteksi transmisi. Nilai ekonomis dan aman dapat dipadukan menjadi
nilai andal. Andal yang dimaksud disini adalah tidak membahayakan manusia yang
berada disekitar transmisi tenaga listrik sehingga manusia yang berada disekitar
transmisi ini tidak mengalami gangguan kesehatan maupun gangguan material.
Pembuatan makalah ini berdasarkan tugas mata kuliah konsentrasi yaitu sistem
proteksi. Selain untuk memenuhi tugas mata kuliah tersebut, para penyusun juga
berharap mendapatkan ilmu yang lebih berdasarkan topic yang diusung oleh
penyusun. Dengan demikian, penyusun tidak hanya memiliki nilai sebagai buah
hasil pembuatan makalah ini tetai juga mendapatkan kompetensi yang lebih.
1.2. Rumusan masalah
Dalam makalah ini kami akan membahas beberapa permasalasahan. Diantaranya
adalah :
1.2.1. Apakah Pengertian Proteksi Transmisi Tenaga Listrik?
1.2.2. Apa saja yang termasuk dalam alat proteksi tenaga listrik?
1.2.3. Bagaimana proteksi transmisi tenaga listrik itu bekerja?
1.2.4. Dimanakah proteksi transmisi tenaga listrik diterapkan?
1.3. Batasan Masalah
Mengingat permasalahan dalam gangguan pada sistem tenaga listrik sangat luas
maka penulisan makalah ini akan dibatasi pada pengertian proteksi transmisi
tenaga listrik, bagaimana proteksi tersebut bekerja, dimana letak porteksi tersebut,
dan apa saja alatnya.
1.4. Tujuan
Tujuan penyusun membuat makalah ini yang pertama adalah untuk memenuhi
tungas mata kuliah sistem proteksi sistem tenaga listrik. Yang kedua adalah agar
para penyusun mendapatkan ilmu dan kompetensi yang lebih dalam hal proteksi,
terutama proteksi transmisi tenaga listrik. Yang ketiga adalah agar makah ini dapat
dijadikan sumber referensi oleh para pembaca sebagai dasar pemikiran untuk
dikembangkan atau untuk dilengkapi.
1.5. Manfaat
Manfaat yang diperoleh setelah membaca makalah ini adalah pembaca mengetauhi
proteksi transmis tenaga listrik yang digunakan pada umumnya, bagaimana
proteksi tersebut bisa bekerja, penerapannya dibagian sebelah mana, dan macam
alat pengaman transmisi tenaga listrik.
1.6. Sistematika penulisan
Adapun dalam sistematika penulisan ini dibuat dalam beberapa bab yaitu:
BAB I PENDAHULUAN
Dalam pendahuluan berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan
masalah, tujuan penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II PEMBAHASASAN
Dalam pembahasan berisi tentang sistem tenaga listrik, sistem proteksi, gangguan
pada sistem tenaga listrik, dan pencegahan gangguan pada sistem tenaga listrik.
BAB III PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan dan saran
BAB II
PEMBAHASAN
Jika dalam transmisi tenaga listrik terjadi hubung singkat antara kabel fasa
dengan tanah, maka rele hubung tanah akan langsung bekerja dalam waktu yang
sangat singkat, sehingga sistem menjadi aman karena tidak terjadi kerusakan yang
sangat banyak.
c. Rele Diferensial
Relay differensial adalah suatu alat proteksi yang sangat cepat bekerjanya dan
sangat selektif berdasarkan keseimbangan (balance) yaitu perbandingan arus yang
mengalir pada kedua sisi trafo daya melalui suatu perantara yaitu trafo arus (CT).
Dalam kondisi normal, arus mengalir melalui peralatan listrik yang diamankan
(generator, transformator dan lain-lainnya). Arus-arus sekunder transformator arus,
yaitu I1 dan I2 bersikulasi melalui jalur IA. Jika relay pengaman dipasang antara
terminal 1 dan 2, maka dalam kondisi normal tidak akan ada arus yang mengalir
melaluinya.
Jika terjadi gangguan diluar peralatan listrik peralatan listrik yang
diamankan (external fault), maka arus yang mengalir akan bertambah besar, akan
tetapi sirkulasinya akan tetap sama dengan pada kondisi normal, sehingga relay
pengaman tidak akan bekerja untuk gangguan luar tersebut. Jika gangguan terjadi
didalam (internal fault), maka arah sirkulasi arus disalah satu sisi akan terbalik,
menyebabkan keseimbangan pada kondisi normal terganggu, akibatnya arus ID
akan mengalir melalui relay pengaman dari terminal 1 menuju ke terminal 2.
Selama arus-arus sekunder transformator arus sama besar, maka tidak akan ada
arus yang mengalir melalui kumparan kerja (operating coil) relay pengaman, tetapi
setiap gangguan (antar fasa atau ke tanah) yang mengakibatkan sistem
keseimbangan terganggu, akan menyebabkan arus mengalir melalui Operating Coil
relay pengaman, maka relai pengaman akan bekerja dan memberikan perintah
putus (tripping) kepada circuit breaker (CB) sehingga peralatan atau instalasi listrik
yang terganggu dapat diisolir dari sistem tenaga listrik.
d. Rele jarak
Rele jarak merupakan proteksi yang paling utama pada saluran transmisi. Rele
jarak menggunakan pengukuran teganan dan arus untuk mendapatkan impedansi
saluran yang harus diamankan. Jika impdansi yang terukur didalam batas
settingnya, maka rele akan bekerja. Di sebut rele karena jarak, karena impedansi
pada saluran bersarnya akan sebanding dengan panjang saluran. Oleh karena itu,
rele jarak tidak tergantung oleh besarnya arus gangguan yang terjadi, tetapi
tergangung pada jarak gangguan yang terjadi terhadap rele proteksi. Impedansi
yang diukur dapat berupa Z, R saja ataupun X saja. Tergantung rele yang dipakai.
e. Kawat Tanah
Kawat tanah atau overhead grounding adalah media pelindung kawat fasa dari
sambaran petir. Kawat ini dipasang diatas kawat fasa dengan sudut perlindungan
sekecil mungkin karena dianggap petir menyambar diatas kawat. Kawat ini
merupakan proteksi transmisi tenaga listrik yang bersifat pasif. Jika terjadi
sambaran petir, maka kawan ini akan mebyalurkan arus petir langsung ketanah.
Sehingga sistem transmisi aman dari gangguan. Kawat yang bagus adalah yang
memiliki tahanan kurang dari 4 ohm. Jika lebih dari 4 ohm, maka arus yang
mengalir tidak bisa cepat, dapat menyebabkan putusnya kawat atau terjadinya
flashover antara kawat dasa dengan kawat tanah.
f. Pemutus Tenaga ( PMT )
PMT termasuk proteksi terhadap transmisi tenaga listrik. PMT dapat membuka dan
menutup baik secara otomatis maupun secara manual. Sehingga, jika transmisi
sedang dalam pemeliharaan, maka jaringan transmisi dapat diputus sementara.
2.4. Penerapan Proteksi Transmisi Tenaga Listrik
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Keandalan dan kemampuan suatu sistem tenaga listrik dalam transmisi sangat
tergantung sekali dengan proteksi transmisi tenaga listrik. Oleh sebab itu dalam
perencangan jalur transmisi tenaga listrik, perlu dipertimbangkan kondisi-kondisi
gangguan yang mungkin terjadi pada sistem melalui analisa gangguan seperti
gangguan petir, gangguan hubung singkat akibat alam, dan termasuk gangguan
hilangnya kawat transmisi dikarenakan dicuri oleh manusia.
Pada dasarnya gangguan dapat terjadi karena kegagalan operasi peralatan dalam
sistem, kesalahan manusia dan karena alam. Gangguan yang disebabkan oleh alam,
manusia tidak bias mengelak lagi. Tetapi manusia bisa memperkecil kerusakan
transmisis yang diesbabkan oleh gangguan alam yakni dengan memasang kawat
tanah.
3.2. Saran
Bagi para pembaca, silahkan untuk melengkapi materi yang berada didalam
makalah ini. Karena materi yang berada didalam makalah ini sangatlah sedikit.
Dikarenakan waktu yang digunakan untuk membuat makalah ini sangat terbatas.
DAFTAR PUSTAKA
Wahyudi, Fauzi Aditya,dkk.2010.Pengaman Surja Kawat Tanah. BALI :
Universitas Udayana
Tobing, Cristof. 2008. Rele Jarak Sebagai Proteksi Saluran Transmisi. DEPOK :
Universitas Indonesia
http://www.plnkalselteng.co.id/webpln/book/Buku%20Kelistrikan/OPERASI%20
&%20PEMELIHARAAN%20SISTEM%20PROTEKSI%20PENYALURAN.pdf
http://arnoy24.wordpress.com/
http://dunia-listrik.blogspot.com/2008/11/dasar-dasar-sistem-proteksi.html
Share this: