Anda di halaman 1dari 48

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan mempunyai peranan penting dalam mewujudkan cita-cita Negara

Indonesia. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 pendidikan adalah usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengandalian dirinya, masyakarak, bangsa dan

Negara.

Undang-Undang tentang sistem Pendidikan Nasional, Pasal 39 ayat 2, yaitu

perilaku yang memancarkan iman dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa

dalam masyarakat yang terdiri dari berbagai golongan agama, perilaku yang

bersifat kemanusiaan yang adil dan beradab, perilaku yang bersifat persatuan

bangsa dalam masyarakat yang beraneka ragam kebudayaan dan beraneka

ragam kepentingan. Di samping itu manusia wajib untuk memiliki harga diri

untuk melindungi dan menghargai dirinya sendiri. Dengan memiliki harga diri

seseorang bisa memiliki rasa percaya diri untuk berinteraksi di lingkungan

masyarak, dilingkungan sekolah, maupun di lingkungan keluarga. Dengan ini

guru harus memberikan materi harga diri agar siswa dapat mengerti dan

1
2

memahami terlebih dahulu pentingnya harga diri sendiri, maupun diri

seseorang.

Pembelajaran adalah segala upaya yang dilakukan oleh guru (pendidik)

agar terjadi proses belajar pada diri siswa. Secara implisit di dalam

pembelajaran, ada kegiatan memilih, menetapkan dan mengembangkan metode

untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Pembelajaran lebih

menekankan pada cara-cara untuk mencapai tujuan dan berkaitan dengan

bagaimana cara mengorganisasikan materi pelajaran, menyampaikan materi

pelajaran, dan mengelola pembelajaran.

Rahayu (2013: 3) menyatakan bahwa Pendidikan kewarganegaraan (PKn)

adalah mata pelajaran yang menfokuskan pada pembentukan diri yang beragam

dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia, suku bangsa untuk menjadi

warga negara yang cerdas, terampil dan berkarakter yang dilandasi oleh

Pancasila dan UUD 1945.

Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa pembelajaran PKn yang

dilakukan saat ini dinilai masih belum optimal karena pembelajaran PKn yang

dilakukan guru masih sebatas ceramah dan proses pembelajaran saat ini masih

berpusat pada guru, hal tersebut mengakibatkan siswa kurang antusias dalam

mengikuti kegiatan belajar dan cenderung kurang memperhatikan saat pelajaran

berlangsung. Sehingga siswa kesulitan dalam memahami materi pelajaran.


3

Berdasarkan observasi nilai siswa yang didapatkan langsung dari guru wali

kelas menunjukkan rendahnya hasil belajar PKn di kelas III SDN 005

Samarinda Kota. Terlihat dari pencapaian hasil ulang tengah semester PKn

sebagian besar siswa tidak memenuhi nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

di SDN 005 Samarinda Kota yaitu 70. Dengan jumlah siswa kelas III SDN

005 Samarinda Kota Berjumlah 28 siswa, terdapat 15 siswa mendapatkan nilai

dibawah KKM dan 13 siswa yang mencapai nilai KKM.

Untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran

pendidikan kewarganegaraan (PKn) materi harga diri, peneliti menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe Number Heads Together. (NHT).

Fathurrohman (2015: 82) menyatakan bahwa model pembelajaran Number

Heads Together (NHT) memberikan kesempatan pada siswa untuk saling

membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti

penelitian tindakan kelas dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar PKn Harga

Diri melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tife Number Heads Together pada

siswa kelas III SDN 005 Samarinda Kota Tahun Pembelajaran 2017/2018”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang ada di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah; Bagaimana peningkatan hasil belajar PKn harga diri
4

melalui Model Pembelajaran kooperatif Tife Number Heads Together (NHT)

pada siswa kelas III di SDN 005 Samarinda Kota tahun pembelajaran

2017/2018?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan meningkatkan hasil belajar PKn

harga diri melalui model pembelajaran kooperatif Tife Number Heads Together

(NHT) pada kelas III di SDN 005 Samarinda Kota tahun pembelajaran

2017/2018.

D. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan


manfaaat sebagai berikut:

1. Bagi Sekolah

Sebagai informasi bagi sekolah dalam memajukan kemampuan guru dalam

melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

2. Bagi Guru

Dapat Mengembangkan model kooperatif Tife Number Heads Together

(NHT) dalam pembelajaran PKn agar lebih bervariasi dan meningkatkan

kemampuan guru dalam menciptakan suasana kelas yang menyenangkan serta

menarik perhatian siswa.


5

3. Bagi Siswa

Manfaat bagi siswa adalah dapat dijadikan bahan pembelajaran untuk

meningkatkan pengetahuan dan pemahaman terhadap mata pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan.

4. Bagi Peneliti Lain

Memberi masukan bagi calon guru dalam memilih model kooperatif Tife

Number Heads Together (NHT) sebagai model yang tepat untuk meningkatkan

hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn materi harga diri dan untuk

mengetahui keberhasilan dalam mengajar sebagai guru.


6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Hakikat Belajar

1. Pengertian Belajar

Nana Sudjana (dalam Hamiyah, 2014: 2) menyatan bahwa belajar adalah

suatu prose yang ditandai dengan perubahan pada diri seseorang. Perubahan

sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukan dalam berbagai bentuk seperti

perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap, tingkah laku, keterampilan,

kecakapan, kebiasaan serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu

yang belajar.

Aunurahman (2013: 35) menyatakan bahwa belajar sebagai perubahan

tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan

individu dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka mampu

berinteraksi dengan lingkungan.

Thursan Hakim dalam bukunya Belajar Secara Efektif (2002), mengartikan

belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan

perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas

tingka laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan,

pemahaman, keterampilan, daya fikir, dan lain-lain kemampuannya.


7

Berdasarkan pengertian dan pendapat para ahli di atas, dapat dipahami

bahwa belajar adalah merupakan suatu proses perubahan perilaku / pribadi

seseorang berdasarkan pengalamannya berinteraksi dengan lingkungan yang

ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman,

sikap, tingka laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, serta perubahan yang

ada pada individu yang belajar.

2. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah yaitu interaksi siswa dengan lingkungan yang sengaja

direncanakan guru dalam pembuatan mengajarnya. Mengajar tidak hanya

sekedar menyampaikan materi pelajaran dari guru kepada siswa. Mengajar

merupakan seluruh kegiatan dan tindakan yang diupayakan oleh guru untuk

terjadinya proses belajar sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan. Dalam

hal ini sasaran akhirnya adalah siswa belajar. Untuk itu guru dapat

memfasilitasi terjadinya proses belajar, melakukan kegiatan di dalam dan di

luar kelas. Oleh karena itu interaksi yang terjadi dalam kegiatan belajar

mengajar bervariasi.

Aunurahman (2013:37) menyatakan bahwa perubahan tingkah laku sebagai

hasil belajar juga dapat menyentuh perubahan pada aspek afektif, termasuk

perubahan aspek emosional. Perubahan-perubahan pada aspek ini umumnya

tidak mudah dilihat dalam waktu yang singkat, akan tetapi seringkali dalam

rentang waktu yang relatif lama.


8

Gagne (dalam Subur, 2015: 11-12) menegaskan lima kemampuan manusia

yang merupakan hasil belajar, yaitu:

a. Informasi Verbal, yaitu hasil belajar yang berupa kemampuan untuk

menyediakan respon yang bersifat spesifik terhadap stimulus yang spesifik

pula. Atau kemampuan mengingat atau menghafal informasi. Contoh;

kemampuan menyebutkan, mengidentifikasi dan menjelaskan.

b. Keterampilan motorik, yaitu kemampuan yang berupa tindakan bersifat fisik

dan penggunaan otot untuk melakukan sesuatu tindakan, kemampuan

eksekusi atau pelaksanaan suatu tindakan untuk mencapai hasil tertentu.

c. Sikap atau attitude, yaitu kondisi internal yang dapat mempengaruhi pilihan

individu dalam melakukan suatu tindakan. Sikap menunjukkan adanya suatu

kecenderungan yang dimiliki oleh seseorang dalam berperilaku. Sikap bisa

berupa keyakinan dan pilihan seseorang yang mempengaruhi cara seseorang

bertindak dalam menghadapi suatu situasi atau kondisi. Karakteristik

penting dari pembelajaran pada rana sikap adalah kemungkinan untuk tidak

dapat dicapai dalam waktu pendek, untuk menanamkan sikap dalam diri

siswa diperlukan waktu yang relatif cukup lama. Karena itu domain sikap

ini tidak dapat dicapai segera setelah siswa selesai mengikuti aktivitas

pembelajaran.

d. Keterampilan intelektual, yaitu kemampuan dalam melakukan analisis dan

modifikasi simbol-simnol kognitif atau informasi. Keterampilan intektual


9

dilakukan dengan cara mempelajari dan menggunakan konsep dan aturan

untuk mengatasi permasalahan.

e. Strategi kognitif, yaitu kemampuan metakognitif yang diperlihatkan dalam

bentuk kemampuan berfikir tentang proses berfikir (think how to think) dan

belajar bagaimana belajar (learn how to learn).

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar penting

sekali artinya dalam rangka membantu siswa dalam mencapai hasil belajar

dengan sebaik-baiknya. Abu Ahmad (dalam Paizaluddin, 2014: 212)

menjelaskan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar meliputi

faktor Internal dan faktor eksternal.

a. Faktor Internal

1) Faktor jasmaniah (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun yang

diperoleh, yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran,

struktur tubuh dan sebagainya.

2) Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh,

yaitu terdiri atas:

a) Faktor intelektif yang meliputi:

(1) Faktor potensial yaitu kecepatan dan bakat

(2) Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki.


10

3) Faktor kematangan fisik maupun psikis.

b. Faktor Eksternal

1) Faktor lingkungan sosial, yang terdiri dari lingkungan keluarga,

lingkungan sosial, lingkungan masyarakat, dan lingkungan kelompok.

2) Faktor budaya seperti ada istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, dan

kesenian.

3) Faktor lingkungan fisik, diantaranya fasilitas rumah, fasilitas belajar di

sekolah dan di lingkungan masyarakat.

Dari penjelasan diatas dapat dimaparkan bahwa keberhasilan siswa dalam

belajar disamping dipengaruhi oleh dirinya sendiri (internal) maupun dari luar

(eksternal) individu.

4. Tujuan belajar

Belajar merupakan kegiatan pokok dalam pendidikan berbagai upaya yang

dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran, intinya adalah upaya untuk

membuat siswa belajar. Alangkah sia-sia upaya yang dilakukan oleh guru jika

dengannya siswa tidak mau belajar.

Gagne (1985: 6) menyebutkan ada lima macam tujuan belajar, berikut ini:

a. Keterampilan intelektual atau keterampilan prosedural yang mencakup

belajar konsep, prinsip, dan pemecahan masalah yang kesemuanya

diperoleh melalui materi yang disajikan oleh guru di sekolah;


11

b. Strategi kognitif, yaitu kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah baru

dengan jalan mengatur proses internal masing-masing individu dalam

memperhatikan, mengingat, dan berpikir;

c. Informasi verbal, yaitu kemampuan untuk mendeskripsikan sesuatu dengan

kata-kata dengan jalan mengatur informasi-informasi yang relevan;

d. Keterampilan motorik, yaitu kemampuan untuk melaksanakan dan

mengkoordinasikan gerakan-gerakan yang berhubungan dengan otot;

e. Sikap, yaitu suatu kemampuan internal yang mempengaruhi tingkah laku

seseorang didasari oleh emosi, kepercayaan-kepercayaan serta faktor

intelektual.

B. Model Pembelajaran Kooperatif Tife Numbered-Heads Together (NHT)

1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran Kooperatif adalah belajar kelompok. Kelompok disini

merupakan rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh peserta didik dalam

kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah

dirumuskan. Ada empat unsur penting dalam Strategi Pembelajaran Kooperatif

(SPK) Atau cooperative learning, yaitu adanya peserta didik dalam kelompok,

aturan kelompok, upaya belajar setiap anggota kelompok, dan tujuan yang harus

dicapai.

Fathurrohman (2015: 45) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah

bentuk pembelajaran yang menggunakan pendekatan melalui kelompok kecil


12

siswa untuk bekerja sama dan memaksimalkan kondisi belajar dalam mencapai

tujuan belajar

Johnson (2013: 31) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif berarti

bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, dalam suasana kooperatif, setiap

anggota sama-sama berusaha mencapai hasil yang nantinya bisa dirasakan oleh

semua anggota kelompok

2. Pengertian Model Pembelajaran Numbered-Heads Together (NHT)

Kurniasih (2015: 29) menyatakan bahwa salah satu model pembelajaran

kooperatif yaitu tife Number Heads Together atau Kepala Bernomor Struktur.

Model ini dapat dijadikan alternatife variasi model pembelajaran dengan

membentuk kelompok heterogen, setiap kelompok beranggotakan 3-5 siswa,

setiap angota memiliki satu nomor. Kemudian guru mengajukan pertanyaan

untuk didiskusikan bersama dalam kelompok dengan menunjukan salah satu

nomor untuk mewakili kelompok.

Model pembelajaran ini memiliki ciri khas dimana guru hanya menunjuk

seorang siswa untuk mewakili kelompoknya tanpa memberitahu terlebih dahulu

siapa yang akan mewakili kelompoknya tersebut. Sehingga cara ini menjamin

keterlibatan total semua siswa. Cara ini upaya yang sangat baik untuk

meningkatkan tanggung jawab individual dalam diskusi kelompok

Model pembelajaran ini harus dilaksanakan dengan memberikan penomoran

sehingga setiap siswa dalam tim mempunyai nomor berbeda-beda, sesuai

dengan jumlah siswa di dalam kelompok. Dengan pemberian nomor tersebut,


13

guru dapat mengajukan pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan yang diberikan

dapat diambil dari materi pelajaran tertentu yang memang sudah dipelajari.

3. Langkah-langkah Model Numbered-Heads Together (NHT)

Aqid (2014: 18) menyatakan bahwa model Numbered-Heads Together

(NHT) memiliki langkah-langkah sebagai berikut:

a. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam kelompok mendapat

nomor.

b. Guru memberikan dan masing-masing kelompok mengerjakannya.

c. Kelompok mediskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota

kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya.

d. Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil

melaporkan hasil kerja sama mereka.

e. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang

lain.

f. Kesimpulan.

4. Kelebihan dan Kekurangan Model Numbered-Heads Together (NHT)

Kurniasih (2015: 30) mengungkapkan kelebihan dan kekurangan pada

model Numbered-Heads Together (NHT), yakni sebagi berikut:

a. Kelebihan Model Numbered-Heads Together (NHT)

1) Dapat Meningkatkan prestasi belajar siswa.

2) Mampu memperdalam pemahaman siswa.

3) Menyenangkan siswa dalam belajar.


14

4) Mengembangkan rasa ingin tahu siswa.

5) Meningkatkan rasa percaya diri siswa.

6) Mengembangkan rasa saling memiliki dan kerja sama.

7) Setiap siswa termotivasi untuk menguasai materi.

8) Menghilangkan kesenjangan yang pintar dan tidak pintar.

9) Tercipta suasana gembira dalam belajar.

b. Kekurangan Model Number-Heads Together (NHT)

1) Ada siswa yang mengambil jalan pintas dengan meminta tolong pada

temannya untunk mencarikan jawabannya. Solusinya mengurangi poin

pada siswa yang membantu dan dibantu

2) Apabilah pada satu nomer kurang maksimal mengerjakan tugasnya, tentu

saja mempengaruhi pekerjaan pemilik tugas lain pada nomer selanjutnya.

C. Pengertian Kewarganegaraan

Pendidikan kewarganegaraan adalah pendidikan yang mengingatkan kita

akan pentingnya nilai-nilai hak dan kewajinan suatu warga negara agar setiap

hal yang di kerjakan sesuai dengan tujuan dan cita-cita bangsa dan tidak

melenceng dari apa yang di harapkan. Karena di nilai penting, pendidikan ini

sudah di terapkan sejak usia dini di setiap jejang pendidikan mulai dari yang

paling dini hingga pada perguruan tinggi agar menghasilkan penerus–penerus

bangsa yang berkompeten dan siap menjalankan hidup berbangsa dan

bernegara.
15

D. Materi Pembelajaran PKn di SD

1. Pengertian Harga Diri

Harga diri adalah kesadaran akan berapa besar nilai yang diberikan kepada

diri sendiri. Gambaran harga diri seseorang dapat dilihat pada ucapan, perilaku,

dan penampilan fisiknya. Anak yang baik tingkah lakunya, rapi penampilannya,

dan halus tutur katanya akan dihargai orang lain.

2. Pentingnya Harga Diri

Harga diri juga berarti kehormatan diri, harkat atau martabat seseorang.

Pada dasarnya setiap orang itu pasti memiliki harga diri, karena semua

manusia sama dan sederajat. Namun, harga diri setiap orang tidaklah sama. Ada

yang memiliki harga diri tinggi dan ada pula yang rendah. Hal itu disebabkan

adanya perbedaan ucapan, perilaku, dan penampilan fisiknya.

Pada dasarnya, setiap orang memiliki perasaan ingin dihormati oleh yang

lain. Hal inilah yang menyebabkan harga diri itu penting. Setiap orang tidak

suka harga dirinya direndahkan. Misalnya, meskipun miskin, mereka tidak mau

diremehkan oleh orang lain.

Harga diri harus dipupuk dan dipelihara. Untuk mengukur harga diri, bisa

dilihat dari tanggapan dan perlakuan orang lain. Jika tanggapan dan perlakuan

dari orang lain bagus, maka harga diri orang tersebut bagus. Jika tanggapan

dan perlakuan dari orang lain tidak bagus, maka harga diri orang tersebut

dianggap rendah.
16

Oleh karena itu, dalam pergaulan dengan sesama warga, kamu harus

pandai membawa diri. Jangan sampai ucapan, perilaku, dan penampilan kita

membuat harga diri kita dianggap rendah oleh orang lain. Hal tersebut akan

merugikan kita sendiri.

Seseorang dihargai orang lain bukan hanya karena kepandaiannya atau

kekayaannya. Orang akan dihormati oleh orang lain karena sikap dan tingkah

lakunya sendiri. Jika memiliki pribadi yang baik, akan dihormati orang lain.

Begitu pula sebaliknya. Seseorang akan dihargai apabila ia menghormati orang

lain. Hal itu menunjukkan kepribadian yang baik. Ciri-ciri berkepribadian yang

baik, antara lain sebagai berikut.

a. Jujur dalam setiap ucapan dan perbuatan.

b. Tidak sombong.

c. Tidak suka menyakiti teman.

d. Tidak suka menghina orang.

e. Suka Menolong orang lain.

f. Hormat kepada orang yang lebih tua.

g. Sayang kepada yang lebih mudah.

h. Taat menjalankan perintah agama.

i. Berbicara dengan sopan.

j. Memakai busana yang sopan.

k. Mengisi waktu dengan kegiatan yang bermanfaat.

l. Tidak boros
17

Seseorang yang memiliki harga diri akan mudah dipercaya orang lain.

Orang yang mempunyai harga diri selalu berbuat jujur. Dia akan berbuat yang

terbaik untuk orang lain. Harga diri dimiliki karena kejujurannya. Wibawa

seseorang muncul seiring dengan watak dan perilaku orang tersebut. Jika

memiliki kepribadian yang baik, maka seseorang menjadi orang yang

berwibawa dan disegani orang lain.

Sebaliknya, harga diri kita akan jatuh jika kita melakukan perbuatan

tercela, antara lain sebagia berukut.

a. Suka berbohong.

b. Sombong dan suka pamer kekayaan.

c. Suka menyakiti teman.

d. Suka menghina orang lain.

e. Mengisi waktu dengan kegiatan waktu tidak bermanfaat.

f. Tidak suka menolong orang lain.

g. Tidak hormat kepada orang yang lebih tua.

h. Tidak sayang kepada yang lebih muda.

i. Sering melalaikan perintah agama.

j. Bersikap tidak sopan terhadaap orang lain.

k. Memakai busana yang tidak sopan.

l. Membelanjakan uang denga boros.


18

3. Unsur-unsur Harga Diri

Harga diri harus dijaga oleh semua orang di mana pun. Agar harga diri

dapat terjaga, kita harus bersikap dan berperilaku yang baik. Berikut adalah

unsur-unsur harga diri yang baik.

1) Berbicara dengan Ramah dan Sopan

Cara berbicara seseorang juga sangat menentukan tingkat harga dirinya.

Seseorang yang berbicara ramah dan sopan akan lebih disenangi.

Sebaliknya, orang yang berbicara kasar tidak akan disukai orang lain.

2) Berpakaian dengan Rapi

Cara berpakaian seseorang juga sangat menentukan tingkat harga dirinya.

Cara berpakaian seseorang pun dapat meningkatkan atau mengurangi

harga dirinya. Seseorang yang berpakaian rapi, bersih, dan sopan lebih

dihormati daripada orang yang berpakaian kotor dan kumal.

3) Berperilaku yang Baik

Cara berperilaku seseorang juga sangat menentukan tingkat harga dirinya.

Orang yang berperilaku baik, akan dihormatti dan disegani. Orang yang

berperilaku buruk, akan dibenci orang [meskipun orang itu kaya raya dan

berpendidikan.
19

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan peneltian tindakan kelas (action Research), karena

penelitian dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa serta untuk

memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Paizaluddin (2012: 7) menyatakan

bahwa penelitian tindakan kelas adalah suatu kegiatan penelitian dengan

mencermati sebuah kegiatan belajar yang diberikan tindakan, yang secara

sengaja dimunculkan dalam sebuah kelas, yang bertujuan memecahkan masalah

atau meningkatkan mutu pembelajar di kelas tersebut.

Paizaluddin (2012: 7) berpendapat bahwa penelitian tindakan kelas adalah

suatu bentuk penelitian yang dilakukan oleh guru dalam melaksanakan tugas

pokoknya, yaitu mengelola pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dalam arti

luas.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester Genap bulan April Sampai

bulan Mei tahun pembelajaran 2017/2018 sedangkan tempat penelitian

dilakukan di kelas III SDN 005 Samarinda Kota, yang terletak di Jalan.

Aminah Syukur, Kel. Karang Mumus, Kec. Samarinda Kota.


20

C. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas III SDN 005 Samarinda Kota

semester II tahun pembelajaran 2017/2018 yang jumlah siswa kelas III

sebanyak 28 siswa, dengan 14 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan.

Sedangkan objek dari penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe

Number Heads Together (NHT).

D. Prosedur dan Rancangan Penelitian

1. Rencana Penelitian

Secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui yaitu:

Tahap 1 : Menyusun rancangan tindakan (Planning)

Tahap penyusunan rancangan ini peneliti menenttukan titik atau fokus

peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati kemudian

menyusun sebuah instrumen pengamatan untuk membantu peneliti merekam

fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung.

Tahap 2 : Pelaksanaan tindakan (acting)

Tahap ke-2 dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakaan

implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu melaksanakan tindakan di

kelas. Tahap ini pelaksana guru harus ingat dan berusaha mentaati apa yang

sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar dan tidak

dibuat-buat.
21

Tahap 3 : Pengamatan (observing)

Tahap pengamatan yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh

pengamat. Hasil dari penggumpulan informasi dapat dijadikan masukan ketika

guru melakukan refleksi untuk penyusunan rencana ulang memasuki putaran

atau siklus berukutnya.

Tahap 4 : Refleksi (reflecting)

Tahap ini merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang

sudah dilakukan. Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan ketika guru

pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan

peneliti untuk mendiskusikan implementasi rancangan tindakan.

Alur dalam Penelitian Tindakan kelas dapat digambarkan sebagai berikut:

Perencanaan

Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan

Pengamatan

?
22

Gambar I : Siklus PTK Model Kemmis dan Mc Taggart (Suharsimi

Arikanto 2014;16)

Penelitian ini terdiri dari dua siklus, tiap siklus dilaksanakan dua kali

pertemuan. Secara rinci prosedur penelitian setiap siklus diuraikan sebagai

berikut:

a. Siklus 1

1) Perencanaan

a) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran PKn

kelas III Materi harga diri sebanyak dua kali pertemuan. RPP

sesuai dengan Kompetensi dasar 3.1 mengenal pentingnya memiliki

harga diri.

b) Mempersiapkan sumber belajar yang relevan.

c) Menyusun daftar pertanyaan untuk tanya jawab

d) Mempersiapkan perlengkapan Model yang dibutuhkan.

e) Menyusun lembar pengamatan pembelajaran untuk penilaian

aktivitas siswa

f) Menyusun lembar pengamatan aktivitas guru selama dalam

pembelajaran.

g) Menyusun tes untuk siswa.


23

2) Tindakan

Menerapkan tindakan dari perencanaan yang telah dibuat dengan

langkah-langkah

a) Menyiapkan RPP.

b) Menyiapkan lembar pengamatan aktivitas belajar siswa dan

performansi guru, kemudian memberikan kepada guru wali kelas

III D sebagai observer untuk mengamati proses pembelajaran.

c) Melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan tahap-tahap

pembelajaran model pembelajaran kooperatif tipe Number Heads

Together (NHT) yang tertulis di RPP.

d) Akhir pembelajaran siswa diberikan soal evaluasi.

3) Observasi

Tahap observasi peneliti mengumpulkan data kuantitatif berupa nilai

tugas siswa dan tes hasil belajar. Observer mengamati tindakan yang

sedang dilakukan oleh peneliti dengan lembar obsevasi. Lembar observasi

berupa catatan-catatan lapangan untuk mengobservasi aktivitas guru dan

siswa serta mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan dalam prose

pembelajaran.

4) Refleksi

Kegiatan di tahap refleksi adalah peneliti bersama-sama dengan

observer mendiskusikan hasil perubahan yang diperoleh setelah melakukan

tindakan yang dapat dilihat dari hasil soal-soal latihan, tes akhir siklus dan
24

lembar observasi, mendiskusikan kemajuan yang dicapai siswa setelah

melaksanakan kegiatan model pembelajaran kooperatif tipe Number Heads

Together (NHT) dan hambatan-hambatan selama menjalankan Skenario

dengan model pembelajaran kooperatif tipe Number Heads Together

(NHT). Refleksi sebagai revisi dan acuan untuk merencanakan skenario

pembelajaran untuk siklus II.

b. Siklus 2

1) Perencanaan

a) Identifikasi masalah dan mencari alternatif pemecahan berdasarkan

refleksi siklus 1.

b) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran PKn

kelas III materi harga diri.

c) Mempersiapkan sumber belajar yang relevan.

d) Menyusun daftar pertanyaan untuk tanya jawab.

e) Mempersiapkan perlengkapan model yang dibutuhkan.

f) Menyusun lembar pengamatan pembelajaran untuk penilaian

aktivitas siwa.

g) Menyusun lembar penggamatan aktivitas guru selama dalam

pembelajaran.

h) Menyusun tes untuk siswa.


25

2) Tindakan

Menerapkan tindakan berdasarkan perencanaan yang telah dibuat,

dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a) Menyiapkan RPP.

b) Menyiapkan lembar pengamatan aktivitas belajar siswa dan

performnasi guru, kemudian memberikan kepada guru wali kelas

III D sebagai observer untuk mengamati proses pembelajaran.

c) Melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan tahap-tahap

pembelajaran model pembelajaran kooperatif tipe Number Heads

Together (NHT) yang ditulis di RPP.

d) Akhir pembelajaran siswa diberikan soal evaluasi.

3) Observasi

a) Mencatat temuan-temuan yang ada selama proses pembelajaran.

b) Mengamati proses pengerjaan yang dilakukan siswa dan hasil tes

siswa.

c) Analisis hasil yangg diperoleh oleh siswa.

4) Refleksi

Kegiatan di tahap refleksi adalah peneliti bersama-sama dengan

observer mendiskusikan hasil perubahan yang diperoleh setelah melakukan

tindakan yang dapat dilihat dari hasil soal-soal latihan, tes akhir siklus dan

lembar observasi, mendiskusikan kemajuan yang dicapai siswa setelah

melaksanakan kegiatan model pembelajaran kooperatif tipe Number Heads


26

Together (NHT) dan hambatan-hambatan selama menjalankan skenario

dengan model pembelajaran kooperatif tipe Number Heads Together

(NHT).

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam

penelitian, tujuan utama dalam penelitian adalah mendapatkan data. Teknik

pengumpulan data yang dilakukan adalah:

1. Observasi

Observasi atau pengamatan kelas dilakukan untuk memperoleh data

selama proses pembelajaran.

Selama penelitian ini kegiatan observasi akan dipandu dengan lembar

pengamatan untuk guru dan siswa yang dilakukan dengan bantuan guru wali

kelas III D, setiap tinndakan selama pembelajaran berlangsung dengan tujuan

untuk mencatat perkembangan selama penelitian kelas berlangsung.

2. Tes

Tes adalah merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui

atau mengukur sesuatu dalam suasana dengan cara dan aturan-aturan yang

sudah ditentukan

Peneliti dalam mengumpulkan data membuat soal untuk mengetahu sejauh

mana siswa menguasai materi. Tes diberikan setiap akhir pertemuan dalam

bentuk soal pilihan ganda.


27

3. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk memperkuat data yang diperoleh dalam

observasi. Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini berupa daftar nilai

siswa kelas III D tahun ajaran 2017/2018, data siswa kelas III D tahun ajaran

2016/2017, RPP serta foto yang berkaitan dengan penelitian.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh

peneliti dalam kegiatannya dalam mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi

sistematis dan dipermudah.

1. Lembar soal tes

Hasil tes berfungsi untuk menunjukkan seberapa besar pemahaman siswa

terhadap bahan ajar yang disampaikan. Soal tes dalam penelitian ini berupa

pertanyan tulisan berbentuk pilihan ganda yang berhubungan dengan mata

pelajaran PKn materi harga diri yang diajarkan oleh guru.

2. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk memperoleh data yang berupa aktivitas

belajar siswa dan performansi guru. Lembar observasi harus dilengkapi dengan

deskriptor yang jelas.

a. Lembar observasi guru digunakan untuk mengamati secara langsung

kegiatan guru dalam proses pembelajaran PKn.


28

b. Lembar observasi siswa digunakan untuk mengamati secara langsung

kegiatan siswa dalam proses pembelajaran PKn.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data penelitian ini dilakukan secara deskriptif yang artinya

hanya memaparkan data yang diperoleh melalui tes hasil belajar. Peneliti

menggunakan perhitungan Statistik sederhana untuk mengukur hasil Instrumen

data sebagai berikut:

1. Rumus Menghitung Nilai Tes Siswa:

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
Nilai Siswa =𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑋 100
𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚

(Jihad, 2013: 130)

2. Rata-rata

Rata-rata untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa menggunakan

rata-rata skor hasi belajar setiap siklus menggunakan rumus:

∑𝑋
𝑋̅ =
∑𝑁

keterangan:

𝑋̅ = Nilai Rata-rata
∑𝑋 = Jumlah semua nilai siswa
∑𝑁 = Jumlah siswa
(Sudjana, 2012: 209)
29

3. Persentase Ketuntasan Belajar

𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟


P = 𝑋 100%
𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎

(Daryanto, 2011: 192)

H. Indikator Keberhasila

Indikator keberhasilan adalah tolak ukur dari keberhasilan yang dilakukan

oleh peneliti. Jika terjadi peningkatan rata-rata hasil belajar PKn setiap siklus,

secara individu telah memperoleh ≥ 70 atau lebih di atas Standar Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) di SDN 005 Samarinda Kota, maka peneliti

dianggap berhasil dan sesuai dengan yang diharapkan pada penelitian tindakan

kelas.
30

DAFTRA PUSTAKA

Aunurrahman. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Aqib, Zainal. 2014. Model-Model, Media dan Strategi Pembelajaran


Kontekstual Inovatif. Bandung: Yrama Widya

Fathurrohman, Pupuh dan Sutikno, Sobry, 2007. Strategi Belajar Mengajar.


Bandung PT. Refika Aditama.

Hasbullah, 2013. Dasar dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta PT. Raja Grafindo
Persada

Hanafiah dan Suhana, Cucu, 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. PT. Refika
Aditama.

Huda, Miftahul, 2013. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta.


Pustaka Pelajar.

Ihsan, Fuad H, 2005. Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta PT. Rineka Cipta.

Kurniasih, Imas dan Berlin Sani. 2015. Ragam Pengembangan Model


Pembelajaran Untuk Peningkatan Profesionalitas Guru. Jakarta: Kata Pena

Paizaluddin dan Ermalinda. 2014. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action


Research) Panduan Teoritis dan Praktis. Jakarta: Alfabeta

Sanjaya, Wina, 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. KDT.


Perpustakaan Nasional.

Sarjan, 2015. Aku Bangga Menjadi Warga Negara untuk kelas III SD/mi. PT.
Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

Suyadi, 2012. Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. PT. Remaja


Rosdakarya.

Subur. 2015. Pembelajaran Nilai Moral Berbasis Kisah. Yogyakarta.

Sutikno, Sobry, 2013. .Belajar dan Pembelajaran. Upaya kreatif dalam


mewujudkan pembelajaran yang berhasil. KDT. Perpustakaan Nasional.
31

Sudjana. Nana. 2012. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:


Remaja Rosdakarya

Solihatin, Etin, 2012. Strategi Pembelajaran PPKN. Jakarta PT. Bumi Aksara.
32

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

(SIKLUS 1 / PERTEMUAN 1)

Satuan pendidikan : SDN 005 Samarinda Kota

Kelas / Semester : III D / II

Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan

Program Keahlian : SD

Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit (1 X Pertemuan)

A. Standar Kompetensi (SK)

3. Memiliki harga diri sebagai individu

B. Kompetensi Dasar (KD)

3.1 Mengenal pentingnya memiliki harga diri

3.2 Memberi contoh bentuk harga diri, seperti menghargai diri sendiri,

mengakui kelebihan dan kekurangan diri sendiri dan lain-lain.

C. Indikator

1. Menjelaskan pengertian harga diri

2. Menyebutkan contoh perilaku menghargai diri sendiri


33

3. Menyebutkan contoh perilaku mengakui kelebihan dan kekurangan diri

sendiri

D. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat menjelaskan pengertian harga diri

2. Siswa dapat menyebutkan contoh perilaku menghargai diri sendiri

3. Siswa dapat menyebutkan contoh perilaku mengakui kelebihan dan

kekurangan diri sendiri.

Karakter siswa yang diharapkan

a. Disiplin (discipline)

b. Rasa Hormat dan Perhatian (respect)

c. Tekun (diligence)

d. Tanggung Jawab (responbility)

e. Berani (courage)

f. Ketelitian (carefulness)

E. Materi Pembelajaran

1. Pentingnya memiliki harga diri

2. Perilaku menghargai orang lain

3. Perilaku menghargai kelebihan dan kekurangan orang lain

F. Alokasi Waktu
34

Kegiatan Alokasi Waktu

Kegiatan Awal 10 Menit

Kegiatan Inti 50 Menit

Kegiatan Penutup 10 Menit

G. Model dan Metode Pembelajaran

1. Model : Pembelajaran Kooperatif tipe Number Heads Together (NHT).

2. Metode : Ceramah, tanya jawab, diskusi, dan penugasan

H. Kegiatan Pembelajaran

a. Kegiatan Awal

1) Kegiatan rutin pembuka: Salam, doa, Absen, mempersiapkan alat

dan diri/ mental anak

2) Apresepsi/ Motivasi:

Melakukan tanya jawab tentang tentang materi yang berkaitan

3) Menyampaikan tujuan pembelajaran

4) Menjelaskan struktur materi yang akan dipelajari

b. Kegiatan Inti

1) Eksplorasi

a) Guru menyampaikan materi pembelajaraan.


35

b) Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam kelompok

mendapat nomor.

c) Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok

mengerjakannya.

2) Elaborasi

a) Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan

tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/ mengetahui

jawabannya.

b) Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang

dipanggil melaporkan hasil kerja sama mereka.

c) Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk

nomor yang lain.

3) Konfirmasi

a) Guru menanggapi hasil laporan siswa.

b) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalah

pahaman.

c. Kegiatan Penutup

1) Guru memberi penguataan baik motivasi maupun pemantapan materi

2) Guru bersama siswa menyimpulkan materi

3) Guru memberikan tugas lanjutan berupa PR kepada siswa

4) Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam dan doa bersama


36

I. Penilaian

1. Prosedur : Post Test

2. Jenis : Tertulis

3. Bentuk : Pilihan Ganda

4. Alat : Soal

J. Sumber Pembelajaran

Sarjan, 2015. Aku Bangga Menjadi Warga Negara untuk kelas III SD dan

MI . PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

Samarinda, Februari 2018

Observer Peneliti

Mamat A Shauransyah, S. Pd Ramla


Nip. 19701123 201408 1 002 Nim. 1405115197

LAMPIRAN I

BAHAN AJAR
37

A. Pengertian dan Pentingnya Harga diri


1. Pengertian Harga Diri

Harga diri adalah kesadaran akan berapa besar nilai yang diberikan

kepada diri sendiri. Gambaran harga diri seseorang dapat dilihat pada ucapan,

perilaku, dan penampilan fisiknya. Anak yang baik tingkah lakunya, rapi

penampilannya, dan halus tutur katanya akan dihargai orang lain.

2. Pentingnya Harga Diri

Harga diri juga berarti kehormatan diri, harkat atau martabat seseorang.

Pada dasarnya setiap orang itu pasti memiliki harga diri, karena semua

manusia sama dan sederajat. Namun, harga diri setiap orang tidaklah sama. Ada

yang memiliki harga diri tinggi dan ada pula yang rendah. Hal itu disebabkan

adanya perbedaan ucapan, perilaku, dan penampilan fisiknya.

Pada dasarnya, setiap orang memiliki perasaan ingin dihormati oleh yang

lain. Hal inilah yang menyebabkan harga diri itu penting. Setiap orang tidak

suka harga dirinya direndahkan. Misalnya, meskipun miskin, mereka tidak mau

diremehkan oleh orang lain.

Harga diri harus dipupuk dan dipelihara. Untuk mengukur harga diri, bisa

dilihat dari tanggapan dan perlakuan orang lain. Jika tanggapan dan perlakuan

dari orang lain bagus, maka harga diri orang tersebut bagus. Jika tanggapan

dan perlakuan dari orang lain tidak bagus, maka harga diri orang tersebut

dianggap rendah.
38

Oleh karena itu, dalam pergaulan dengan sesama warga, kamu harus

pandai membawa diri. Jangan sampai ucapan, perilaku, dan penampilan kita

membuat harga diri kita dianggap rendah oleh orang lain. Hal tersebut akan

merugikan kita sendiri.

Seseorang dihargai orang lain bukan hanya karena kepandaiannya atau

kekayaannya. Orang akan dihormati oleh orang lain karena sikap dan tingkah

lakunya sendiri. Jika memiliki pribadi yang baik, akan dihormati orang lain.

Begitu pula sebaliknya. Seseorang akan dihargai apabila ia menghormati orang

lain. Hal itu menunjukkan kepribadian yang baik. Ciri-ciri berkepribadian yang

baik, antara lain sebagai berikut.

a. Jujur dalam setiap ucapan dan perbuatan.

b. Tidak sombong.

c. Tidak suka menyakiti teman.

d. Tidak suka menghina orang.

e. Suka Menolong orang lain.

f. Hormat kepada orang yang lebih tua.

g. Sayang kepada yang lebih mudah.

h. Taat menjalankan perintah agama.

i. Berbicara dengan sopan.

j. Memakai busana yang sopan.

k. Mengisi waktu dengan kegiatan yang bermanfaat.

l. Tidak boros
39

Seseorang yang memiliki harga diri akan mudah dipercaya orang lain.

Orang yang mempunyai harga diri selalu berbuat jujur. Dia akan berbuat yang

terbaik untuk orang lain. Harga diri dimiliki karena kejujurannya. Wibawa

seseorang muncul seiring dengan watak dan perilaku orang tersebut. Jika

memiliki kepribadian yang baik, maka seseorang menjadi orang yang

berwibawa dan disegani orang lain.

Sebaliknya, harga diri kita akan jatuh jika kita melakukan perbuatan

tercela, antara lain sebagia berukut.

a. Suka berbohong.

b. Sombong dan suka pamer kekayaan.

c. Suka menyakiti teman.

d. Suka menghina orang lain.

e. Mengisi waktu dengan kegiatan waktu tidak bermanfaat.

f. Tidak suka menolong orang lain.

g. Tidak hormat kepada orang yang lebih tua.

h. Tidak sayang kepada yang lebih muda.

i. Sering melalaikan perintah agama.

j. Bersikap tidak sopan terhadaap orang lain.

k. Memakai busana yang tidak sopan.

l. Membelanjakan uang denga boros.


40

3. Unsur-unsur Harga Diri

Harga diri harus dijaga oleh semua orang di mana pun. Agar harga diri

dapat terjaga, kita harus bersikap dan berperilaku yang baik. Berikut adalah

unsur-unsur harga diri yang baik.

1) Berbicara dengan Ramah dan Sopan

Cara berbicara seseorang juga sangat menentukan tingkat harga dirinya.

Seseorang yang berbicara ramah dan sopan akan lebih disenangi.

Sebaliknya, orang yang berbicara kasar tidak akan disukai orang lain.

2) Berpakaian dengan Rapi

Cara berpakaian seseorang juga sangat menentukan tingkat harga dirinya.

Cara berpakaian seseorang pun dapat meningkatkan atau mengurangi

harga dirinya. Seseorang yang berpakaian rapi, bersih, dan sopan lebih

dihormati daripada orang yang berpakaian kotor dan kumal.

3) Berperilaku yang Baik

Cara berperilaku seseorang juga sangat menentukan tingkat harga dirinya.

Orang yang berperilaku baik, akan dihormatti dan disegani. Orang yang

berperilaku buruk, akan dibenci orang [meskipun orang itu kaya raya dan

berpendidikan.
41

LAMPIRAN II
LKS (Lembar Kerja Siswa)

1. Harga diri adalah . . . .


a. Kehormatan yang ada pada setiap diri manusia
b. Membanggakan kelebihan kita pada orang lain
c. Malu pada kekurangan kita
d. Berusaha melupakan kekurangan
2. Manfaat mengetahui Kelebihan dan kekurangan diri sendiri adalah . . . .
a. Memiliki musuh yang banyak
b. Menjadi orang terkenal
c. Merasa hebat dari orang lain
d. Dapat diterima dengan baik oleh orang lain
3. Orang yang memiliki harga diri mampu ......... diri sendiri
a. Menyombongkan c. Menghargai
b. Melukai d. Menangisi
4. Di bawah ini contoh cara menghargai diri sendiri adalah . . . . . . .
a. Minum sambil berdiri c. Bertengkar dengan teman
b. Mengambil pensil teman d. Berbicara santun dengan orang lain
5. Sejak TK Mala sudah pandai memainkan piona, ia perna menjuarai lomba
piano, namun mala tidak sombong akan prestasi yang didapatnya. Hal ini
menunjukan bentuk hargai diri yang . . . . . .
a. Jelek c. Buruk
b. Baik d. Tidak baik
6. Sebagai manusia kita harus dapat menghargai diri sendiri. Salah satu cara
untuk menghargai diri sendiri adalah . . . . . .
a. Menerima keadaan diri kita apa adanya
b. Menyombongkan diri
c. Berburuk sangka kepada teman
42

d. Meremehkan diri sendiri


7. Manusia diberi kelebihan yang berbeda. Cara menghargai kelebihan yang
kita miliki adalah . . . . .
a. Dipamerkan kepada orang lain
b. Tetap rendah hati dan tidak sombong
c. Merasa dirinya hebat
d. Merendahkan orang lain
8. Selain diberi kelebihan kita juga diberi kekurangan. Cara untuk mengatasi
kekurangan kita adalah . . . . . .
a. Menerima dan berusaha agar kekurangan kita tidak menjadi masalah
b. Merendahkan orang lain agar kekurangan kita tertutupi
c. Tidak berbicara agar kekurangan kita tidak terlihat
d. Berdiam diri terus di dalam rumah
9. Apabila kita gagal dalam memperoleh sesuatu, sebaiknya kita . . . . .
a. Terus berusaha untuk memperolehnya c. Bediri sendiri
b. Menyerah d. Menyesalinya
10. Manusia harus bangga dengan dirinya sendiri, karena . . . . .
a. Orang lain iri kepada kita
b. Karena manusia itu sombong
c. Manusia diberikan kelebihan yang berbeda
d. Manusia bisa bicara
43

LAMPIRAN III
RENCANA PENILAIAN

Penilaian Sikap

Aspek Yang Dinilai


Perubahan Tingkah Laku
No Nama Peserta Didik Percaya Teliti Rasa Ingin
Diri Tahu
B M M B M M B M M
T T B T T B T T B
1
AS
2
ATH
3
AF
4
KFM
5
MR
6
NAP
7
NSR
8
MDA
9
PAP
10
QM
11
RRS
12
RPAS
13
RAR
14
NFH
15
RNF
16
JMH
44

17
MFASE
18
MFASA
19
SSM
20
SN
21
VAJ
22
FPE
23
VAZ
24
YPE
25
MHK
26
VLC
27
SKM
28
AD

Keterangan:

a. BT : Belum Terlihat
b. MT : Mulai Terlihat
c. MB : Mulai Berkembang

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 3+3+3


Penilaian : 9
x 10 Contoh : 9
x 10 = 10
45

Lembar Observasi Guru


Pelaksanaan Model Kooperatif Tife number Heads Together

Nama Peneliti : Ramla


Nama Sekolah : SDN 005 Samarinda Kota
Tahun Pembelajaran : 2017 / 2018
Mata Pelajaran : PKn
Kelas / Semester : III / II

Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
A. Pendahuluan
1. Kemampuan guru melakukan apersepsi
Kemampuan guru memilih materi pelajaran kedalam
2.
sebuah penelitian
Kemampuan guru mengaktifkan siswa dalam kegiatan
3.
pendahuluan
4. Kemampuan guru menjelaskan tujuan pembelajaran
Kemampuan guru menjelaskan langkah-langkah
5.
pembelajaran
B. Kegiatan Inti
6. Kemampuan guru menjelaskan materi pembelajaran
Kemampuan guru mengembangkan suasana belajar
7.
yang aktif
Kemampuan guru mengembangkan materi
8.
pembelajaran
9. Kemampuan guru menggunakan metode ( NHT)
10. Kemampuan guru mengamati, mengaktifkan, dan
46

mengendalikan siswa dalam kegiatan pembelajaran


C. Kegiatan Penutup
Kemampuan guru untuk mengadakan tindak lanjut
11.
proses pembelajaran
Kemampuan guru memberikan kesimpulan, apresiasi,
12.
dan motivasi kepada siswa
13. Kemampuan guru menutup kegiatan pembelajaran
Jumlah Skor Pemerolehan =
Rata-rata =

Keterangan :

Skor 1 : Tidak dilakukan guru


Skor 2 : Dilakukan oleh guru tetapi masih kurang baik
Skor 3 : Dilakukan oleh guru dengan baik
Skor 4 : Dilakukan guru dengan sangat baik

Samarinda, Maret 2018

Mengetahui

Kepala Sekolah, Observer

SDN 005 Samarinda Kota

Sri Wahyuni, S. Pd Mamat A Shauransyah, S. Pd

Nip. 19650509 198612 2 002 Nip. 19701123 201408 1 002


47

LEMBAR OBSERVASI SISWA

Nama Peneliti : Ramla


Nama Sekolah : SDN 005 Samarinda Kota
Tahun Pembelajaran : 2017 / 2018
Mata Pelajaran : PKn
Kelas / Semester : III / II

Nama Siswa KKM Nilai Predikat Tuntas Tidak Tuntas


No Dasar
1 AS
2 ATH
3 AF
4 KFM
5 MR
6 NAP
7 NSR
8 MDA
9 PAP
10 QM
11 RRS
12 RPAS
13 RAR
14 NFH
15 RNF
16 JMH
17 MFASE
18 MFASA
19 SSM
20 SN
21 VAJ
22 FPE
23 VAZ
24 YPE
25 MHK
26 VLC
48

27 SKM
28 AD
Jumlah
Siswa yang tuntas
Siswa yang tidak tuntas
Rata – rata
Persentase

Samarinda, Maret 2018

Mengetahui

Kepala Sekolah, Observer

SDN 005 Samarinda kota

Sri Wahyuni, S. Pd Mamat A Shauransyah, S. Pd

Nip. 19650509 198612 2 002 Nip. 19701123 201408 1 002

Anda mungkin juga menyukai