Anda di halaman 1dari 3

Memberikan solusi kepada perusahaan berdasarkan kaidah kedokteran kerja

Definisi kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu kesehatan/kedokteran beserta


praktiknya yang bertujuan agar pekerja/masyarakat pekerja beserta memperoleh derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya, baik fisik atau mental, maupun sosial dengan usaha-usaha
preventif dan kuratif, terhadap penyakit-penyakit/gangguan-gangguan kesehatan yang
diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja, serta terhadap penyakit-penyakit
umum. Konsep kesehatan kerja dewasa ini semakin berubah, bukan sekadar “kesehatan pada
sektor industri” saja melainkan juga mengarah kepada upaya kesehatan untuk semua orang
dalam melakukan pekerjaannya (total health of all at work). 1
Dalam hal terjadinya kecelakaan Kerja yang menimpa pekerja / buruh
yang dipertanggungkan dalam program jaminan kecelakaan kerja, maka kewajiban
pengusaha dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. PER-05/MEN/1993 Bab IV Pasal 7,
disebutkan bahwa :2
a. Pengusaha wajib melaporkan setiap kecelakaan kerja yang menimpa tenaga kerjanya
kepada Kantor Departemen Tenaga Kerja dan Badan Penyelenggara setempat sebagai
laporan kecelakaan kerja tahap I dalam waktu tidak lebih dari 2 X 24 (dua kali dua
puluh empat) jam terhitung sejak terjadinya kecelakaan dengan mengisi
formulir Jamsostek 3.
b. Pengusaha wajib mengirimkan laporan kecelakaan kerja tahap II kepada
Kantor Departemen Tenaga Kerja dan Badan Penyelenggara setempat dengan mengisi
formulir Jamsostek 3 a dalam waktu tidak lebih dari 2 X 24 (dua kali dua puluh
empat) jam setelah tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan kerja berdasarkan surat
keterangan dokter yang menerangkan :
1) Keadaan sementara tidak mampu bekerja telah berakhir; atau
2) Keadaan cacat sebagian untuk selama-lamanya; atau
3) Keadaan cacat total untuk selama-lamanya baik fisik maupun mental; atau
4) Meninggal dunia.
c. Surat keterangan dokter sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) menggunakan formulir
Jamsostek 3b.

Kewajiban Badan Penyelenggara Membayar Jaminan Kecelakaan Kerja


Satu-satunya kewajiban badan penyelengara (PT. Jamsostek) adalah membayar
jaminan kecelakaan kerja sebagaimana yang ditetapkan dalam Undang-Undang No. 3 Tahun
1992, “Badan penyelenggara adalah badan hukum yang bidang usahanya menyelenggarakan
program jaminan sosial tenaga kerja”. Berdasarkan penetapan tersebut, badan penyelenggara
selanjutnya membayar penggantian biaya kepada pengusaha dan membayar santunan kepada
pekerja / buruh atau keluarganya. Dalam hal penetapan yang dilakukan oleh badan
penyelenggara lebih besar dari jaminan kecelakaan kerja yang dibayarkan oleh pengusaha,
maka kelebihannya langsung diserahkan kepada pekerja / buruh yang bersangkutan.2

Pencegahan terhadap kecelakaan


Pencegahan resiko kecelakaan kerja dapat dilakukan dengan berbagai metode, antara lain:3
1. secara teknis yaitu, dengan menghilangkan sumber bahaya, mengganti dengan bahan
yang kurang berbahaya, menyendirikan proses kerja yang berbahaya, memagari
sumber bahaya, dan ventilasi,
2. secara administratif yaitu, dengan monitoring/ pengawasan, pendidikan dan pelatihan,
pemeriksaan kesehatan, sanitasi yang bersih, dan fasilitas kesehatan,
3. dengan memakai alat pelindung diri (personal protective equipment).

Konsep Pencegahan Kecelakaan


Konsep Pencegahan Kecelakaan dapat menggunakan pendekatan 4E yaitu :3
1. Education yaitu, tenaga kerja harus mendapatkan bekal pendidikan dan pelatihan
dalam usaha pencegahan kecelakaan. Misalnya, pelatihan dasar keselamatan dan
kesehatan kerja, pelatihan manajemen keselamatan dan kesehatan kerja.
2. Engineering yaitu rekaya dan riset dalam bidang teknologi untuk mencegah
kecelakaan misalnya,pemasangan alat pemadam otomatis.
3. Enforcement yaitu penegakan peraturan keselamatan dan kessehatan kerja dan
pembinaan berupa pemberian sangsi terhadap pelanggar peraturan keselamatan dan
kesehatan kerja.
4. Emergency Respon yaitu setiap karyawan atau orang lain yang memasuki tempat
kerja harus memahami langkah-langkah penyelamatan bila terjadi keadaan darurat.

Kecelakaan kerja yang diakibatkan oleh faktor manusia dapat dikurangi dengan cara
memasyarakatkan usaha pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja antara lain dengan
cara :3
1) Penempelan poster, tanda/ gambar peringatan bahaya, plakat atau rambu keselamatan dan
kesehatan kerja
2) Ceramah, seminar atau pelatihan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja,
3) Kampanye dan penilaian terhadap kegiatan yang dapat memacu/ menekan segala jenis
kecelakaan kerja,
4) Membiasakan cara bekerja dengan baik dan benar

Salah satu bentuk pencegahan ke pekerja yaitu dengan membuat penyuluhan dan
menunjukkan gambaran-gambaran jenis kecelakaan, dan korban kecelakaan yang terjadi
apabila terjadi kelalaian dalam bekerja dan apabila tidak mematuhi untuk tidak mekakai APD
dan juga dampak terburuk jangka panjang yaitu pada saluran ataupun organ pernafasan yang
berdampak pada kanker paru.

Sumber :

1. Rejeki,Sri.Keselamatan dan Kesehatan Kerja.Badan Pengembangan dan


Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatah: Jakarta. 2016
2. Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia. Peraturan Menteri
Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia. Nomor : Per.12/Men/VI/2007
Tentang Petunjuk Teknis Pendaftaran Kepesertaan, Pembayaran Iuran, Pembayaran
Santunan, Dan Pelayanan Jaminan Sosial Tenaga Kerja
3. Anggraini,Merry Tiyas Anggraini, Andra Novitasari, Riza Setiawan.Buku Ajar
Kedokteran Okupasi. Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang.
2015

Anda mungkin juga menyukai