Anda di halaman 1dari 1

Hadist of today

“Tiga hal, barangsiapa memilikinya maka ia akan merasakan manisnya iman. (yaitu) menjadikan
Allah dan Rasul-Nya lebih dicintai dari selainnya, mencintai seseorang semata-mata karena Allah,
dan benci kembali kepada kekufuran sebagaimana bencinya ia jika dilempar ke dalam api neraka.”

Manisnya iman (‫ان‬ ِ ُ ‫ ) َحالَ َوة‬mengingatkan kita ibarat pohon, iman itu memiliki
ِ ‫اإلي َم‬
buah manisnya bisa dirasakan oleh seorang mukmin. Tentu saja pohon baru bisa
berbuah ketika akarnya teguh dan pohonnya kuat. Jadi ia tidak mudah dirasakan oleh
setiap orang.

Sebagian ulama menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan manisnya iman ( ُ ‫َحالَ َوة‬
‫ان‬ ِ merasakan lezatnya ketaatan dan memiliki daya tahan menghadapi rintangan
ِ ‫)اإلي َم‬
dalam menggapai ridha Allah, lebih mengutamakan ridha-Nya dari pada kesenangan
dunia, dan merasakan lezatnya kecintaan kepada Allah dengan menjalankan perintah-
Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Inilah hal pertama yang membuahkan manisnya iman: mencintai Allah dan
Rasul-Nya melebihi selainnya. Seorang mukmin haruslah menyempurnakan cintanya
kepada Allah dan Rasul-Nya, baru ia mendapati manisnya iman. Cinta kepada Allah dan
Rasul-Nya tidak cukup hanya sekedarnya, tetapi harus melebihi dari yang selainnya.

Maka manisnya iman menjadi buah yang dirasakan seorang mukmin ketika ia
mencintai Allah dan Rasul-Nya dengan sempurna. Inilah yang menjelaskan mengapa
Bilal sanggup menahan panasnya pasir dan terik surya, beratnya batu yang
menindihnya, sahabat-sahabat Ansar rela pulang tangan kosong tanpa ghanimah dalam
Perang Hunain. Isak tangis mengharu biru ketika mereka tersadar bahwa Rasulullah
hendak meneguhkan Islam para muallaf Makkah. Sementara mereka pulang membawa
Rasulullah, biarlah orang lain pulang membawa unta dan kambing. Inilah manisnya
iman.

Anda mungkin juga menyukai