Anda di halaman 1dari 37

Asuhan Keperawatan Infeksi Saluran

Kemih

3.1 PSIK

DOSEN PENGAMPU : Ns. Edryani M.Kep

PROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS FARMASI DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
2018

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Karya Ilmiah dalam bentuk Makalah
yang berjudul “Asuhan Keperawatan Infeksi Saluran Perkemihan”. Makalah ini kami
susun berdasarkan data-data yang telah kami ambil dari Buku maupun internet.

Hambatan yang kami temui pada penyusunan Makalah ini adalah kurangnya waktu
penyusunan karena banyaknya tugas kami pada mata kuliah lain. Selesainya makalah ini
tentunya tidak terlepas dari bantuan banyak pihak, sehingga penyusunan makalah ini dapat
terselesaikan tepat waktu.

Terlepas dari upaya penulis untuk menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya, penulis
tetap menyadari bahwa tentunya selalu ada kekurangan, baik dari segi penggunaan kosa-kata,
tata bahasa maupun kekurangan-kekurangan lainnya.

Oleh karena itu, dengan lapang dada penulis membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang
bermaksud untuk memberikan kritik dan saran bersifat membangun dengan maksud
meningkatkan pengetahuan penulis agar lebih baik dalam karya selanjutnya dan dapat
memperbaiki kualitas makalah ini.

Penulis berharap semoga makalah kami yang berjudul " Asuhan Keperawatan Infeksi Saluran
kemih” ini bermanfaat, dan pelajaran-pelajaran yang tertuang dan yang terdapat dalam
makalah ini dapat menjadi pembelajaran dan ilmu yang berguna bagi para pembaca.

Medan, 2 April 2018


Penulis

Kelompok 1

BAB 1
PENDAHULUAN
1. 1 latar belakang

Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah istilah umum yang dipakai untuk menyatakan adanya
invasi mikroorganisme pada saluran kemih. Prevalensi ISK di masyarakat makin meningkat
seiring dengan meningkatnya usia. Pada usia 40 – 60 tahun mempunyai angka prevalensi 3,2
%. Sedangkan pada usia sama atau diatas 65 tahun kira-kira mempunyai angka prevalensi
ISK sebesar 20%. Infeksi saluran kemih dapat mengenal baik laki-laki maupun wanita dari
semua umur baik anak-anak, remaja, dewasa maupun lanjut usia. Akan tetapi dari kedua jenis
kelamin, ternyata wanita lebih sering dari pria dengan angka populasi umum kurang lebih 5-
15%.

Untuk menyatakan adanya ISK harus ditemukan adanya bakteri dalam urin. Bakteriuria yang
disertai dengan gejala saluran kemih disebut bakteriuria simptomatis. Sedangkan yang tanpa
gejala disebut bakteriuria asimptomatis. Dikatakan bakteriuria positif pada pasien
asimptomatisbila terdapat lebih dari 105 koloni bakteri dalam sampel urin midstream,
sedangkan pada pasien simptomatis bisa terdapat jumlah koloni lebih rendah.
Prevalensi ISK yang tinggi pada usia lanjut antara lain disebabkan karena sisa urin dalam
kandung kemih meningkat akibat pengosonga kandung kemih kurang efektif , mobilitis
menurun, pada usia lanjut nutrisi sering kurang baik, sistem imunitas menurun.
Baik seluler maupu humoral, adanya hambatan pada aliran urin,hilangnya efek bakterisid dari
sekresi prostat. Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan penyakit yang perlu mendapat
perhatian serius. Di Amerika dilaporkan bahwa setidaknya 6 juta pasien datang kedokter
setiap tahunnya dengan diagnosis ISK. Disuatu rumah sakit di Yogyakarta ISK merupakan
penyakit infeksi yang menempati urutan ke-2 dan masuk dalam 10 besar penyakit (data bulan
Juli-Desember). Infeksi saluran kemih terjadi adanya invasi mikroorganisme pada saluran
kemih. Untuk menegakkan diagnosis ISK harus ditemukan bakteri dalam urin melalui biakan
atau kultur (Tessy, Ardaya, Suwanto, 2001) dengan jumlah signifikan (Prodjosudjadi, 2003).
Tingkat signifikansi jumlah bakteri dalam urin lebih besar dari 100/ml urin. Agen penginfeksi
yang paling sering adalah Eschericia coli, Proteus sp., Klebsiella sp., Serratia, Pseudomonas
sp. Penyebab utama ISK (sekitar 85%) adalah Eschericia coli (Coyle & Prince, 2005).
Penggunaan kateter terkait dengan kemungkinan lebih dari satu jenis bakteri penginfeksi.

1.2 Rumusan Masalah

a. Apa Definisi dari Infeksi Saluran Kemih ?


b. Bagaimana Etiologi Infeksi Saluran Kemih?
c. Apa Saja Klasifikasi Infeksi Saluran Kemih?
d. Apa Saja Manifestasi Infeksi Saluran Kemih?
e. Bagaimana Patofisiologi Infeksi Saluran Kemih?
f. Bagaimana Pathway Infeksi Saluran Kemih ?
g. Apa Saja Komplikasi Infeksi Saluran Kemih?
h. Apa Saja Penatalaksanaan Infeksi Saluran Kemih?
i. Apa Saja Pemeriksaan Diagnostic Infeksi Saluran Kemih?

1.3 Tujuan Penulisan


a. Mampu menjelaskan tentang konsep medis pada Penyakit Asuhan Keperawatan
Infeksi Saluran Kemih
b. Mampu menjelaskan tentang asuhan keperawatan pada Penyakit Asuhan
Keperawatan Infeksi Saluran Kemih

BAB 2
TINJAUAN TEORITIS MEDIS

2.1 Defenisi Infeksi Saluran Kemih


Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah infeksi akibat berkembang biaknya mikroorganisme di
dalam saluran kemih, yang dalam keadaan normal air kemih tidak mengandung bakteri, virus,
mikroorganisme lain. (Nanda Nic- Noc, 2012). Infeksi saluran kemih adalah suatu istilah
umum yang dipakai untuk mengatakan adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih. (
Agus Tossy , ardaya,suwanto 2001). Infeksi saluran kemih adalah infeksi yang terjadi
disepanjang saluran kemih, termasuk ginjal itu sendiri, akibat poliferasi satu mikroorganisme
(corwin J.) Infeksi saluran kemih (ISK) atau urinarius tractus infection (UTI) adalah suatu
keadaan adanya infeksi bakteri pada saluran kemih (enggram,barbara 1998). Infeksi Saluran
Kemih (ISK) atau Urinarius Tractus Infection (UTI) adalah suatu keadaan adanya infasi
mikroorganisme pada saluran kemih. (Agus Tessy, 2001).

Infeksi saluran kemih dapat mengenai baik laki-laki maupun perempuan dari semua umur
baik pada anak-anak remaja, dewasa maupun lanjut usia. Akan tetapi, dari dua jenis kelamin
ternyata wanita lebih sering dari pria. Infeksi traktus urinarius merupakan akibat dari
menyebarnya infeksi yang berasal dari uretra seperti juga pada wanita. Namun
demikian, panjang uretradan jauhnya jarak antara uretra dari rektum pada pria dan adanya
bakterisidal dalam cairan prostatik melindungi pria dari infeksi traktus urinarius.

2.2 Etiologi

Organisme penyebab infeksi saluran kemih yang paling sering ditemukan adalah eschericia
coli. E. Coli merupakan penghuni normal dari kolon. Organisme-organisme lain yang juga
dapat menyebabkan infeksi saluran kemih adalah golongan proteus,
klebsiela,pseudomonas,eterokokus dan stphylococus . bisa juga karena jamur dan virus
ataupun karena infeksi ginjal, prostat hipertropi (urin sisa), prevalensi penyebab isk pada usia
lanjut antara lain:

 Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat akibat pengosongan kandung kemih
yang kurang efektif
 Mobilitas menurun
 Nutrisi yang sering kurang baik
 Sistem imunitas menurun, baik seluler maupun humoral
 Adanya hambatan pada aliran urin
 Hilangnya efek bakterisid dari sekresi prostat

2.3 Klasifikasi Infeksi Saluran Kemih


Jenis infeksi saluran kemih antara lain (Agus Tessy, 2001):
1. Kandung kemih (sistitis)
Sistitis (inflamasi kandung kemih) yang paling sering disebabkan oleh menyebarnya
infeksi dari uretra. Hal ini dapat disebabkan oleh aliran balik urin dari uretra kedalam
kandung kemih (refluks urtovesikal), kontaminasi fekal, pemakaian kateter atau
sistoskop.
2. Uretra (uretritis)
Uretritis adalah suatu infeksi yang menyebar naik yang di golongkan sebagai gonoreal
atau non gonoreal. Uretritis gonoreal disebabkan oleh niesseria gonorhoeae dan
ditularkan melalui kontak seksual. Uretritis non gonoreal adalah uretritis yang tidak
berhubungan dengan niesseria gonorhoeae biasanya disebabkan oleh klamidia
frakomatik atau urea plasma urelytikum.
3. Prostat (prostatitis)
4. Ginjal (pielonefritis)
Pielonefritis infeksi traktus urinarius atas merupakan infeksi bakteri pada
ginjal,tubulus dan jaringan intertisial dari salah satu atau kedua ginjal.
Infeksi saluran kemih pada usia lanjut dibedakan menjadi:
1. Infeksi saluran kemih uncomplicated (simple)
Isk sederhana yang terjadi pada penderita dengan saluran kencing tidak baik,
anatomic maupun funsional normal. Isk ini pada usia lanjut terutama mengenai
penderita wanita dan infeksi hanya mengenai mukosa superfisial kandung kemih
2. Infeksi saluran kemih complicated
Sering menimbulkan banyak masalah karena sering kali kuman penyebab sulit
diberantas, kuman penyebab sering resisten tehadap beberapa antibiotika, sering
terjadi bakterimia, sepsis dan shock. Isk ini terjadi bila terdapat keadaan-keadaan
sebagai berikut:
a. Kelainan abnormal saluran kencing, misalnya batu, reflex vesiko uretral
obstruksi, atoni kandung kemih, paraplegia, kateter kandung kencing menetap
dan prostatitis
b. Kelainan faal ginjal : GGA maupun GGK
c. Gangguan daya tahan tubuh
d. Infeksi yang disebabkan organisme virulen seperti prosteus spp yang
memproduksi urease.

2.4 Manifestasi Klinis Infeksi Saluran Kemih


Umumnya 10 % penderita infeksi saluran kemih yang disebabkan oleh bakteri yang mungkin
dapat tidak menimbulkan gejala sehingga penderita tidak menyadari adanya infeksi. Pada
keadaan yang menimbulkan tanda dan gejala biasanya :
1. Dysuria (rasa terbakar pada saat berkemih).
2. Frekuensi pengeluaran urine yang sedikit-sedikit dan sering.
3. Ketidakmampuan mengosongkan kandung kemih/pengosongan kandung kemih yang
tidak tuntas.
4. Nyeri suprapubik dan menyebar menjadi nyeri pinggang dan dapat terjadilow back
pain.
5. Spasme kandung kemih.
6. Warna urine yang keruh.
7. Hematuri pada keadaan lanjut.
8. Gangguan saluran intestinal : mual, muntah dan anoreksia.
Tanda dan gejala ISK pada bagian bawah (sistitis):

1. Nyeri yang sering dan rasa panas ketika berkemih


2. Spasame pada area kandung kemih dan suprapubis
3. Hematuria
4. Nyeri punggung dapat terjadi

Tanda dan gejala ISK bagian atas (pielonefritis) :

1. Demam
2. Menggigil
3. Nyeri panggul dan pinggang
4. Nyeri ketika berkemih
5. Malaise
6. Pusing
7. Mual dan muntah
2.5 Patofisiologi Infeksi Saluran kemih

Infeksi saluran kemih bagian bawah paling banyak disebabkan oleh mikroorganisme terutama
bakteri gram negatif yaitu Escherichia Coli yang mencapai kurang lebih 90 persen kejadian,
disertai dengan pseudomonas, enterobakter, Bakteri gram positif : streptococcus, S. Saprofit.
Secara normal mikroorganisme tersebut terdapat pada saluran intestinal, tetapi bila terjadi
infeksi pada saluran intestinal maka terjadi respon tubuh terhadap infeksi sehingga timbul
demam, anoreksia, mual, muntah, menggigil, diare. Apalagi jarak anatomi intestinal dan
vesika urinaria yang dekat sehingga memudahkan mikroorganisme masuk melalui urethra
secara asenden. Masuknya mikroorganisme ini dapat disebabkan karena hubungan sex yang
terlalu berlebihan, yang biasanya banyak terjadi pada wanita muda, dimana jarak antara
vagina dan vesika urinaria dekat sehingga dapat membawa kuman ke vesika urinaria melalui
sperma, sperma dapat membuat pH vagina menjadi meningkat hingga tidak dapat membunuh
kuman yang masuk pada vesika urinaria. Apalagi bila setelah itu tidak mengosongkan
kandung kemih maka mikroorganisme akan berkolonisasi di dalam vesika urinaria.

Hal-hal yang terjadi di atas dapat menimbulkan penyebaran mikroorganisme ke seluruh


saluran kemih sehingga dapat terjadi statis urine yang menyebabkan infeksi sehingga timbul
keluhan disuria, sering berkemih, ketidaknyamanan suprapubik, urgency, peningkatan suhu.
Urine statis ini memungkinkan terjadinya Reflux ke ureter yang telah terkontaminasi dengan
urine ke pelvis ginjal.

Secara normal mikroorganisme yang masuk dapat di lawan oleh kandung kemih karena
adanya lapisan kandung kemih yang memproduksi sel mukus dimana dapat memelihara
integritas lapisan vesika urinaria, sehingga sterilitas dari pada urine dapat cepat kembali,
karena mekanisme pertahanan vesika urinaria dapat selama fase inflamasi akan memasukkan
mikroorganisme ke dalam proses fagositosis pada mukosa (epitel) vesika urinaria dan urine,
dimana secara normal mekanisme pertahanan memiliki kerja anti bakteri (pada selaput lendir
urethra).

2.7 Pathway Infeksi Saluran Kemih


2.7 Komplikasi Infeksi Saluran Kemih

Komplikasi yang dapat terjadi pada infeksi saluran kemih ini adalah karena adanya proses
reflux atau mikroorganisme yang di dapat secara asendens, yaitu menyebabkan (Agus Tessy,
2001) :

1. Pyelonefritis
Infeksi yang naik dari ureter ke ginjal, tubulus reflux urethrovesikal dan jaringan
intestinal yang terjadi pada satu atau kedua ginjal.
2. Gagal Ginjal
Terjadi dalam waktu yang lama dan bila infeksi sering berulang atau tidak diobati
dengan tuntas sehingga menyebabkan kerusakan ginjal baik secara akut dan kronik.

2.8 Penatalaksanaan Infeksi Saluran Kemih


Menurut (M. Clevo Rendy dan Margareth TH, 2012) pengobatan infeksi saluran kemih
bertujuan untuk menghilangkan gejala dengan cepat, membebaskan saluran kemih dari
mikroorganisme dan mencegah infeksi berulang, sehingga dapat menurunkan angka
kecacatan serta angka kematian. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan dengan :

1. Perawatan dapat berupa :


a. Meningkatkan intake cairan 2 – 3 liter/hari bila tidak ada kontra indikasi.
b. Perubahan pola hidup diantaranya :
 Membersihkan perineum dari depan ke belakang
 Pakaian dalam dari bahan katun
 Menghindari kopi, alkohol
2. Obat-obatan
a. Antibiotik : Untuk menghilangkan bakteri.
 Antibiotik jangka pendek dalam waktu 1 –2 minggu
 Antibiotik jangka panjang ( baik dengan obat yang sama atau di ganti ) dalam
jangka waktu 3 – 4 minggu
 Pengobatan profilaktik dengan dosis rendah satu kali sehari sebelum tidur
dalam waktu 3 – 6 bulan atau lebih ini merupakan pengobatan lanjut bila ada
komplikasi lebih lanjut.
b. Analgetik dan Anti spasmodik
Untuk mengurangi rasa nyeri yang dirasakan oleh penderita
c. Obat golongan Venozopyridine : Pyridium.
Untuk meredakan gejala iritasi pada saluran kemih
3. Bedah
Koreksi bedah sesuai dengan kelainan sesuai dengan saluran kemih yang ditemukan
untuk menghilangkan factor predisposisi
4. Rujukan subspesialis, rujukan spesialisasi lainnya
Rujukan ke bedah urologi sesuai dengan kelainan yang ditemukan rujukan ke unit
rehabilitasi bila ada factor resiko.

2.9 Pemeriksaan Diagnostik Infeksi Saluran Kemih


Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan baik untuk penegakkan diagnosa atau
pengobatan antara lain adalah :

1. Laboratorium
a. Analisa urine : terdapat leukosit, eritrosit, crystal, pus, bakteri dan pH meningkat.
b. Urine kultur :
 Untuk menentukan jenis kuman atau penyebab infeksi saluran kemih misalnya
: streptococcus, E. Coli, dll
 Untuk menentukan jenis antibiotik yang akan diberikan
c. Darah : terdapat peningkatan leukosit, ureum dan kreatinin.
2. Blass Nier Ophage – Intra Venous Pyelogram ( BNO – IVP )
a. Menunjukkan konfirmasi yang cepat tentang penyebab nyeri abdominal, panggul.
b. Menunjukkan abnormalitas anatomi saluran perkemihan.
3. Cystoscopy : Mengetahui kerusakan dari serabut-serabut otot pada kandung kemih.
BAB 3
TINJAUAN TEORITIS KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian

3.1.1 dentitas Pasien

Nama, Umur, Jenis Kelamin, Agama, Suku, Bangsa, Pekerjaan, Pendidikan, Status
Perkawinan, Alamat, Tanggal Masuk Rumah Sakit.

3.1.2 Riwayat Kesehatan

1. Keluhan utama
Merupakan riwayat kesehatan klien saat ini yang meliputi keluhan pasien, biasanya
jika klien mengalami ISK bagian bawah keluhan klien biasanya berupa rasa sakit atau
rasa panas di uretra sewaktu kencing dengan air kemih sedikit- sedikit serta rasa sakit
tidak enak di suprapubik. Dan biasanya jika klien mengalami ISK bagian atas keluhan
klien biasanya sakit kepala, malaise, mual, muntah, demam, menggigil, rasa tidak
enak atau nyeri pinggang.
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
Merupakan riwayat kesehatan klien saat ini yang meliputi keluhan pasien, biasanya
jika klien mengalami ISK bagian bawah keluhan klien biasanya berupa rasa sakit atau
rasa panas di uretra sewaktu kencing dengan air kemih sedikit- sedikit serta rasa sakit
tidak enak di suprapubik. Dan biasanya jika klien mengalami ISK bagian atas keluhan
klien biasanya sakit kepala, malaise, mual, muntah, demam, menggigil, rasa tidak
enak atau nyeri pinggang.
3. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pada pengkajian biasanya ditemukan kemungkinan penyebab infeksi saluran kemih
dan memberi petunjuk berapa lama infeksi sudah di alami klien. Biasanya klien
dengan ISK pada waktu dulu pernah mengalami penyankit infeksi saluran kemih
sebelumnya atau penyakit ginjal polikistik atau batu saluran kemih, atau memiliki
riwayat penyakit DM dan pemakaian obat analgetik atau estrogen, atau pernah di
rawat di rumah sakit dengan dipasangkan kateter.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Merupakan riwayat kesehatan keluarga yang biasanya dapat meperburuk keadaan
klien akibat adanya gen yang membawa penyakit turunan seperti DM, hipertensi dll.
ISK bukanlah penyakit turunan karena penyakit ini lebih disebabkan dari anatomi
reproduksi, higiene seseorang dan gaya hidup seseorang, namun jika ada penyakit
turunan di curigai dapat memperburuk atau memperparah keadan klien.

3.1.2 Pemeriksaan Fisik

1. Kesadaran : kesadaran menurun


2. Tanda – tanda vital :
 Tekanan darah : meningkat
 Nadi : meningkat
 Pernapasan : meningkat
 Suhu : meningkat
3. Pemeriksaan fisik head to toe

No. Bagian Tubuh Pemeriksaan Fisik

1. Rambut keadaan kepala klien ISK biasanya baik


(tergantung klien): distibusi rambut merata,
warna rambut normal (hitam), rambut tidak
bercabang, rambut bersih. pada saat di palpasi
keadaan rambut klien ISK biasanya
lembut,tidak berminyak, rambut halus.

2. Mata keadaan mata penderita ISK biasanya normal.


Mata simetris, tidak udema di sekita
mata,sklera tidak ikterik, konjugtiva anemis,
pandangan tidak kabur.

3. Hidung normal. Simetris tidak ada pembengkakan


,tidak ada secret, hidung bersih

4. Telinga Normal. telinga simetris kiri dan kanan, bentuk


daun teling normal, tidak terdapat
serumenm,keberihan telinga baik.

6. Mulut mukosa bibir kering, keadaan dalam mulut


bersih(lidah,gigi,gusi).
7. Leher biasanya pada klien ISK Normal

I : leher simetris,tidak ada penonjolan


JVP,terlihat pulsasi

Pa: tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak


ada pembesaran nodus limfa

7. Thoraks I : dada simetris kiri dan kanan, pergerakan


dada sama, pernapasan cepat dan dangkal,
 Paru
tidak ada penonjolan rusuk.

Pa : Normal.tulang rusuk lengkap, tidak ada


nyeri tekan dan nyeri lepas serta edema atau
massa.tractil fremitus positif kiri dan kanan.

Pe: suara dullness pada daerah payudara, dan


suara resonan pada intercosta.

Au: Normal.tidak terdengar suara tambah pada


pernapasan (ronchi,whezing)

 Jantung biasanya klien dengan ISK Normal. Yaitu


Tidak ada terjadi ganguan pada jantung klien
(kecuali klien memilki riwayat sakit
jantung).teraba pulsasi pada daerah jantung
klien pada intercosta 2 dan pada intercosta 3-5
tidak teraba, pada garis mid klavikula teraba
vibrasi lembut ketukan jantung.suara jantung
S1 dan s2 terdengar dan seimbang pada
intercosta ke 3 dan pada intercosta ke 5 bunyi
s1 lebih dominan dari pada s2.

8. Abdomen I : perut rata, tidak ada pembesaran hepar yang


di tandai dengan perut buncit, tidak ada
pembuluh darah yang menonjol pada
abdomen, tidak ada selulit.
Pa : ada nyeri tekan pada abdomen bagian
bawah akibat penekanan oleh infeksi

Pe : bunyi yang di hasilkan timpani

Au : bising usus terdengar

9. Ekstermitas kekuatan eks.atas dan eks.bawah baik, dapat


melakukan pergerakan sesuai perintah, tidak
ada nyeri tekan atau lepas pada
ekstermitas,tidak ada bunyi krepitus pasa
ekstermitas

3.2 Pemeriksaan Penunjang/Diagnostik

Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan baik untuk penegakkan diagnosa atau
pengobatan antara lain adalah :

1. Laboratorium
1. Analisa urine : terdapat leukosit, eritrosit, crystal, pus, bakteri dan pH meningkat.
 Urine kultur :
 Untuk menentukan jenis kuman atau penyebab infeksi saluran kemih
misalnya : streptococcus, E. Coli, dll
 Untuk menentukan jenis antibiotik yang akan diberikan
 Darah : terdapat peningkatan leukosit, ureum dan kreatinin.
2. Blass Nier Ophage – Intra Venous Pyelogram ( BNO – IVP )
 Menunjukkan konfirmasi yang cepat tentang penyebab nyeri abdominal,
panggul.
 Menunjukkan abnormalitas anatomi saluran perkemihan.
3. Cystoscopy : Mengetahui kerusakan dari serabut-serabut otot pada kandung kemih.
3.3 Analisis Data

No. Data Masalah Etiologi


1. DS: Nyeri Inflamasi dan peningkatan
 Biasanya Klien aktivitas penykit
mengatakan rasa
sakit saat
pipis(berkemih)
 Biasanya Klien
mengatakan rasa
tidak enak saat
berkemih pada
punggung bawah
 Biasanya Klien
mengeluhkan nyeri
terasa sejak 3hari
lalu
DO:
 Wajah meringis
 Biasanya Dari
pemeriksaan
urinalisis akan
terdapat leukouria
positif dan terdapat
5 eritrosit pada
lapang pandang
besar(LPB) sedimen
air kemih.
 Biasanya Klien
tampak
memenggang daerah
supra pubik
 Biasanya Klien
tampak meringis,
dan terdapat nyeri
tekan dan lepas pada
daerah sekitar
kandung kemih
klien
2. DS: Gangguan Nyeri saat BAK dan kurang
 Klien mengatakan eliminasi menjaga kebersihan organ
sering BAK bawah
dimalam hari
 Klien mengatakan
saat BAK terasa
sakit dan BAK
sedikit
- DO:
 Klien tanpak kurang
memperhatikan
kebersihan organ
bawah
 Klien tanpak
menahan kencing
 Klien tanpak
mengalami nokturia
3. DS:
 Klien mengatakan
demam saat sulit
berkemih
 Klien mengatakan
badan terasa panas
 Klien mengatakan
sakit kepala dan
menggigil
- DO:
 Klien tanpak pucat
 Konjungtiva klien
tanpak pucat
- T: 39°c

3.4 Diagnosa Keperawatan


1. Nyeri berhubungan dengan
2. Gangguan eliminasi
3. Hipertermi
No. Data Masalah Etiologi
1. DS: Nyeri Inflamasi dan peningkatan
 Biasanya Klien aktivitas penykit
mengatakan rasa
sakit saat
pipis(berkemih)
 Biasanya Klien
mengatakan rasa
tidak enak saat
berkemih pada
punggung bawah
 Biasanya Klien
mengeluhkan nyeri
terasa sejak 3hari
lalu
DO:
 Wajah meringis
 Biasanya Dari
pemeriksaan
urinalisis akan
terdapat leukouria
positif dan terdapat
5 eritrosit pada
lapang pandang
besar(LPB) sedimen
air kemih.
 Biasanya Klien
tampak
memenggang daerah
supra pubik
 Biasanya Klien
tampak meringis,
dan terdapat nyeri
tekan dan lepas pada
daerah sekitar
kandung kemih
klien
2. DS: Gangguan Nyeri saat BAK dan kurang
 Klien mengatakan eliminasi menjaga kebersihan organ
sering BAK bawah
dimalam hari
 Klien mengatakan
saat BAK terasa
sakit dan BAK
sedikit
- DO:
 Klien tanpak kurang
memperhatikan
kebersihan organ
bawah
 Klien tanpak menahan
kencing
 Klien tanpak
mengalami nokturia
3. DS: Hipertermi Peningkatan metabolisme
 Klien mengatakan akibat bakteri berkembang
demam saat sulit pada kandung kemih
berkemih
 Klien mengatakan
badan terasa panas 3.
 Klien mengatakan
sakit kepala dan 3.
menggigil
- DO:
 Klien tanpak pucat
- Konjungtiva klien tanpak
pucat
- T: 39°c

3.5 Intervensi Keperawatan

No. Diagnosa Tujuan dan Intervensi Aktivitas (NIC)


Keperawatan Kiteria Hasil
(NOC)
1. Nyeri berhubungan Tujuan : Manajemen nyeri:
dengan Inflamasi  Setelah  penilaian nyeri secara
dan peningkatan dilakukan komprehensif dimulai
aktivitas penyakit. tindakan dari lokasi,
keperawatan karakteristik, durasi,
selama 24 jam frekuensi, intensitas dan
diharapkan penyebab.
nyerinya  Kurangi faktor
teratasi presipitasi nyeri(faktor
infeksi)
Kiteria hasil :  Pilih dan lakukan
 Skala nyeri 0- penanganan nyeri
3. (farmakologi, non
 Wajah klien farmakologi dan inter
tidak meringis. personal).
 Klien tidak
memegang Pemberian analgesic
daerah nyeri.  Monitor vital sign
sebelum dan sesudah
pemberian analgesik
pertama kali
 Berikan analgesik tepat
waktu terutama saat
nyeri hebat
 Evaluasi efektivitas
analgesik, tanda dan
gejala (efek samping)

2. Gangguan Eliminasi Tujuan:  Monitor keadaan


 setelah di bladder setiap 2 jam
lakukan  Hindari faktor pencetus
tindakan inkontinensia urine
perawatan seperti cemas
selama 24  Kolaborasi dengan
jam klien Dokter dalam
mampu pengobatan dan
BAK kateterisasi
dengan  Jelaskan
normal tentangpengobatan, Kat
Kiteria hasil : eter, penyebab, dan
 Klien dapat tindakan lain
mengontrol
pengeluara
n urine
setiap 4 jam
 Tidak ada
tanda-tanda
retensi dan
inkontinens
ia urine
 Klien
berkemih
dalam
keadaan
rileks

3. Hipertermi Tujuan: Fever treatment


 Setelah di  Monitor suhu sesering
lakukan mungkin
tindakan  Monitor tekanan darah,
keperawata nadi dan RR
n selama 24  Monitor intake dan
jam output
diharapkan  Kompres pasien pada
klien T lipat paha dan aksila
kembali  Berikan pengobatan
normal untuk mencegah
Kiteria hasil : terjadinya menggigil
 Suhu tubuh  Tingkatkan sirkulasi
dalam udara
rentang
normal Temperature regulation
 Nadi dan  Monitor suhu minimal
RR dalam tiap 2 jam
rentang  Rencanakan
normal monitoring suhu secara
 Tidak ada kontinyu
perubahan  Monitor TD, nadi, dan
warna kulit RR
dan tidak  Monitor warna dan
ada pusing, suhu kulit
merasa  Monitor tanda-tanda
nyaman hipertermi dan
hipotermi
 Tingkatkan intake
cairan dan nutrisi
BAB 4
LAPORAN KASUS

4.1 Pengkajian
Ny.D (40 tahun) datang ke RS X pada tanggal 27 Februari 2018 pukul 09.00 WIB diantar
oleh suaminya. Suaminya mengatakan istrinya sering mengeluh nyeri saat berkemih dan sakit
pinggang serta merasa tidak enak pada daerah suprapubic. Tn.S juga mengatakan istrinya
sering berkemih tapi sedikit-sedikit dan BAK klien agak bernanah. Klien juga mengatakan
bahwa perut klien terasa sakit, pusing, mual, dan muntah. Dari hasil pengkajian didapatkan
klien tampak meringis dan gelisah dan klien sering bertanyak tentang penyakitnya.

Tanggal pengkajian : Selasa, 28 februari 2018, pukul : 10.00 WIB


Ruangan : Mawar

a. Identitas Klien
Nama : Ny.D
No.mr : 04.93.50
Umur : 40 Tahun
Pekerjaan : PNS
Agama : Islam
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : Sukadono
Tanggal masuk rs : 27 Februari 2018

Penanggung jawab :
Nama : Tn. S
Alamat : Sukadono
Umur : 38 Tahun
Pekerjaan : Petani
Agama : Islam
Hub dengan klien : Suami

b. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat kesehatan dahulu
Klien mengatakan pernah mengalami maag semenjak 3 tahun terakhir.
2) Riwayat kesehatan sekarang
Pada saat dilakukan pengkajian tanggal 28 Februari 2018 pukul 10.00 WIB, klien
mengatakan bahwa perut klien terasa sakit, pusing, mual, dan muntah . Klien juga
mengatakan bahwa klien sering berkemih tetapi sedikit-sedikit serta nyeri saat
berkemih dan sakit pinggang
3) Riwayat kesehatan keluarga
Klien mengatakan bahwa tidak ada anggota keluarga yang mengalami penyakit ini
yang sama dengan klien.

c. Pemeriksaan Fisik
1) TTV
T : 37,5
TD : 120/80
N : 82 x/i
P : 22 x/i
TB : 155 cm
BB : 45 kg
2) KEPALA
Rambut : kulit kepala tampak bersih, rambut bersih
Hidung : simestris kiri dan kanan
Telinga : bersih, tidak terdapat serumen, simetris kiri dan kanan
3) Leher
Trakea : tidak ada pembesaran kelenjer tiroid dan getah bening
4) Thorak
I : simetris kiri dan kanan
P : fremitus kiri dan kanan
P : sonor
P : vesikuler
Jantung
I : ic cordis tidak terlihat
P : ic cordis tidak teraba
P : batas jantung atas RIC 11
A : irama terarur
5) Abdomen
I : perut tidak membuncit
P : hepar dan lien sulit dinilai
P : tympani
A : Bising Usus (+)
6) Ekstremitas
Ekstremitas atas dan bawah baik
7) Integument
I : kulit kuning lansat
P : akral hangat
8) Neurologis
GCS 15, Compos mentis, E=4 V=5 M=6
9) Mamme
I : tidak dilakukan
P : tidak dilakukan
10) Urogenital
I : lesi (-), skrotum simetris kiri dan kanan
P : perabaan diatas simpisis terasa nyeri
11) Anus
I : lesi (-), kemerahan (-), haemoroid
P : massa (-)

d. Aktivitas Sehari-hari
Nutrisi
Makanan : sehat = 2-3 kali/hari
Sakit = 1-2 kali/hari
Minun : sehat = 3-4 gelas/hari
Sakit = 10 gelas/hari
Eliminasi
Miksi : sehat = 4-5 kali/hari
Sakit = 6-7 kali/hari,sediki-sedikit tapi sering, nyeri(-)
Defekasi:sehat = 1 kali/hari
Sakit = 1 kali/3hari
e. Aktifitas Perawatan Diri
Sehat : mandi = 2 kali/sehari
Gosok gigi = 2 kali/sehari
Cuci rambut = 1 kali/2 hari
Sakit : mandi = 1 kali/sehari
Gosok gigi = 2 kali/sehari
Cuci rambut = 2 kali/ seminggu

Istirahat Dan Tidur


Sehat : siang = 2-3 jam/hari
Malam = 7-8 jam/hari
Sakit : siang =1-2 jam/hari
Malam = 6-7 jam/hari

f. Data Psikososial
Klien dan keluarganya selalu mengatakan klien kurang semangat karena penyakit yang
dideritanya.

g. Data Spiritual
Biasanya klien ada beribadah , namun selama dirawat , klien jadi kurang beribadah.

h. Pemeriksaan Penunjang
Gula darah sentry : 73
Total cholesterol : 159 (220 mg/dl)
Trigkenda : 103
Uric cout : 45 w=15-6 mg/dl
Urium : 28,5 10-50 mg/dl
Kreatinin : 1,01
Total protein : 6,73 6,5-8,7 gr/dl
Alkali foltase : 207 49-232 u/i
Total bilirubin : 0,80 0,3-1,0 mg/dl
SGOT : 29,7 p:<37 w:21 u/i
GGPT : 22,1 p:<42 w:<32 u/i
i. Penatalaksanaan
 INJEKSI TRAMADOL 2 x 1
 INJEKSI RANITIDIN 2 x 1e
 INJEKSI SERIASON 1x1

4.2 Analisis Data


NO DATA MASALAH ETIOLOGI
1. DS:
- Klien mengeluh nyeri Nyeri Inflamasi dan infeksi
pinggang dan rasa tidak saluran kemih.
enak daerah suprapubic
- Klien mengeluh nyeri saat
berkemih
- Klien mengeluh rasa panas
saat berkemih

DO :
- Klien tampak meringis
- Klien tampak gelisah
· Perilaku klien distraksi

2. DS :
- Klien mengatakan sering Perubahan pola Sering berkemih, urgensi,
berkemih eliminasi urine hesistensi
- Klien mengatakan
berkemih dengan jumlah
sedikit-sedikit

DO :
- Urine kalien sedikit –
sedikit keluar
- Urine tampak menetes -
netes
3. DS :
- Klien mengatakan bingung Kurang pengetahuan Kurangnya informasi
dengan prosedur terapi tentang tentang penyakitnya
- Klien mengatakan tidak tau kondisi,prognosis
dengan penyakit-nya dan pengobatan.

DO :
- Terdapat kesalahan
pernyataan dari klien
tentang peny-nya
- Sering bertanya / menerima
informasi
- Terjadinya komplikasi
yang dapat dicegah

4.3 Diagnosa Keperawatan


a. Nyeri b/d inflamasi dan infeksi saluran kemih
b. Perubahan pola eliminasi urine b/d sering berkemih, urgensi, hesistensi
c. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan pengobatan b/d kurangnya
informasi tentang penyakitnya
4.4 Intervensi Keperawatan
NO DX INTERVENSI RASIONAL
1. Nyeri dan 1. Kaji lokasi nyeri, 1. Membantu
ketidaknyamanan b.d karakteristik nyeri , mengevaluasi derajat
inflamasi dan infeksi intensitas nyeri ketiknyamanan atas
saluran kemih nyeri.
2. Dorongan pasien 2. Menurunkan ansiestas
mengatakan masalah, takut, meningkatkan
mendengarkan dengan relaksasi dan
aktif & member kenyamanan
dukungan serta informasi
yang tepat.
3. Berikan kenyamanan 3. Menurunkan tegangan
contohkan pijatan otot, meningkatkan
punggung. relaksasi dan dapat
meningkatkan
kemampuan relaksasi
koping
4. Dorong gunakan teknik 4. Membantu pasien
relaksasi istirahat lebih efektif
dan memfokuskan
kembali perhatian
5. Berikan obat sesuai 5. Menghilangkan nyeri
indikasi :aspirin, meningkatkan
antimicrobial, kenyamanan dan
antispasmodic. istirahat.

2. Perubahan pola 1. Tentukan pola berkemih 1. Bakteri dapat


elimenasi urine b.d normal pasien dan menyebabkan
sering berkemih, perhatikan variasi. eksitabilitas saraf yang
urgensi, hesistansi. menyebabkan sensasi
kebutuhan berkemih
segera.
2. Dorongan peningkatan 2. Peningkatan hidrasi
pemasukan cairan. membilas bakteri dan
membantu lewatnya
batu.
3. Jika frekuensi menjadi 3. Berkemih yang sering
masalah , jamin akses k me(-) stastis urine
kamar mandi , pispot di pada kandung kemih
tempat tidur/bedpan. dan menghindari
anjurkan pasien pertumbuhan bakteri.
berkemih kapan saja bila
ada keinginan.

4. Hindari cairan seperti teh 4. Dapat mengiritasi.


, kopi , kola dan alcohol.

KOLABORASI :
5. pasang kateter 5. Kateter dapat
mempertahankan
aliran urin

3. Kurang pengetahuan 1. Kaji ulang proses 1. Memberi dasar


tentang kondisi, penyakit, prognosis dan pengetahuan dimana
prognosis dan fepencetus pengalaman. pasien dapat membuat
kebutuhan pilihan informasi
pengobatan b.d terapi.
kurang terpajang 2. Tunjukan perawatan 2. Mengurangi
informasi personal hiegyne. konsentrasi pathogen
pada orifisium vagina
3. Tekankan pentingnya 3. Mempertahankan
masukan cairan haluaran urine &
meningkatkan
keasaman urine untuk
menurunkan resiko
infeksi dan
pembentukan batu.
4. Diskusikan penggunaan 4. Pengasaman urine
diet asam (contoh beri untuk menurunkan
sereal, nasi, kacang, keju, resiko infeksi &
ikan). pembentukan batu.
5. Sarankan pada wanita Ø Untuk menjaga sal
beresiko untuk : bahwa bebas dr bakteri
Berkemih bila keinginan Ø Pembersihan yang tepat
terasa dan setelah setelah buang air.
hubungan seksual Menghindari uretra
terkontaminasi.

4.5 Implementasi Dan Evaluasi


N HARI/ DX IMPLEMENTASI TT HARI EVALUAS TT
O TGL D / I D
TGL
1. 29/02/201 Nyeri dan 1. Mengkaji lokasi S: klien
8 ketidaknyaman nyeri , mengataka
an b.d infeksi karakteristik n nyerinya
saluran kemih. nyeri, intensitas sudah agak
nyeri. berkurang
2. Mendorong O : klien
pasien masih
mengatakan tampak
masalah, meringis
mendengarkan A :
dengan aktif & masalah
member belum
dukungan serta teratasi
informasi yang P :
tepat. intervensi
3. Memberikan dilanjutkan
kenyamanan, .
contohnya
pijatan
punggung.
4. Mmendorong
menggunakan
teknik relaksasi.
5. Memberikan
obat sesuai
indikasi : aspirin,
antimicrobial,
antipasmodik
.
1. Menentukan
2. 29/02/201 Perubahan pola pola berkemih S : klien
8 eliminasi urine norman pasien & mengataka
b.d sering perhatikan n masih
berkemih, variasi sering
urgensi, 2. Mendorong berkemih
hesistansi. peningkatan O : klien
pemasukan pola
cairan. berkemihn
3. Menjamin akses ya
k kamar mandi, sedikitnya
pispot ditempat sedikit tapi
tidur/bedpan. sering.
Anjurkanpasien A :
untuk berkemih masalah
kapan saja bila belum
ada keinginan. teratasi.
4. Menghindari P :
cairan seperti intervensi
teh, kopi, kola dilanjutkan
dan alcohol .
5. mengkolaborasik
an pasang
kateter.

1. Mengkaji ulang
3. 29/02/201 Kurang proses penyakit S : klien
8 pengetahuan prognosis, & fc mengataka
tentang kondis, pencetus n sudah tau
prognosis, dan pengalaman. tentang
kebutuhan 2. Menunjukan penyakitny
pengobatan b.d perawatan a
kurang professional
terpajang hiegyne. O :
informasi. 3. Menekankan Pernyataan
pentingnya klien sudah
masukan cairan. tidak salah
4. Mendiskusikan lagi tentang
penggunaan diet penyakitny
asam (contoh a
beri, sereal, nasi,
kacang, keju, A:masalah
ikan) sudah
5. Menyarankan teratasi
pada wanita
beresiko untuk : P :
Berkemih bila intervensi
keinginan terasa dihentikan
& setelah hub.
Seksual.
BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Infeksi saluran kemih secara umum dapat disebabkan oleh E.coli atau penyebab yang paling
lazim dari infeksi saluran kemih dan merupakan penyebab infeksi saluran kemih pertama
pada sekitar 90% wanita muda. Gejala dan tanda-tandanya antara lain : sering kencing,
disuria, hematuria dan piuria. Adanya keluhan nyeri pinggang berhubungan dengan infeksi
saluran kemih bagian atas.

Bakteri yang dapat menimbulkan infeksi saluran kemih selain E.coli melalui infeksi
nosokomial Klebsiella, Proteus, Providencia, Citrobacter, P.aeruginosa,Acinetobacter, Entero
coccus faecalis dan Stafilokokus saprophyticus.

5.2 Saran

Dengan penjelasan mengenai Konsep Infeksi Saluran Kemih (ISK) serta Asuhan
Keperawatan Infeksi Saluran Kemih diharapkan kepada pembaca untuk dapat memahami
tentang Konsep Infeksi Saluran Kemih (ISK) serta Asuhan Keperawatannya tersebut,
sehingga pembaca dapat memperluas pengetahuan serta dapat memahami apa saja yang
berkaitan dengan hal tersebut, serta bagi mahasiswa dapat menambah ilmu pengetahuannya
mengenai Konsep Infeksi Saluran Kemih (ISK) serta Asuhan Keperawatannya tersebut, dan
diharapkan dapat menegakkan asuhan keperawatan yang professional dan bersungguh-
sungguh menjadi perawat yang professional nantinya.
DAFTAR PUSTAKA

Agus Tessy, 2001.Rencana Asuhan Keperawatan: pedoman untuk perencanaan dan


pendokumentasian perawatan pasien. Alih Bahasa: I Made Kariasa, Ni made Sumarwati.
Edisi: 3. Jakrta: EGC.

Enggram, Barbara. (1998). Rencana Asuhan Keperawatan Sistem perkemihan

M. Clevo Rendy dan Margareth TH, 2012, Sistem Perkemihan . Edisi: 2. Jakarta: EGC.

Tessy Agus, Ardaya, Suwanto. (2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam: Infeksi Saluran
Kemih. Edisi: 3. Jakarta: FKUI.

Anda mungkin juga menyukai