Kel 1 Isk
Kel 1 Isk
Kemih
3.1 PSIK
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Karya Ilmiah dalam bentuk Makalah
yang berjudul “Asuhan Keperawatan Infeksi Saluran Perkemihan”. Makalah ini kami
susun berdasarkan data-data yang telah kami ambil dari Buku maupun internet.
Hambatan yang kami temui pada penyusunan Makalah ini adalah kurangnya waktu
penyusunan karena banyaknya tugas kami pada mata kuliah lain. Selesainya makalah ini
tentunya tidak terlepas dari bantuan banyak pihak, sehingga penyusunan makalah ini dapat
terselesaikan tepat waktu.
Terlepas dari upaya penulis untuk menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya, penulis
tetap menyadari bahwa tentunya selalu ada kekurangan, baik dari segi penggunaan kosa-kata,
tata bahasa maupun kekurangan-kekurangan lainnya.
Oleh karena itu, dengan lapang dada penulis membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang
bermaksud untuk memberikan kritik dan saran bersifat membangun dengan maksud
meningkatkan pengetahuan penulis agar lebih baik dalam karya selanjutnya dan dapat
memperbaiki kualitas makalah ini.
Penulis berharap semoga makalah kami yang berjudul " Asuhan Keperawatan Infeksi Saluran
kemih” ini bermanfaat, dan pelajaran-pelajaran yang tertuang dan yang terdapat dalam
makalah ini dapat menjadi pembelajaran dan ilmu yang berguna bagi para pembaca.
Kelompok 1
BAB 1
PENDAHULUAN
1. 1 latar belakang
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah istilah umum yang dipakai untuk menyatakan adanya
invasi mikroorganisme pada saluran kemih. Prevalensi ISK di masyarakat makin meningkat
seiring dengan meningkatnya usia. Pada usia 40 – 60 tahun mempunyai angka prevalensi 3,2
%. Sedangkan pada usia sama atau diatas 65 tahun kira-kira mempunyai angka prevalensi
ISK sebesar 20%. Infeksi saluran kemih dapat mengenal baik laki-laki maupun wanita dari
semua umur baik anak-anak, remaja, dewasa maupun lanjut usia. Akan tetapi dari kedua jenis
kelamin, ternyata wanita lebih sering dari pria dengan angka populasi umum kurang lebih 5-
15%.
Untuk menyatakan adanya ISK harus ditemukan adanya bakteri dalam urin. Bakteriuria yang
disertai dengan gejala saluran kemih disebut bakteriuria simptomatis. Sedangkan yang tanpa
gejala disebut bakteriuria asimptomatis. Dikatakan bakteriuria positif pada pasien
asimptomatisbila terdapat lebih dari 105 koloni bakteri dalam sampel urin midstream,
sedangkan pada pasien simptomatis bisa terdapat jumlah koloni lebih rendah.
Prevalensi ISK yang tinggi pada usia lanjut antara lain disebabkan karena sisa urin dalam
kandung kemih meningkat akibat pengosonga kandung kemih kurang efektif , mobilitis
menurun, pada usia lanjut nutrisi sering kurang baik, sistem imunitas menurun.
Baik seluler maupu humoral, adanya hambatan pada aliran urin,hilangnya efek bakterisid dari
sekresi prostat. Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan penyakit yang perlu mendapat
perhatian serius. Di Amerika dilaporkan bahwa setidaknya 6 juta pasien datang kedokter
setiap tahunnya dengan diagnosis ISK. Disuatu rumah sakit di Yogyakarta ISK merupakan
penyakit infeksi yang menempati urutan ke-2 dan masuk dalam 10 besar penyakit (data bulan
Juli-Desember). Infeksi saluran kemih terjadi adanya invasi mikroorganisme pada saluran
kemih. Untuk menegakkan diagnosis ISK harus ditemukan bakteri dalam urin melalui biakan
atau kultur (Tessy, Ardaya, Suwanto, 2001) dengan jumlah signifikan (Prodjosudjadi, 2003).
Tingkat signifikansi jumlah bakteri dalam urin lebih besar dari 100/ml urin. Agen penginfeksi
yang paling sering adalah Eschericia coli, Proteus sp., Klebsiella sp., Serratia, Pseudomonas
sp. Penyebab utama ISK (sekitar 85%) adalah Eschericia coli (Coyle & Prince, 2005).
Penggunaan kateter terkait dengan kemungkinan lebih dari satu jenis bakteri penginfeksi.
BAB 2
TINJAUAN TEORITIS MEDIS
Infeksi saluran kemih dapat mengenai baik laki-laki maupun perempuan dari semua umur
baik pada anak-anak remaja, dewasa maupun lanjut usia. Akan tetapi, dari dua jenis kelamin
ternyata wanita lebih sering dari pria. Infeksi traktus urinarius merupakan akibat dari
menyebarnya infeksi yang berasal dari uretra seperti juga pada wanita. Namun
demikian, panjang uretradan jauhnya jarak antara uretra dari rektum pada pria dan adanya
bakterisidal dalam cairan prostatik melindungi pria dari infeksi traktus urinarius.
2.2 Etiologi
Organisme penyebab infeksi saluran kemih yang paling sering ditemukan adalah eschericia
coli. E. Coli merupakan penghuni normal dari kolon. Organisme-organisme lain yang juga
dapat menyebabkan infeksi saluran kemih adalah golongan proteus,
klebsiela,pseudomonas,eterokokus dan stphylococus . bisa juga karena jamur dan virus
ataupun karena infeksi ginjal, prostat hipertropi (urin sisa), prevalensi penyebab isk pada usia
lanjut antara lain:
Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat akibat pengosongan kandung kemih
yang kurang efektif
Mobilitas menurun
Nutrisi yang sering kurang baik
Sistem imunitas menurun, baik seluler maupun humoral
Adanya hambatan pada aliran urin
Hilangnya efek bakterisid dari sekresi prostat
1. Demam
2. Menggigil
3. Nyeri panggul dan pinggang
4. Nyeri ketika berkemih
5. Malaise
6. Pusing
7. Mual dan muntah
2.5 Patofisiologi Infeksi Saluran kemih
Infeksi saluran kemih bagian bawah paling banyak disebabkan oleh mikroorganisme terutama
bakteri gram negatif yaitu Escherichia Coli yang mencapai kurang lebih 90 persen kejadian,
disertai dengan pseudomonas, enterobakter, Bakteri gram positif : streptococcus, S. Saprofit.
Secara normal mikroorganisme tersebut terdapat pada saluran intestinal, tetapi bila terjadi
infeksi pada saluran intestinal maka terjadi respon tubuh terhadap infeksi sehingga timbul
demam, anoreksia, mual, muntah, menggigil, diare. Apalagi jarak anatomi intestinal dan
vesika urinaria yang dekat sehingga memudahkan mikroorganisme masuk melalui urethra
secara asenden. Masuknya mikroorganisme ini dapat disebabkan karena hubungan sex yang
terlalu berlebihan, yang biasanya banyak terjadi pada wanita muda, dimana jarak antara
vagina dan vesika urinaria dekat sehingga dapat membawa kuman ke vesika urinaria melalui
sperma, sperma dapat membuat pH vagina menjadi meningkat hingga tidak dapat membunuh
kuman yang masuk pada vesika urinaria. Apalagi bila setelah itu tidak mengosongkan
kandung kemih maka mikroorganisme akan berkolonisasi di dalam vesika urinaria.
Secara normal mikroorganisme yang masuk dapat di lawan oleh kandung kemih karena
adanya lapisan kandung kemih yang memproduksi sel mukus dimana dapat memelihara
integritas lapisan vesika urinaria, sehingga sterilitas dari pada urine dapat cepat kembali,
karena mekanisme pertahanan vesika urinaria dapat selama fase inflamasi akan memasukkan
mikroorganisme ke dalam proses fagositosis pada mukosa (epitel) vesika urinaria dan urine,
dimana secara normal mekanisme pertahanan memiliki kerja anti bakteri (pada selaput lendir
urethra).
Komplikasi yang dapat terjadi pada infeksi saluran kemih ini adalah karena adanya proses
reflux atau mikroorganisme yang di dapat secara asendens, yaitu menyebabkan (Agus Tessy,
2001) :
1. Pyelonefritis
Infeksi yang naik dari ureter ke ginjal, tubulus reflux urethrovesikal dan jaringan
intestinal yang terjadi pada satu atau kedua ginjal.
2. Gagal Ginjal
Terjadi dalam waktu yang lama dan bila infeksi sering berulang atau tidak diobati
dengan tuntas sehingga menyebabkan kerusakan ginjal baik secara akut dan kronik.
1. Laboratorium
a. Analisa urine : terdapat leukosit, eritrosit, crystal, pus, bakteri dan pH meningkat.
b. Urine kultur :
Untuk menentukan jenis kuman atau penyebab infeksi saluran kemih misalnya
: streptococcus, E. Coli, dll
Untuk menentukan jenis antibiotik yang akan diberikan
c. Darah : terdapat peningkatan leukosit, ureum dan kreatinin.
2. Blass Nier Ophage – Intra Venous Pyelogram ( BNO – IVP )
a. Menunjukkan konfirmasi yang cepat tentang penyebab nyeri abdominal, panggul.
b. Menunjukkan abnormalitas anatomi saluran perkemihan.
3. Cystoscopy : Mengetahui kerusakan dari serabut-serabut otot pada kandung kemih.
BAB 3
TINJAUAN TEORITIS KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
Nama, Umur, Jenis Kelamin, Agama, Suku, Bangsa, Pekerjaan, Pendidikan, Status
Perkawinan, Alamat, Tanggal Masuk Rumah Sakit.
1. Keluhan utama
Merupakan riwayat kesehatan klien saat ini yang meliputi keluhan pasien, biasanya
jika klien mengalami ISK bagian bawah keluhan klien biasanya berupa rasa sakit atau
rasa panas di uretra sewaktu kencing dengan air kemih sedikit- sedikit serta rasa sakit
tidak enak di suprapubik. Dan biasanya jika klien mengalami ISK bagian atas keluhan
klien biasanya sakit kepala, malaise, mual, muntah, demam, menggigil, rasa tidak
enak atau nyeri pinggang.
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
Merupakan riwayat kesehatan klien saat ini yang meliputi keluhan pasien, biasanya
jika klien mengalami ISK bagian bawah keluhan klien biasanya berupa rasa sakit atau
rasa panas di uretra sewaktu kencing dengan air kemih sedikit- sedikit serta rasa sakit
tidak enak di suprapubik. Dan biasanya jika klien mengalami ISK bagian atas keluhan
klien biasanya sakit kepala, malaise, mual, muntah, demam, menggigil, rasa tidak
enak atau nyeri pinggang.
3. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pada pengkajian biasanya ditemukan kemungkinan penyebab infeksi saluran kemih
dan memberi petunjuk berapa lama infeksi sudah di alami klien. Biasanya klien
dengan ISK pada waktu dulu pernah mengalami penyankit infeksi saluran kemih
sebelumnya atau penyakit ginjal polikistik atau batu saluran kemih, atau memiliki
riwayat penyakit DM dan pemakaian obat analgetik atau estrogen, atau pernah di
rawat di rumah sakit dengan dipasangkan kateter.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Merupakan riwayat kesehatan keluarga yang biasanya dapat meperburuk keadaan
klien akibat adanya gen yang membawa penyakit turunan seperti DM, hipertensi dll.
ISK bukanlah penyakit turunan karena penyakit ini lebih disebabkan dari anatomi
reproduksi, higiene seseorang dan gaya hidup seseorang, namun jika ada penyakit
turunan di curigai dapat memperburuk atau memperparah keadan klien.
Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan baik untuk penegakkan diagnosa atau
pengobatan antara lain adalah :
1. Laboratorium
1. Analisa urine : terdapat leukosit, eritrosit, crystal, pus, bakteri dan pH meningkat.
Urine kultur :
Untuk menentukan jenis kuman atau penyebab infeksi saluran kemih
misalnya : streptococcus, E. Coli, dll
Untuk menentukan jenis antibiotik yang akan diberikan
Darah : terdapat peningkatan leukosit, ureum dan kreatinin.
2. Blass Nier Ophage – Intra Venous Pyelogram ( BNO – IVP )
Menunjukkan konfirmasi yang cepat tentang penyebab nyeri abdominal,
panggul.
Menunjukkan abnormalitas anatomi saluran perkemihan.
3. Cystoscopy : Mengetahui kerusakan dari serabut-serabut otot pada kandung kemih.
3.3 Analisis Data
4.1 Pengkajian
Ny.D (40 tahun) datang ke RS X pada tanggal 27 Februari 2018 pukul 09.00 WIB diantar
oleh suaminya. Suaminya mengatakan istrinya sering mengeluh nyeri saat berkemih dan sakit
pinggang serta merasa tidak enak pada daerah suprapubic. Tn.S juga mengatakan istrinya
sering berkemih tapi sedikit-sedikit dan BAK klien agak bernanah. Klien juga mengatakan
bahwa perut klien terasa sakit, pusing, mual, dan muntah. Dari hasil pengkajian didapatkan
klien tampak meringis dan gelisah dan klien sering bertanyak tentang penyakitnya.
a. Identitas Klien
Nama : Ny.D
No.mr : 04.93.50
Umur : 40 Tahun
Pekerjaan : PNS
Agama : Islam
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : Sukadono
Tanggal masuk rs : 27 Februari 2018
Penanggung jawab :
Nama : Tn. S
Alamat : Sukadono
Umur : 38 Tahun
Pekerjaan : Petani
Agama : Islam
Hub dengan klien : Suami
b. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat kesehatan dahulu
Klien mengatakan pernah mengalami maag semenjak 3 tahun terakhir.
2) Riwayat kesehatan sekarang
Pada saat dilakukan pengkajian tanggal 28 Februari 2018 pukul 10.00 WIB, klien
mengatakan bahwa perut klien terasa sakit, pusing, mual, dan muntah . Klien juga
mengatakan bahwa klien sering berkemih tetapi sedikit-sedikit serta nyeri saat
berkemih dan sakit pinggang
3) Riwayat kesehatan keluarga
Klien mengatakan bahwa tidak ada anggota keluarga yang mengalami penyakit ini
yang sama dengan klien.
c. Pemeriksaan Fisik
1) TTV
T : 37,5
TD : 120/80
N : 82 x/i
P : 22 x/i
TB : 155 cm
BB : 45 kg
2) KEPALA
Rambut : kulit kepala tampak bersih, rambut bersih
Hidung : simestris kiri dan kanan
Telinga : bersih, tidak terdapat serumen, simetris kiri dan kanan
3) Leher
Trakea : tidak ada pembesaran kelenjer tiroid dan getah bening
4) Thorak
I : simetris kiri dan kanan
P : fremitus kiri dan kanan
P : sonor
P : vesikuler
Jantung
I : ic cordis tidak terlihat
P : ic cordis tidak teraba
P : batas jantung atas RIC 11
A : irama terarur
5) Abdomen
I : perut tidak membuncit
P : hepar dan lien sulit dinilai
P : tympani
A : Bising Usus (+)
6) Ekstremitas
Ekstremitas atas dan bawah baik
7) Integument
I : kulit kuning lansat
P : akral hangat
8) Neurologis
GCS 15, Compos mentis, E=4 V=5 M=6
9) Mamme
I : tidak dilakukan
P : tidak dilakukan
10) Urogenital
I : lesi (-), skrotum simetris kiri dan kanan
P : perabaan diatas simpisis terasa nyeri
11) Anus
I : lesi (-), kemerahan (-), haemoroid
P : massa (-)
d. Aktivitas Sehari-hari
Nutrisi
Makanan : sehat = 2-3 kali/hari
Sakit = 1-2 kali/hari
Minun : sehat = 3-4 gelas/hari
Sakit = 10 gelas/hari
Eliminasi
Miksi : sehat = 4-5 kali/hari
Sakit = 6-7 kali/hari,sediki-sedikit tapi sering, nyeri(-)
Defekasi:sehat = 1 kali/hari
Sakit = 1 kali/3hari
e. Aktifitas Perawatan Diri
Sehat : mandi = 2 kali/sehari
Gosok gigi = 2 kali/sehari
Cuci rambut = 1 kali/2 hari
Sakit : mandi = 1 kali/sehari
Gosok gigi = 2 kali/sehari
Cuci rambut = 2 kali/ seminggu
f. Data Psikososial
Klien dan keluarganya selalu mengatakan klien kurang semangat karena penyakit yang
dideritanya.
g. Data Spiritual
Biasanya klien ada beribadah , namun selama dirawat , klien jadi kurang beribadah.
h. Pemeriksaan Penunjang
Gula darah sentry : 73
Total cholesterol : 159 (220 mg/dl)
Trigkenda : 103
Uric cout : 45 w=15-6 mg/dl
Urium : 28,5 10-50 mg/dl
Kreatinin : 1,01
Total protein : 6,73 6,5-8,7 gr/dl
Alkali foltase : 207 49-232 u/i
Total bilirubin : 0,80 0,3-1,0 mg/dl
SGOT : 29,7 p:<37 w:21 u/i
GGPT : 22,1 p:<42 w:<32 u/i
i. Penatalaksanaan
INJEKSI TRAMADOL 2 x 1
INJEKSI RANITIDIN 2 x 1e
INJEKSI SERIASON 1x1
DO :
- Klien tampak meringis
- Klien tampak gelisah
· Perilaku klien distraksi
2. DS :
- Klien mengatakan sering Perubahan pola Sering berkemih, urgensi,
berkemih eliminasi urine hesistensi
- Klien mengatakan
berkemih dengan jumlah
sedikit-sedikit
DO :
- Urine kalien sedikit –
sedikit keluar
- Urine tampak menetes -
netes
3. DS :
- Klien mengatakan bingung Kurang pengetahuan Kurangnya informasi
dengan prosedur terapi tentang tentang penyakitnya
- Klien mengatakan tidak tau kondisi,prognosis
dengan penyakit-nya dan pengobatan.
DO :
- Terdapat kesalahan
pernyataan dari klien
tentang peny-nya
- Sering bertanya / menerima
informasi
- Terjadinya komplikasi
yang dapat dicegah
KOLABORASI :
5. pasang kateter 5. Kateter dapat
mempertahankan
aliran urin
1. Mengkaji ulang
3. 29/02/201 Kurang proses penyakit S : klien
8 pengetahuan prognosis, & fc mengataka
tentang kondis, pencetus n sudah tau
prognosis, dan pengalaman. tentang
kebutuhan 2. Menunjukan penyakitny
pengobatan b.d perawatan a
kurang professional
terpajang hiegyne. O :
informasi. 3. Menekankan Pernyataan
pentingnya klien sudah
masukan cairan. tidak salah
4. Mendiskusikan lagi tentang
penggunaan diet penyakitny
asam (contoh a
beri, sereal, nasi,
kacang, keju, A:masalah
ikan) sudah
5. Menyarankan teratasi
pada wanita
beresiko untuk : P :
Berkemih bila intervensi
keinginan terasa dihentikan
& setelah hub.
Seksual.
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Infeksi saluran kemih secara umum dapat disebabkan oleh E.coli atau penyebab yang paling
lazim dari infeksi saluran kemih dan merupakan penyebab infeksi saluran kemih pertama
pada sekitar 90% wanita muda. Gejala dan tanda-tandanya antara lain : sering kencing,
disuria, hematuria dan piuria. Adanya keluhan nyeri pinggang berhubungan dengan infeksi
saluran kemih bagian atas.
Bakteri yang dapat menimbulkan infeksi saluran kemih selain E.coli melalui infeksi
nosokomial Klebsiella, Proteus, Providencia, Citrobacter, P.aeruginosa,Acinetobacter, Entero
coccus faecalis dan Stafilokokus saprophyticus.
5.2 Saran
Dengan penjelasan mengenai Konsep Infeksi Saluran Kemih (ISK) serta Asuhan
Keperawatan Infeksi Saluran Kemih diharapkan kepada pembaca untuk dapat memahami
tentang Konsep Infeksi Saluran Kemih (ISK) serta Asuhan Keperawatannya tersebut,
sehingga pembaca dapat memperluas pengetahuan serta dapat memahami apa saja yang
berkaitan dengan hal tersebut, serta bagi mahasiswa dapat menambah ilmu pengetahuannya
mengenai Konsep Infeksi Saluran Kemih (ISK) serta Asuhan Keperawatannya tersebut, dan
diharapkan dapat menegakkan asuhan keperawatan yang professional dan bersungguh-
sungguh menjadi perawat yang professional nantinya.
DAFTAR PUSTAKA
M. Clevo Rendy dan Margareth TH, 2012, Sistem Perkemihan . Edisi: 2. Jakarta: EGC.
Tessy Agus, Ardaya, Suwanto. (2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam: Infeksi Saluran
Kemih. Edisi: 3. Jakarta: FKUI.