Disusun oleh:
Murtiyana 1215153972
2018
1
DAFTAR ISI
BAB I
B. Rumusan .................................................................................................... 4
C. Tujuan ......................................................................................................... 4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Landasan psikologis dalam pengembangan kurikulum ................................. 5
a) Psikologi belajar (psychology of learning) .......................................... 6
b) Psikologi perkembangan (developmental psychology) ....................... 9
BAB III
A. Peran psikologi belajar ................................................................................ 16
BAB IV
A. Kesimpulan .............................................................................................. 18
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-nya sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang
Alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul Psikologi Pendidikan.
Terimkasih yang sebesar-besar nya untuk Bapak DR. Khaerudin, M.Pd
selaku dosen pembimbing pada mata kuliah Pengembangan Kurilkulum atas ilmu,
bimbingan dan arahannya.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Kurang dan
lebihnya kami mohon maaf, kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata
sempurna. Semoga allah swt senantiasa meridhai segala usaha kita semua. Amin.
Penulis
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk yang belajar. Maka, untuk sampai pada derajat yang
disebut belajar manusia harus mampu mengadakan dan atau mengalami
perubahan-perubahan. Baik itu perubahan tiap individu ataupun bahkan secara
global. Namun, perubahan-perubahan yang diharapkan adalah perubahan ke arah
yang baik, perubahan yang menjadikan manusia menjadi makhluk yang memelihara
alam semesta sesuai dengan mandat dari Allah SWT. Sehingga manusia harus
mencari dan mencapai hakikat belajar sampai sedalam-dalamnya.
Memasuki abad ke-19 beberapa ahli psikologi mengadakan penelitian
eksperimental tentang teori belajar, Penelitian para ahli psikologi diatas
menunjukkan bahwa pembelajaran berarti terkait erat dengan psikologi. Dan ini
menegaskan bahwa psikologi mempunyai posisi penting dalam proses pembelajaran
manusia, karena sebagaimana kita memahami bersama bahwa kondisi psikologis
seseorang memiliki pengaruh yang sangat besar dalam proses belajar yang
dilakukan oleh seseorang yang bersangkutan.
Kurikulum merupakan inti dari bidang pendidikan dan memiliki pengaruh
terhadap seluruh kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya kurikulum dalam
pendidikan dan kehidupan manusia, maka penyusunan kurikulum tidak dapat
dilakukan secara sembarangan. Penyusunan kurikulum membutuhkan landasan-
landasan yang kuat, yang didasarkan pada hasil-hasil pemikiran dan penelitian yang
mendalam. Penyusunan kurikulum yang tidak didasarkan pada landasan yang kuat
dapat berakibat fatal terhadap kegagalan pendidikan itu sendiri. Dengan sendirinya,
akan berkibat pula terhadap kegagalan proses pengembangan manusia. Suatu
kurikulum itu sama halnya dengan teknologi. Teknologi berkembang dengan
kecanggihannya dan banyak memenuhi kebutuhan manusia. Begitu juga halnya
kurikulum, kurikulum akan selalu berkembang agar dapat memenuhi kebutuhan
suatu lembaga. Ketika kurikulum tidak dikembangkan sesuai dengan meningkatnya
kebutuhan suatu lembaga, maka lembaga itu akan mengalami ketertinggalan. Tetapi
untuk mengembangkan kurikulum, tidak hanya dirancang sesuai keinginan para
4
pengelola lembaga tertentu, melainkan harus memperhatikan beberapa aspek
pengembangan kurikulum. Dalam proses pengembangan sebuah kurikulum banyak
hal yang perlu diperhatikan, diantaranya landasan dalam pengembangannya.
Landasan pengembangan kurikulum diantaranya, landasan fisiologis, landasan
psikologis, landasan sosial dan budaya, maupun landasan filosofis pengembangan
kurikulum. Dari sekian landasan tadi, saya mencoba mengembangkan dan
memaparkan landasan psikologis dalam pengembangan suatu kurikulum.
Kurikulum sebagai suatu program dan alat untuk mencapai tujuan pendidikan,
mempunyai hubungan dengan proses perubahan perilaku peserta didik. Dalam hal
ini kurikulum merupakan suatu program pendidikan yang berfungsi sebagai alat
untuk mengubah perilaku peserta didik (peserta didik) ke arah yang diharapkan oleh
pendidikan. Oleh sebab itu, proses pengembangan kurikulum perlu memperhatikan
asumsi–asumsi yang bersumber dalam bidang kajian psikologi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan hakikat psikologi pembelajaran dan psikologi
belajar?
2. Bagaimana peran landasan psikologis dalam pengembangan kurikulum suatu
lembaga?
3. Mengapa landasan psikologis diperlukan dalam pengembangan isi
kurikulum?
4. Apa manfaat dari landasan psikologis sebagai aspek yang sangat
dipertimbangkan dalam pengembangan kurikulum?
C. Tujuan
Menganalisis peran Landasan Psikologis dalam pengembangan kurikulum.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
tujuan, memilih dan menyusun bahan ajar, memilih dan menerapkan metode
perkembangan serta teknik-teknik penilaian.
Menurut Morris L. Bigge dan Maurice P. Hunt (1980, hlm. 226-227) ada tiga
kelompok teori belajar, yaitu:
7
a. Kelompok Teori Disiplin Mental
Menurut bagan di atas, kelompok teori disiplin mental dari kelahirannya, anak
telah memiliki potensi-potensi tertentu. Belajar merupakan upaya untuk
mengembangkan potensi-potensi tersebut.
Ada beberapa teori yang termasuk kelompok teori disiplin mental yaitu :
- Disiplin mental theistik berasal dari Psikologi Daya, menurut teori ini anak
telah memiliki sejumlah daya mental seperti daya mengamati, menganggap,
mengingat, dan sebagainya.
- Disiplin mental humanistik, bersumber kepada psikologi humanisme klasik
dari Plato dan Aristoteles yang lebih menekankan keseluruhan, keutuhan.
- Teori naturalisme (self actualization), berpangkal dari Psikologi Naturalisme
Romantik, tokoh utamanya J.J. Rousseau.
- Teori apersepsi bersumber pada psikologi strukturalisme, tokohnya Herbart.
Menurut teori ini anak mempunyai kemampuan untuk mempelajari sesuatu
yang akan membentuk massa apersepsi.
- Teori Ilmu Jiwa Daya, memiliki pengertian hampir sama dengan pengertian
disiplin mental. Dikatakan bahwa otak manusia memiliki bagian tertentu yang
8
memiliki daya atau kemampuan tertentu. Sebagai contoh adalah daya
mengingat, daya berfikir, dll. Jika dalam kelompok disiplin mental potensi ini
dikatakan ada sejak lahir, pada ilmu jiwa daya menganggap daya tersebut bisa
dikembangkan seiring dengan berjalannya waktu.
9
c. Kelompok Cognitive Gestalt Field
Teori Cognitive Gestalt Field bersumber dari psikologi lapangan oleh Kurt
Lewin. Teori ini berkenaan dengan bagaimana individu memahami dirinya dan
lingkungannya. Teori belajar pertama dari kelompok ini adalah Goal Insight,
berkembang dari psikologi Convigurationlism. Menurutnya individu selalu
berinteraksi aktif dengan lingkungan, perbuatan individu selalu diarahkan
kepada pembentukan hubungan dengan lingkungan.
Teori belajar dijadikan dasar bagi proses belajar mengajar, dengan demikian
ada hubungan yang erat antara kurikulum dan psikologi belajar. Psikologi
belajar memberikan kontribusi dalam hal bagaimana kurikulum itu disampaikan
kepada siswa dan bagaimana pula siswa harus mempelajarinya. Dengan kata
lain, psikologi belajar berkenaan dengan penentuan strategi kurikulum.
10
dengan perkembangan jiwa anak. Psikologi perkembangan mengkaji
karakteristik perilaku individu pada tahap-tahap perkembangan serta pola
perkembangan individu.
Asas psikologi anak merupakan bagian dari psikologi perkembangan.
Inti asas psikologi anak adalah bagaimana psikologi bisa menelaah dengan
menyeluruh mengenai proses perkembangan anak di setiap tingkatannya
sehingga kurikulum dapat dikembangkan sesuai dengan proses tsb. Psikologi
anak dapat digunakan pula untuk mengukur tingkat psikomotorik anak,
sehingga pada akhirnya dapat diketahui apakah perkembangan seorang anak
tersebut normal atau tidak.
Psikologi perkembangan membahas metode dan teori psikologi
perkembangan.
11
– Manusia merupakan mahluk unik, memiliki sejumlah kemampuan yang
terintegrasi menjadi sesuatu yang khas.
– Perkembangan siswa dinamis, pada dasarnya perkembangan manusia bersifat
unpredictable atau tidak bisa diprediksikan.
12
– Tahap konvensi : berupaya menjadi orang baik ; mengikuti peraturan / hukum
formal
– Tahap pasca konvensi : menganut norma berdasarkan persetujuan masyarakat
a. motif; sesuatu yang dimiliki seseorang untuk berfikir secara konsisten atau
keinginan untuk melakukan suatu aksi.
b. bawaan; yaitu karakteristik fisik yang merespons secara konsisten berbagai
situasi atau informasi.
c. konsep diri; yaitu tingkah laku, nilai atau image seseorang;
d. pengetahuan; yaitu informasi khusus yang dimiliki seseorang; dan
e. keterampilan; yaitu kemampuan melakukan tugas secara fisik maupun
mental.
1. Aspek Ketaqwaan
Aspek ini meliputi hal keagamaan dan bersifat spiritual. Spiritual adalah
pendidikan dan pengembangan kurikulum yang tidak terjadi hanya disekolah,
melainkan dirumah dan dilingkungan sehari-hari peserta didik berada.
Pengembangan kurikulum harus melibatkan aspek ini supaya peserta didik
yang masuk ke sekolah dan menimba ilmu tetap berlandaskan iman dan taqwa
kepada Tuhan YME sehingga bisa berbudi pekerti luhur dan menerapkannya
langsung di lingkungan masyarakat
2. Aspek Karsa
Ketika sedang membicarakan mengenai ketakwaan dan berkaitan dengan
agama, mungkin pikiran dan konteksnya adalah semua agama mengajarkan
hal yang benar. Tetapi ada beberapa peserta didik yang memilih menggunakan
logikanya. Bagi mereka penerapan kurikulum seperti halnya penggunaan aspek
ketakwaan sulit diterima. Maka ada yang disebut aspek karsa, aspek ini
memiliki fungsi yaitu digunakan pada pengembangan kurikulum
kewarganegaraan, moral, dan budi pekerti. Dengan menggunakan contoh
sehari-hari dan dampak yang dtimbulkan langsung terasa dan membawa
perubahan yang sangat positif.
3. Aspek Cipta
Aspek cipta melibatkan segala hal berbentuk logika, filsafat, bahasa dan cara
berfikir peserta didik. Dalam Pendidikan, besar peranannya untuk bsia
membentuk pikiran anak, mengingat mereka menghabiskan cukup banyak
waktu di sekolah dibandingkan rumah dan juga lingkungan sekitarnya.
Tidak sedikit peserta didik yang mengalami kendala, tetapi aspek cipta
termasuk yang dibutuhkan dan diwajibkan sekalipun dalam dunia pendidikan.
14
4. Aspek Rasa
Aspek rasa yang melibatkan apapun yang terkait dengan seni. Banyak
pengembangan kurikulum pendidikan yang membantu peserta didik agar bisa
mengerti mengenal apa itu kesenian dan melestarikan budaya serta warisan
Indonesia dengan pendidikan.
5. Aspek Sosial
Aspek sosial sangat penting mengingat banyak anak yang mengalami masalah
terhadap lingkungan luas atau lingkungan sosialnya. Sekolah menyisipkan
aspek ini pada beberapa pelajaran dan juga kegiatan sekolah supaya anak
tidak menjadi pasif, tidak menjadi pribadi yang penyendiri atau bahkan menjadi
fobia-sosial.
6. Aspek Sosiologi
Sosiologi adalah cabang ilmu sosial yang menyelidiki berbagai gejala sosial
hubungan antar individu, golongan ataupun lembaga sosial yang biasa kita
sebut masyarakat. sekolah sebagai institusi sosial yang ditujukan untuk
memenuhi kepentingan dan kebutuhan masyarakat dalam bidang pendidikan.
Maka kurikulum sekolah merupakan basis yang penting dalam pelaksanaan
pendidikan. Perkembangan kurikulum biasanya tetap pada standarnya dan
tidak akan berubah jika tidak dalam hal yang fatal, meskipun cukup banyak
dipengaruhi oleh berbagai pengaruh sosial yang berkembang dan selalu
berubah di dalam masyarakat.
7. Aspek Kesehatan
Kesehatan dalam psikologi meliputi fisik dan juga jiwa. Jika salah satunya sakit
maka yang lainnya akan terkena dampaknya bahkan ikut sakit. Hal ini juga
tetap di terapkan dalam pengembangan kurikulum sekolah, dan kembali pada
hakikatnya bahwa fisik yang kuat dibarengi dengan mental yang kuat.
8. Aspek Karya
Dalam aspek karya ini kurikulum memberikan kesempatan untuk peserta didik
yang memiliki bakat untuk menghasilkan sebuah keterampilan tanpa harus
15
terhalang oleh larangan dan sebagainya. Sebagai contoh yaitu bakat menyanyi,
melukis, membuat kerjainan tangan. Hal ini tentunya perlu dukungan yang
besar dari orang tua dan peserta didik itu sendiri untuk mengetahui potensi
yang besar dalam dirinya masing-masing.
9. Aspek Teknologi
Mengenai pengembangan kurikulum, kehadiran IPTEK pada dunia pendidikan
dapat memberikan dampak yang positif jika diarahkan dengan benar. IPTEK
akan membantu meningkatkan efektivitas dan efisien proses belajar mengajar
selalu menonjolkan peranan guru, terutama dalam memilih bahan dan
penyampaiannya ketika belajar. Guru seharusnya tetap mengawasi.
Perbedaannya, peran guru dapat digantikan dengan kehadirannya oleh media
belajar seperti media cetak dan non cetak. Sebagai contoh yaitu komputer, e-
learning, video, edugames, dan sebagainya.
16
BAB III
PEMBAHASAN
17
Jika penyusunan atau pengembangan kurikulum tidak menggunakan kajian
psikologi belajar, maka aktivitas atau pengalaman belajar yang diberikan akan
tidak sesuai dengan kondisi psikologi anak dalam menerimanya. Akibatnya,
tujuan pembelajaran tidak tercapai secara efektif.
18
BAB IV
KESIMPULAN
19