Anda di halaman 1dari 39

1.

PENDAHULUAN

1.1 Judul Usulan Penelitian

Judul dari usulan penelitian ini adalah “ ANALISIS PENENTUAN

BIAYA PRODUKSI PADA CV............................. TANJUNGPINANG”.

1.2 Latar Belakang Masalah

Pada umumnya suatu perusahaan didirikan tujuannya adalah untuk

memperoleh laba yang maksimal dengan menekan biaya produksi seefisien

mungkin tanpa mengurangi kuantitas dan kualitas produksi. Dimana ada

perusahaan yang bergerak dibidang industri tidak dapat menghindari biaya-biaya

yang harus dikorbankan dalam proses produksi untuk menghasilkan suatu barang

atau produk. Biaya produksi ini harus dikendalikan dengan suatu alat

pengendalian biaya yaitu yang disebut dengan akuntansi biaya.

Akuntansi biaya merupakan proses pencatatan, penggolongan, peringkasan,

dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa. Dengan cara-cara

tertentu. Serta penafsiran terhadap hasil-hasilnya. Proses pencatatan,

penggolongan, peringkasan dan penyajian serta penafsiran informasi biaya adalah

tergantung untuk siapa proses tertentu ditujukan.

Biaya produksi merupakan biaya yang digunakan dalam proses produksi

yang terdiri dari bahan baku langsung. Tenaga kerja langsung dan biaya overhead

pabrik. Biaya bahan baku merupakan biaya pembelian (perolehan) semua bahan

yang diidentifikasi sebagai bagian dari barang jadi dapat ditelusuri ke barang jadi

dengan cara yang mungkin secara ekonomis. Biaya tenaga kerja merupakan balas

jasa yang diberikan kepada karyawan pabrik yang manfaatnya dapat diidentifikasi

1
2

atau diikuti jejaknya pada produk tertentu yang dihasilkan perusahaan. Sedangkan

biaya ovenhead pabrik merupakan semua biaya yang bukan bahan baku langsung

dan tenaga kerja langsung yang berkaitan dengan proses produksi. Pada

perusahaan industri ada dua metode dalam pengumpulan harga pokok produksi

untuk menghasilkan produk yaitu metode harga pokok pesanan dan metode harga

pokok proses.

Akumulasi biaya merupakan suatu cara untuk mengetahui berapa besar

biaya yang dikeluarkan untuk suatu produk dan jasa atau menyangkut

pembebanan unsur biaya produksi. Ada beberapa metode yang dapat digunakan

dalam akumulasi biaya, tetapi yang lazim digunakan adalah dua metode, yaitu

akumulasi biaya pesanan dan akumulasi biaya proses. Akumulasi biaya pesanan

adalah suatu metode yang digunakan dalam pengumpulan harga pokok suatu

produk dimana biaya dikumpulkan untuk setiap pesanan atau kontrak atau jasa

secara terpisah, dan setiap pesanan atau kontrak dapat dipisahkan sesuai

identitasnya. Akumulasi biaya proses adalah suatu metode dalam pengumpulan

harga pokok produk dengan mengumpulkan biaya untuk setiap satuan waktu

tertentu.

Metode penentuan biaya produksi adalah cara perhitungan unsur – unsur

biaya biaya kedalam harga pokok produksi. Dalam perhitungan unsur – unsur

biaya dalam harga pokok produksi terdapat dua pendekatan yaitu full costing dan

variabel costing.

Full costing yaitu penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan

semua unsur produksi kedalam harga pokok produksi yang terdiri dari bahan
3

baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik berperilaku variabel

maupun tetap. Harga pokok produksi yang dihitung melalui pendekatan full

costing terdapat beberapa unsur harga pokok produksi ( biaya bahan baku, biaya

tenaga kerja langsung, biaya ovehead pabrik variabel dan biaya overhead pabrik

tetap ) ditambah dengan biaya non produksi ( biaya pemasaran, biaya administrasi

dan umum ).

Variabel costing yaitu metode penentuan harga pokok produksi yang

memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel kedalam harga pokok

produksi yang terdapat pada biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan

biaya overhead pabrik variabel. Harga pokok produksi yang dihitung melalui

pendekatan variabel costing terapat beberapa unsur harga pokok produksi variabel

( biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik

variabel ) dan biaya tetap ( biaya overhead pabrik tetap, biaya pemasaran tetap,

biaya administrasi dan umum tetap ).

CV................. Tanjungpinang merupakan suatu perusahaan yang bergerak

dalam bidang industri atau manufaktur. Perusahaan ini memproduksi berupa

produk daun pintu/jendela dan kusen. Dalam melakukan proses produksinya

CV................ menerapkan proses produksi berdasarkan pesanan dan juga massa.

Sehubungan dengan uraian dan penjelasan tersebut diatas dan dihubungkan

dengan teori, maka penulis tertarik menganalisis permasalahan penentuan biaya

produksi, dengan judul : “ANALISIS PENENTUAN BIAYA PRODUKSI

PADA CV..................... TANJUNGPINANG”.


4

1.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraikan diatas, maka penulis menyimpulkan suatu perumusan

masalah yaitu :

a. Bagaimana Penentuan Biaya Produksi pada unsur Biaya Bahan Baku di

CV............ Tanjungpinang?

b. Bagaimana Penentuan Biaya Produksi pada unsure Biaya Tenaga Kerja di

CV............ Tanjungpinang?

c. Bagaimana Penentuan Biaya Produksi pada unsur Biaya Overhead Pabrik di

CV............ Tanjungpinang?

d. Apakah Penentuan Biaya Produksi Yang Diterapkan Oleh Perusahaan Telah

Sesuai Dengan Perinsip-Perinsip Akuntansi Yang Berterima Umum?

1.4 Pembatasan Masalah

Ruang lingkup penelitian ini didasari oleh adanya keinginan untuk

mengetahui sejauh mana penerapan biaya produksi barang dalam proses menjadi

barang jadi pada perusahaan manufaktur yaitu CV.............. Tanjungpinang. Oleh

karena itu ruang penelitian dibatasi pada Analisis Penentuan Biaya Produksi Pada

CV................... Tanjungpinang.

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui bagaimana Penentuan Biaya Produksi pada unsur Biaya

Bahan Baku di CV.....................Tanjungpinang.


5

b. Untuk mengetahui bagaimana Penentuan Biaya Produksi pada unsur Biaya

Tenaga Kerja di CV................... Tanjungpinang.

c. Untuk Mengetahui Bagaimana Penentuan Biaya Produksi pada unsur Biaya

Overhead Pabrik di CV................ Tanjungpinang.

d. Untuk Mengetahui Apakah Penentuan Biaya Produksi Yang Diterapkan Oleh

Perusahaan Telah Sesuai Dengan Perinsip-Perinsip Akuntansi Yang

Berterima Umum.

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun Manfaat Penulisan ini adalah :

a. Bagi penulis, untuk menambah wawasan khususnya mengenai penentuan biaya

produksi.

b. Bagi perusahaan, sebagai bahan informasi dan masukan serta bahan

pertimbangan pemikiran kepada pimpinan CV............ Tanjungpinang dalam

mengendalikan biaya produksi.

c. Bagi pihak lain, di harapkan dapat dijadikan sebagai bahan informasi dan

referensi bagi penelitian-penelitian selanjutnya yang meneliti permasalahan

yang sama dimasa yang akan datang.

2. KERANGKA PEMIKIRAN

Kerangka Pemikiran merupakan sitesis atau ekstrapolasi dari tinjauan teori

yang mencerminkan keterkaitan antar variable dan merupakan tuntunan untuk

memecahkan masalah penelitian. Adapun kerangka dalam penelitian ini dapat

digambarkan melalui bagan alur berikut yang disertai penjelasan kualitatif.


6

UNSUR BIAYA PRODUKSI

-Biaya Bahan Baku


-Biaya Tenaga Kerja Langsung
-Biaya Overhead Pabrik

Penyajian biaya produksi Penyajian biaya produksi


(Menurut Teori) (Menurut Perusahaan)

Keterangan gambar :

Penulis melakukan penelitian di CV.................Tanjungpinang. Adapun data

yang menjadi acuan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan, dan

penjelasan pihak perusahaan.

Dalam proses produksi yang akan menentukan harga pokok produksi adalah

penjumlahan dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik.

Laporan biaya produksi merupakan sarana dalam penyajian jumlah biaya yang

diakumuasikan, yang akan dikaitkan berdasarkan teori dan praktek pada

perusahaan.

3. METODELOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan penulis adalah penelitian bersifat deskriptif

kualitatif, dalam metode ini analisis dilakukan untuk menghasilkan laporan

penelitian yang lebih luas dengan cara menginterprestasikan data yang telah di
7

analisis tersebut dihubungkan dengan teori-teori yang telah ada kemudian baru

diambil suatu kesimpulan, penulis berupaya mengambil fakta-fakta sesuai dengan

ruang lingkup judul penelitian. Kemudian dipaparkan secara jelas guna

memberikan gambaran secara terperinci.

Dengan demikian, penelitian yang dimaksud untuk mengumpulkan data

harga pokok produksi menurut standar akuntansi keuangan yang kemudian

dideskripsikan atau digambarkan secara jelas sesuai dengan kenyataan ada

dilapangan.

3.2 Jenis Data

Dalam penelitian ini jenis data yang dikumpulkan yaitu data kuantitatif dan

kualitatif yang terdiri data sekunder. Sambas Ali Muhidin (2007:17) mengatakan:

Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk sudah jadi, hasil dari

pengumpulan dan pengolahan pihak lain.

Data sekunder merupakan data yang sifatnya mendukung keperluan data primer

seperti buku-buku, literature dan bacaan yang berkaitan dengan tulisan ini.

Data sekunder di peroleh dengan menggunakan tehnik:

- Studi Kepustakaan yaitu dengan membaca dan mengumpulkan literatur agar dapat

mencari teori-teori dan konsep-konsep yang dapat di jadikan sebagai landasan

teoritis bagi penelitian yang akan di lakukan.

- Dokumentasi yaitu penulis memperoleh data-data umum mengenai gambaran

perusahaan, struktur organisasi, aktivitas perusahaan dan hal-hal lainnya yang dapat

di gunakan untuk mendeskripsikan objek penelitian.Diantaranya: laporan keuangan

perusahaan( laporan laba rugi, laporan harga pokok produksi,dan neraca)


8

3.3 Metode Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data penulis menggunakan teknik Pengumpulan

sebagai berikut:

a. Teknik Observasi, yaitu melakukan pengamatan secara langsung

terhadap Perusahaan.

b. Teknik wawancara, yaitu dengan melakukan tanya jawab secara

langsung dengan pihak - pihak yang terkait dalam penyediaan

informasi/yang diperlukan dalam penelitian.

c. Teknik Kepustakaan, yaitu dilakukan dengan cara mengumpulkan dan

mempelajari teori-teori dan literatur yang berhubungan dengan judul

penelitian.

3.4 Metode Analisis Data

Metode yang digunakan dalam penyusunan penelitian ini adalah Metode

Deskriptif Kualitatif, yaitu penganalisaan terhadap kenyataan-kenyataan yang

ditemui dilaporan, kemudian menghubungkannya dengan teori-teori yang telah

penulis dapatkan di ambil suatu kesimpulan yang merupakan pemecahan masalah

yang dihadapi.

4. SISTEMATIKA PENULISAN

Pembahasan mengenai Analisis Penentuan Biaya Produksi Pada CV.............

Tanjungpinang ini dibagi atas lima bab, yang masing-masing bab terdiri dari

beberapa sub bab, yaitu sebagai berikut :


9

BAB I PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang masalah yang mendasari penelitian

ini, indentifikasi masalah, pembatasan masalah, maksud dan

tujuan penelitian, serta sistematika penulisan penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

Berisi tentang kajian teori yang relevan dengan topik

penelitian yang akan dilakukan oleh penulis yang dapat

menjadi landasan teoritis dalam melakukan penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

Berisi tentang metode penelitian yang digunakan, metode

pengumpulan data, metode analisis data, serta lokasi dan jadwal

penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berisi tentang gambaran umum objek penelitian / perusahaan,

serta pembahasan masalah, dimana penulis mencoba menjelaskan

secara deskriptif kualitatif mengenai penentuan serta perhitungan

harga pokok produksi, yang difokuskan pada biaya overhead

pabrik.

BAB V PENUTUP

Berisi tentang kesimpulan yang diambil dari pembahasan masalah

sebelumnya, kemudian dilanjutkan dengan saran-saran dari

peneliti.
10

1. TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Pengertian Akuntansi Biaya

Akuntansi biaya merupakan bagian dari tipe akuntansi yaitu akuntansi

keuangan dan akuntansi menejemen. Akuntansi keuangan terutama ditujukan

untuk menyajikan informasi keuangan bagi pemakai diluar perusahaan. Tujuan

pemakai luar dalam mendapatkan laporan keuangan perusahaan adalah agar

mereka dapat mengambil keputusan mengenai hubungan mereka dengan

perusahaan bersangkutan.sedangkan akuntansi menejemen dutujukan untuk

menyediakan informasi keuangan bagi keperluan manajemen. Akuntansi

menejemen berhubunagn dengan informasi menegenai perusahaan untuk

memberikan manfaat bagi mereka yang berada dalam perusahaan, tujuan

pemakaian laporan keuangan dari dalam perusahaan adalah untuk membuat

keputusan mengenai perusahaan atau bagiannya.

Proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dalam penyajian, serta

penafsiran informasi biaya adalah tergantung untu siapa proses tersebut ditujukan.

Proses akuntansi dapat ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pemakai luar

perusahaan. Dalam hal ini proses akuntansi biaya harus memperhatikan

karakteristik akuntansi keuangan, dengan demikian akuntansi biaya dapat

merupakan dari akuntansi keuangan.

Proses akuntansi biaya dapat ditujukan pula untuk memenuhi kebutuhan

pemakai dalam perusahaan, hal ini akuntansi biaya harus dapat memperhatikan

karakteristik akuntansi manajemen, dengan demikian akuntansi biaya merupakan


11

bagian dari akuntansi manajemen. Berikut akan dikemukakan mengenai definisi

akuntansi biaya menurut para ahli, antara lain :

Menurut Mursyidi definisi akuntansi biaya, yaitu:

“Akuntansi biaya merupakan proses pencatatan, penggolongan, peringkasan

dan pelaporan biaya pabrikasi, dan penjualan produk dan jasa, dengan cara-

cara tertentu, serta penafsiran terhadap hasil-hasilnya”.

Selanjutnya Bastian Bustami dan Nurlela mendefinisikan akuntansi biaya

sebagai berikut:

“Akuntansi biaya adalah suatu bidang akuntansi yang mempelajari

bagaimana cara mencatat, mengukur dan melaporkan tentang informasi

biaya yang digunakan”.

Sedangkan menurut Mulyadi akuntansi biaya adalah:

“proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan penyajian biaya

pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengan cara-cara tertentu, serta

penafsiran terhadapnya”.

Dan Masiyah Kholmi dan Yuningsih mendefinisikan akuntansi biaya,

sebagai berikut:

“Akuntansi biaya merupakan sumber informasi mengenai berbagai macam

pendapatan dan biaya yang dapat diakibatkan oleh rangkaian tindakan

alternatif ”.

Kemudian menurut Suproyono mendefinisikan akuntansi biaya, adalah:

“Akuntansi biaya adalah salah satu cabang akuntansi yang merupakan alat
12

manajemen dalam memonitor dan merekam transaksi biaya secara

sistematis, serta menyajikan informasi biaya dalam bentuk laporan biaya”.

Dari beberapa definisi akuntansi biaya diatas, definisi yang dikemukakan

oleh Mursyidi yaitu akuntansi biaya merupakan proses pencatatan, penggolongan,

peringkasan dan pelaporan biaya pabrikasi, dan penjualan produk dan jasa,

dengan cara-cara tertentu, serta penafsiran terhadap hasil-hasilnya. Penulis

sependapat dengan definisi ini dikarenakan pengertian ini mencangkup semua

yang berhubungan dengan penelitian penulis, meskipun pendapat dari pra ahli-ahli

yang lain benar adanya tetapi tidak begitu tepat untuk penelitian yang penulis

lakukan.

1.2 Pengertian Biaya Produksi dan Klasifikasi Biaya

1.2.1 Pengertian Biaya Produksi

Sebelum masuk ke pengertian biaya produksi terlebih dahulu akan

dikemukakan definisi biaya menurut para ahli, yaitu sebagai berikut :

Definisi biaya yang dikemukakan oleh mursyidi, adalah:

“Biaya dapat diartikan sebagai pengorbanan sumber ekonomi baik yang

berwujud maupun yang tidak berwujud yang dapat diukur dalam satuan

uang, yang telah terjadi atau akan terjadi untuk mencapi tujuan tertentu”.

Menurut Hansen dan Mowen mengemukakan definisi:

“Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk

mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini

atau dimasa datang bagi organisasi”.


13

Sedangkan pengertian biaya dikemukakan oleh APB statement No.4 yang dikutif

oleh Belkauoi dan Ahmed Riahi adalah sebagai berikut :

Biaya (cost) adalah jumlah yang diukur dalam uang, dari kas yang

dikeluarkan atau property lain yang di transfer, model saham yang

dikeluarkan, jasa yang telah atau akan diterima, biaya (dan atau aktiva)

yang belum habis masa berlakunya adalah biaya (dan atau aktiva) yang

berkaitan dengan produksi pendapatan dimasa depan. Biaya yang sudah

habis masa berlakunya tidak berkaitan dengan produksi pendapatan di

masa sekarang atau dibebankan terhadap laba ditahan.

Biaya mencerminkan harga pertukaran dari, atau pengorbanan moneter

yang diberikan untuk akuisisi dari barang dan jasa. Jika pengorbanan tersebut

melibatkan aktiva non Moneter, maka harga pertukaran adalah ekuivalen kas dari

aktiva atau jasa yang diserahkan.

Selanjutnya definisi biaya dikemukakan oleh Committee On Terminology

yang dikutip oleh Sofyan Syafri Harahap, yaitu sebagai berikut:

“Biaya merupakan semua biaya yang telah dikenakan dan dapat

dikurangkan pada penghasilan”.

Mulyadi mengemukakan definisi biaya, sebagai berikut:

“Adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang,

yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan

tertentu”.

Ada Empat unsur pokok dalam definisi biaya tersebut diatas :

1. Biaya Merupakan Pengorbanan Sumber Ekonomi


14

2. Diukur Dalam Satuan Uang

3. Yang Terjadi atau Yang Secara Potensial Akan Terjadi

4. Pengorbanan Tersebut Untuk Tujuan Tertentu.

Dan Swardjono mendefinisikan biaya, sebagai berikut:

“Biaya merupakan sumber ekonomi (barang dan jasa) yang dinyatakan

dikorbankan dalam memperoleh pendapatan maka ada kaitan antara biaya

dan pendapatan”.

Sedangkan IAI mendefinisikan biaya sebagai berikut:

“Biaya perolehan adalah jumlah uang kas atau setara kas yang dibayarkan

atau nilai wajar sumber daya yang dikeluarkan untuk mendapatkan aset

pada saat perolehan atau produksi”.

Dalam hal definisi biaya sangat sependapat dengan definisi yang

dikemukakan oleh Mulyadi yang mengatakan dalam arti luas biaya adalah

pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi

atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. Selain itu mulyadi juga

mengemukakan unsur pokok yang terdapat dalam definisi tersebut sedangkan

pengertian biaya menurut para ahli yang lain mengemukakan pengertian biaya

dalam arti yang sempit.

Selanjutnya akan dibahas mengenai pengertian biaya produksi, seperti yang

dikemukakan oleh mursyidi, yaitu sebagai berikut:

“Biaya yang mempunyai hubungan langsung dengan suatu produk dikenal

dengan nama biaya produksi (production cost manufacturing cost/factory

cost)”
15

Sedangkan pengertian biaya produksi yang dikemukakan Bastian Bustami

dan Nurlela, adalah sebagai berikut:

“Biaya produksi adalah biaya yang digunakan dalam proses produksi yang

terdiri dari bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan biaya overhead

pabrik”.

Selanjutnya pengertian biaya produksi yang dikemukakan oleh Mulyadi,

yaitu sebagai berikut:

“Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah

bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual”.

Pengertian biaya produksi yang dikemukakan oleh Carter dan Ursy adalah

sebagai berikut:

“Biaya manufaktur juga disebut biaya produksi atau biaya pabrik biasanya

didefinisikan sebagai jumlah dari tiga elemen biaya, bahan baku langsung,

tenaga kerja langsung dan overhead pabrik”

Sedangkan pengertian biaya produksi yang dikemukakan oleh Hansen dan

Mowen, yaitu sebagai berikut:

”Biaya produksi adalah biaya yang berhubunagn dengan produksi barang

atau penyediaan jasa”.

Sedangkan pengertian biaya produksi yang dikemukakan oleh Masiyah

Kholmi dan Yuningsih, adalah sebagai berikut:

“Biaya produksi adalah biaya yang berkaitan dengan pembuatan barang dan

penyediaan jasa”.
16

Dan pengertian biaya produksi yang dikemukakan oleh Supriyono, adalah

sebagai berikut:

“Biaya produksi adalah biaya ynag berhubungan dengan fungsi produksi

ataupun kegiatan pengolahan bahan baku menjadi produk selesai”.

Pada pengertian biaya produksi penulis sependapat dengan Bastian Bustami

dan Nurlela dimana biaya produksi adalah Biaya yang digunakan dalam proses

produksi yang terdiri dari bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan biaya

overhead pabrik. dikarenakan dalam proses produksi harus dapat mengetahui

biaya-biaya apa saja yang termasuk dalam proses produksi.

1.2.2 Klasifikasi Biaya

Dalam akuntansi biaya, biaya digolongkan dengan berbagai macam cara.

Umumnya penggolongan biaya ini ditentukan atas dasar tujuan yang hendak

dicapai dengan penggolongan tersebut. Penggolongan biaya yang dikemukakan

oleh mulyadi, adalah sebagai berikut :

1. Objek pengeluaran.

2. Fungsi pokok dalam perusahaan.

3. Hubungan biaya denagn sesuatu yang dibiayai.

4. Perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume

kegiatan.

5. Jangka waktu manfaat.

Berikut ini akan diuraikan mengenai penggolongan biaya seperti yang

dikemukakan Mulyadi diatas :

1. Penggolongan biaya menurut objek pengeluaran


17

Dalam cara penggolongan ini, nama objek pengeluaran merupakan dasar

penggolongan biaya. Misalnya nama pengeluaran adalah bahan bakar, maka

semua yang berhubungan dengan bahan bakar disebut “biaya bahan bakar”

2. Penggolonagn biaya menurut fungsi pokok dalam perusahaan.

Dalam perusahaan manufaktur, ada tiga fungsi pokok, yaitu :

a. Biaya produksi

Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah

bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Menurut objek

pengeluarannya, secara garis biaya produksi ini dibagi menjadi, biaya

bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.

b. Biaya pemasaran.

Biaya pemasaran merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk

melaksanakan kegiatan pemasaran produk. Contohnya adalah biaya

iklan, biaya promosi, biaya angkutan dari gudang perusahaan ke gudang

pembeli, gaji karyawan bagian-bagian yang melaksanakan kegiatan

pemasaran, biaya contoh (sample)

c. Biaya administrasi dan umum.

Biaya administrasi dan umum merupakan biaya-biaya untuk

mengkoordinasikan kegiatan produksi dan pemasaran produk. Contoh

biaya ini adalah biaya gaji karyawan bagian keuangan, akuntansi,

personalia dab bagian hubungan masyarakat, biaya pemeriksaan

akuntan, biaya photo copy.

3. Penggolongan biaya menurut hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai.


18

Sesuatu yang dibiayai dapat berupa produk atau apartemen. Dalam

hubungannya dengan produk, biaya produksi dibagi menjadi dua, yaitu

biaya produksi langsung dan biaya produksi tidak langsung. Dalam

hubungannya dengan depertemen biaya di golongkan menjadi dua

golongan, yaitu biaya langsung depertemen dan biaya tidak langsung

depertemen. Jadi biaya dapat di golongkan menjadi dua golongan :

a. Biaya langsung (Direct Cost)

Biaya langsung adalah biaya yang terjadi yang penyebab satu-satunya

adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai, biaya produksi langsung

terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya

departemen (Direct Department Cost) adalah semua biaya tenaga kerja

yang bekerja dalam departemen pemeliharaan merupakan biaya

langsung bagi departemen pemelirahaan dan biaya depresiasi mesin

yang dipakai dalam departemen tersebut, merupakan biaya langsung

bagi departemen tersebut.

b. Biaya tidak langsung (Indirect Cost)

Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadinya tidak disesabkan

oleh sesuatu yang dibiayai. Biaya tidak langsung dalam hubungannya

dengan produk disebut dengan istilah biaya produksi tidak langsung

atau biaya overhead pabrik (Factory Overhead Costs). Biaya ini tidak

mudah diidentifikasikan dengan poduk tertentu.dalam hubungannya

dengan departemen, biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadi

disuatu departemen, tetapi manfaatnya dinikmati oleh lebih dari satu


19

departemen. Contohnya adalah biaya yang terjadi di departemen

pembangkit tenaga listrik.

4. Penggolongan biaya menurut perilakunya dalam hubungannya dengan

perubahan volume aktifitas.

Dalam hubungannya dengan perubahan volume aktifitas, biaya dapat

digolongkan menjadi :

a. Biaya variabel.

Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berupa sebanding

dengan perubahan volume kegiatan. Contoh biaya variabel adalah biaya

bahan baku, biaya tenaga kerja langsung.

b. Biaya semi variabel.

Biaya senivariabel adalah biaya yang berubah tidak sebanding dengan

perubahan volume kegiatan. Biaya semivariabel mengandung unsur

biaya tetap dan unsure biaya variabel.

c. Biaya semifixed.

Biaya semifixed adalah biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan

tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume

produksi tertentu.

d. Biaya tetap.

Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar volume

kegiatan tertentu. Contoh biaya tetap adalah gaji direktur produksi.

5. Penggolongan biaya atas dasar jangka waktu manfaatnya.

Atas dassar jangka manfaatnya, biaya dapat dibagi menjadi dua :


20

a. Pengeluaran modal (Capital Expenditure).

Pengeluaran modal adalah biaya yang mempunyai manfaat lebih dari

satu priode akuntansi. Penegluaran modal ini pada saat terjadinya

dibebankaan sebagai aktiva, dan dibebankan dalam tahun-tahun yang

menikmati manfaatnya dengan cara didepresiasi, amortisasi atau

dideplesi. Conth pengeluaran modal adalah pengeluaran untuk

pembelian aktiva tetap, untuk reparasi besar terhadap aktiva tetp, untuk

promosi besar-besaran, dan pengeluaran untuk riset dan pengembangan

suatu produk.

b. Pengeluaran pendapatan (Revenue Expenditures).

Pengeluaran pendapatan adalah biaya yang hanya mempunyai manfaat

dalam periode akuntansi terjadinya pengeluaran tersebut. Pada saat

terjadinya, pengeluaran pendapatan ini dibebankan sebagai biaya dan

dipertemukan dengan pendapatan yang diperoleh dari pengeluaran

pendapatan antara lain adalah biaya iklan, biaya telex, dan biaya tenaga

kerja.

1.3 Unsur-Unsur Biaya Produksi

Dalam pembuatan laporan keuangan seringkali terdapat pesanan yang masih

dalam proses atau dalam pengerjaannya. Untuk penyajiannya neraca dan laba-rugi

perlu ditentukan harga pokok persediaan produk yang masih dalam

pengolahannya pada akhir periode dengan menjumlahkan semua biaya produk

yang telah tercatat dalam kartu harga pokok pesanan yang belum selesai pada

akhir periode yang sedang berjalan.


21

Dari metode penentuan biaya produksi yang digunakan dalam perusahaan

industri perhitungan harga pokok hanya dengan cara menjumlahkan biaya bahan,

tenaga kerja langsung dan membaginya dengan jumlah produk yang dihasilkan

selama periode yang ditentukan.

Pada perusahaan industri, biaya produksi dapat ditetapkan dengan

menelusuri tiga unsure biaya yang membentuk barang jadi, ketiga unsur biaya

tersebut yaitu, seperti yang dikemukakan oleh Charles T. Horngren dan George

Foster berikut ini

1. Biaya bahan baku langsung.

2. Tenaga kerja langsung.

3. Biaya produk tak langsung.

Berikut ini akan diuraikan satu persatu mengenai, unsure-unsur biaya

produksi diatas, yaitu sebagai berikut :

1. Biaya Bahan Baku Langsung.

Biaya bahan langsung merupakan pembelian (perolehan) semua bahan yang

diidentifikasi sebagai bagian dari barang jadi dapat ditelusuri ke barang jadi

dengan cara yang mungkin secara ekonomis. Penegrtian bahan baku menurut R.A

supriyono, adalah sebagai berikut :

“Biaya bahan baku adalah harga perolehan dari bahan baku yang dipakai

didalam pengolahan produk”.

Selanjutnya pengertian biaya bahan baku seperti yang dikemukakan oleh

sulastiningsih dan Zulkifli, yaitu :


22

“Bahan baku merupakan komponen biaya yang tebesar dalam pembuatan

produk jadi”.

Karena dalam satu priode akuntansi seringkali terjadi fluktuasi harga, maka

harga beli bahan baku juga berbeda dari pembelian yang satu dengan pembelian

yang lain. Oleh karena itu persedian bahan baku yang ada digudang mempunyai

harga pokok persatuan yang berbeda, meskipun jenisnya sama, hal ini

menimbulkan masalah dalam penentuan harga pokok bahan baku yang dipakai

dalam produksi. Untuk mengatasi masalah ini di perlukan berbagai macam

metode penentuan harga pokok bahan baku yang dipakai dalam produksi

(materials costing methods), diantaranya adalah :

a. Metode identifikasi khusus.

b. Metode masuk pertama keluar pertama.

c. Metode masuk terakhir keluar pertama.

d. Metode rata-rata bergerak.

e. Metode biaya standard.

f. Metode rata-rata harga pokok bahan baku pada akhir bulan.

Dalam pencatatan persediaan bahan baku ada dua metode yang perlu

diperhatikan yaitu :

1. Metode isik

2. Metode Perpetual

1. Metode Fisik.

Pada metode fisik (periodik). Biaya bahan dapat diketahui atau

dikumpulkan pada akhir periode tertentu. Mutasi persediaan baik saat terjadi
23

pembelian atau pemakain tidak dilakukan pencatatan pada kartu persediaan secara

fisik, dalam kartu gudang, dan tidak tercantum harga persediaan yang

bersangkutan. Oleh karena itu mutlaklah harus dilakukan inventarisasi fisik atas

persediaan. Umumnya metode ini digunakan untuk bahan yang jenisnya relative

banyak. Dengan nialia persatuannya relative kecil, nilai persediaan bahan yang

tercantum dalam neraca hanya berdasarkan keadaan fisik persediaan yang ada.

Pencatatan pembelian bahan baku dengan menggunakan metode fisik (periodic),

yaitu sebagai berikut :

Pembelian xxx

Kas/hutang xxx

2. Metode Perpetual.

Pada metode perpetual (metode buku), biaya bahan dapat diketahui atau

dkumpulkan setiap saat, karena setiap mutasi yang terjadi selalu dicatat dalam

kartu persediaan. Umumnya metode ini digunakan untuk biaya bahan yang dinilai

satuannya cukup besar dan jenisnya relative sedikit, akan tetapi dengan bantuan

teknologi informasi, metode ini dapat dilaksanakan tanpa batas. Artinya baik jenis

bahan relative banyak dan nialinya setiap jenis relative kecil dapat dilakukan

dengan metode perpetual. Metode ini merupakan metode yang lerbih baik

dibandingkan dengan metode lainnya, karena akan dapat mengontrol persediaan

melalui perbandingan pencatatan dan keadaan fisik persediaan hasil stock taking.

Pencatatan pembelian bahan baku dengan menggunakan metode perpetual,

yaitu sebagai berikut :

Persediaan bahan xxx


24

Kas/hutang xxx

Apabila menggunakan metode perpetual, dalam penggunaan bahan baku,

dilakukan pencatatan, sebagai berikut :

Barang dalam proses bahan baku xxx

Persediaan bahan baku xxx

Berikut ini akan diuraikan mengenai penilaian persediaan dalam

menentukan harga pokok bahan baku, yaitu sebagai berikut :

A. Identifikasi Khusus

Dalam metode ini setiap bahan yang dibeli dan dimasukkan ke gudang

diberi identifikasi khusus berupa label yang berisi informasi tanggal pembelian,

kuantitas yang dibeli, harga pembelian, sehingga pada akhir periode dan saat

stock opname persedian bahan baku digudang dapat diketahui denga cepat dengan

berpedoman pada identitas masing-masing bahan baku. Metode ini memang

sangat prakktis, tetapi metode ini kurang tepat apabila terjadi pembelian beberapa

jenis bahan baku sekaligus, dan dalam jumlah yang banyak.

Persediaan akhir = pembelian – pemakaian (keluar)

B. Metode rata-rata

Pada metode ini nilai persediaan akhir dihitung dengan cara membagi total

biaya pembelian bahan dalam satu periode dengan total unit yang dibeli dikalikan

dengan unit persedian akhir. Dalam metode rata-rata ini ada dua cara yaitu :

a. Rata-Rata Sederhana.

Rumus Rata-rata sederhana = Total Harga – Harga Pembelian

Frekuensi Pembelian
25

Contoh : Dalam frekuensi pembelian termasuk didalamnya satu kali dari

persediaan awal.

b. Rata-rata tertimbang.

Rumus rata-rata Tertimbang = Total Harga Pembelian

Kuantitas Pembelian

Catatan : kuantitas pembelian termasuk dari persediaan awal.

C. Metode masuk pertama keluar pertama (MPKP)

Dalam metode ini diasumsikan bahwa bahan baku tyang pertama kali masuk

atau dibeli yang digunakan, jadi nilai persediaan akhir lebih banyak berasal dari

bahan baku masuk atau pembelian terakhir.

D. Metode masuk terakhir keluar pertama (MTKP)

Dalam metode ini diasumsikan bahwa bahan baku yang terakhir kali masuk

atau dibeli yang digunakan, jadi persediaan akhir lebih banyak berasal dari bahan

masuk ataau pembelian awal.

2 Biaya Tenaga kerja.

Biaya tenaga kerja langsung merupakan upah semua tenaga kerja dapat

diidentifikasi dengan cara yang mungkin secara ekonomis terhadap produksi

barang jadi. Bagi perusahaan pengendalian biaya tenaga kerja memerlukan

informasi yang penting, mengingat biaya tenaga kerja merupakan komponen yang

cukup signifikan untuk total biaya produksi.

Definisi biaya tenaga kerja langsung yang dikemukakan oleh mursyidi,

adalah sebagai berikut:


26

“Biaya tenaga kerja langsung merupakan biaya tenaga kerja langsung

berhubungan dengan proses produksi”.

Selanjutnya definisi biaya tenaga kerja langsung yang dikemukakan oleh

bastian bustami dan Nurlela, adalah sebagai berikut

“Biaya tenaga kerja langsung yaitu biaya tenaga yang dapat ditelusuri

kepada produk yang dihasilkan, merupakan biaya utama untuk

mrnghasilkan produk dan jasa tertentu, dan secara langsung diidentifikasi

kepada produksi’.

Selanjutnya definisi biaya tenaga kerja langsung yang dikemukakan oleh

R.A supriyono, adalah sebagai berikut:

“biaya tenaga kerja langsung (Direct Labor) adalah balas jasa yang

diberikan kepada karyawan pabrik yang manfaatnya dapat di Identifikasikan

atau diikuti jejaknya pada produk tertentu yang dihasilkan perusahaan”.

Pada definisi biaya tenaga kerja langsung penulis sependapat dengan yang

dikemukakan oleh R.A supriyono. Biaya tenaga kerja langsung (Direct Labor)

adalah balas jasa yang diberikan kepada karyawan pabrik yang manfaatnya dapat

di Identifikasi atau di ikuti jejaknya pada produk tertentu yang dihasilkan

perusahaan.

Mulyadi, biaya tenaga dapat dibagi ke dalam tiga golongan besar :

1. Gaji dan Upah Reguler yaitu jumlah gaji dan upah bruto dikurangi dengan

potongan-potongan seperti penghasilan karyawan dan biaya asuransi hari tua.

2. Premi Lembur.

3. Biaya-biaya yang berhubungan dengan tenaga kerja (Labor Related Cost).


27

Sehubungan dengan pencatatan biaya tenaga kerja langsung dapat

dibedakan atas dua tahap sebagai berikut :

1. Pemakaiaan tenaga kerja buruh.

2. Pembebanan tenaga kerja buruh.

Untuk setiap pemakaian tenaga kerja buruh atau untuk setiap buruh bekerja,

maka perkiraan biaya upah buruh langsung harus dibedakan sebesar jumlah yang

harus dibayarkan dan perkiraan upah buruh terutang harus pula dikreditkan.

Jumlah untuk pemakaian tenaga kerja buruh tersebut, adalah sebagai berikut :

Upah buruh langsung xxx

Upah terutang xxx

Pencatatan ditasa dapat dilakuakn setiap minimal harus dicatat setiap bulan

atau pada waktu pekerjaan telah selesai. Sedangkan pembebanan proses produk

dibuat jurnal sebagai berikut :

Barang dalam proses upah langsung xxx

Upah buruh langsung xxx

Apabial perusahaan telah membayar gaji atau upah buruh langsung

pencatatan yang dibuat, adalah sebagai berikut :

Upah terutang xxx

Kas xxx

Berikut ini diuraikan mengenai penggolongan biaya tenaga kerja tersebut

yaitu sebagai berikut :

1. Upah reguler, yaitu upah yang biasa diterima oleh seorang pekerja secara

umum, yang didasarkan pada waktu kerja yang digunakan, unit produksi yang
28

dihasilkan, dikalikan dengan upah standard yang telah ditetapkan. Waktu

kerja yang digunakan didasarkan pada jam kerja langsung, jam mesin, dan

unit produksi serta satuan pengukuran lainnya.

2. Insentif/bonus, merupakan upah yang diberikan kepada pekerja, yang bekerja

diatas standard tingkat produktifitas yang telah ditetapkan. Insentif/bonus

biasa ditetapkan berdasarkan jam kerja yang dihemat dan unit poduksi yang

dihasilkan oleh seorang pekerja.

3. Premi lembur, merupakan upah yang diberikab kepada pekerja diluar upah

reguler, disebabkan ada pekerjaan tambahan diluar pekerjaan rutin, karena

adanya target penyelesaian pekerjaan yang ditugaskan perusahaan, imbalan

yang diberikan ini akan dibebankan ke overhead pabrik.

3 Biaya produk tak langsung

Biaya produk tak langsung merupakan semua biaya yang bukan bahan

langsung dan tenaga kerja ayang berkaitan dengan proses produksi. Istilah lainnya

untuk kategori ini adalah overhead pabrik, beban pabrik, overhead pabrikase,

beban pabrikase, pengertian biaya overhead pabrik yang dikemukakan oleh

mursyidi, yaitu sebagai berikut:

“Biaya overhead pabrik (factory overhead cost) di sebut juga factory

burden, Mnufcturing Expense, Manufacturing Overhead, Factory Expence,

dan indirect manufacturing cost, merupakan biaya yang terjadi atau

dibebankan dalam suatu proses produksi selain bahan baku dan tenaga kerja

langsung”.
29

Biaya-biaya produksi yang termasuk dalam biaya overhead pabrik

dikelompokkan menjadi beberapa golongan, sebagai berikut :

a. Biaya bahan penolong

b. Biaya reparasi dan pemeliharaan

c. Biaya tenaga kerja tidak langsung

d. Biaya yang timbul sebagai akibat penilaian terhadap aktiva tetap.

e. Biaya yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu.

f. Biaya overhead pabrik lain yang secara langsung memerlukan uang tunai.

Pada perusahaan yang proses produksinya berdasarkan pesanan, biaya

overhead pabrik dibebankan atas dasar tariff yang ditentukan dimuka. Penetapan

tariff biaya overhead pabrik dilaksanakan melalui tiga tahap, yaitu sebagai

berikut:

 Menyusun anggaran biaya overhead pabrik

 Memilih pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk.

 Menghitung tariff biaya overhead pabrik.

Dalam penyusunan anggaran biaya overhead pabrik harud diperhatikan

tingkat kegiatan (kapasitas) yang akan dipakai sebagai dasar penafsiran biaya

overhead pabrik. Ada tiga macam kapasitas yang dapat dipakai sebagai dasar

pembuatan anggaran biaya overhead pabrik, yaitu kapasitas praktis, kapasitas

normal dan kapasitas sesungguhnya yng diharapkan. Sebelum menentukan

kapasitas praktis dan kapasitas normal terlebih dahulu ditentukan kapasitas

teoritis.
30

Penetapan tarif biaya overhead pabrik atas dasar kapasitas praktis atau

kapasitas normal merupakan pendekatan jangka panjang, yang menghubungkan

kegiatan perusahaan dengan kapasitas fisik pabrik dan tidak dipengaruhi oleh

perubahan-perubahan penjualan yang bersifat sementara. Dengan pendekatan ini,

tariff biaya overhead pabrik akan konstan untuk jangka waktu relative lama

asalkan tidak ada penambahan atau pengurangan fasilitas pabrik atau terjadi

perubahan besar atas tariff upah tenaga kerja tidak langsung dan harga-harga

bahan penolong, bahan hbis dipakai pabrik (factory supplies) dan suku cadang

Ada berbagai macam dasar yang dapat di pakai untuk membebankan biaya

overhead pabrik kepada produk, diantaranya adalah :

a. Satuan produk.

b. Biaya bahan baku.

c. Biaya tenaga kerja langsung.

d. Jam tenaga kerja langsung.

e. Jam mesin.

Berikut ini akan diuraikan mengenai dasar pembebanan biaya overhead

pabrik yang disebutkan diatas, yaitu sebagai berikut :

a. Satuan produk,

Metode ini adalah yang paling sederhana dan yang langsung membebankan

biaya overhead pabrik kepada produk. Beban biaya overhead pabrik untuk

setiap produk dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Taksiran biaya overhead pabrik = tarif biaya overhead

Taksiran jumlah satuan produk yang dihasilkan pabrik persatuan


31

b. Biaya bahan baku.

Jika biaya overhead pabrik yang dominant bervariasi dengan nilai bahan baku

(misalnya biaya asuransi bahan baku), maka dasar yang dipakai untuk

membebankannya kepada produk adalah biaya bahan baku yang dipakai.

Rumus perhitungan tarif biaya overhead pabrik adalah sebagai berikut :

Taksiran biaya overhead pabrik x 100% = %BOP dari biaya bahan

Taksiran biaya bahan baku yang dipakai baku yang dipakai

c. Biaya tenaga kerja.

Jika sebagian besar elemen biaya overhead pabrik mempunyai hubungan

yang erat dengan jumlah upah tenaga kerja langsung (misalnya pajak

penghasilan atas upah karyawan yang menjadi tanggungan perusahaan), maka

dasar yang dipakai untuk membebankan biaya overhead pabrik adalah biaya

tenaga kerja langsung. Tariff biaya overhead dihitung dengan rumus, sebagai

berikut :

Taksiran biaya overhead pabrik x 100% = %BOP dari tenaga kerja langsung

Taksiran biaya tenaga kerja langsung

d. Jam tenaga kerja langsung.

Karena ada hubungan yang era tantara jumlah upah dengan jam kerja (jumlah

upah adalah hasil kali jumlah jam kerja dengan tarif upah) maka disamping

biaya overhead pabrik dibebankan atas dasar upah tenaga kerja langsung,

dapat pula dibebankan atas dasar jam tenaga kerja langsung. Jadi apabila

biaya overhead pabrik mempunyai hubungan erat dengan waktu membuat


32

produk, maka dasar yang dipakai untuk membebankan adalah jam tenaga

kerja langsung. Tarif biaya overhead pabrik dihitung dengan rumus :

Taksiran BOP = tarif biaya overhead per jam TKL

Taksiran jam tenaga kerja

e. Jam mesin.

Apabila biaya overhead pabrik bervariasi dengan waktu penggunaan mesin

(misalnya bahan bakar atau listrik yang dipakai untuk menjalankan mesin),

maka dasar yang dipakai untuk membebankannya adalah jam mesin. Tarif

biaya overhead pabrik dihitung, sebagai berikut :

Taksiran BOP = taksiran BOP per-jam mesin

Taksiran jam kerja mesin

1.4 Pengumpulan Harga Pokok Produksi

Menurut Mulyadi, ada dua macam pengumpulan biaya produksi, yaitu

sebagai berikut :

1. Produksi atas dasar pesanan, yaitu melaksanakan penggolahannya atas dasar

pesanan yang diterima dari luar, contoh perusahaan yang berproduksi

berdasarkan pesanan antara lain adalah perusahaan percetakan, perusahaan

mebel, perusahaan dok kapal. Dalam metode ini biaya-biaya produksi

dikumpulkan untuk pesanan tertentu dan kos produksi per satuan produk

yang dihasilkan untuk memenuhi pesanan tersebut di hitung dengan cara

membagi total biaya produksi untuk pesanan tersebut dengan jumlah satuan

produk dalam pesanan yang bersangkutan.


33

2. Produksi massa, yaitu perusahaan yang berproduksi berdasarkan massa

melaksanakan pengolahan produksinya untuk memenuhi persediaan di

gudang. Contoh perusahaan yang berproduksi massa antara lain adalah

perusahaan semen, pupuk, makanan ternak, bumbu masak, dan tekstil.

Dalam metode ini biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk periode tertentu

dan kos produksi per satuan produk yang dihasilkan dalam priode tersebut

di hotung dengan cara membagi total biaya produksi untuk priode tersebut

dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan dalam priode bersangkutan.

- Pengumpulan biaya produksi dengan metode harga pokok pesanan

Metode harga pokok pesanan yang digunakan oleh perusahaan dimana

proses produksinya berdasarkan pesanan mempunyai karakteristik sebagai

berikut:

a. Sifat produksinya terputus-putus tergantung pada pesanan yang diterima

b. Bentuk produk tergntung pada spesifikasi pesanan.

c. Pengumpulan biaya produksi dilakukan pada kartu biaya pesanan, yang

memuat rincian untuk masing-masing pesanan.

d. Total biaya produksi dikalkulasikan setelah pesanan selesai.

e. Biaya produksi per unit dihitung, dengan membagi total biaya produksi

dengan total unit yang dipesan.

f. Akumulasi biaya umumnya menggunakan biaya normal.

g. Produk yang sudah selesai langsung diserahkan pada pemesan.

- Pengumpulan biaya produksi dengan harga pokok massa/proses.


34

Perusahaan yang operasinya berproduksi secara terus-menerus, maka

metode pengumpulan biaya produksi adalah menggunakan metode harga pokok

proses. Karakteristik utama dari metode harga pokok proses adalah sebagai

berikut :

a. Harapan harga poko produksi digunakan untuk mengumpulkan, meringkas

dan menghitung harga pokok baik total maupun satuan atau per unit.

b. Biaya produksi periode tertentu dibebankan kepada produk melalui

rekening barang dalam proses yang diselenggaraakn untuk setiap elemen

biaya.

c. Produksi dikumpulkan dan dilaporkan untuk satuan waktu atau priode

tertentu.

d. Produksi ekuivalen (Equivalen Production) digunakan untuk menghitung

harga pokok satuan.

e. Untuk menghitung harga pokok satuan setiap elemen biaya produksi

tertentu, maka elemen biaya roduksi tertentu (misalnya biaya bahan)

tersebut dibagi dengan produksi ekuivalen untuk elemen biaya yang

bersangkutan (produksi ekuivalen bahan)

f. Harga pokok yang diperhitungkan untuk mengetahui elemen-elemen yang

menikmati biaya yang dibebankan, berapa yang dinikmati produk selesai

dari departemen tertentu atau pengolahan yang dipindahkan ke gudang

atau ke depertemen berikutnya dan berapa harga pokok produk dalam

proses akhir.
35

g. Apabila dalam proses pengolahan produk timbul produk hilang, produk

rusak, produk cacat, tambahan produk akan dihitungkan pengaruhnya

dalam perhitungan harga pokok produk.

1.5 Laporan Harga Pokok Produksi

Sebelum membahas laporan harga pokok produksi, terlebih dahulu

dikemukakan mengenai pengertian harga pokok produksi menurut Bastian

Bustami dan Nurlela adalah sebagai berikut

“Harga pokok produksi adalah kumpulan biaya produksi yang terdiri dari

bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik di

tambah persediaan produk dalam proses awal dan di kurang persediaan

dalam proses akhir “

Selanjutnya pengertian harga pokok menurut Mursyidi adalah sebagai

berikut:

“Harga pokok adalah biaya yang telah terjadi (expiret cost) yang belum

dibebankan/dikurangkan dari penghasilan”.

Sedangkan definisi harga pokok produksi menurut Hansen dan Mowen

adalah sebagai berikut:

“harga pokok produksi mencerminkan total biaya barang yang diselesaikan

selama periode berjalan”.

Untuk definisi harga pokok produksi penulis lebih sependapat dengan

definisi yang dikemukakan oleh bastian bustami dan Nurlela dimana harga pokok

produksi adalah kumpulan biaya produksi yang terdiri dari bahan baku langsung.

Tenaga kerja langsung dan biaya overhead pbrik di tambah persediaan produk
36

dalam proses awal dan di kurang persediaan dalam proses akhir. Jadi dalam

pengertian ini jelas bahwa dalam menetukan harga pokok produksi biaya-biaya

apa saja yang ada dalam harga pokok produksi.

Adapun manfaat dari penentuan harga pokok produksi ini menurut Mulyadi

adalah sebagai berikut :

1. Menentukan harga jual produk.

2. Memantau realisasi biaya produksi.

3. Menghitung laba atau rugi periodic.

4. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses

yang disajikan dalam neraca.

Laporan harga pokok produksi atau disebut juga dengan laporan biaay

produksi merupakan kertas kerja yang menampilkan jumlah biaya yang di

akumulasikan dan dibebankan ke produksi selama satu bulan atau periode lain.

Laporan biaya produksi untuk perusahaan yang melakukan proses produksi secara

massa dan berkesinambungan, laporan biaya produksi memuat tiga bagian yaitu :

1. Quantity schedule (unit report)

2. Cost schedule (cost report)

3. Cost recapitulation (rekapitulasi/ikthisar biaya)

Quantity schedule merupakan pernyataan yang menggambarkan jumlah

produksi setiap depertemen, jumlah yang dikirim ke depertemen berikutnya,

jumlah yang belum siap satu depertemen, jumlah yang hilang (susut), disuatu

departemen dan jumlah yang dikirim ke gudang.


37

Cost scheadule menggambarkan dengan jelas total biaya departemen, dan

biaya per unit untuk masing-masing unsur biaya, dan juga menggambarkan biaya

per unit output.

Cost recapitulation menggambarkan biaya produksi yang tidak siap dan

biaya yang belum siap (work in process).


38

DAFTAR PUSTAKA

Baridwan Zaki, Akuntansi Intermediate, Edisi Ketujuh, Cetakan Keenam, BPFE,

Yogyakarta, 2004

Bustami Bastian dan Nurlela, Akuntansi Biaya-Kajian Teori dan Aflikasi, Edisi

Pertama, Graha Ilmu, 2006

Belkaoui-Riahi Ahmed, Accounting Theory-Teori Akuntansi, Buku Satu, Edisi

Lima, Penerjemah Ali Akbar Yulianto dan Risnawati Dermauli, Salemba

Empat, Jakarta, 2006

Carter K. Wiliam dan Usry F Milton, Akuntansi Biaya , Edisi 13 , Buku Satu ,

Penerjemah Krista S.E., Ak., Salemba Empat, Jakarta, 2004

Horngren T. Charles dan Foster George, Akuntansi Biaya Suatu Pendekatan

Manajerial, Edisi Keenam, Jilid 1 ,Alih Bahasa Marianus Sinaga

S.E,Ak.,Erlangga, Jakarta, 2001

Harahap Syafary Sofyan, Teori Akuntansi, Edisi Revisi, PT. Raja Grapindo

Persada, Jakarta, 2007

Hansen R Don dan Mowen M. Maryanne, Manajement Accunting – Akuntansi

Manajemen, Edisi 7, Buku 1, Penerjemah Dewi Fitriasari,MSi dan Deny

Arnos Kwary M, Hum, Salemba Empat, Jakarta, 2006

, Manajemen Biaya – Akuntansi dan Pengendalian,

Edisi 2, Buku 1, Salemba Empat, Jakarta, 2005

Kholmi Masiyah dan Yuningsih, Akuntansi Biaya, Umm Press, Malang, 2003

Mulyadi, Akuntansi Biaya, Edisi 5, UPP AMP YKPN, Yogyakarta,2005


39

Mursyidi, Akuntansi Biaya – Conventional Costing, Just in Time, dan Activity

Based Costing, PT. Reflika Aditama, Bandung, 2008

Supriono R.A., Akuntansi Biaya – Pengumpulan dan Penentuan Harga Pokok,

Edisi Kedua, Cetakan Kedelapan, Buku 1, BPFE UGM, Yogyakarta, 2007

Swardjono, Akuntansi Pengantar Proses Penciptaan Data Pendekatan Sistem,

Edisi Ketiga, Buku 1, BPFE, Yogyakarta, 2003

Ikatan Akuntansi Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat,

Jakarta, 2007

Anda mungkin juga menyukai

  • Permendagri 62 Tahun 2017
    Permendagri 62 Tahun 2017
    Dokumen10 halaman
    Permendagri 62 Tahun 2017
    Khoerul Iqo
    Belum ada peringkat
  • Tugas Kelompok
    Tugas Kelompok
    Dokumen45 halaman
    Tugas Kelompok
    Denny Andriyanto Putra
    Belum ada peringkat
  • Receipt 2
    Receipt 2
    Dokumen2 halaman
    Receipt 2
    Denny Andriyanto Putra
    Belum ada peringkat
  • Usulan SSH Denny Ketik
    Usulan SSH Denny Ketik
    Dokumen90 halaman
    Usulan SSH Denny Ketik
    Denny Andriyanto Putra
    Belum ada peringkat
  • Perda No 4 2017 PDF
    Perda No 4 2017 PDF
    Dokumen86 halaman
    Perda No 4 2017 PDF
    Denny Andriyanto Putra
    Belum ada peringkat
  • Perbup Nomor 19 Tahun 2016 Perbup Pengelolaan Persediaan
    Perbup Nomor 19 Tahun 2016 Perbup Pengelolaan Persediaan
    Dokumen22 halaman
    Perbup Nomor 19 Tahun 2016 Perbup Pengelolaan Persediaan
    Denny Andriyanto Putra
    Belum ada peringkat
  • Usulan SSH Denny Ketik
    Usulan SSH Denny Ketik
    Dokumen90 halaman
    Usulan SSH Denny Ketik
    Denny Andriyanto Putra
    Belum ada peringkat
  • Terapi Mata
    Terapi Mata
    Dokumen2 halaman
    Terapi Mata
    Denny Andriyanto Putra
    Belum ada peringkat
  • Makalah Pak Juhli Edi
    Makalah Pak Juhli Edi
    Dokumen8 halaman
    Makalah Pak Juhli Edi
    Denny Andriyanto Putra
    Belum ada peringkat
  • COVER
    COVER
    Dokumen2 halaman
    COVER
    Denny Andriyanto Putra
    Belum ada peringkat
  • COVER
    COVER
    Dokumen2 halaman
    COVER
    Denny Andriyanto Putra
    Belum ada peringkat
  • COVER
    COVER
    Dokumen2 halaman
    COVER
    Denny Andriyanto Putra
    Belum ada peringkat
  • Audit Operasional Temuan
    Audit Operasional Temuan
    Dokumen2 halaman
    Audit Operasional Temuan
    Denny Andriyanto Putra
    Belum ada peringkat
  • Modul Biaya Standar 2
    Modul Biaya Standar 2
    Dokumen18 halaman
    Modul Biaya Standar 2
    Denny Andriyanto Putra
    Belum ada peringkat
  • Table of Contents
    Table of Contents
    Dokumen12 halaman
    Table of Contents
    Denny Andriyanto Putra
    Belum ada peringkat
  • Citra 2
    Citra 2
    Dokumen44 halaman
    Citra 2
    Denny Andriyanto Putra
    Belum ada peringkat
  • Metopel To Citra
    Metopel To Citra
    Dokumen48 halaman
    Metopel To Citra
    Denny Andriyanto Putra
    Belum ada peringkat
  • Makalahauditmanajemenauditsumberdayamanusiajiantaric30109013 121030084305 Phpapp01
    Makalahauditmanajemenauditsumberdayamanusiajiantaric30109013 121030084305 Phpapp01
    Dokumen12 halaman
    Makalahauditmanajemenauditsumberdayamanusiajiantaric30109013 121030084305 Phpapp01
    Novita Putri
    Belum ada peringkat
  • Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
    Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
    Dokumen1 halaman
    Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
    Denny Andriyanto Putra
    Belum ada peringkat
  • Book 3
    Book 3
    Dokumen4 halaman
    Book 3
    Denny Andriyanto Putra
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen6 halaman
    Bab 1
    Denny Andriyanto Putra
    Belum ada peringkat
  • Citra 3
    Citra 3
    Dokumen45 halaman
    Citra 3
    Denny Andriyanto Putra
    Belum ada peringkat
  • Citra 1
    Citra 1
    Dokumen38 halaman
    Citra 1
    Denny Andriyanto Putra
    Belum ada peringkat
  • Metopel Ijoel
    Metopel Ijoel
    Dokumen44 halaman
    Metopel Ijoel
    Denny Andriyanto Putra
    Belum ada peringkat
  • Kib F
    Kib F
    Dokumen32 halaman
    Kib F
    Denny Andriyanto Putra
    Belum ada peringkat
  • Metopel Ijoel
    Metopel Ijoel
    Dokumen44 halaman
    Metopel Ijoel
    Denny Andriyanto Putra
    Belum ada peringkat
  • Pipit
    Pipit
    Dokumen1 halaman
    Pipit
    Denny Andriyanto Putra
    Belum ada peringkat
  • SPM 4-5
    SPM 4-5
    Dokumen13 halaman
    SPM 4-5
    Denny Andriyanto Putra
    Belum ada peringkat
  • Metopel
    Metopel
    Dokumen9 halaman
    Metopel
    Denny Andriyanto Putra
    Belum ada peringkat