UTS Surveilans Anita Pratiwi STIK IMMANUEL GIZI KONVENSI
UTS Surveilans Anita Pratiwi STIK IMMANUEL GIZI KONVENSI
Pertanyaan:
1. Apa yang membedakan orientasi Ilmu Kesehatan Masyarakat (Public Health) dan Ilmu
Kedokteran Klinik (Biomedis)? Berikan contoh kegiatan-kegiatan di Puskesmas.?
Jawaban :
Yang membedakan orientasi Ilmu Kesehatan Masyarakat (Public Health) dan
Ilmu Kedokteran Klinik (Biomedis) yaitu dalam pendekatannya, yaitu dalam hal
fokus, penekanan, paradigma, etika dan spesifikasi.
a) Fokus
- Ilmu Kesehatan masyarakat berfokus pada kesehatan masyarakat. Peneliti dan
praktisi kesmas harus menyeimbangkan kebutuhan dan hak setiap individu dengan
kepentingan masyarakat secara keseluruhan. Kesmas berfokus pada pencegahan
yang berdampak baik pada generasi sekarang maupun masa depan.
- Ilmu Kedokteran klinik berfokus pada kesehatan individu. Praktisi kedokteran
didedikasikan untuk melayani pasien individual dan menghormati otonomi
individu.
b) Penekanan
- Penekanan pada Ilmu Kesehatan Masyarakat adalah pencegahan penyakit, promosi
kesehatan pada masyarakat.
- Penekanan pada Ilmu Kedokteran Klinik adalah diagnose dan penyembuhan
(Pengobatan)
c) Paradigma
- Ilmu Kesehatan Masyarakat melalui pengembangan dan Implementasi pada
intervensi yang faktor biologi dari sasaran (target), gaya hidup, lingkungan
merupakan jalan dan penentu perawatan medis.
- Ilmu Kedokteran klinik memusatkan pada penetapan perawatan medis pada
individu.
d) Etika
- Etika kesmas membesarkan bioetik, tapi terus bertumbuh menjadi system yang
merefleksikan nilai (values) dan kepercayaan (Believe) dalam bidang kesehatan
masyarakat
- Ilmu Kedokteran klinik diatur oleh etika kedokteran, terutama prinsip-prinsip yang
mendukung kepada otonomi dan kerahasiaan individu dan hak untuk mendapatkan
perawatan yang kompeten.
e) Spesifikasi
- Ilmu Kesehatan Masyarakat tergantung pada berbagai disiplin ilmu. Spesialisasi
dalam bidang kesmas mencakup ahli di bidang masalah kesehatan, analisis,
evaluasi, rancangan penelitian, promosi dan pengembangan kebijakan.
- Ilmu Kedokteran klinik spesialisasi diorganisasikan di sekitar etiologi atau
patofisiologi, kelompok pasien khusus, keahlian organ dan teknis.
2. Apa yang disebut Epdemiologi Deskriptif? Berikan contoh untuk kajian penyakit
menular dan penyakit tidak menular/masalah gizi?
Jawaban :
- Epidemiologi Deskriptif studi yang bertujuan untuk mengetahui Apa, Dimana Dan
Kapan fenomena (penyakit/masalah gizi)terjadi.
- Epidemiologi Deskriftif yaitu Studi pendekatan epidemiologi yang bertujuan untuk
menggambarkan masalah kesehatan yang terdapat di dalam masyarakat dengan
menentukan frekuensi, distribusi dan determinan penyakit berdasarkan atribut dan
variable menurut segitiga epidemiologi (Orang, Tempat dan Waktu).
Contoh :
Orang
1. Umur, kelamin, etnis, pendidikan, ekonomi, Pekerjaan
Tempat
1. Area geografis, Kota, desa, pemukiman, domestic, non domestik
Waktu :
1. Waktu terjadinya infeksi
2. Penyebab penyakit
3. Mengetahui tipe Wabah/KLB
b. Proporsi :
- Bilangan pecahan, Numerator bagian dari denominator, dapat dinyatakan dalam
persen, permil, Kisaran (rentang) antara 0 – 100
- Suatu bentuk khusus dalam perhitungan rasio adalah proporsi. Apabila pembilang
(numerator) adalah bagian dari penyebut, maka bentuk perbandingan tersebut
dinamakan Proporsi. Jadi proporsi bisa diartikan sebagai jumlah dari suatu sifat
tertentu dibandingkan dengan seluruh populasi dimana sifat tersebut didapatkan.
Contoh :
Ratio :
Dalam suatu KLB penyakit types, jumlah penderita laki-laki sebanyak 30 orang
dan jumlah penderita perempuan adalah 15 orang.
Maka penderita laki-laki : perempuan adalah
= 30 : 15
=2:1
Proporsi
Dalam suatu KLB penyakit types, jumlah penderita laki-laki sebanyak 30 orang
dan jumlah penderita perempuan adalah 15 orang. Berapa proporsi penderita laki-
laki
Contoh :
1. Primary Prevention
Pencegahan pertama dilakukan pada masa sebelum sakit yang dapat berupa :
Pencegahan primer merupakan upaya terbaik karena dilakukan sebelum kita jatuh
sakit dan ini adalah sesuai dengan “konsep sehat” yang kini dianut dalam kesehatan
masyarakat modern.
2. Secondary Prevention
Pemeriksaan berkala pada kelompok populasi tertentu seperti pegawai negeri, buruh/
pekerja perusahaan tertentu, murid sekolah dan mahasiswa serta kelompok tentara, termasuk
pemeriksaan kesehatan bagi calon mahasiswa, calon pegawai, calon tentara serta bagi mereka
yang membutuhkan surat keterangan kesehatan untuk kepentingan tertentu.
3. Tertiary Prevention
Mencegah proses penyakit lebih lanjut, seperti pengobatan dan perawatan khusus
penderita kencing manis, tekanan darah tinggi, gangguan saraf dan lain-lain serta mencegah
terjadinya cacat maupun kematian karena penyebab tertentu, serta usaha rehabilitasi.
5. Bagaimana cara menghitung insidensi rate dan prevalens rate (point prevalens dan
periode prevalens) suatu penyakit pada suatu wilayah kerja Puskesmas, dan berikan
contoh-contoh!!
Rumus menghitung insiden rate
IR =
Contoh:
Puskesmas kecamatan Paroon melaporkan bahwa selama tahun 2010 terdapat 300
kasus ISPA. Diketahui jumlah penduduk Paroon sebanyak 30.000 jiwa. Hitunglah
insiden rate ISPA di puskesmas kecamatan Paroon tersebut.
IR =
IR =
PR =
PR =
Jumlah penduduk tanggal 1 juli 2008 di daerah margasari adalah 200.000 orang,
menurut laporan puskesmas kecamatan margasari jumlah penyakit penderita TBC
adalah januari 40 kasus lama, 110 kasus baru, maret 65 kasus lama, 85 kasus baru,
september 40 kasus lama, 60 kasus baru dan desember 190 kasus lama dan 210 kasus
baru,maka angka prevalensi periode adalah:
=0,45 %
6. Apa manfaat menghitung insidensi rate dan prevalens rate (point prevalens dan periode
prevalens) suatu penyakit pada suatu wilayah kerja Puskesmas, serta berikan contoh
masing-masing.
- Manfaat insidensi rate
a. Mengetahui masalah kesehatan yang dihadapi
b. Mengetahui resiko untuk terkena masalah kesehatan yang dihadapi
c. Mengetahui beban tugas yang harus diselenggarakan oleh sutu fasilitas pelayanan
kesehatan
Contoh :
Tahun 2008, 200 kasus flu burung dilaporkan di puskesmas Padang dengan penduduk
200.000. Berapakah angka insiden per 100.000 penduduk kota padang selama tahun
tersebut?
Jawab:
(200/200.000) x 100.000
= 100/100.000
=1/1000
- Manfaat prevalens rate
a. Untuk menentukan situasi penyakit yang ada pada satu waktu tertentu
b. Untuk merencanakan fasilitas kesehatan dan ketenagaan
Contoh Point Prevalence Rate
Kasus penyakit demam berdarah di kecamatan x pada waktu dilakukan survei
pada juli 2009 adalah 100 orang dari 4000 penduduk dikecamatan tersebut maka
point prevalence rate demam berdarah di kecamatan tersebut adalah :
100
Point prevalence rate = x 1000
4000
= 25 kasus per 1000 orang
10. Jelaskan kajian variabel orang pada kasus Kanker Prostat dan kasus Campak! (silahkan
jika perlu datanya lakukan simulasi).
b. Riwayat keluarga
Memiliki anggota keluarga
dengan karsinoma prostat
meningkatkan risiko penyakit.
Seorang laki-laki yang
memiliki ayah atau saudara
laki-laki yang terdiagnosa
kanker pada usia 50 tahun
memiliki risiko 2 kali lipat
lebih tinggi terkena karsinoma
prostat
c. Mutasi Genetik.
Berhubungan dengan mutasi
BRCA1 dan BRCA2
C. Orang
1. Umur 2. Jenis Kelamin 3.Etnis 4. Pekerjaan
Terjadi pada Terjadi pada Secara Pekerjaan sebagai
pria dengan pria karena matematis risiko petani dan pekerjaan
puncak umur pada wanita pria kulit hitam yang memungkinkan
65-75 th. tidak memiliki terdiagnosis terpapar pestisida
15-30% laki- kelenjar prostat kanker prostat serta kadmium
laki usia 50 th di adalah 1:4.
berbagai negara Untuk pria kulit
menderita putih 1:8.
kanker prostat Untuk pria kulit
kuning asia 1:13
C. Orang
1. Umur 2. Imunisasi 3.Status gizi 4. Asi Eksklusive
Kasus campak 70% anak yang Anak dengan Anak dengan
terbesar pada menderita status gizi pemberian Asi
kelompok umur campak tidak rendah memiliki eksklusive memiliki
5-9 tahun. diimunisasi risiko terkena risiko lebih rendah
Umur 1-4 tahun campak terkena campak
sebesar 30%
12. Terdapat kasus Difteri sebanyak 10 orang di Puskesmas dan 17 orang di Pukskesmas
B. Apakah besaran kasus tersebut di Puskesmas B lebih bermasalah dibanding dengan
Puskesmas A atau sebaliknya. Bagaimana komentar Saudara, berikan penjelasan-
penjelasan, jika perlu berikan simulasi dengan fakta.
Jawaban :
Tidak bisa dikatakan bermasalah , karena persentase insiden tergantung dari
jumlah populasi. Apabila jumlah populasi lebih banyak , makan persentase insiden bisa
lebih kecil.
Contoh :
Terjadi difteri di Desa A dengan jumlah orang yang terjangkit sebanyak 10
orang dari jumlah warga 50 orang , dan di desa B terjadi difteri pada 20 orang warga
dari 150 warga. Presentasi insiden di desa A sebanyak 20% dari total populasi , dan di
desa B Persentase insiden sebanyak 13,3 %. Dari hasil tersebut didapatkan bahwa Desa
A mempunyai desa terjangkit yang bermasalah dibandingkan dengan desa B ,
Walaupun jumlah kejadian lebih banyak di desa B.
13. Data keracunan makanan dilaporan dari Puskesmas “X” sebagai berikut:
Makanan yang diduga bermasalah / menjadi sumber penularan atau keracunan, yaitu:
Menu Ayam Bakar. Hal tersebut ditunjukkan oleh angka selisih % Attack Rate (AR) paling
tinggi dibanding menu makanan lain sebesar 11,49.
14. Tolok ukur perhitungan morbiditas yang sering dipakai yaitu angka insidensi (rate
insidensi), angka serangan (attack rate), angka serangan sekunder, angka poin prevalensi.
kasus: sekolah dasar X memiliki jumlah siswa tahun ajaran 2017-2018 sebanyak 1000 orang,
dimana seluruh siswa beresiko atau rentan terhadap penyakit diare. Ditemukan laporan
kejadian diare di sekolah dasar X pada tahun 2017 sebagai berikut: bulan januari
sebanyak 20 orang, bulan maret sebanyak 20 orang, bulan juli sebanyak 13 orang,
bulan september sebanyak 15 orang dan bulan desember sebanyak 25 orang. Pada
bulan juli 2018, secara tiba- tiba 53 orang siswa diantaranya menerita penyakit diare
setelah jajan bakso dipinggir jalan. Pada dua hari kemudian, 25 orang siswa lain
terkena diare.
Maka:
Jumlah seluruh siswa = jumlah orang yang beresiko sakit diare = 1000 orang
Jumlah siswa yang menderita diare tahun 2017 = 20+20+13+15+25= 93 orang
Jumlah siswa yang terserang diare pada saat itu = 53 orang
Jumlah siswa yang terserang diare yang kedua=25 orang
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑟𝑖𝑡𝑎 𝑏𝑎𝑟𝑢
Insident Rate : 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑢𝑛𝑔𝑘𝑖𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑠𝑖𝑘𝑜 x konstanta
93
: 1000 x 100% = 9,3% atau 9,3 kasus per 1000 siswa
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑟𝑖𝑡𝑎 𝑏𝑎𝑟𝑢 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑠𝑎𝑎𝑡 (𝑠𝑒𝑟𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑎𝑚𝑎)
Attack Rate : x konstanta
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑢𝑛𝑔𝑘𝑖𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑠𝑖𝑘𝑜
53
: 1000 x 100% = 5,3% atau 5,3 kasus per 1000 siswa
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑟𝑖𝑡𝑎 𝑏𝑎𝑟𝑢 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑠𝑒𝑟𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑑𝑢𝑎
Angka serangan sekunder : x konstanta
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑢𝑛𝑔𝑘𝑖𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑠𝑖𝑘𝑜
25
: 1000 x 100% = 2,5% atau 2,5 kasus per 1000 siswa
𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑟𝑖𝑡𝑎 𝑠𝑒𝑟𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑎𝑚𝑎+ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑟𝑖𝑡𝑎 𝑠𝑒𝑟𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑑𝑢𝑎
Ponit Prevalensi: x konstanta
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑢𝑛𝑔𝑘𝑖𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑠𝑖𝑘𝑜
53+25
: x 100% = 7,8% atau 7,8 kasus per 1000 siswa
1000
15. Program vaksinasi Campak yaitu memberikan kekebalan pada sasaran vaksinasi,
sehingga tidak terjadi penyakit Campak. Disuatu daerah “X” hasil vaksinasi Campak
dan hasil pengamatan kasus Campak yaitu sebagai berikut:
Jawaban :