Anda di halaman 1dari 9

KARYA TULIS ILMIAH

Pengaruh Gel Kombinasi Ekstrak Tumbuhan Yodium (Jatropha multifida)


dan Daun Pepaya (Carica papaya) terhadap Gambaran Histologi
Penyembuhan Luka Eksisi pada Kulit Tikus Putih (Rattus norvegicus)
melalui Pengamatan Kolagen

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh


Derajat Sarjana Kedokteran pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh:

Herlambang Pranandaru

20090310072

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2012
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia hidup dengan berbagi aktifitas yang tidak

jarang menimbulkan bahaya pada dirinya sehingga menciptakan sebuah

luka.Semua keadaan yang membuat kulit rusak disebut luka. Luka dapat

diakibatkan oleh kejadian yang disengaja seperti pembedahan atau dari kejadian

yang tidak sengaja seperti kecelakaan, trauma, atau terpapar oleh tekanan, panas,

sengatan matahari, atau bahan kimia (Moreau, 2003).

Pada tahun 2005 sebanyak 11.8 juta luka ditangani oleh Departemen Kedaruratan

Amerika Serikat. Lebih 7.3 juta luka robek ditangani per tahun. Luka sayatan

atau tusukan menyebabkan kurang lebih 2 juta pasien yang dirawat tiap

tahun.Jumlah waraga Amerika yang digigit binatang diperkirakan 4.7 juta per

tahun, dan kulit yang mengelupas pada orang tua sekitar 1.5 juta per tahun (Singer

& Dagum, 2008). Prevalensi di Indonesia untuk cedera luka terbuka sebesar

25,4%, dengan prevalensi tertinggi terdapat di provinsi Sulawesi Tengah sebesar

33.3% Berdasarakan kelompok umur, prevalensi luka terbuka yang paling banyak

dijumpai adalah pada kelompok umur 25 sampai 34 tahun (32.0%) (Husaini,

2010).

Obat topikal sintetis yang biasa dipakai untuk luka eksisi adalah kompres iodium

povidon atau nitras-argenti 0,5% yang berperan sebagai bakteriostatik untuk

semua kuman (Sjamsuhidajat dan de Jong, 2005). Tjay dan Raharja (2007)

menambahkan bahwa penggunaan iodium povidon dan nitras-argenti yang

berlebihan dapat menimbulkan efek samping berupa dermatitis, bengkak, gatal


dan rangsangan nyeri yang sangat pada daerah sekitar luka. Disamping hal

tersebut warna coklat gelap dan baunya merupakan sifat Povidon Yodium yang

kurang menguntungkan (Sulistia, 2007).

Salah satu jenis luka adalah luka eksisi. Luka eksisi adalah luka yang diakibatkan

terpotongnya jaringan oleh goresan benda tajam. Terkadang luka eksisi justru

sengaja dilakukan untuk tujuan tertentu, antara lain untuk membantu pemeriksaan

penunjang (biopsi), penanganan lesi jinak atau ganas, memperbaiki penampilan

secara kosmetik, mereduksi perluasan luka atau trauma dan menghilangkan risiko

terjadinya infeksi (Partogi, 2008).

Pada penelitian yang dilakukan (Barbul, 2003) menyatakan proses penting dalam

penyembuhan luka pada lapisan dermis terdiri dari tiga tahapan dasar: inflamasi,

proliferasi, dan maturasi. Tiap tahapan tidak terpisah secara tegas satu sama lain

karena membaur terjadi bersama-sama (Jarvinen, dkk., 2005).

Fokus penelitian terhadap proses penyembuhan luka dapat dipelajari salah satunya

dengan melihat proses penyembuhan secara mikroskopik. Hal ini dapat dilakukan

dengan membuat sediaan preparat pada jaringan yang sedang mengalami proses

regenerasi. Ternyata pada proses tersebut ada beberapa faktor dan tahapan yang

dapat berpengaruh pada pembentukan jaringan baru (Mio, 1998).

Menurut Departemen Kehutanan (2010), Indonesia merupakan negara

megabiodiversity yang kaya akan tanaman obat, dan sangat potensial untuk

dikembangkan, namun belum dikelola secara maksimal. Kekayaan alam

tumbuhan di Indonesia meliputi 30.000 jenis tumbuhan dari total 40.000 jenis

tumbuhan di dunia, 940 jenis diantaranya merupakan tumbuhan berkhasiat obat


(jumlah ini merupakan 90% dari jumlah tumbuhan obat di Asia). Berdasarkan

hasil penelitian, dari sekian banyak jenis tanaman obat, baru 20-22% yang

dibudidayakan. Sedangkan sekitar 78% diperoleh melalui pengambilan langsung

(eksplorasi) dari hutan.

Pada kasus luka eksisi, sebagian masyarakat menggunakan pengobatan tradisional

salah satunya menggunakan tanaman yodium (Jatropha multifida) dan daun

pepaya (Carica papaya) yang ternyata memberikan hasil yang cukup baik dalam

mempercepat penyembuhan luka.

Berdasarkan uraian diatas maka penelitian tentang pengaruh gel kombinasi

ekstrak tanaman yodium (Jatropha multifida) dengan daun pepaya (Carica

papaya) terhadap gambaran histologi penyembuhan luka eksisi pada kulit tikus

putih (Rattus norvegicus) melalui pengamatan kolagen perlu dilakukan.

B. Perumusan Masalah

Apakah terdapat pengaruh dan berapa besar pengaruh hasil perbandingan

konsentrasi pemberian gel kombinasi ekstrak tumbuhan yodium (jatropha

multifida) dan daun papaya (carica papaya) terhadap penyembuhan luka eksisi

melalui gambaran histologi kolagen ?

C. Tujuan Penelitian

mengetahui efektivitas pemberian gel kombinasi ekstrak tumbuhan yodium

(Jatropha multifida) dan daun pepaya (Carica papaya) dalam mempercepat

penyembuhan luka melalui pengamatan histoligi kolagen.


LUARAN YANG DIHARAPKAN
Terbentuknya artikel ilmiah yang akan dipublikasikan di jurnal nasional maupun
internasional, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai sumber pustaka bagi peneliti-peneliti
selanjutnya yang berminat dengan penelitian serupa.

D. Kegunaan

Hasil penelitian digunakan untuk:

1. Peneliti, dapat mengembangkan ilmu pengetahuan mengenai manfaat gel

kombinasi ekstrak tumbuhan yodium (Jatropha multifida) dan daun papaya

(Carica papaya) terhadap penyembuhan luka eksisi melalui gambaran histologi

kolagen.

2. Masyarakat, membantu pasien dalam memperbaiki keadaan luka menggunakan

pengobatan herbal.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. KULIT

Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan sebagai organ pembatas

dari lingkungan hidup manusia.Luas kulit orang dewasa 1.5 m2 dengan berat kira-

kira 15% dari berat badan orang tersebut.Kulit merupakan organ yang esensial

dan vital serta merupakan cermin kesehatan dan kehidupan.Kulit juga sangat

kompleks, elastik, dan sensitife. Bervariasi pada keadaan iklim, umur, seks, ras,

dan juga bergantung pada lokasi tubuh (Djuanda, 2009).


Mekanisme kulit melindungi tubuh dari bahan dan pengaruh pencederaan, yaitu :

dengan cara menghalangi serangan mikroorganisme, membantu pengaturan suhu

tubuh dengan menegeluarkan keringat dan berbagai limbah katabolisme, dan

menjadi organ pengindera yang luas bagi tubuh untuk menerima rangsangan raba,

suhu dan nyeri (Leeson, 1996).

B.Kolagen

1.Pengertian Kolagen

Kolagen adalah suatu serat yang paling banyak, tidak elastik dan terdiri atas

rangkaian protein yang tersusun kuat dari protein tropokolagen, terdiri atas tiga

rantai alfa. Setiap tiga asam amino adalah glisin dan yang jumlahnya cukup

banyak prolin, hidroksiprolin, lisin, dan hidroksilisin sebagai penyusun subunit

tropokolagen tersebut (Gartner, 2012).

2. Struktur kolagen

Serat kolagen terdapat di semua jenis jaringan ikat. Pada sediaan tidak dipulas,

mereka berupa benang-benang tidak berwarna beriamater 0,5-10 um dengan

panjang tidak terbatas (Lesson, 1996). Karena tidak berwarna, serat kolagen sukar

dibedakan dalam keadaan sediaan segar tanpa pewarnaan. Pada sediaan histologi

menggunakan pewarnaan HE, akan berwarna merah muda dengan eosin. Sedang

dengan pewarnaan Mallory akan bewarna biru gelap. Selanjutnya kolagen

bewarna merah dengan pewarnaan van gieson (Geneser, 1994). Pada pulasan

Trikrom Masson kolagen akan berwarna hijau. Serat ini tidak bercabang dan,

dalam jaringan ikat longgar, tampaknya terorientasi secara acak. (Leeson, 1996).\
3. Pembentukan kolagen

Pembentukan kolagen dipengaruhi oleh fibroblas dan mukopolisakarida. Fibroblas

menghasilkan bahan dasar protein kolagen yang dapat larut dan akhirnya berubah

menjadi kolagen. Sedangkan mukopolisakarida berperan sebagai media tempat

prokolagen berubah menjadi kolagen (Junqueira, 2007).

Sintesis kolagen terjadi didalam reticulum endoplasma kasar, dimana polisom

mempunyai macam-macam Mrna memberi kode untuk tiga rantai alfa

(preprokolagen) (Gartner, 2012).

4. Fungsi Kolagen

Menurut Finn Geneser (1994), Fungsi utama kolagen adalah menambah

kekuatan pada jaringan ikat. Serat kolagen bersifat lentur, yang memungkinkan

terjadinya mobilitas jaringan ikat dan pada saat yang sama jaringan ikat

mempunyai kekuatan regangan dalam arah longitudinal. Karenanya, suatu tarikan

sebesar beberapa ratus kilogram per cm2 diperlukan untuk memutuskan serat

kolagen pada manusia, jika serat kolagen ini tersusun rapat dan berjalan parallel

seperti pada tendo.

C.LUKA

1. Pengertian Luka

Luka adalah keadaan di mana kontinuitas jaringan rusak bisa karena akibat dari

(berbagai hal) trauma, kimiawi, listrik, radiasi (Bisono, 2009). Menurut

Sjamsuhidajat dan De jong (2005), luka adalah hilang atau rusaknya sebagian

jaringan tubuh. Keadaaan ini dapat disebabkan oleh trauma benda tajam atau

tumpul, perubahan suhuh, zat kimia, ledakan, sengatan listrik, atau gigitan hewan.
2. Proses Penyembuhan Luka

Penyembuhan luka dapat diartikan sebagai suatu keadaan perbaikan untuk

menjadi sehat, dengan kata lain penyembuhan luka adalah terjadinya pergantian

jaringan yang rusak atau mati oleh jaringan yang baru dan sehat melalui proses

regenarasi maupun perbaikan (Mawardi dan Hasan, 2001)

Proses yang sedang terjadi pada jaringan yang rusak ini ialah penyembuhan luka

yang dapat dibagi dalam tiga fase, yaitu fase inflamasi, proliferasi, dan

penyudahan yang merupakan perupaan kembali (remodelling) jaringan.

d. Luka eksisi

Luka eksisi adalah luka yang diakibatkan terpotongnya jaringan oleh goresan

benda tajam. Terkadang luka eksisi justru sengaja dilakukan untuk tujuan tertentu,

antara lain untuk membantu pemeriksaan penunjang (biopsi), penanganan lesi

jinak atau ganas, memperbaiki penampilan secara kosmetik, mereduksi perluasan

luka atau trauma dan menghilangkan risiko terjadinya infeksi (Partogi, 2008).

D. Tumbuhan Yodium

Tanaman yodium sering disebut juga jarak tingkir, jarak gurita (Sunda), jarak cina

(Jateng), dan balacai batri (Ternate). (Depkes, 2000). Kemampuan getah

Tanaman yodium (Jatropha multifida) dalam mengobati luka berdasarkan adanya

kandungan zat-zat kimia antara lain alkaloid, saponin, dan flavanoid (Alfina,

2009)

Kandungan kimiawi flavonoid dan saponin berperan dalam pembentukan serabut

kolagen. Mekanisme kerja saponin dan flavonoid dengan menghambat kerja


enzim siklooksigenase dengan mengkatalis reaksi asam arakidonat menjadi

senyawa endoperoksidase. Enzim siklooksigenase berperan dalam produksi

prostaglandin. Dengan terhambatnya kerja enzim siklooksigenase ini, maka akan

menurunkan pembentukan prostaglandin sehingga mempersingkat reaksi radang

dan mempercepat proses penyembuhan dengan meningkatkan kolagenisasi

(Nafiatur, 2008).

E. Tanaman Pepaya

Daun papaya mengandung enzim papain, alkaloid karpain, pseudo karpain,

glikosida, dan saponin. Buah mengandung beta karoten, pectin, d-galaktosa, I-

arabinosa dan papain.Daun dan akar pepaya mengandung polifenol dan flavonoid

dengan khasiat sebagai antiseptik (Depkes, 2000).

F.Gel

Gel merupakan sediaan semi padat digunakan pada kulit, umumnya sediaan

tersebut berfungsi sebagai pembawa pada obat-obat topical, pelunak kulit atau

sebagai pelindung. Gel didefinisikan sebagai seuatu sistem setengah padat yang

terdiri dari suatu disperse yang tersusun baik dari partikal anorganik maupun

organik dan saling diresapi cairan (Wardani, 2009).

Anda mungkin juga menyukai