A.1. Overview Standar Akreditasi Snars Ed1 PDF
A.1. Overview Standar Akreditasi Snars Ed1 PDF
I II III IV
Kelompok
Sasaran Sasaran
Standar Kelompok
Keselamatan Milenium
Pelayanan Standar
Pasien RS Develop-
Berfokus pada Manajemen RS
mental Goal
Pasien
Standar: 153
Standar: 6 Standar: 3
Standar: 161 Elemen: 569
Elemen: 24 Elemen: 19
Elemen: 436
(7 BAB)
(PMKP,PPI,TKRS,
II. KELOMPOK STANDAR
STANDAR MANAJEMEN RS
MFK, KKS, MIRM)
STANDAR
PENGELOLAAN
PENGENDALIAN RESISTENSI ANTIMIKROBA
(PPRA)
GAMBARAN UMUM
Resistensi terhadap antimikroba (disingkat: resistensi antimikroba,
dalam bahasa Inggris antimicrobial resistance,AMR) telah menjadi masalah
kesehatan yang mendunia, dengan berbagai dampak merugikan yang dapat
menurunkan mutu dan meningkatkan risiko pelayanan kesehatan
khususnya biaya dan keselamatan pasien.
Yang dimaksud dengan resistensi antimikroba adalah ketidak
mampuan antimikroba membunuh atau menghambat pertumbuhan
mikroba sehingga penggunaannya sebagai terapi penyakit infeksi menjadi
tidak efektif lagi.
Meningkatnya masalah resistensi antimikroba terjadi akibat
penggunaan antimikroba yang tidak bijak dan bertanggung jawab dan
penyebaran mikroba resisten dari pasien ke lingkungannya karena tidak
dilaksanakannya praktik pengendalian dan pencegahan infeksi dengan baik.
Dalam rangka mengendalikan mikroba resisten di RS, perlu
dikembangkan program pengendalian resistensi antimikroba di RS.
Pengendalian resistensi antimikroba adalah aktivitas yang
ditujukan untuk mencegah dan/atau menurunkan adanya kejadian
mikroba resisten.
Dalam rangka pengendalian resistensi antimikroba secara luas
baik di fasilitas pelayanan kesehatan maupun di komunitas di tingkat
nasional telah dibentuk Komite Pengendalian Antimikroba yang
selanjutnya disingkat KPRA oleh Kementerian Kesehatan. Disamping itu
telah ditetapkan program aksi nasional / national action plans on
antimicrobial resistance (NAP AMR) yang didukung oleh WHO.
Program pengendalian resistensi antimikroba (PPRA) merupakan
upaya pengendalian resistensi antimikroba secara terpadu dan
paripurna di fasilitas pelayanan kesehatan.
Implementasi program ini di rumah sakit dapat berjalan baik apabila
mendapat dukungan penuh dari pimpinan/direktur RS berupa penetapan regulasi
pengendalian resistensi antimikroba, pembentukan organisasi pengelola,
penyediaan fasilitas, sarana dan dukungan finansial untuk mendukung pelaksanaan
PPRA.
Penggunaan antimikroba secara bijak ialah penggunaan antimikroba yang
sesuai dengan penyakit infeksi dan penyebabnya dengan rejimen dosis optimal,
durasi pemberian optimal, efek samping dan dampak munculnya mikroba resisten
yang minimal pada pasien. Oleh sebab itu diagnosis dan pemberian antimikroba
harus disertai dengan upaya menemukan penyebab infeksi dan kepekaan mikroba
patogen terhadap antimikroba. Penggunaan antimikroba secara bijak memerlukan
regulasi dalam penerapan dan pengendaliannya.
Pimpinan rumah sakit harus membentuk komite atau tim PPRA sesuai
peraturan perundang-undangan sehingga PPRA dapat dilakukan dengan baik
STANDAR 4 - PPRA
SURVEI TERFOKUS
PERLUASAN PELAYANAN
Survei Terfokus Perluasan Pelayanan
• Bila ada perluasan pelayanan di rumah sakit maka akan dilakukan
survei terfokus perluasan pelayanan. Perluasan pelayanan rumah
sakit meliputi:
1. Hemodialisis 9. Fisioterapi
2. Hiperbarik 10.Pusat pelayanan baru:
3. MRI a. stroke center
b. luka bakar center
4. CT Scan c. ICU
5. Katerisasi jantung d. NICU
6. Katerisasi otak e. PICU
f. HCU
7. Radioterapi g. talasemi center
8. Kemoterapi h. pusat jantung terpadu
Instrumen Survei Terfokus Perluasan Pelayanan
Instrumen survei terfokus perluasan pelayanan untuk disiapkan ceklis (PIC dr. Nico
an dr. Djoni) :
1. Hemodialisis
PP.3; PP.3.6; TKP.3.3; TKP.3.3.1; KPS.8; KPS.13; KPS.10; MFK.10.1; SKP.1;HPK.6; MPO.3.2;
PPI;.7
2. Hiperbarik
PP.3; PP.3.9; TKP.3.3; TKP.3.3.1; KPS.8; KPS.10; KPS.13; MFK.4; SKP.1; HPK.6
3. MRI
AP.6; TKP.3.3;TKP.3.3.1; KPS.8; KPS.10; KPS.13; MFK.1; MFK.4; SKP.1; MPO.3.2; PPI.7;
KPS.16
4. CT Scan
AP.6; TKP.3.3; TKP.3.3.1; KPS.8; KPS.10; KPS.13; KPS.16; MFK.1; MFK.4; SKP.1; MPO.3.2;
PPI.7
5. Katerisasi jantung
PAB.3; AP.6; PP.3; TKP.3.3; TKP.3.3.1; KPS.8; KPS.10; KPS.13; MFK.1; MFK.4; SKP.1;
MPO.3.2; PPI.7; HPK.6; KPS.16
6. Katerisasi otak
PAB.3; AP.6; PP.3; TKP.3.3; TKP.3.3.1; KPS.8; KPS.10; KPS.13; MFK.1; MFK.4;
SKP.1; MPO.3.2; PPI.7; HPK.6; KPS.16
7. Radioterapi
AP.6; PP.3; TKP.3.3; TKP.3.3.1; KPS.8; KPS.10; KPS.16; MFK.1; MFK.4; MFK.5;
SKP.1; SKP.3; MPO.3.2; PPI.7; HPK.6;
8. Kemoterapi
AP.6; PP.3; TKP.3.3; TKP.3.3.1; KPS.8; KPS.10; KPS.13; KPS.16; MFK.1; MFK.4;
MFK.5; SKP.1; SKP.3; MPO.3.2; MPO.5; PPI.7; HPK.6;
9. Fisioterapi
AP.6; PP.3; TKP.3.3; TKP.3.3.1; KPS.8; KPS.10; KPS.13; KPS.16; MFK.1; MFK.4;
MFK.5; SKP.1; SKP.3; MPO.3.2; MPO.5; PPI.7; HPK.6;
10. Pusat pelayanan baru:
AP.6; PP.3;KPS.8; KPS.10; KPS.13; KPS.16; MFK.4; MFK.8; SKP.1; SKP.3; MPO.3.2; MPO.5;
PPI.7; HPK.6; PPI.8; PPI.9; SKP.2; SKP.5; SKP.6; PPI.7.2; PPI 7.3
a) stroke center
• sama dengan diatas dikurangi: AP.6; HPK.6; MFK.8; PPI.8
• ditambah :
b) ICU
• sama dengan diatas dikurangi:
• ditambah: APK.1.4
c) NICU
• sama dengan diatas dikurangi:
• ditambah: APK.1.4
d) PICU
• sama dengan diatas dikurangi:
• ditambah: APK.1.4
e) HCU
• sama dengan diatas dikurangi:
• ditambah: APK.1.4
f) talasemi center
• sama dengan diatas dikurangi:
• ditambah: AP.5; PP.3
g) pusat jantung terpadu
• sama dengan diatas dikurangi:
• ditambah: PAB seluruh; SKP.4
KOMISI AKREDITASI RUMAH
SAKIT
KARS
MEMPEROLEH AKREDITASI ISQUA
HASIL PENILAIAN SURVEI
SNARS ED 1
AKREDITASI
INTERNASIONAL
INTERNATIONAL
15 BAB ACCREDITATION
KARS
12 BAB
8 BAB
PROGSUS 3 TH
4 BAB
PERDANA
KARS INTERNASIONAL
• HARUS SUDAH LULUS PARIPURNA
• RS INDONESIA PROGRAM NASIONAL TETAP HARUS DI LAKSANAKAN
• SKOR SAMA LABIH BESAR SAMA DENGAN 95
• BILA TAK TERCAPAI SKOR 95 TETAP MENDAPAT SERTIFIKAT SESUAI
PENCAPAIAN
• JUMLAH SURVEIOR LEBIH BANYAK
KESIMPULAN