Anda di halaman 1dari 12

RS.

JUANDA PENANGANAN KEJADIAN NYARIS CIDERA ( KNC )

No. Dokumen No. Referensi Halaman

Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan :


Tetap Direktur RS Juanda Kuningan

dr. Hermanjoyo
Pengertian Kejadian nyaris cidera selanjutnya disingkat KNC adalah terjadinya insiden yang
belum samapi terpapar kepasien di rumah sakit juanda

Tujuan Mencegah terjadinya cedera pada pasien

Kebijakan Surat keputusan Direktur RS.Juanda Kuningan Nomor tentang Keselamatan


pasien rumah sakit

Prosedur 1. Petugas yang menangani pasien melaporkan kepada penanggung jawab klinis
tentang kondisi nyaris cidea yang dialami pasien
2. Penanggung jawab lyanan klinis melakukan pemantauan penyebab terjadinya
kondisi nyaris cidera
3. Petugas memberikan penjelsan kepada keluarga dan pasien tentang kejadian
yang dialami pasien dan kronologis kejadiannya
4. Penanggung jawab layanan klinis melakukan upaya perbaikan untuk mencegah
terulang kembali kondisi nyaris cedera pada pasien
5. Penanggung jawab layanan klinis melakukan pertemuan dengan petugas yang
menangani pasien untuk mencari penyebab terjadinya kodisi nyaris cidera
6. Melakukan evaluasi secara rutin setiap bulan untung meningkatkan upaya
keselamatan pasien di rumah sakit
7. Mensosialisasikan keselamatan pasien setiap ada pertemuan sebagai proses
pembelajaran
8. Mendokumentasikan semua kegiatan yang telah dilakukan

Unit Terkait Semua unit terkait


RS.JUANDA PENANGANAN KEJADIAN YANG TIDAK DIINGINKAN (KTD)

No. Dokumen No. Referensi Halaman

Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan :


Tetap Direktur RS Juanda Kuningan

dr. Hermanjoyo
Pengertian Penanganan kejadian tidak diinginkan adalah penanganan insiden yang
menimbulkan cidera pada pasien yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di rumah
sakit

Tujuan 1. Mencegah cacat lebih lanjut


2. Menyelamatkan nyawa pasien
Kebijakan Surat keputusan Direktur RS.Juanda Kuningan Nomor tentang penanganan
kejadian yang tidak diinginka (KTD)

Prosedur 1. Petugas yang menangani pasien melaporkan kepada penanggung jawab


klinis tentang kejadian tidak diinginkan (KTD) yang dialami pasien
2. Penanggung jawab layanan klinis melakukukan pemeriksaan awal terkait
keadaan pasien yang meliputi : suhu, nadi, tekanan darah, dan lokasi cidera
3. Petugas memberikan penjelasan kepada keluarga dan pasien tentang
kejadian yang dialami pasien dan kronologis kejadiaanya
4. Petugas pelayanan klinis memberikan penanganan pasien sesuai cidera yang
dialaminya
5. Jika penanganan cidera harus dilakukan oleh tim maka harus dilakukan
kordinasi dengan tim
6. Setelah melakukn penanganan kepada pasien dilakukan evaluasi baik
trhadap kejadian yang dialami pasien maupum yang telah dilakukan
7. Mensosialisasikan keselamatan pasien setiap ada pertemuan sebagai proses
pembelajaran
8. Mendokumentasikan semua kegiatan yang telah dilakukan

Unit Terkait Semua unit


RS.JUANDA PENANGANA KONDISI POTENSIAL CIDERA ( KPC )

No. Dokumen No. Referensi Halaman

Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan :


Tetap Direktur RS Juanda Kuningan

dr. Hermanjoyo
Pengertian Kondisi yang sangat berpotensi untuk menimbulkan cidera, tetapi belum terjadi
insiden pada pasien di Rumah sakit

Tujuan Mencegah terjadinya cidera pada pasien

Kebijakan Surat keputusan Direktur RS.Juanda Kuningan Nomor tentang penanganan


kondisi potensial cidera (KPC)

Prosedur 1. Petugas yang menangani pasien melaporkan pada penanggung jawab klinis
tentanang kondisi potensial cidera yang dialami pasien
2. Penanggung jawab layanan klinis melakukan pemeriksaan awal terkait
keadaan pasien meliputi : suhu, nadi, tekanan darah.
3. Petugas memberikan penjelasan kepada keluarga dan pasien tentang
kejadian yang dialami pasien dan kronologis kejadiaanya
4. Penanggung jawab layanan klinis memantau lokasi tempat terjadinya
kejadian
5. Petugas layanan klinis menanyakan kepada penanggun jawab ruangan
kronilogis kejadian yang dialami pasien
6. Setelah melakukan penanganan kepada pasien dilakukan evaluasi baik
terhadap kejadian yang dialami pasien maupun tindakan yang telah dilakukan
7. Mensosialisasikan keselamtan pasien setiap ada pertemuan sebagai proses
pembelajaran
8. Mendokumntasikan semua kegiatan yang telah dilakukan

Unit Terkait Semua unit


RS.JUANDA PENANGANAN KEJADIAN TIDAK CIDERA ( KTC )

No. Dokumen No. Referensi Halaman

Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan :


Tetap Direktur RS Juanda Kuningan

dr. Hermanjoyo
Pengertian Insiden yang sudah terpapar ke pasien, tetapi tidak timbul cidera

Tujuan Mencegah agar kejadian serupa tidak terjadi lagi

Kebijakan Surat keputusan Direktur RS.Juanda Kuningan Nomor tentang penanganan


kejadian tidak cidera (KTC)

Prosedur 1. Petugas yang menangani pasien melaporkan pada penanggung jawab klinis
tentang kejadian tidak cidera yang dialami pasien
2. Penanggung jawab layanan klinis melakukan pemeriksaan awal terkait
keadaan pasien meliputi : suhu, nadi, tekanan darah.
3. Petugas memberikan penjelasan kepada keluarga dan pasien tentang
kejadian yang dialami pasien dan kronologis kejadiaanya
4. Petugas pelayanan klinis memberikan penanganan kepada pasien sesuai
cidera yang dialami
5. Jika penanganan cidera harus dilakukan oleh TIM maka harus dilakukan
kordinasi dengan tim
6. Setelah melakukan penanganan kepada pasien dilakukan evaluasi baik
terhadap kejadian yang dialami pasien maupun tindakan yang telah dilakukan
7. Mensosialisasikan keselamtan pasien setiap ada pertemuan sebagai proses
pembelajaran
8. Mendokumntasikan semua kegiatan yang telah dilakukan

Unit Terkait Semua unit


RS.JUANDA PENANGANAN DAN PELAPORAN KTD, KPC,KNC, DAN RESIKO KLINIS

No. Dokumen No. Referensi Halaman

Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan :


Tetap Direktur RS Juanda Kuningan

dr. Hermanjoyo
Pengertian Prosedur ini mencakup semua kegiatan yang terkait dengan identifikasi,
dokumentasi dan pe;aporan kasus KTD, KPC, dan KNC

Tujuan Pelayanan klinis yang bermutu sangat dipengaruhi oleh


kemampuan Rumah Sakit dalam mengidentifikasi,
mendokumentasi, menganalisis dan melaporkan permasalahan
mutu pelayanan klinis seperti KTD, KPC, dan KNC untuk itu perlu
dibuat suatu standar prosedur yang dapat membakukan
manajemen resiko klinis.
Kebijakan Surat keputusan Direktur RS.Juanda Kuningan Nomor tentang kebijakan
dan keselamatan pasien.

Prosedur 1. Pemberi pelayanan klinis yang mendapatkan KTD atau resiko medis
melakukan pertolongan dan penanganan awal sesuai kondisi.
2. Pemberi pelayanan klinis yang mengetahui adanya KTD,KNC,KPC dan
resiko klinis melakukan pengamanan berupa isolasi bukti, laporan
dan lingkungan, selanjutnya melaporkan kondisi tersebut kepada tim
peningkatan mutu pelayanan klinis dan petugas klinis yang
berkompeten
3. Pemberi pelayanan klinis memberi tindakan medis dan observasi
sesuai kondisi.
4. Ketua tim peningkatan mutu pelayanan klinis melakukan identifikasi
dengan mengumpulkan informasi dan bukti yang menyangkut input,
proses dan output terjadinya KTD, KNC, KPC dan resiko klinis. Semua
hasil identifikasi didokumentasikan dalam lembar menejemen KTD,
KNC, KPC, dan resiko medis ( formulir pelaporan insiden keselamatan
)
5. Kepala Rumah sakit dan tim peningkatan mutu pelayanan
mengdakan analisis penyabab dan tindak lanjut penanganan
6. Sosialisasi rencana tindak dan pelksanaannya pada rapat rutin
puskesmas

Distribusi penanggung jawab klinis, tim peningkatan mutu pelayanan klnis, dokter,
perawat, bidan, analis kesehatan , nutrisionis, sanitarian
Dokumen Blangko menejemen KTD, KPC, KNC, dan resiko medis
Terkait
RS.JUANDA PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KTD, KPC, KNC, PETUGAS TERTUSUK JARUM
SUNTIK
No. Dokumen No. Referensi Halaman

Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan :


Tetap Direktur RS Juanda Kuningan

dr. Hermanjoyo
Pengertian Tahap-tahap cara menangani kejadian tidak diinginkan petugas tertusuk jarum
suntik/infus bekas

Tujuan Sebagai pedoman kerja bagi dokter/dokter gigi/perawat/bidan


menangani kejadian tidak diinginkan yaitu petugas tertusuk jarum
suntik/infuse bekas di RS.Juanda
Kebijakan Surat keputusan Direktur RS.Juanda Kuningan Nomor tentang pencegahan
dan penangann KTD,KPC,KNC,Petugan tertusuk jarum suntik.

Prosedur A. Pencegahan tertusuk jarum


1. Petugas mengurangi keinginan untuk memegang jarum infuse
2. Petugas memegang semprit dan jarum dengan aman
3. Apabila menggunakan semprit sekali pakai (Auto disable srynge /ADS ),
maka setelah penyuntikan petugas langsung membuang ads kedalam
safety box tanpa recapping
4. Apabila akan melakukan recapping maka petugas menggunakan metode
satu tangan
B. Penanganan Tertusuk jarum
1. Petugas yang tertusuk (korban) segera menekan atau memijat daerah
yang tertusuk jarum sampai darah keluar
2. Korban mencuci daerah yang tertusakdengan sabun antiseptic atau anti
disinfektan
3. Korban membilas daerah yang tertusuk dengan air mengalir
4. Korban segera melaporkan kejadian kepada atasan unit kerja
5. Korban dan pasien dirujuk ke laboraturim/rumah sakit untuk melakukan
tes HIV, Hepatits B dan C
6. Atasan unit kerja membuat laporan kejadian dengan formulir laporan
kejadian
7. Korban menandatangani formulirblaporan kejadian
8. Atasan unit kerja menandatangani formulir laporan kerja
9. Atasan unit krja memeriksa laporan dan melakukan investigasi sederhana
10. Atasan unit kerja melaporkan kejadian kepada tim keselamatan pasien
maksimal 2x24 jam
11. Tim keselamatan pasien melakukan investigasi lanjutan kejadian
12. Tim keselamatan pasien membuat rekomendasi dan rencana kerja hasil
dari investigasi
13. Tim keselamatan pasien melaporkan hasil investigasi lanjutan ,
rekomendasi, dan rencan krja kepada direktur Rumah sakit
14. Tim keselamtan psien memberikan untuk perbaikan dan pembelajaran
kepada unit kerja terkait
15. Unit kerja membuat analisa dan tren kejadian insiden atau kecelakaan
kerja di unit kerjaya setiiap 1 bulan 1x
C. Penceghan Komplikasi
1. Tes labolaturium meliputi HIV,Hepatitis B dan C pada kedua belah pihak (
Pasien dan petugas kesehatan yang terpapar), disini wajib ada
persetujuan atau Informconsent untuk kebutuhan legal (hukum)
2. Jika pasien positive HIV, maa peugas kesehatan yang terpapar wajib
diberikan konseling dan profilaksis(PEP= post exposure profilaksis),
sebelum 72 jam setelah terpapar
3. Apabila pasien atau petugs kesehatan tidak diketahui status imun nya
maka dalam jangka waktu 48 jam diberikan hepatitis B vaksinansi ( dosis
awal) namun apabila petugas kesehatan memiliki imun yang dimksud
maka cek untuk status antibody titernya, bila kurang berikan hepatitis B
booster
4. Untuk follow up, yang pertama pastikan bahwa pemberian vaksisinsi
hepatitis samapai legkap dari dosisi awal sampai akhir, kedua cek serologi
HIV pada bulan kesatu<ketiga dan keenam

Diagram Alur

Dokumen
Terkait

Distribusi
RS. JUANDA KUNINGAN
Jl. Ir. H. Juanda No 207 Kuningan
Telp(0232) 876433
KUNINGAN

KEPUTUSAN DIREKTUR RS JUANDA


Nomor : 0./ RSJ/SK-DIR/I/2017

TENTANG

PENANGAN KEJADIAN TIDAK DIHARAPKAN,KEJADIAN POTENSIAL CIDERA DAN


KEJADIAN NYARIS CIDERA

Menimbang : a. bahwa dalam upaya peningkatan mutu layanan klinis


dan keselamatan pasien tenaga klinis wajib berperan
aktif dalam pelaksanaanya;

b. bahwa untuk melaksankan tanggung jawab tersebut,


perlu ditetapkan penaganan terhadap kejadian tidak
diharapkan, kejadian potensial,cidera dan nyaris codera

c. bahwa berdarakan pertimbangan pada huruf a dan b,


perlu menetapkan keputusan direktur Rs Juanda tentng
penanganan kejadian tidak diharapkan, kejadian
potensial cidera dan kejadian nyaris cidera

Mengingat : 1. UU Nomor 36 Tahun 2009, tentang kesehatan;

2. UU RI No 44 Tahun 2009, Tentang Rumah Sakit


3. Keputusn Menteri Kesehatan No 1691 Tahun 2011
Tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JUANDA TENTANG PENANGANAN


KEJADIAN POTENSIAL CEDERA DAN KEJADIAN NYARIS
CIDERA

KESATU : Penanganan kejadian tidak diharapkan, kejadian potensial


cidera dan kejadian nyaris cidera sesuai dengan SPO
penanganan kejadian tidak diharapkan, kejadian potensial
cidera dan kejadian nyaris cidera

KEDUA : Kewajiban untuk melaksanaakan penanganan kejadian tidak


diharapkan, kejadian potensial cidera, dan kejadian nyaris
cidera merupakan tanggunng jawab tim peningkatan mutu
pelayanan klinis dan keselamatan pasien

KETIGA : Keputusan berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila


dikemudian hari trdapat kekeliruan dalam penetapannya,
maka akan diadakan pembetulan sebagaimana mestinya ;

Ditetapkan di Kuningan

Pada Tanggal

DIREKTUR RS JUANDA

dr. Hermanjoyo
RS. JUANDA KUNINGAN
Jl. Ir. H. Juanda No 207 Kuningan
Telp(0232) 876433
KUNINGAN

KEPUTUSAN DIREKTUR RS JUANDA


Nomor : 0./ RSJ/SK-DIR/I/2017

PENANGANAN KTD, KPC, DAN KNC

A. PENDAHULUAN

Keselamatan pasien adalah suatu system dimana rumah sakit membuat


asuhan pasien lebih aman yang meliputi assesmen resiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan resiko pasien, pelaoran dan analisis insiden,
kemepuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi
untuk meminimalkan timbulnya resiko dan mencegah terjadinya cidera yang
disebaabkan oleh kesalhan akibat melaksanakaan suatu tindakan atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil.

Insiden keselamatan pasien yang selanjutnya disebut insiden adalah setiap


kejadian yang tidak disengaja dan kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi
mengakibatkan cidera yang dapat dicegah pada pasien , terdiri dari kejadian tidak
diharapkan, kejadian nyaris cidera, kejadian tidak cidera, dan kejadian potensial
cidera.

B. TEMA

Penanganan KTD, KPC, dan KNC akan meningkatkan mutu pelayanan medis.

C. TUJUAN
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di Rumah sakit

2. Meningktnya akuntabilitas Rumah Sakit terhadap pasien

3. Menurunnya KTD,KPC, dan KNC di Rumah Sakit

4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi


pengulangan KTD terlaksananya kegiatan audit medis

C. SASARAN

E. BENTUK KEGIATAN

F. PENUTUP

Demikian program ini disusun untuk memberikan gambaran mengenai


penanganan KTD, KPC, KNC, di Rumah Sakit Janda Kuningan

Ditetapkan di : Kuningan

Pada Tanggal :

DIREKTUR JUANDA KUNINGAN

dr. Hermanjoyo

Anda mungkin juga menyukai