Anda di halaman 1dari 4

Judul : Studi Fenomenologi: Dukungan Keluarga terhadap pasien gangguan

jiwa di Poliklinik RSJ Prof. Hb Sa’anin Padang Tahun 2018

Nama : Kenny Marinda

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masalah gangguan jiwa diseluruh dunia merupakan salah masalah yang sangat
serius dan mengkhawatirkan secara global. Menurut World Helath Organization
tahun 2014 dikatakan bahwa 1 dari 4 orang didunia pernah mengalami masalah jiwa
dan saat ini sekita 450 juta orang diseluruh dunia menderita gangguan jiwa.
Sepertiganya dari penderita gangguan jiwa itu tinggal di negara berkembang (WHO,
2014)
Berdasarkan data Riskesdas tahun 2013 Indonesia mengalami peningkatan
jumlah gangguan jiwa dengan pervalensi mecapai 1,7 per mil. Sumatera Barat
menduduki peringkat ketiga tertinggi untuk masalah gangguan jiwa dengan
pervalensi 1,7 per mil (Balitbangkes, 2013).
Kasus gangguan jiwa di Provinsi Sumatera Barat berdasarkan Dinas
Kesehatan Provinsi Sumatera Barat tahun 2014 didapatkan bahwa sebanyak
139.674 orang gangguan jiwa yang melakukan kunjungan di rumah sakit maupun di
puskesmas. Banyak faktor yang menyebabkan terjadi gangguan jiwa pada seseorang
diantaranya faktor bawaan (genetik), faktor sosial, ataupun faktor musibah/bencana.
Besarnya jumlah penderita gangguan jiwa di Provinsi Sumatera Barat sangat
mengkhawatirkan. Permasalahan kesehatan jiwa di Provinsi Sumatera Barat sangat
komplek dan kasusnya terus meningkat setiap tahunnya dan menyebar di seluruh
kabupaten dan kota. Selain itu stigma dan dukungan keluarga serta masyarakat
untuk penderita jiwa juga masih sangat kurang, sehingga hal ini bisa menyebabkan
berulangannya gangguan yang terjadi pada penderita yang sebelumnya sudah
diperbolehkan pulang dan menjalani rawat jalan (Dinas Kesehatan Provinsi
Sumatera Barat, 2014)
Dukungan merupakan sumber utama yang menjadi penyemangat yang dapat
menambah optismisme seseorang dalam menjalani hidup. Sehingga bagi seorang
penderita gangguan jiwa sangat dibutuhkan dukungan baik itu dari masyarakat
maupun dari keluarga mereka sendiri. Dimana dukungan keluarga merupakan
pendukung utama yang memberikan perawatan langsung pada setiap keadaan baik
sehat maupun sakit. Pada umumnya, keluarga meminta bantuan tenaga kesehatan
jika mereka tidak sanggup lagi merawat keluarganya yang sakit. Oleh karena itu
asuhan keperawatan jiwa yang berfokus pada keluarga bukan hanya memulihkan
keadaan penderita tetapi juga bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan
peran serta keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan tersebut (Keliat, 2005)
Keliat juga mengemukakan pentingnya dukungan keluarga dalam perawatan
jiwa yang dapat dipandang dari berbagai segi : (1) Keluarga merupakan tempat
dimana individu memulai hubungan interpersonal dengan lingkungannya, (2)
Keluarga merupakan suatu system yang saling bergantung dengan anggota keluarga
yang lain, (3) Pelayanan kesehatan jiwa bukan tempat klien seumur hidup tetapi
fasilitas yang hanya membantu klien dan keluarga sementara, (4) Berbagai
penelitian menunjukan bahwa salah satu faktor penyebab gangguan jiwa adalah
keluarga yang pengetahuannya kurang.
Friedman membagi lima tugas keluarga dalam bidang kesehatan yaitu,
mengenal masalah kesehatan setiap anggota keluarga, mengambil keputusan untuk
melakukan tindakan yang tepat bagi keluarga, memberi perawatan kepada anggota
keluarga yang sakit atau yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat
atau usianya terlalu muda, mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan
bagi kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga, mempertahankan
hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga kesehatan, pemanfaatan
fasilitas kesehatan (Friedman, 1998).
Menurut penelitian Sisky (2010) mengatakan bahwa banyak faktor yang
mempengaruhi motivasi keluarga dalam memberikan dukungan kepada pasien
dengan gangguan jiwa. Keluarga merupakan unit yang paling dekat dengan pasien
dan merupakan perawatan utama bagi pasien. Keluarga berperan dalam menentukan
cara atau asuhan yang diperlukan di rumah. Keberhasilan perawat dirumah sakit
dapat sia – sia jika tidak diteruskan dirumah yang kemudian mengakibatkan klien
harus di rawat kembali. Peran serta keluarga sejak awal asuhan di rumah sakit akan
meningkatkan kemampuan keluarga merawat klien dirumah sehingga kemungkinan
kambuh dapat dicegah.
Studi pendahuluan yang penulis lakukan pada tanggal 13 Februari 2018 di
Poliklinik RSJ. Prof. Dr. HB. Sa’anin Padang, menurut data dari medical record RSJ
Prof. HB. Sa’anin Padang, pasien lama (berulang) yang datang berobat jalan pada
bulan November 2017 sebanyak 894 orang, bulan Desember 2017 sebanyak 901
orang, bulan Januari 2018 sebanyak 824 orang. Sebagian besar klien yang berobat
diantar oleh keluarga mereka. Tetapi hal tersebut tidak cukup untuk menunjukan
motivasi yang diberikan oleh keluarga. Dari studi awal yang peneliti lakukan di
poliklinik RSJ. Prof HB. Sa’anin Padang, Dari hasil wawancara yang peneliti
lakukan dengan 8 orang anggota keluarga pasien yang dirawat jalan berulang
menyatakan bahwa keluarga tidak mengetahui bagaimana cara perawatan pasien
dirumah seperti kontrol obat, dalam memberikan pujian, dan komunikasi yang tidak
nyambung dan keluarga juga tidak mengetahui apa yang masih diharapkan dari
pasien serta keluarga menganggap pasien hanya menambah beban biaya berobat
klien serta menghabiskan waktu saja.
Bedasarkan hal ini terlihat bahwa masih sangat rendahnya dukungan dari
keluarga kepada pasien yang mengalami gangguan jiwa. Untuk itu penulis tertarik
melakukan sebuah studi fenomenologi terkait dukungan keluarga terhadap pasien
gangguan jiwa di Poliklinik RSJ Prof. HB. Sa’anin Padang tahun 2018.

1.2 Rumusan Masalah


1.3 Tujuan Penelitian

Anda mungkin juga menyukai