Biaya kesehatan merupakan besarnya dana yang harus disediakan untuk
menyelengarakan dan memanfaatkan berbagai upaya kesehatan yang diperlukan oleh perorangan, keluarga, kelompok, dan masyarakat. Manfaat dari distribusi biaya kesehatan, yaitu : 1. Struktur biaya o Sebagai pusat produksi dan penunjang o Pusat biaya produksi dan pusat biaya penunjang 2. Membuat rencana pembiayaan kesehatan
Perencanaan mengenai aktivitas-aktivitas kesehatan, yang meliputi
anggaran biaya produksi, biaya penunjang dan lainnya.
3. Membuat langkah penghematan
Sejalan dengan kebijakan pembangunan untuk mengerakkan
perekonomian daerah dan menetapkan daerah sebagai penanggungjawab pembangunan, maka terjadi perubahan mendasar dalam penyaluran dana dari tugas pembantu menjadi Dana Alokasi Khusus (DAK) dan untuk tahun 2016 terdapat DAK Nonfisik bidang kesehatan, khususnya pada sisi tata kelola termasuk pertanggungjawaban administrasi dan pencapaian program-program nasional yang telah ditetapkan.
Pemerintah pusat telah menetapkan Undang-Undang Nomor 14 tahun
2015 tentang APBN Tahun Anggaran 2016 dan Peraturan Presiden Nomor 137 Tahun 2015 tentang Rincian APBN Tahun Anggaran 2016 bahwa DAK Bidang Kesehatan Tahun Anggaran 2016 sebesar Rp. 20.121.209.684.900,- terdiri dari DAK Fisik Reguler sebesar Rp. 15.769.908.000.000,- dan DAK Nonfisik sebesar Rp. 4.351.301.684.900,-. DAK Fisik Bidang Kesehatan Tahun Anggaran 2016 terdiri dari DAK Fisik Reguler Bidang Kesehatan sebesar Rp. 14.665.761.000.000,- dan DAK Sarana Prasarana Kesehatan sebesar Rp. 1.104.147.000.000,-. Rincian DAK Fisik Bidang Kesehatan adalah subbidang Pelayanan Kesehatan Dasar sebesar Rp.6.460.280.546.000,- untuk 460 Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota; Subbidang pelayanan kesehatan rujukan sebesar Rp. 4.563.484.235.000,- untuk 28 provinsi dan 427 Kabupaten/Kota; serta subbidang pelayanan kefarmasian sebesar Rp. 3.641.996.219.000,- untuk 22 Dinas Kesehatan Provinsi dan 492 Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, sedangkan DAK Sarana Prasarana Kesehatan untuk 1 Provinsi dan 45 Kabupaten/Kota.
Peraturan mentri kesehatan tentang petunjuk teknis penggunaan dana
alokasi khusus bidang kesehatan, serta sarana dan prasarana penunjang subbidang sarpras kesehatan tahun 2016.
1. Dana alokasi khusus bidang kesehatan, serta sarana dan prasarana
penunjang subbidang sarpras kesehatan tahun anggaran 2016 diberikan kepada daerah untuk membantu mendanai kegiatan bidang kesehatan yang merupakan urusan daerah sesuai dengan prioritas pembangunan kesehatan nasional tahun 2016. 2. Dana alokasi khusus bidang kesehatan, serta sarana dan prasarana penunjang subbidang sarpras kesehatan tahun anggaran 2016 bertujuan untuk meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehata dasar, pelayanan kesehatan rujukan, dan pelayanan kefarmasian dalam rangka mendukung pelaksanaan Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2016. 3. Dana alokasi khusus bidang kesehatan, serta sarana dan prasarana penunjang subbidang sarpras kesehatan tahun anggaran 2016 terdiri atas: a. Dana alokasi khusus fisik regular bidang kesehatan ; b. Dana alokasi khusus fisik regular sarana dan prasarana penunjang subbidang sarpras kesehatan; dan c. Dana alokasi khusus nonfisik bidang kesehatan. INFLASI BIAYA KESEHATAN
Pengertian Inflasi
Pengertian Inflasi adalah suatu kondisi perekonomian dimana harga-
harga secara keseluruhan mengalami kenaikan dalam waktu yang panjang. Berbeda ketika kenaikan harga-harga saat lebaran yang tidak bersifat inflasi, kenaikan ini hanya bersifat sementara karena setelah lebaran harga-harga akan turun kembali seperti sedia kala. Secara umum inflasi bisa terjadi karena jumlah uang yang beredar lebih banyak dari pada uang yang dibutuhkan. Gejala ekonomi ini tidak pernah bisa dihilangkan sampai tuntas. Maka biasanya usaha yang dilakukan adalah hanya sebatas sampai mengurangi dan mengendalikannya.
Penyebab Inflasi
Penyebab dari inflasi adalah kenaikan biaya produksi dan kenaikan
permintaan. Adapun penjelasan lebih lanjut mengenai kedua penyebab inflasi tersebut akan dijelasakan sebagai berikut:
a. Inflasi karena Kenaikan Permintaan (Demand Pull Inflation)
Inflasi semacam ini terjadi karena adanya kenaikan permintaan untuk
beberapa jenis barang. Adapun dalam hal ini, peningkatam permintaan masyarakat itu terjadi secara agregat (aggregate demand). Permintaan yang meningkat ini terjadi karena peningkatan permintaan barang untuk diekspor, peningkatan permintaan barang bagi keperluan swasta serta peningkatan belanja pemerintah. Akibat kenaikan permintaan masyarakat ini, harga-harga menjadi naik sebab penawaran masih tetap.
b. Inflasi karena biaya produksi (Cos Pull Inflation)
Inflasi semacam ini terjadi sebab adanya kenaikan biaya produksi.
Adapun kenaikan biaya produksi disebabkan kenaikan harga-harga bahan baku, contohnya karena kenaikan harga bahan bakar minyak. keberhasilan serikat buruh untuk menaikkan upah, dan lain sebagainya. c. Inflasi karena Jumlah Uang yang Beredar Bertambah
Kaum klasik membuat teori bahwa ada hubungan antara harga-harga di
pasaran dengan jumlah uang yang beredar. Jika jumlah barang itu tetap, sedangkan uang beredar bertambah sampai dua kali lipat, maka harga juga akan naik sampai dua kali lipat. Adapun penambahan jumlah uang yang beredar bisa terjadi contohnya jika pemerintah menggunakan sistem anggaran defisit.
Dampak Inflasi
a) Menurunnya daya beli masyarakat terhadap pelayanan kesehatan.
b) Jika harga dan jasa pelayanan kesehatan naik maka masyarakat semakin sedikit yang mendapatkan pelayanan masyarakat yang optimal. c) Keadaan inflasi menyebabkan perhitungan untuk menetapkan harga pelayanan kesehatan dapat terlalu kecil atau bahkan terlalu besar.
Upaya Mengatasi Inflasi
a) Upaya meningkatkan jumlah dana
Meningkatkan alokasi biaya kesehatan dalam anggaran pendapatan dan
belanja negara.
b) Memperbaiki penyebaran, pemanfaatan dan pengelolaan dana
Penyempurnaan sistem pelayanan, misalnya lebih mengutamakan
pelayanan kesehatan masyarakat dan atau melaksanakan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu.
c) Memperlakukan peraturan studi kelayakan, dimana penambahan sarana
dan fasilitas yang baru hanya dibenarkan apabila dapat dibuktikan bahwa sarana dan fasilitas pelayanan kesehatan tersebut dapat menyelenggarakan kegiatannya dengan tarif pelayanan yang bersifat sosial. Indikator SDG’s target pencapaian untuk bidang kesehatan
Goals 3 Menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua orang di segala usia, yaitu pada 2030:
1) Mengurangi AKI hingga di bawah 70 per 100.000 KH
2) Mengakhiri kematian bayi dan balita yang dapat dicegah, dengan menurunkan Angka Kematian Neonatal hingga 12 per 1.000 KH dan Angka Kematian Balita 25 per 1.000 KH; 3) Mengakhiri epidemi AIDS, tuberkulosis, malaria dan penyakit tropis yang terabaikan, serta memerangi hepatitis, penyakit bersumber air dan penyakit menular lainnya; 4) Mengurangi 1/3 kematian prematur akibat penyakit tidak menular melalui pencegahan dan perawatan, serta mendorong kesehatan dan kesejahteraan mental; 5) Memperkuat pencegahan dan perawatan penyalahgunaan zat, termasuk penyalahgunaan narkotika dan alkohol yang membahayakan; 6) Mengurangi setengah jumlah global kematian dan cedera akibat kecelakaan lalu lintas; 7) Menjamin akses semesta kepada pelayanan kesehatan seksual dan reproduksi; 8) Mencapai universal health coverage, termasuk perlindungan risiko keuangan, akses kepada pelayanan kesehatan dasar berkualitas dan akses kepada obat-obatan dan vaksin dasar yang aman, efektif, dan berkualitas bagi semua orang; 9) Mengurangi secara substansial kematian dan kesakitan akibat senyawa berbahaya serta kontaminasi dan polusi udara, air, dan tanah.