Anda di halaman 1dari 5

Dhea Nur Syafira

020116A011

DISTRIBUSI BIAYA KESEHATAN 2016

Biaya kesehatan merupakan besarnya dana yang harus disediakan untuk


menyelengarakan dan memanfaatkan berbagai upaya kesehatan yang diperlukan
oleh perorangan, keluarga, kelompok, dan masyarakat. Manfaat dari distribusi
biaya kesehatan, yaitu :
1. Struktur biaya
o Sebagai pusat produksi dan penunjang
o Pusat biaya produksi dan pusat biaya penunjang
2. Membuat rencana pembiayaan kesehatan

Perencanaan mengenai aktivitas-aktivitas kesehatan, yang meliputi


anggaran biaya produksi, biaya penunjang dan lainnya.

3. Membuat langkah penghematan

Sejalan dengan kebijakan pembangunan untuk mengerakkan


perekonomian daerah dan menetapkan daerah sebagai penanggungjawab
pembangunan, maka terjadi perubahan mendasar dalam penyaluran dana dari
tugas pembantu menjadi Dana Alokasi Khusus (DAK) dan untuk tahun 2016
terdapat DAK Nonfisik bidang kesehatan, khususnya pada sisi tata kelola
termasuk pertanggungjawaban administrasi dan pencapaian program-program
nasional yang telah ditetapkan.

Pemerintah pusat telah menetapkan Undang-Undang Nomor 14 tahun


2015 tentang APBN Tahun Anggaran 2016 dan Peraturan Presiden Nomor 137
Tahun 2015 tentang Rincian APBN Tahun Anggaran 2016 bahwa DAK Bidang
Kesehatan Tahun Anggaran 2016 sebesar Rp. 20.121.209.684.900,- terdiri dari
DAK Fisik Reguler sebesar Rp. 15.769.908.000.000,- dan DAK Nonfisik
sebesar Rp. 4.351.301.684.900,-. DAK Fisik Bidang Kesehatan Tahun
Anggaran 2016 terdiri dari DAK Fisik Reguler Bidang Kesehatan sebesar Rp.
14.665.761.000.000,- dan DAK Sarana Prasarana Kesehatan sebesar Rp.
1.104.147.000.000,-. Rincian DAK Fisik Bidang Kesehatan adalah subbidang
Pelayanan Kesehatan Dasar sebesar Rp.6.460.280.546.000,- untuk 460 Dinas
Kesehatan Kabupaten atau Kota; Subbidang pelayanan kesehatan rujukan
sebesar Rp. 4.563.484.235.000,- untuk 28 provinsi dan 427 Kabupaten/Kota;
serta subbidang pelayanan kefarmasian sebesar Rp. 3.641.996.219.000,- untuk
22 Dinas Kesehatan Provinsi dan 492 Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota,
sedangkan DAK Sarana Prasarana Kesehatan untuk 1 Provinsi dan 45
Kabupaten/Kota.

Peraturan mentri kesehatan tentang petunjuk teknis penggunaan dana


alokasi khusus bidang kesehatan, serta sarana dan prasarana penunjang
subbidang sarpras kesehatan tahun 2016.

1. Dana alokasi khusus bidang kesehatan, serta sarana dan prasarana


penunjang subbidang sarpras kesehatan tahun anggaran 2016 diberikan
kepada daerah untuk membantu mendanai kegiatan bidang kesehatan
yang merupakan urusan daerah sesuai dengan prioritas pembangunan
kesehatan nasional tahun 2016.
2. Dana alokasi khusus bidang kesehatan, serta sarana dan prasarana
penunjang subbidang sarpras kesehatan tahun anggaran 2016 bertujuan
untuk meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehata dasar,
pelayanan kesehatan rujukan, dan pelayanan kefarmasian dalam rangka
mendukung pelaksanaan Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2016.
3. Dana alokasi khusus bidang kesehatan, serta sarana dan prasarana
penunjang subbidang sarpras kesehatan tahun anggaran 2016 terdiri atas:
a. Dana alokasi khusus fisik regular bidang kesehatan ;
b. Dana alokasi khusus fisik regular sarana dan prasarana penunjang
subbidang sarpras kesehatan; dan
c. Dana alokasi khusus nonfisik bidang kesehatan.
INFLASI BIAYA KESEHATAN

Pengertian Inflasi

Pengertian Inflasi adalah suatu kondisi perekonomian dimana harga-


harga secara keseluruhan mengalami kenaikan dalam waktu yang panjang.
Berbeda ketika kenaikan harga-harga saat lebaran yang tidak bersifat inflasi,
kenaikan ini hanya bersifat sementara karena setelah lebaran harga-harga akan
turun kembali seperti sedia kala. Secara umum inflasi bisa terjadi karena jumlah
uang yang beredar lebih banyak dari pada uang yang dibutuhkan. Gejala
ekonomi ini tidak pernah bisa dihilangkan sampai tuntas. Maka biasanya usaha
yang dilakukan adalah hanya sebatas sampai mengurangi dan
mengendalikannya.

Penyebab Inflasi

Penyebab dari inflasi adalah kenaikan biaya produksi dan kenaikan


permintaan. Adapun penjelasan lebih lanjut mengenai kedua penyebab inflasi
tersebut akan dijelasakan sebagai berikut:

a. Inflasi karena Kenaikan Permintaan (Demand Pull Inflation)

Inflasi semacam ini terjadi karena adanya kenaikan permintaan untuk


beberapa jenis barang. Adapun dalam hal ini, peningkatam permintaan
masyarakat itu terjadi secara agregat (aggregate demand). Permintaan yang
meningkat ini terjadi karena peningkatan permintaan barang untuk diekspor,
peningkatan permintaan barang bagi keperluan swasta serta peningkatan belanja
pemerintah. Akibat kenaikan permintaan masyarakat ini, harga-harga menjadi
naik sebab penawaran masih tetap.

b. Inflasi karena biaya produksi (Cos Pull Inflation)

Inflasi semacam ini terjadi sebab adanya kenaikan biaya produksi.


Adapun kenaikan biaya produksi disebabkan kenaikan harga-harga bahan baku,
contohnya karena kenaikan harga bahan bakar minyak. keberhasilan serikat
buruh untuk menaikkan upah, dan lain sebagainya.
c. Inflasi karena Jumlah Uang yang Beredar Bertambah

Kaum klasik membuat teori bahwa ada hubungan antara harga-harga di


pasaran dengan jumlah uang yang beredar. Jika jumlah barang itu tetap,
sedangkan uang beredar bertambah sampai dua kali lipat, maka harga juga akan
naik sampai dua kali lipat. Adapun penambahan jumlah uang yang beredar bisa
terjadi contohnya jika pemerintah menggunakan sistem anggaran defisit.

Dampak Inflasi

a) Menurunnya daya beli masyarakat terhadap pelayanan kesehatan.


b) Jika harga dan jasa pelayanan kesehatan naik maka masyarakat semakin
sedikit yang mendapatkan pelayanan masyarakat yang optimal.
c) Keadaan inflasi menyebabkan perhitungan untuk menetapkan harga
pelayanan kesehatan dapat terlalu kecil atau bahkan terlalu besar.

Upaya Mengatasi Inflasi

a) Upaya meningkatkan jumlah dana

Meningkatkan alokasi biaya kesehatan dalam anggaran pendapatan dan


belanja negara.

b) Memperbaiki penyebaran, pemanfaatan dan pengelolaan dana

Penyempurnaan sistem pelayanan, misalnya lebih mengutamakan


pelayanan kesehatan masyarakat dan atau melaksanakan pelayanan
kesehatan secara menyeluruh dan terpadu.

c) Memperlakukan peraturan studi kelayakan, dimana penambahan sarana


dan fasilitas yang baru hanya dibenarkan apabila dapat dibuktikan bahwa
sarana dan fasilitas pelayanan kesehatan tersebut dapat
menyelenggarakan kegiatannya dengan tarif pelayanan yang bersifat
sosial.
Indikator SDG’s target pencapaian untuk
bidang kesehatan

Goals 3
Menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua
orang di segala usia, yaitu pada 2030:

1) Mengurangi AKI hingga di bawah 70 per 100.000 KH


2) Mengakhiri kematian bayi dan balita yang dapat dicegah, dengan
menurunkan Angka Kematian Neonatal hingga 12 per 1.000 KH dan
Angka Kematian Balita 25 per 1.000 KH;
3) Mengakhiri epidemi AIDS, tuberkulosis, malaria dan penyakit tropis
yang terabaikan, serta memerangi hepatitis, penyakit bersumber air dan
penyakit menular lainnya;
4) Mengurangi 1/3 kematian prematur akibat penyakit tidak menular
melalui pencegahan dan perawatan, serta mendorong kesehatan dan
kesejahteraan mental;
5) Memperkuat pencegahan dan perawatan penyalahgunaan zat, termasuk
penyalahgunaan narkotika dan alkohol yang membahayakan;
6) Mengurangi setengah jumlah global kematian dan cedera akibat
kecelakaan lalu lintas;
7) Menjamin akses semesta kepada pelayanan kesehatan seksual dan
reproduksi;
8) Mencapai universal health coverage, termasuk perlindungan risiko
keuangan, akses kepada pelayanan kesehatan dasar berkualitas dan akses
kepada obat-obatan dan vaksin dasar yang aman, efektif, dan berkualitas
bagi semua orang;
9) Mengurangi secara substansial kematian dan kesakitan akibat senyawa
berbahaya serta kontaminasi dan polusi udara, air, dan tanah.

Anda mungkin juga menyukai