Anda di halaman 1dari 1

3.

Data statistik Indonesia tahun 2008 dari 43,3 juta jiwa remaja berusia 15-24 tahun, sebanyak 24%
berperilaku buruk mengenai vulva hygiene, hal ini merupakan penyebab terjadinya keputihan (Sari,
2012). Kesehatan reproduksi sangat penting untuk dipahami bagi kehidupan seseorang, salah
satunya dengan melakukan perawatan organ reproduksi. Reproduksi yang sehat paling tidak dimulai
sejak usia remaja, dimana remaja harus dipersiapkan baik psikologis, sikap dan perilakunya mengenai
perawatan organ reproduksi karena wanita pada masa ini rentan terhadap berbagai macam masalah
kesehatan reproduksi (Puspitaningrum, 2012).

1a. Banyak wanita di Indonesia yang tidak tahu tentang keputihan sehingga mereka menganggap
keputihan sebagai hal yang sudah biasa dan sepele, di samping itu rasa malu ketika para
wanita/remaja mengalami keputihan kerap membuat wanita/remaja tersebut enggan berkonsultasi
ke dokter. Padahal keputihan tidak bisa dianggap sepele, karena akibat dari keputihan ini sangat fatal
bila lambat ditangani tidak hanya bisa mengakibatkan kemandulan dan hamil di luar kandungan.
Keputihan juga bisa merupakan gejala awal dari kanker leher rahim (kanker serviks) yang bisa
berujung pada kematian kalau tidak dikonsultasikan pada petugas kesehatan sejak dini (Sutarno,
2003)

1 b. Jumlah wanita didunia pada tahun 2013 sebanyak 6,7milyar jiwa dan yang pernah mengalami
keputihan sekitar 75%, sedangkan wanita Eropa pada tahun 2013 sebanyak 739.004.470 jiwa dan
yang mengalami keputihan sebesar 25%. Di Indonesia sekitar 90% wanita berpotensi mengalami
keputihan karena negara Indonesia adalah daerah yang beriklim tropis, sehingga jamur mudah
tumbuh dan berkembang yang mengakibatkan banyaknya kasus keputihan pada perempuan
Indonesia (Nurul, dkk. 2011).

Keputihan (flour albus) merupakan salah satu penyakit yang dapat dipicu oleh IMS. Jumlah kasus IMS
yang tercatat di Dinas Kesehatan Provinsi Bali pada tahun 2013 sebanyak 9.656 kasus. Pada tahun
2013 di Kota Denpasar terdapat 652 kasus, dimana IMS tertinggi terdapat di Puskesmas II Denpasar
Selatan. Jumlah IMS di Puskesmas II Denpasar Selatan sebanyak 630 kasus, kasus perempuan lebih
banyak 4 dibandingkan dengan kasus laki-laki (Profil Dinas Kesehatan Kota Denpasar, 2013)

Pengetahuan tentang keputihan merupakan bagian dari terbentuknya perilaku untuk mencegah
keputihan. Hasil penelitian di desa Bandung Kecamatan Kebumen menunjukan koefisien korelasi
antara tingkat pengetahuan tentang keputihan dengan perilaku menjaga diri terhadap keputihan
sebesar 0,697. Angka koefisien korelasi adalah 0,697 dengan melihat nilai probabilitas (Sig) 0,000 <
0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa hubungan kedua variable sangat signifikan, artinya
hubungan antara pengetahuan tentang keputihan dengan perilaku menjaga diri terhadap keputihan
sangat cukup. Koefisien korelasi bertanda positif (+), artinya hubungannya searah sehingga ada
kecenderungan remaja putri dengan tingkat pengetahuan tentang keputihan yang baik akan memiliki
perilaku yang baik juga dalam menjaga diri terhadap keputihan (Solikhah, 2010).

Anda mungkin juga menyukai