Anda di halaman 1dari 26

KEPERAWATAN JIWA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN


“HARGA DIRI RENDAH”

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 1

Dhenel Gusfirnandou (201601014)


Dini Harianawati (201601019)
Febby Galih Saputri (201601023)
Hediati Dwi N (201601026)
Kresna Koeswardana (201601031)
Liya Larassati (201601033)
Novi Permatasari (2016010
Mohammad Supri Darmanto (201601044)
Riyan Widiyanti (201601054)
Tri Endah Lestari (201601058)
VinaMeri A (201601059)
KELAS II A

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


AKADEMI KEPERAWATAN
PEMKAB PONOROGO
2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan judul Asuhan Keperawatan Dengan Klien Harga Diri
Rendah” .Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas kelompok
mata kuliah Keperawatan Jiwa
Dalam menyusun makalah ini kami banyak memperoleh bantuan serta
bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami ingin menyampaikan
ucapan terimakasih kepada :
1. Dosen mata kuliah Keperawatan Kritis yakni Ibu Dian Sinta ,S.Kep.,Ns
M.Kep. yang telah banyak meluangkan waktu guna memberikan
bimbingan kepada kami dalam penyusunan makalah ini.

2. Kedua orang tua kami yang senantiasa memberi dukungan baik secara
moril maupun materil selama proses pembuatan makalah ini.

3. Teman-teman mahasiswa tingkat IIA Program Studi DIII Keperawatan


Pemerintah Kabupaten Ponorogo angkatan 2016/2017 yang selalu
memberikan dukungan dan saran serta berbagi ilmu pengetahuan demi
tersusunnya makalah ini.

Makalah ini bukanlah karya yang sempurna karena masih memiliki


banyak kekurangan, baik dalam hal isi maupun sistematika dan teknik
penulisannya.Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun guna sempurnanya makalah ini.Kami berharap makalah
ini dapat bermanfaat, bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL DEPAN ........................................................................................ i


KATA PENGANTAR .................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 2
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................ 2
1.4 ManfaatPenulisanMakalah ................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Bagaimana Dokumentasi Keperawatan Pada pasien Dengan HDR ... 4
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan......................................................................................... 20
3.2 Saran .................................................................................................. 20
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 21

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap orang yang sehat secara rohani, baik secara sadar maupun tidak
sadar sebenarnya telah memiliki sebuah harga diri. Namun begitu, belum
semua memahami tentang makna dari harga diri itu sendiri. Menurut
kutipan dari wikipedia, harga diri adalah pandangan keseluruhan dari
individu tentang dirinya sendiri.Penghargaan diri juga kadang dinamakan
martabat diri atau gambaran diri. Sedangkan menurut stuart dan sundeen
menyatakan bahwa, harga diri adalah penilaian individu terhadap hasil
yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal
dirinya. Dapat juga diartikan bahwa menggambarkan sejauh mana
individu tersebut menilai dirinya sebagai orang yang memeiliki
kemampuan, keberartian, berharga, dan kompeten.Sebagai misal, anak
dengan penghargaan diri yang tinggi mungkin tidak hanya memandang
dirinya sebagai seseorang, tetapi juga sebagai seseorang yang baik. (Aini,
et al., 2011)
Harga diri adalah perasaan negatif terhadap diri
sendiri,hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai
keinginan (Keliat, 1998). Menurut klasifikasi Diagnostic and Statisyical
Manual of Mental Disorder Text Revision (DSM IV, TR 2000), harga diri
rendah merupakan salah satu jenis gangguan jiwa kategori gangguan
kepribadian (Videbeck, 2008). World Health Organitation(WHO) tahun
2001 menyatakan paling tidak 1 dari 4 orang atau sekitar 450 juta
orang terganggu jiwanya. Sedangkan menurut Dharmono (2007),
penelitian yang dilakukan World Health Organitation di berbagai negara
menunjukkan bahwa sebesar 20 – 30 % pasien yang datang Ke pelayanan
kesehatan menunjukkan gejala gangguan jiwa. Departement of Human
Service (1999), memperkirakan 51 juta penduduk Amerika didiagnosis
mengalami gangguan jiwa (Videbeck,2008).Berdasarkan data
Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2000 mencapai 2,5
juta orang. Berdasarkan data medical record di Rumah Sakit Jiwa

1
Provsu Medan yang diperoleh melalui survei pendahuluan tercatat
bahwa jumlah pasien gangguan jiwa kategori skizofrenia paranoid
sebanyak 1.814 pasien rawat inap yang keluar masuk dan 23.522 pasien
rawat jalan. Sedangkan tahun 2009 tercatat sebanyak 1.929 pasien
rawat inap yang keluar masuk dan 12.377 pasien rawat
jalan.Sementara jumlah pasien yang menderita skizofrenia paranoid
sebanyak 1.581 pasien rawat inap dan 9.532 pasien rawat jalan.Pada
penelitian gambaran penderita harga diri rendah rawat inap di RSKD
Provinsi Sulawesi Selatan, pada tahun 2009 menyatakan bahwa dari
124 penderita harga diri rendah distribusi berdasarkan umur paling
banyak pada usia muda yaitu pada kelompok umur 11-17 tahun sebesar
36,4% distribusi berdasarkan jenis kelamin paling banyak pada laki-laki
sebesar 58,2%, distribusi tingkat pendidikan paling banyak tingkat
pendidikan SMP 32,7%, distribusi berdasarkan status perkawinan
paling banyak pada status yang belum menikah sebesar 43,6%.
Berdasarkan latar belakang yang terpapar diatas, peneliti tertarik untuk
meneliti tentang karakteristik penderita harga diri rendah yang rawat
inap di RSKD Provinsi Sulawesi Selatan. (Daud, Asdar, & Rusly, 2014)

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka kelompok merumuskan
masalah dalam makalah ini mengenai tentang “Bagaimana Dokumentasi
Keperawatan Pada Klien dengan Gangguan Harga Diri Rendah”dalam
konteks pembelajaran mahasiswa.
1.3 Tujuan Makalah
1. Mahasisiwa mengetahui tentang konsep Dokumentasi Kperawatan
pada pasien dengan gangguan Harga Diri Rendah.

2
1.4 Manfaat Makalah
Manfaat makalah ini terbagi menjadi dua, yaitu manfaat secara teoritis
dan manfaat secara praktis.
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, penulisan makalah ini diharapkan dapat menjadi
referensi atau masukan bagi mahasiswa keperawatan dan menambah
kajian ilmu keperawatan khususnya mengenai dokumentasi keperawatan
dengan gangguan Kebutuhan Nutrisi” untuk mengetahui secara
mendalam.
2. Manfaat Praktis

Secara praktis, penulisan makalah ini diharapkan dapat menjadi masukan


bagi pihak penulis itu sendiri dalam menempuh pembelajaran di Akademi
Keperawatan Pemerintah Kabupaten Ponorogo. Dan bagi pihak lain

3
3
BAB II
FOMULIR PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

Ruang Rawat : Tanggal Dirawat :

I. Identitas Klien
Inisial : Tanggal pengkajian :
Umur : RM. No :
Informan : Pasien

II. Alasan Masuk


Alasan pasien dibawa ke rumah sakit jiwa pada klien dengan Harga diri
Rendah adalah di temukanya tanda-tanda seperti Pasien mengungkapkan
tentang: Hal negatif diri sendiri atau orang lain,Perasaan tidak mampu,
Pandangan hidup yang pesimis,Penolakan terhadap kemampuan diri,
Mengevaluasi diri tidak mampu mengatasi situasi Penurunan produktivitas,
Tidak berani menatap lawan bicara, Lebih banyak menundukkan kepala saat
berinteraksi, Bicara lambat dengan nada suara lemah, Bimbang, perilaku yang
non asertif, Mengekspresikan tidak berdaya dan tidak berguna (Nurhalimah,
2016)

III. Faktor Predisposisi


Faktor predisposisi yang menyebabkan harga diri rendah menurut
(Nurhalimah, 2016) meliputi :

a) Biologis
Faktor herediter (keturunan) seperti adanya riwayat anggota
keluarga yang mengalami gangguan jiwa. Selain itu adanya riwayat
penyakit kronis atau trauma kepala merupakan salah satu factor
penyebab gangguan jiwa.
b) Psikologis

4
Masalah psikologis yang dapat menyebabkan timbulnya harga diri
rendah adalah pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan,
penolakan dari lingkungan, dan orang terdekat serta harapan yang
tidak realistis.Kegagalan berulang, kurang memiliki tangguang
jawab personal dan memiliki ketergantungan yang tinggi pada
orang lain merupakan factor lain yang menyebabkan gangguan
jiwa. Selain itu pasien dengan harga diri rendah memiliki penilaian
yang negative terhadap gambaran dirinya, mengalami krisis
identitas, peran yang terganggu, ideal diri yang tidak realistis.

c) Faktor social budaya


Pengaruh social budaya yang dapat menyebabkan harga diri rendah
adalah penilaian negative lingkungan terhadap klien, social
ekonomi yang rendah, pendidikan yang rendah,serta adanya
riwayat penolakan lingkunagan pada tahap tumbuh kembang anak.

IV. Fisik
Mengkaji keadaan umum pasien yang tanda –tanda umum pasien
yang meliputi tanda–tanda vital ,nadi,suhu
perasaan,TB,BB,Pemeriksaan Head to toe.
Keluhan Fisik:
Ada atau Tidak ada keluhan fisik yang di rasakan klien
Masalah keperawatan yang dikeluhkan klien mengenai kondisi
fisiknya.

5
V. Psikososial
a. Genogram

b. Konsep Diri
1. Gambaran diri
Pasien memiliki presepsi yang buruk terhadap tubuhnya karena
pasien tidak memiliki kepercayan diri, akibat terjadinya
kecacatan fisik,,merasa badan atau wajahnya yang tidak
sempurana baik yang di dapatkan karena kecacatan sejak lahir
ataupun tidak.
2. Identitas diri
Biasanya pasien tidak berdaya dan rendah diri terhadap jenis
kelamin yang dimiliki sehingga tidak memiliki status yang di
banggakan.
3. Peran

6
Biasanya pasien mengalami penurunan
produktifitas,keteganggan peran dan merasa tidak mampu
dalam melaksanakan tugas.

4. Ideal diri
Biasanya pasien memiliki ideal diri yang tinggi akan tetapi
pencapaian diri yang minimalis.
5. Harga diri
Biasanya pasien mengejek dan mengkritik diri
sendiri,menurunkan martabat menolak kemampuan yang di
miliki dan perassan dirinya lebih penting ( Keliat 2006)
c. Hubungan Sosial
1. Orang yang berarti
Pasien merasa tidak memiliki orang yang berarti untuk
mengadu atau meminta dukungan.
2. Peran serta dalam kegiatan kelompok atau masyarakat
Pasien merasa berada dilingkungan yang mengancam, terjadi
hambatan dalam berhubungan dengan orang lain.
3. Keluarga dan lingkungan kurang memberikan penghargaan
pada pasien.
4. Spiritual
1. Falsafah Hidup
Pasien merasa perjalanan hidupnya penuh dengan
ancaman,tujuan hidup biasanya tidak jelas.
2. Konsep ketuhanan dan praktik keagamaan
Pasien mengaakui adanya tuhan tetapi kurang yakin
terhadap tuhan, putus asa karena tuhan tidak memberikan
sesuatu yang diharapkan dan tidak mau menjalankan
kegiatan keagamaan.

7
VI. Kebutuhan Persiapan Pulang
a. Makan
b. Eliminasi
c. Mandi
d. Pakaian dan berhias
e. Istirahat dan tidur
f. Penggunaan obat
g. Pemeliharaan lanjutan
h. Kegiatan di dalam rumah

VII. Mekanisme Koping


Respon Maladaptif
Respon maladaptif adalah respon yang diberikan individu ketika dia tidak
mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi.
a Harga diri rendah adalah individu yang cenderung untuk menilai
dirinya negatif dan merasa dirinya lebih rendah dari orang lain.
b Kerancuan identitas adalah identitas diri kacau atau tidak jelas sehingga
tidak memberikan kehidupan dan mencapai tujuan.
c Depersonalisasi (tidak mengenal diri) yaitu mempunyai kepribadian
yang kurang sehat, tidak mampu berhubungan dengan orang lain secara
intim. Tidak ada rasa percaya diri atau tidak dapat membina
hubungan baik dengan orang lain.
VIII. Status Mental
a. Penampilan
Kurang memperhatikan perawatan diri, berpakaian tidak rapih,
selera makan kurang,tidak berani menatap lawan bicara, lebih
banyak menunduk, bicara lambat dengan nada suara
lemah.menunduk. (Fitria, 2009)
b. Pembicaraan
Klien dengan frekuensi lambat, tertahan, volume suara
rendah,sedikit bicara, inkoheren dan bloking.
c. Aktivitas motorik

8
Tegang, lambat, gelisah dan terjadi penurunan aktifitas interaksi.
d. Alam perasaan
Klien biasanya merasa tidak mampu dan pandangan hidup yang
pesimis
e. Afek
Afek klien biasanya tumpul yaitu klien mampu berespon bila ada
stimulus emosi yang bereaksi (Yosep, 2011)

IX. Masalah Psikososial dan Lingkungan


 Masalah dengan dukungan kelompok
 Masalah berhubungan dengan lingkungan
 Masalah dengan pendidikan
 Masalah dengan pekerjaan
 Masalah dengan perumahan
 Masalah dengan ekonomi
 Masalah dengan pelayanan kesehatan
X. Aspek Medik
Diagnosa medis Harga diri rendah Kronis
Terapi medis :
Terapi medis yang di berikan kepada klien Harga Diri Rendah :
 Chlorpromazine ( CPZ ) : 3 x100 mg berwarna orange
,bekerja dengan Memblokade dopamine pada reseptor pasca
sinap di otak khususnya sistem ekstra pyramidal.
 Halloperidol ( HP ) : 3 x 5 mg berwarna pink bekerja
sebagai antipsikosis kuat dan efektif untuk fase mania,
penyebab maniak depresif, skizofrenia dan sindrom paranoid.
 Trihexypenidil ( THP ) : 3 x 2 mg berwarna putih ditujukan
untuk pemulihan keseimbangan kedua neurotransmiter mayor
secara alamiah yang terdapat di susunan saraf pusat asetilkolin
dan dopamin, (Aini, et al., 2011)

9
XI. Pohon Masalah
Pohon masalah pada pasien dengan harga diri rendah kronik
adalah sebagai berikut (Fakhrurrozi, 2016):
Resiko Perilaku Kekerasan

Gangguan Sensori Persepsi: Halusinasi

Isolasi Sosial

Harga Diri Rendah Kronik

Koping Individu Tidak Efektif

XII. Analisa Data


No.
Analisa Data Masalah
Dx
1. Ds :
Pasien mengungkapkan tentang: Harga Diri
Rendah
a. Hal negatif diri sendiri atau orang
lain
b. Perasaan tidak mampu
c. Pandangan hidup yang pesimis
d. Penolakan terhadap kemampuan
diri
e. Mengevaluasi diri tidak mampu
mengatasi situasi
Do :
a. Penurunan produktivitas

10
b. Tidak berani menatap lawan
bicara
c. Lebih banyak menundukkan
kepala saat berinteraksi
d. Bicara lambat dengan nada suara
lemah
e. Bimbang, perilaku yang non
asertif
f. Mengekspresikan tidak berdaya
dan tidak berguna

XIII. Daftar Diagnosa Keperawatan


1. Harga Diri Rendah

XIV. Intervensi Keperawatan


Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi

Pasien Mampu : Setelah…x Sp1


 Mengidentifikasi pertemuan,pasien mampu :  Identifikasi
kemampuan dan  Mengidentifikasikema kemampuan positif
aspek positif yang mpuan aspek positif yang dimiliki
dimiliki yang dimiliki - Diskusikan bahwa
 Menilai kemampuan  Memiliki kemampuan px masih
yang dapat di yang dapat di guanakan ,memilikisejumla
guankan  memilih kegiatan h kemampuan dan
 Menetapkan/memili sesuai kemampuan aspek positif
h kegiatan yang  Melakukan kegiatan seperti kegiatan
seuai dengan yang sudah di pilih px dirumah
kemampuan  Merencanakan kegiatan adanya keluarga
 Metalih kegiatan yang sudah di latih dan lingkungan
yang sudah di terdekat px.

11
pilih,sesui - Beri pujian yang
kemampuan reaalistis dan
 Merencanakan hindarkan setiap
kegiatan yang sudah kali bertemu
di latihnya. dengan px
penilaian yang
negative.
 Nilai kemampuan
yang dapat dilakukan
saat ini.
- Diskusikan
dengan px
kemampuan
yang masih
digunakan
saat ini
- Bantu px
menyebutkann
ya dan
memperi
penguatan
terhadap
kemampuan
diri yang
diungkapkan
px
- Perlihatkan
respon yang
kondusif dan
menjadi
pendengar
yang aktif

12
 Pilih kemampuan
yang akan dilatih
 Diskusikan dengan px
beberapa aktifitas
yang dapat dilakukan
dan dipilih sebagai
kegiatan yang akan px
lakukan sehari-hari.
 Bantu px menetapkan
aktifitas mana yang
dapat px lakukan
secara mandiri.
- Aktivitas
yang
memerlukan
bantuan
minimal dari
keluarga.
- Aktivitas
apa aja yang
perlu
bantuan
penuh dari
keluarga
atau
lingkungan
terdekat px.
- Beri contoh
cara
pelaksanaan
aktivitas
yang dapat

13
dilakukan
px.
- Susun
bersama px
aktivitas/keg
iatan sehari-
hari px.
 Nilai kemampuan
pertama yang telah
dipilih.
- Diskusikan
derngan px
untuk
menetapkan
urutan
kegiatan (yang
sudah dipilih
px) yang akan
dilatihkan.
- Bersama px
dan keluarga
memperagakan
kegiatan yang
akan dilakukan
px.
- Berikan
dukungan atau
pujian yang
nyata sesuai
kemajuan yang
diperlihatkan
px.

14
 Masukkan dalam
jadwal kegiatan px
- Beri
kesempatan
pada px untuk
mencoba
kegiatan
 Beri pujian atas
aktivitas atau kegiatan
yang dapat dilakukan
px setiap hari.
- Tingkatkan
kegiatan sesuai
dengan
toleransi dan
perubahan
sikap.
- Susun daftar
aktivitas yang
sudah
dilatihkan
bersama px
dan keluarga.
 Berikan kesempatan
mengungkapkan
perasaannya setelah
pelaksanaan kegiatan.
 Yakinkan bahwa
keluarga mendukung
setiap aktivitas yang
dilakukan px.

15
SP 2
 Evaluasi kegiatan yang
lalu (sp 1)
 pilih kemampuan
kedua yang dapat
dilakukan
 Latih kemampuan yang
dipilih
 Masukkan dalam
jadwal kegiatan px

SP 3
 Evaluasi kegiatan yang
lalu (SP 1 dan 2)

memilihkemampuan
ketiga yang dapat
dilakukan

 Masukkan dalam
jadwal kegiatan px

Keluarga mampu Setelah ….. x pertemuan, SP 1


merawat px dengan keluarga mampu :  Identifikasi maslah
HDR dirumah dan  Mengidentifikasi yang diraskan dalam
menjadi sistem kemampuan yang merawat px
pendukung yang dimiliki px  Jelaskan proses
efektif bagi px  menyediakan fasilitas terjadinya HDR
untuk px melakukan  jelaskan tentang cara
kegiatan merawat px
 Mendorong px  main peran dalam
melakukan kegiatan merawatpx HDR
 Memuji px saat px dapat  Susun RTL keluarga

16
melakukan kegiatan untuk merawat px
 Membantu melatih px
 Membantu menyusun
jadwal kegiatan px
 membantu SP 2
perkembangn px  Evaluasi
kemampuan SP 1
 Latih keluarga
langsung
 menyusun RTL
keluarga atau jadwal
keluarga untuk
merawat px

SP 3
 Evaluasi
kemampuan
keluarga
 evaluasi
kemampuan px
 RTL keluarga
 Follow Up
 Rujukan

17
I. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
No Hari/ J Ja Evalauasi
Dx tangg a Implementasi m
. al m
1 SP I S:
Ds : - Pasien
- Pasien mengatakan sedih mengatakan
ketika teringat dengan sudah bisa
masa lalunya. melakukan
- Pasien mengatakan kemampuan
minder apabila ditanya pertama yang
tentang diriya dimilikinya yaitu
- Pasien mengatakan malu membersihkan
dengan anggota tempat tidur
tubuhnya O:
- Pasien merasa bahwa - Pasien dapat
diriya tidak sempurna menentukan
Do : aspek positif
- Pasien tampak sendirian yang
- Kontak mata pasien dimilikinya
negative - Pasien dapat
- Pasien tampak kurang melakukan
focus, pertanyaan masih kemampuan
perlu di ulang 2x pertama yang
dimiliki yaitu
Dx : Harga Diri Rendah membersihka
n tempat
Tindakan : tidur
- BHSP A:
- Mengidentifikasi - Harga Diri
kemampuan dan aspek Rendah
positif yang dimiliki masih ada
pasien
- Membantu pasien
P:
memilih kegiatan yang
- Pasien akan
akan dilatih sesuai
melakukan
dengan kemampuan
aspek positif
pasien
yang
- Membantu pasien
keduanya 2x
menilai kemampuan
sehari pada
pasien yang masih dapat
jam dan jam

18
digunakan WIB
- Melatih pasien sesuai RTL :
kemampuan yang dipilih - Lakukan
- Memberikan pujian yang kemampuan
wajar terhadap positif kedua
keberhasilan pasien yang dimiliki
- Menganjurkan pasien - Evaluasi
memasukkan dalam kemampuan
jadwal kegiatan harian pasien

19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Harga diri rendah adalah berkembangnya presepsi diri yang negative
dalam berespon terhadap situasi yang serin gterjadi (menurut
nanda,2005) sedangkan menurut CMHM (2006) harga diri rendah adalah
berkembangnya perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang
berkepanjangan akibat evaluasi negative terhadap diri sendiri dan
kemampuan diri. Harga diri rendah adalah suatu kondisi dimana individu
menilai dirinya atau kemampuan dirinya negative atau suatu perasaan
menganggap dirinya sebagai seseorang yang tidak berada dan tidak
bertanggung jawab atas kehidupannya sendiri
3.2 Saran

Seperti pada makalah lainnya pada umumnya sudah pasti tidak lepas dari
yang namanya kritik dan kesalahan dalam pembuatan dan penulisannya.Ini
semua dikarenakan keterbatasan kemampuan penyusun dalam menyusun
makalah ini. Namun penyusun akan berjanji dan berusaha untuk
memperbaiki kesalahan dalam pembuatan makalah.
Oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun agar dalam pembuatan makalah yang selanjutnya dapat lebih
baik lagi.Penyusun siap menerima kritik dan saran yanng diberikan

20
DAFTAR PUSTAKA

Aini, N. R., Yunita, L., Yulis, R., Nurdiansyah, R., Hamdi, Wahyud, R. D., et al. (2011,
oktober). ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN KONSEP DIRI (HDR).

Damiyati, M., & Iskandar. (2012). Asuhan Keperawatan Jiwa. Samarinda: Refika Aditama.

Daud, R., Asdar, F., & Rusly. (2014). GAMBARAN KARAKTERISTIK PENDERITA HARGA DIRI
RENDAH YANG RAWAT INAP DI RSKD PROVINSI SULAWESI SELATAN. Jurnal
ilmiah kesehatan Diagnosis .

Direja, A. H. (2011). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika.

Fakhrurrozi, A. (2016, juli). ASUHAN KEPERAWATAN PADATN.I DENGAN GANGGUAN


KONSEP DIRI:HARGA DIRI RENDAH DI WISMA.

Fitria, N. (2009). Prinsip Dasar Dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi
Keperawatan . Jakarta: Salemba Medika.

Keliat, B. A. (2006). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC.

Keliat, B. A., & Akemat. (2006). Model Praktik Keperawatan ProfesionalJ iwa. Jakarta:
EGC.

Nurhalimah. (2016). Keperawatan Jiwa. Jakarta Selatan: Pusdik SDM kesehatan.

Yosep. (2011). Keperawatan Jiwa. Bandung: Pt.Revika Aditam.

21

Anda mungkin juga menyukai