DRUG EXTRAVASATION
Bagian Anestesi
Disusun oleh:
03014177
Pembimbing:
SEMARANG
2018
HALAMAN PENGESAHAN
DRUG EXTRAVASATION
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan Kepaniteraan Ilmu Anestesi
Disusun oleh :
Telah diterima dan disetujui oleh dr. Satrio Adi Wicaksono, Sp. An
Mengetahui,
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan petunjuk-Nya penulis dapat
menyelesaikan referat berjudul Drug Extravasation. Referat ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dr.
Satrio Adi Wicaksono, Sp.An selaku dokter pembimbing dalam kepaniteraan klinik ini beserta dokter-
dokter konsulen anestesi lainnya yang telah memberikan ilmunya selama kepaniteraan klinik, dan
rekan-rekan koas yang ikut membantu memberikan semangat dan dukungan moril.
Penulis menyadari bahwa referat ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu,
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Semoga referat ini
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Ekstravasasi obat adalah bocornya obat atau cairan secara tidak disengaja
ke jaringan subkutan atau ruang perivaskular. Ciri-ciri ekstravasasi adalah rasa
nyeri, bengkak, kaku, teraba dingin, aliran melambat atau terhenti, dan balutan
yang basah. Kejadian ekstravasasi pada anak lebih besar dari pada dewasa,
diperkirakan 4,65% anak mengalami ekstravasasi.
Faktor-faktor risiko yang berpotensi tinggi terjadi ekstravasasi di
antaranya adalah usia, vena kecil, posisi pemasangan infus, balutan infus, injeksi
bolus, ukuran dan tipe intravena catheter, cairan infus, obat yang multipel,
penyakit vaskuler umum (penyakit pembuluh darah perifer, diabetes, hipertensi),
kurangnya pengetahuan paramedis, jenis obat. Terdapat 3 jenis obat yang
menyebabkan ekstravasasi yakni obat vesicant (bersifat lepuh, lecet dan
menyebabkan kerusakan jaringan), obat iritan (obat anti nyeri) dan 134 obat
nonvesicant (obat yang jarang menghasilkan reaksi akut dan neksrosis jaringan).
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
Ekstravasasi obat adalah bocornya obat atau cairan secara tidak
disengaja dari vena ke jaringan subkutan atau ruang perivaskular.
2. Faktor Resiko
a. Usia
b. Vena kecil
c. Posisi pemasangan infus
d. Balutan infus
e. Injeksi bolus
f. Ukuran dan tipe intravena kateter
g. Cairan infus
h. Obat yang multipel
i. Penyakit vaskuler umum (penyakit pembuluh darah perifer, diabetes,
hipertensi)
j. Kurangnya pengetahuan paramedis,
k. Jenis obat
l. Lokasi pemasangan kateter
m. Tekanan yang tinggi saat injeksi
n. Penusukan multiple pada vena yang sama
3. Manifestasi Klinis
a. Nyeri saat injeksi atau saat masuknya cairan.
b. Rasa tidak nyaman, bengkak, dan hiperemis di tempat pemasangan
kateter.
c. Parestesi pada kulit (late signs).
d. Kasus yang berat: sindrom kompartemen; kerusakan pada otot,
tendon, atau saraf.
2
4. Tatalaksana
Tidak ada tatalaksana definitif pada pasien dengan ekstravasasi obat.
a. Hentikan injeksi obat atau cairan apabila pasien mengeluh adanya
nyeri hebat atau tanda-tanda ekstravasasi terlihat.
b. Pertimbangkan konsultasi ke bagian bedah plastik atau bedah
vaskuler.
c. Penanganan spesifik tergantung dari jenis obat yang masuk, contoh
pada ekstravasasi jenis vesikan (contoh: Adriamycin), tusuk daerah
insisi dan guyur dengan normal saline 500 ml. Pada ekstravasasi
vasopressor dapat ditangani dengan infiltrasi phentolamine.
d. Istirahatkan ekstremitas dan tinggikan selama 48 jam
e. Observasi secara teratur terhadap rasa nyeri, bengkak, kemerahan,
keras atau nekrosis
f. Beri terapi anti nyeri
5. Diagnosis Banding
a. Injeksi intra-arterial (rasa terbakar yang hebat, perubahan warna,
hilangnya denyut pada distal dari tempat penyuntikan).
6. Studi Diagnostik
a. Diagnosis klinis
b. Manajemen lanjut
c. Dokumentasikan atau catat perlukaan yang terjadi pada rekam medis
pasien.
d. Observasi area ekstravasasi selama beberapa hari.
7. Pencegahan
a. Campur obat dengan jumlah pelarut yang sesuai.
b. Pilih vena yang tepat (lurus, lembut, tidak pada daerah pergelangan,
fossa antekubiti).
c. Hindari penusukan kanul berulang pada tempat yang sama.
3
d. Gunakan penutup area penusukan kanul yang mudah terlihat.
e. Cek kepatenan vena dengan cairan fisiologis sebelum pemberian obat.
f. Observasi daerah yang diinfus selama pemberian oba .
g. Lakukan pembilasan setiap pemberian obat.
4
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Ekstravasasi obat adalah bocornya obat atau cairan secara tidak
disengaja ke jaringan subkutan atau ruang perivaskular.
Ciri-ciri ekstravasasi adalah rasa nyeri, bengkak, kaku, teraba
dingin aliran melambat atau terhenti dan balutan yang basah.
Tidak ada tatalaksana definitif pada pasien dengan ekstravasasi
obat. Penanganan spesifik tergantung dari jenis obat yang masuk.
Pencegahan dapat dilakukan dengan menghindari pemasangan
intravena kateter pada persendian (contoh: fossa antecubiti),
pasang intravena kateter pada daerah yang mudah terlihat saat
prosedur operasi, jika meragukan dapat dilakukan tes untuk
menguji dosis dari obat terlebih dahulu.
5
DAFTAR PUSTAKA