Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Oftalmoskop adalah alat yang memancarkan seberkas sinar kedalam mata,


memungkinkan dokter memeriksa retina atau bagian belakang bola mata melalui
pupil. Pemeriksaan oftalmoskopi dan penafsiran pemeriksaan hasil pemeriksaan ini
merupakan bagian terpenting dari rangkaian pemeriksaan medik yang komprehensif.
Dengan prosedur ini dapat dilihat gejala-gejala yang dapat menunjukkan adanya
gangguan penglihatan (retina lepas, glaukoma, tekanan darah tinggi, tumor otak dan
penyakit-penyakit lain). Gangguan penghlihatan sendiri disebabkan oleh Kelainan di
sepanjang saraf optikus dan percabangannya, maupun kerusakan pada otak bagian
belakang (yang mengolah rangsangan visual), oleh karena itu pemeriksaan
oftalmoskopi diperlukan untuk melakukan pemeriksaan berkelanjutan dibagian mata.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pemeriksaan oftalmoskop ?
2. Apa fungsi dari pemeriksaan oftalmoskop?
3. Apa saja macam-macam dari pemeriksaan oftalmoskop?
4. Bagaimana standar operasional prosedur dari pemeriksaan oftalmoskop ?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari pemeriksaan oftalmoskop
2. Mengetahui fungsi dari pemeriksaan oftalmoskop
3. Mengetahui macam-macam dari pemeriksaan oftalmoskop
4. Mengetahui standar operasional prosedur dari pemeriksaan oftalmoskop

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN OFTALMOSKOP
Definisi oftalmoskop adalah suatu instrumen yang digunakan untuk melihat
bagian dalam mata, terutama retina. Oftalmoskop adalah suatu alat yang dipakai
untuk memeriksa bagian dalam mata. Oftalmoskopi atau funduskopi, dapat
mendeteksi banyak penyakit serius di tahap awal dengan tingkat akurasi yang tinggi.
Walaupun oftalmoskop sebenarnya ditemukan oleh Charles Babbage pada
tahun 1847, Alat ini diperkenalkan pada pertengahan abad ke-19 oleh seorang
cendekiawan dari jerman, yaitu Herman Von Helmholtz.

B. FUNGSI DARI PEMERIKSAAN OFTALMOSKOP


Dalam pemeriksaan oftalmoskopi, dokter menggunakan oftalmoskop dan
cahaya untuk melihat bagian dalam mata. Oftalmoskop adalah alat yang menyerupai
senter dengan lensa kecil yang dapat memperlihatkan bagian dalam bola mata.
Umumnya oftalmoskopi dapat berperan untuk mendeteksi:
1. Gangguan mata akibat penyakit sistemik seperti diabetes dan hipertensi
2. Robekan pada retina
3. Glaukoma
4. Kerusakan pada saraf optik
5. Hilangnya penglihatan pada bagian tengah atau degenerasi makula
6. Kanker kulit yang menyebar ke mata atau melanoma
7. Infeksi pada retina atau retinitis cytomegalovirus (CMV)
8. Oftalmoskopi juga dapat mendeteksi kemungkinan penyebab gejala dari sakit
kepala. Atau juga beberapa jenis penyakit lain seperti tumor otak atau cedera
kepala.

C. MACAM- MACAM PEMERIKSAAN OFTALMOSKOP


Oftamoskopi dapat dilakukan dalam beberapa cara:
1. Oftalmoskopi langsung.
Dokter atau petugas medis mengarahkan seberkas sinar pada pupil menggunakan
oftalmoskop saat pasien duduk di dalam ruangan gelap.

2
2. Oftalmoskopi tidak langsung.
Dokter atau petugas medis saat pasien mengarahkan sinar terang ke dalam mata,
dengan posisi pasien berbaring atau setengah berbaring. Pasien akan diminta
untuk melihat ke berbagai arah. Terkadang diperlukan beberapa tekanan dengan
alat kecil khusus pada mata. Rata-rata pemeriksaan mata dewasa ini menggunakan
metode oftalmoskopi tidak langsung.
3. Oftalmoskopi slit lamp.
Pasien diminta untuk duduk di depan sebuah alat pemeriksaan khusus. Kemudian
pasien akan diminta untuk meletakkan dagu dan dahi pada perangkat tersebut agar
posisi pasien stabil. Dokter kemudian akan menggunakan lensa kecil dan
mikroskop pada alat pemeriksa tersebut yang didekatkan ke mata.

D. SOP PEMERIKSAAN OFTALMOSKOPI


1. Pengertian
Suatu teknik pemeriksaan yang digunakan untuk melihat adanya kelainan pada
fundus okuli. Pada pemeriksaan ini, cahaya yang berasal dari alat oftalmoskop akan
memberikan refleks pada fundus dan akan tampak gambaran yang ada.
Sebelum pemeriksaan dilakukan, pupil dibuat dilatasi, kecuali bila terdapat
keadaan sebagai berikut.
1) Bila mata dangkal
2) Kerusakan pupil ( terjadi trauma )
3) Glaukoma dengan sudut sempit
2. Alat :
1) Oftalmoskop
2) Dilator ( tropicamide atau mydriacy 0.5%-1% )
3. Persiapan klien
1) Beri klien penjelasan tentang teknik pemeriksaan
2) Bila klien datang sendiri atau dengan mengendarai kendaraan sendiri,
informasikan bahwa obat yang diteteskan akan berdampak silau karena pupil
mata midriasis.
4. Persiapan lingkungan
Klien di tempatkan pada kamar yang gelap

3
5. Prosedur
1) Lakukan pemeriksaan mata klien secara bergantian kanan-kiri, posisi klien
dapat tidur maupun duduk.
2) Gelapkan ruangan, nyalakan lampu oftalmoskop dan putar piringan lensanya
sampai terlihat pancaran cahaya putih yang bulat dan lebar. Arahkan cahaya
tersebut pada punggung tangan pemeriksa untuk mengecek tipe cahanya,
intensitas cahaya yang diinginkan dan kekuatan batere pada oftalmoskop.
3) Putarlah piringan lensa hingga dioptri 0 (dioptri merupakan satuan untuk
mengukur kekuatan lensa dalam mengkonvergensikan atau mendivergensikan
cahaya). Pada dioptri ini, lensa lensa tidak mengkonvergensikan atau
mendivergensikan cahaya. Letakkan jari telunjuk pemeriksa pada pinggir
piringan lensa agar dapat memutar piringan tersebut untuk memfokuskan
lensa ketika memeriksa fundus okuli.
4) Ingat, pegang alat oftalmoskop dengan tangan kanan untuk memeriksa mata
kanan klien, pegang alat oftalmoskop dengan tangan kiri untuk memeriksa
mata kiri klien. Tindakan ini untuk menjaga agar tangan pemeriksa tidak
membentur hidung pasien dan memberi pemeriksa mobilitas yang lebih besa
serta jarak pemeriksa yang lebih dekat untuk melihat fundus dengan jelas.
Awalnya mungkin pemeriksa mengalami kesulitan dalam menggunbakan
mata yang tidak dominan, tetapi kesulitan ini semakin berkurang dengan
latihan.
5) Pegang oftalmoskop kuat-kuat hingga menempel permukaan media orbita
dengan bagian tangkainya sedikit dimiringkan ke lateral pada sudut sekitar
200 dari bidang vertikal. Pastikan agar dapat melihat dengan jelas apartura.
Minta klien untuk memandang sedikit keatas dan di atas bahu pemeriksa
mengambil pada sebuah titik yang terdapat pada tembok.
6) Tempatkan diri pemeriksa pada jarak sekitar 15 inci ( sekitar 38 cm ) dari
tubuh klien dan dengan sudut 150 disebalah lateral dari garis pandang klien.
Arahkan pancaran cahaya oftalmoskop pada pupil klien dan cari kilauan
cahaya orange pada pupil tersebut yang merupakan pantulan ( reflaksi )
cahaya merah. Perhatikan setiap kekeruhan yang mengganggu pantulan
cahaya ini.

4
7) Kini, tempatkan ibu jari tangan pemeriksa yang lain pada alis mata klien
(teknik ini akan membuat pemeriksaan lebih mantap tetapi tidak selalu
dilakukan). Dengan menjaga agar pancaran cahaya terus berfokus pada
pantulan cahaya merah, gerakkan oftalmoskop ke dalam dengan sudut 150 ke
arah pupil sampai pemeriksa sangat dekat dengan pupil dan hampir
menyentuh bulu mata klien.
Keterangan :
1) Untuk mempertahankan kedua mata agar pemeriksa agar tetap terbuka dan
rileks seperti jika memandang tempat jauh karena tindakan ini akan
mengurangi kekaburan yang berfluktuasi pada saat kedua mata pemeriksa
mencoba berakomodasi.
2) Pemeriksa mungkin perlu mengurangi intensitas pancaran cahanya untuk
membuat pemeriksaan pemeriksa tersa lebih nyaman bagi pasien, menghindari
hippus ( spasme pupil ) dan memperbaiki hasil pengamatan pemeriksa.
Pada akhirnya, hasil oftalmoskopi dikatakan tidak normal jika ditemukan
kondisi-kondisi seperti glaukoma, peradangan retina, melanoma mata, degenerasi
makular, dan gangguan saraf optik. Apabila didapati kondisi-kondisi tersebut, dokter
spesialis mata akan melakukan pemeriksaan lanjutan jika diperlukan dan memberikan
pengobatan.

E. KEMUNGKINAN EFEK SAMPING PEMERIKSAAN OFTALMOSKOPI


Sebelum dilakukan pemeriksaan oftalmoskopi terlebih dahulu akan
diaplikasikan obat tetes khusus untuk membuka pupil mata sehingga lebih mudah
diperiksa. Kemudian butuh waktu sekitar 15-20 menit agar pupil dapat terbuka
sempurna. Meski demikian, obat tetes tersebut kemungkinan dapat memiliki efek
samping. Seperti pandangan mata menjadi buram. Selain itu, mata akan lebih sensitif
terhadap cahaya selama beberapa jam. Oleh karenanya pasien sebaiknya tidak
berkendara sendiri saat pulang. Terkadang, obat tetes mata yang digunakan dalam
pemeriksaan oftalmoskopi dapat menyebabkan alergi, kepala pening, mual dan
muntah, mulut kering, dan glaukoma. Namun kasus ini sangat jarang terjadi.

F. KONTRAINDIKASI PEMERIKSAAN OFTALMOSKOPI


Pemeriksaan oftalmoskopi ini tidak dapat dijalani oleh mereka yang sedang
mengalami :Gangguan mata seperti katarak, pupil yang tidak bisa melebar, atau
Orang yang sulit mempertahankan posisi kepala ketika dilakukan pemeriksaan.

5
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Oftalmoskop adalah suatu instrumen yang digunakan untuk melihat bagian
dalam mata, terutama retina. Oftalmoskop adalah suatu alat yang dipakai untuk
memeriksa bagian dalam mata.
2. Umumnya oftalmoskopi dapat berperan untuk mendeteksi:
Gangguan mata akibat penyakit sistemik seperti diabetes dan hipertensi,
Robekan pada retina, Glaukoma, Kerusakan pada saraf optik, Infeksi pada retina
atau retinitis cytomegalovirus (CMV), juga dapat mendeteksi kemungkinan
penyebab gejala dari sakit kepala dan penyakit yang berkaitan dengan mata
lainnya.
3. Oftamoskopi dapat dilakukan dalam beberapa cara: Oftalmoskopi langsung,
Oftalmoskopi tidak langsung, dan Oftalmoskopi slit lamp.
4. Pemeriksaan oftalmoskopi ini tidak dapat dijalani oleh orang dengan Gangguan
mata seperti katarak, pupil yang tidak bisa melebar, atau Orang yang sulit
mempertahankan posisi kepala ketika dilakukan pemeriksaan.

B. SARAN
Sebagai calon maupun sudah menjadi tenaga kesehatan yang professional selalu
akan dituntut mampu untuk mengerjakan segala sesuatunya sesuai dengan ilmu
pengetahuan yang ada, bukan menerka atau asal-asalan. Oleh karena itu, kita harus
mengetahui setiap standart operasional prosedur dari setiap tindakan yang kita
lakukan dan harus selalui memperbarui ilmu dalam segala hal yang berhubungan
dengan lingkup kerja kita yaitu ilmu keperawatan.

6
DAFTAR PUSTAKA
https://www.alodokter.com/pemeriksaan-oftalmoskopi-pada-mata-dapat-mendeteksi-
berbagai-penyakit
http://www.nursing-jurnal.id/2016/05/sop-pemeriksaan-oftalmoskopi.html

Anda mungkin juga menyukai