Anda di halaman 1dari 10

KONSEP GANGGUAN SENSORI PERSEPSI: HALUSINASI

1. PENGERTIAN
Halusinasi adalah persepsi atau tanggapan dari panca indera tanpa adanya
rangsangan (stimulus) eksternal (Stuart &Laraia, 2005; Laraia, 2009). Halusinasi
merupakan gangguan persepsi dimana pasien mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya
tidak terjadi.

Halusinasi terbagi atas lima jenis yaitu halusinasi pendengaran, penglihatan,


penghidu, pengecapan dan perabaan. Dari lima jenis halusinasi yang dialami oleh pasien
gangguan jiwa halusinasi pendengaran merupakan jenis halusinasi yang paling banyak
ditemukan yaitu terjadi pada 70% pasien selanjutnya 20% halusinasi penglihatan, dan
10% adalah halusinasi penghidu, pengecapan dan perabaan.

Pasien halusinasi merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada.Perilaku yang


teramati pada klien yang sedang mengalami halusinasi pendengaran adalahpasien merasa
mendengarkan suara padahal tidak ada stimulus suara. Sedangkan pada halusinasi
penglihatan pasein mengatakan melihat bayangan orang atau sesuatu yang menakutkan
padahal tidak ada bayangan tersebut. Pada halusinasi penghidu pasien mengatakan
membaui bau-bauan tertentu padahal orang lain tidak merasakan sensasi serupa.
Mengecap sesuatu padahal tidak sedang makan apapun merupakan perilaku yang tampak
pada pasien yang mengalami halusinasi pengecapan dan merasakan sensasi rabaan
padahal tidak ada apapun dalam permukaan kulit merupakan perilaku yang tampak pada
pasien yang sedang mengalami halusinasi perabaan.

2. PROSES TERJADINYA HALUSINASI


Proses terjadinya halusinasi pada pasien akan dijelaskan dengan menggunakan
konsep stress adaptasi Stuart yang meliputi stressor dari faktor predisposisi dan
presipitasi,
a. Faktor Predisposisi
Hal-hal yang dapat mempengaruhi terjadinya halusinasi adalah:
1) Faktor Biologis :
Hal yang dikaji pada faktor biologis meliputi adanya faktor herediter
mengalami gangguan jiwa, adanya risiko bunuh diri, riwayat penyakit atau trauma
kepala, dan riwayat penggunaan NAPZA.

2) Faktor Psikologis
Pada pasien yang mengalami halusinasi, dapat ditemukan adanya
kegagalan yang berulang, korban kekerasan, kurangnya kasih sayang, atau
overprotektif.

3) Sosial budaya dan lingkungan


Pasien dengan halusinasi didapatkan sosial ekonomi rendah,riwayat
penolakan lingkungan pada usia perkembangan anak, tingkat pendidikan rendah
dan kegagalan dalam hubungan sosial (perceraian, hidup sendiri), serta tidak
bekerja.
b. FaktorPresipitasi
Stressor presipitasi pada pasien dengan halusinasi ditemukan adanya riwayat
penyakit infeksi, penyakit kronis atau kelainan struktur otak, kekerasan dalam
keluarga, atau adanya kegagalan-kegagalan dalam hidup, kemiskinan, adanya aturan
atau tuntutan dikeluarga atau masyarakat yang sering tidak sesuai dengan pasien serta
konflik antar masyarakat.

3. TANDA DAN GEJALA


Tanda dan gejala halusinasi dinilai dari hasil observasi terhadap pasien serta
ungkapan pasien. Adapuntandadangejalapasienhalusinasiadalahsebagaiberikut
a. Data Subjektif:
Pasien mengatakan :
1) Mendengar suara-suara atau kegaduhan.
2) Mendengar suara yang mengajak bercakap-cakap.
3) Mendengar suara menyuruh melakukan sesuatu yang berbahaya.
4) Melihat bayangan, sinar, bentuk geometris, bentuk kartun, melihat hantu atau
monster
5) Mencium bau-bauan seperti bau darah, urin, feses, kadang-kadang bau itu
menyenangkan.
6) Merasakan rasa seperti darah, urin atau feses
7) Merasa takut atau senang dengan halusinasinya

b. Data Objektif:
1) Bicara atau tertawa sendiri
2) Marah-marah tanpa sebab
3) Mengarahkan telinga ke arah tertentu
4) Menutup telinga
5) Menunjuk-nunjuk kearah tertentu
6) Ketakutan pada sesuatu yang tidak jelas.
7) Mencium sesuatu seperti sedang membaui bau-bauan tertentu.
8) Menutup hidung.
9) Sering meludah
10) Muntah
11) Menggaruk-garuk permukaan kulit
PROSES KEPERAWATAN GANGGUAN SENSORI PERSEPSI HALUSINASI

1. PENGKAJIAN GANGGUAN SENSORI PERSEPSI HALUSINASI

Pengkajian dilakukan dengan cara wawancara dan observasi pada pasien dan
keluarga(pelaku rawat). Tanda dan gejala gangguan sensori persepsi halusinasi dapat
ditemukan dengan wawancara, melalui pertanyaan sebagai berikut :

a. Apakah ibu/bapak mendengar suara-suara


b. Apakah bapak/ibu melihat bayangan-bayangan yang menakutkan
c. Apakah ibu/bapak mencium bau tertentu yang menjijikkan
d. Apakah ibu/bapak meraskan sesuatu yang menjalar ditubuhnya
e. Apakah ibu/bapak merasakan sesuatu yang menjijikkan dan tidak mengenakkan
f. Seberapa sering bapak//ibu mendengar suara-suara atau melihat bayangan tersebut.
g. Kapan bapak/ ibu mendengar suara atau melihat bayang-bayang
h. Pada situasi apa bapak/ibu mendengar suara atau melihat bayang-bayang
i. Bagaimana perasaaan bapak/ibu mendengar suara atau melihat bayangan tersebut
j. Apa yang sudah bapak/ibu lakukan, ketika mendengar suara dan melihat bayangan
tersebut.

Tanda dan gejala halusinasi yang dapat ditemukan melalui observasi sebagai berikut:
a. Pasien tampak bicara atau tertawa sendiri
b. Marah-marah tanpa sebab
c. Memiringkan atau mengarahkan telinga ke arah tertentu atau menutup telinga.
d. Menunjuk-nunjukkearahtertentu
e. Ketakutan pada sesuatu yang tidak jelas
f. Menghidu seperti sedang membaui bau-bauan tertentu.
g. Menutup hidung.
h. Sering meludah
i. Muntah
j. Menggaruk permukaan kulit
2. DIAGNOSIS KEPERAWATAN GANGGUAN SENSORI PERSEPSI
HALUSINASI
Diagnosis keperawatan dirumuskan berdasarkan tanda dan gejala gangguan
sensori persepsi : halusinasi yang ditemukan. Jika hasil pengkajian menunjukkan tanda
dan gejala gangguan sensori persepsi : halusinasi, maka diagnosis keperawatan yang
ditegakkan adalah: gangguan sensori persepsi halusinasi

3. TINDAKAN KEPERAWATAN GANGGUAN SENSORI PERSEPSI


HALUSINASI.

Tindakan keperawatan gangguan sensori persepsi : halusinasi dilakukan terhadap


pasien dan keluarga (pelaku rawat). Saat melakukan pelayanan di Puskesmas dan
kunjungan rumah, perawat menemui keluarga (pelaku rawat) terlebih dahulu sebelum
menemui pasien.Bersama keluarga (pelaku rawat), perawat mengidentifikasi masalah
yang dialami pasien dan keluarga (pelaku rawat). Setelah itu, perawat menemui pasien
untuk melakukan pengkajian dan melatih cara untuk mengatasi gangguan sensori persepsi
: halusinasi yang dialami pasien.

Jika pasien mendapatkan terapi psikofarmaka, maka hal pertama yang dilatih
perawat adalah tentang pentingnya kepatuhan minum obat.Setelah perawat selesai
melatih pasien, maka perawat kembali menemui keluarga (pelaku rawat) dan melatih
keluarga (pelaku rawat) untuk merawat pasien, serta menyampaikan hasil tindakan yang
telah dilakukan terhadap pasien dan tugas yang perlu keluarga lakukan yaitu untuk
mengingatkan pasien melatih kemampuan mengatasi masalah yang telah diajarkan oleh
perawat.

Setelah perawat selesai melatih pasien, maka perawat kembali menemui keluarga
(pelaku rawat) dan melatih keluarga (pelaku rawat) untuk merawat pasien, serta
menyampaikan hasil tindakan yang telah dilakukan terhadap pasien dan tugas yang perlu
keluarga lakukan yaitu untuk membimbing pasien melatih kemampuan mengatasi
gangguan sensori persepsi : halusinasi yang telah diajarkan oleh perawat.

a. Tindakan Keperawatan Untuk PasienGangguan Persepsi Sensori Halusinasi.


Tujuan: Pasien mampu:
1) Membina hubungan saling percaya
2) Mengenal halusinasi dan mampu mengontrol halusinasi dengan menghardik
3) Mengontrol halusinasi dengan enam benar minum obat
4) Mengontrolhalusinasidenganbercakap-cakap
5) Mengontrol halusinasi dengan melakukan aktivitas sehari-hari

Tindakan Keperawatan
1) Membina Hubungan SalingPercaya dengan cara:
a) Mengucapkan salam setiap kali berinteraksi dengan pasien
b) Berkenalan dengan pasien: perkenalkan nama dan nama panggilan yang
perawat sukai, serta tanyakan nama dan nama panggilan yang disukai pasien
c) Menanyakan perasaan dan keluhan pasien saat ini
d) Buat kontrak asuhan apa yang perawat akan lakukan bersama pasien, berapa
lama akan dikerjakan, dan tempatnya di mana
e) Jelaskan bahwa perawat akan merahasiakan informasi yang diperoleh untuk
kepentingan terapi

f) Setiap saat tunjukkan sikap empati terhadap pasien


g) Penuhi kebutuhan dasar pasien bila memungkinkan

2) Membantu pasien menyadari ganguan sensori persepsi halusinasi


a) Tanyakan pendapat pasien tentang halusinasi yang dialaminya: tanpa
mendukung,
dan menyangkal halusinasinya.

b) Mengidentifikasi isi, frekuensi, waktu terjadinya, situasi pencetus, perasaan,


respon dan upaya yang sudah dilakukan pasien untuk menghilangkan atau
mengontrol halusinasi.

4) Melatih Pasien cara mengontrol halusinasi:


Secara rinci tahapan melatih pasien mengontrol halusinasi dapat dilakukan
sebagai berikut:
a) Jelaskan cara mengontrol halusinasi dengan menghardik,6(enam) benar minum
obat, bercakap-cakap dan melakukan kegiatan dirumah seperti membereskan
kamar, merapihkan tempat tidur serta mencuci baju.
b) Berikan contoh cara menghardik, 6(enam) benar minum obat, bercakap-cakap
dan melakukan kegiatan dirumah seperti membereskan kamar, merapihkan tempat
tidur serta mencuci baju.
c) Berikan kesempatan pasien mempraktekkan cara menghardik, 6(enam) benar
minum obat, bercakap-cakap dan melakukan kegiatan dirumah seperti
membereskan kamar, merapihkan tempat tidur serta mencuci baju yang dilakukan
di hadapan Perawat
d) Beripujian untuk setiap kemajuan interaksi yang telah dilakukan oleh pasien.
e) Siap mendengarkan ekspresi perasaan pasien setelah melakukan tindakan
keperawatan untuk mengontrol halusinasi. Mungkin pasien akan mengungkapkan
keberhasilan atau kegagalannya. Beri dorongan terus menerus agar pasien tetap
semangat meningkatkan latihannya.
b. Tindakan keperawatan pada pasien : dapat dilakukan minumum dalam 4 kali pertemuan
dan dilanjutkan sampai pasien mampu mengontrol halusinasinya. Berikut ini akan
diuraikan strategi komunikasi untuk tiap pertemuan.

SP 1 Pasien: Pengkajian dan Mengenal Halusinasi

Mengkaji kesadaran pasien akan halusinasinya, dan pengenalan akan halusinasi:


isi, frekuensi, waktu terjadi, situasi pencetus, perasaan, respon pasien,serta upaya yang
telah dilakukan pasien untuk mengontrol halusinasi, menjelaskan cara mengontrol
halusinasi: menghardik,melatih pasien mengontrol halusinasi dengan menghardik,
masukan pada jadwal kegiatan untuk latihan menghardik

Orientasi
Assalamualaikum Tina, saya perawat yang akan merawat Tina. Nama Saya ..., senang
dipanggil... Seminggu sekali saya akan kemari”.Bagaimana perasaan Tina hari ini?”
”Baiklah, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang suara yang mengganggu dan cara
mengontrol suara-suara tersebut?Di mana kita duduk? Di ruang tamu? Berapa lama?
Bagaimana kalau 30menit?

Kerja
Apakah Tina mendengar suara tanpa ada wujudnya? Saya percaya Tina dengar dan saya
sendiri tidak mendengarnya. Apakah terus-menerus terdengar atau sewaktu-waktu? Kapan
yang paling sering Tina dengar suara? berapa kali sehari Tina alami? Pada keadaan apa
suara itu terdengar? Apakah pada waktu sendiri? Apa yang Tina rasakan pada saat
mendengar suara itu? Bagaimana perasaan Tina saat mendengar suara itu? Kemudian...
apa yang Tina lakukan? Apakah dengan cara itu suara-suara itu hilang? Apa yang Tina
alami itu dinamakan Halusinasi.Ada empat cara untuk mengontrol halusinasi yaitu
menghardik, minm obat, bercakap-cakap dan melakukan aktivitas. Bagaimana kalau kita
latih satu cara dulu? Yaitu dengan menghardik?Bagaimana kalau kita mulai ya! Begini
suster akan mempraktekkan dahulu baru nanti Tina mempraktekkan kembali apa yang
suster telah lakukan.Begini Tina! Jika suara itu muncul katakan dengan keras pergi
kamu...pergi.... saya tidak mau dengar kamu suara palsu sambil menutup kedua telinga
Tina. Seperti ini ya Tina ! coba sekarang Tina ulangi lagi seperti yang suster lakukan dan
peragakan tadi. Bagus sekali Tina

Terminasi

”Bagaimana perasaan Tina setelah kita bercakap-cakap”?”Jadi suara-suara itu mengejek


Tina, terus-menerus terjadi dan terutama kalau sendiri dan Tina merasa kesal”.”Seperti
yang telah kita pelajari bila suara-suara itu muncul Tina katakan ”pergi....pergi.... saya
tidak mau dengar itu suara palsu” lakukan itu selama tiga kali sehari yaitu jam 09.00,
14.00 dan 20.00 sesuai dengan jadual kegiatan harian yang telah kita buat tadi ya? Baik
Tina kita ketemu satu minggu lagi, nantisuster akan melihat bagaimana Tina melakukan
cara mengontrol halusinasi dengan menghardik. Dan Tina perhatikan apakah suara-suara
itu masih terjadi! Seminggu lagi kita akan bertemu untuk melatih cara ke dua yaitu minum
obat untuk mencegah suara-suara itu muncul. Mau jam berapa? Bagaimana kalau seperti
saat ini, jam 10.00? Sampai jumpa. Wassalammualaikum”

SP 2 Pasien: Enam Benar Minum Obat


Evaluasi tanda dan gejala halusinasi, validasi kemampuan pasien mengenal halusinasi yang
dialami dan kemampuan pasien mengontrol halusinasi dengan menghardik, berikan pujian,
evaluasi manfaat mengontrol halusinasi dengan cara menghardik; latihcara mengontrol
halusinasi dengan patuh obat (jelaskan 6 benar: jenis, waktu, dosis, frekuensi, cara,
kontinuitas minum obat), masukkan pada jadual kegiatanuntuk minum obat sesuai jadwal.
Berikut ini tindakan keperawatan yang harus dilakukan agar pasien patuh menggunakan
obat:

a. Jelaskan pentingnya penggunaan obat pada gangguan jiwa


b. Jelaskan akibat bila obat tidak digunakan sesuai program
c. Jelaskan akibat bila putus obat
d. Jelaskan cara mendapatkan obat/berobat
e. Jelaskan cara menggunakan obat dengan prinsip 6 benar (benar obat, benar pasien, benar
cara, benar waktu, benar dosis dan kontinuitas)

Orientasi
“Asalamualaikum Tina! Bagaimana perasaan Tina hari ini?” Apakah halusinasinya masih
ada? “Apakah Tina telah melakukan apa yang telah kita pelajari dua hari yang lalu?”Bagaimana
apakah dengan menghardik suara-suara yang Tina dengar berkurang? Bagus sekarang coba
praktekkan pada suster bagaimana Tina melakukannya bagus sekali. Coba sekarang perlihatkan
pada suster jadwal kegiatan latihan menghardik yang Tina lakukan bagus sekali” Baiklah pada
hari ini kita akan belajar cara kedua dari 4 cara mengendalikan suara-suara yang muncul yaitu
cara minum obat yang benar. Kita akan berlatih selama setengah jam disini setuju Tina”

Kerja
Tina, dokter memberikan obat untuk Tina. Sekarang saya akan menjelaskannya pada
Tina. Ini ada tiga macam obatnya: yang warna orang orange namanya Chlorpromasin (CPZ)
minumnya 3 kali sehari gunanya supaya tenang dan berkurang rasa marah dan mondar
mandirnya.Yang putih namanya triheksipenidil (THP) minumnya 3 kali sehari gunanya supaya
relaks dan tidak kaku, satu lagi yang warnanya merah jambu namanya haloperidol (HP) gunanya
untuk menghilangkan suara-suara dimimum tiga kali sehari juga. Ketiga obat tadi diminum pada
jam 07.00, 13.00 dan 19.30. Kalau suara-suara sudah hilang obatnya tidak boleh dihentikan
karena kadarnya harus stabil dalam tubuh. Penurunan dosis atau penghentian obat ditentukan
oleh dokter, kalau obat tidak teratur, Tina dapat kambuh dan perlu waktu lagi untuk pemulihan.
Kalau obat habis Tina bisakontrol ke puskesmas untuk mendapatkan obat lagi. Untuk itu dua hari
sebelum obat habis diharapkan Tina sudah kontrol.” Tina juga harus teliti saat menggunakan
obat-obatan ini. Pastikan obatnya benar, pastikan bahwa itu obat yang benar-benar punya Tina.
Jangan keliru dengan obat milik orang lain. Baca nama kemasannya. Pastikan obat diminum
pada waktunya dengan cara yang benar yaitu diminum sesudah makan dan tepat jamnya.Tina
juga harus perhatikan berapa jumlah

Terminasi
“ Bagaimana perasaan Tina setelah kita bercakap-cakap tentang obat”sudah berapa cara
yang kita latih untuk mengontrol suara-suara? Coba sebutkan! Bagus( jika benar) jadwal minum
obat sudah kita buat yaitu jam 07.00, 13.00 dan 19.30 pada jadual kegiatan Tina. Jangan lupa
Tina minta obat pada keluarga jika tiba waktu minum obat. Minggu depan kita akan bertemu lagi
untuk melihat manfaat minum obat dan berlatih cara ketiga untuk mengontrol suara-suara atau
halusinasi Tina yaitu dengan bercakap-cakap dengan anggota keluarga. Mau jam berapa?
bagimanakalau jam 10.00? Sampai jumpaWassalammualaikum

SP 3Pasien: Bercakap-cakap (Verbal)


Evaluasi gejala halusinasi, validasi kemampuan pasien dalam mengontrol halusinasi
dengan menghardik, minum obat, berikan pujian; evaluasi manfaat mengontrol halusinasi dengan
menghardik, minum obat sesuai jadual;latih cara mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-
cakap saat terjadi halusinasi; masukkan pada jaduai kegiatan untuk latihan.

Orientasi
“Asalamualaikum Tina! Bagaimana perasaan Tina hari ini?” Apakah masih muncul
halusinasinya?Apakah Tina telah melakukan dua cara yang telah dipelajari untuk menghilangkan
suara-suara yang menganggu?” Coba suster liat jadual kegiatan harian Tina? Bagus sekali
sekarang coba suster liat obatnya oh ya bagus sekali Tina minum obat dengan teratur jam 07.00,
13.00 dan 19.30 dan latihan menghardik suara-suara juga dilakukan dengan teratur.
Sekarang suster mau hitung jumlah obat Tina! Tina tiga hari lagi obat tina akan habis
Tina harus ke puskemas besok untuk minta obat lagi ya?. Sekarang coba ceritakan pada suster
apakah dengan dua cara tadi suara-suara yang Tina dengan berkurang? Coba sekarang
praktekkan cara menghardik suara-suara yang telah kita pelajari. Coba ceritakan perbedaan
minum obat secara teratur dengan yang dulu tidak teratur? dan jelaskan kembali pada suster 6
cara minum obat dengan benar. Bagus sekali” Baiklah pada hari ini kita akan belajar cara ketiga
dari 4 cara mengendalikan suara-suara yang muncul yaitu bercakap-cakap dengan anggota
keluarga. Kita akan berlatih selama setengah jam disini setuju Tina”

Kerja
”Caranya jika Tina mulai mendengar suara-suara, langsung saja cari teman untuk diajak ngobrol.
Minta teman untuk ngobrol dengan Tina.
Contohnya begini; ... tolong , saya mulai dengar suara-suara. Ayo ngobrol dengan saya!
Atau kalau ada orang dirumah misalnya adek Tina katakan” dek, ayo ngobrol dengan kakak
Tina, kakak sedang dengan suara-suara nih? Begitu Tina. Coba Tina lakukan seperti yang saya
lakukan tadi. Ya bagus begitu bagus!

Terminasi
“Bagaimana perasaan Tina setelah kita berlatih tentang cara mengontrol suara-suara
dengan bercakap-cakap” jadi sudah berapa cara yang kita latih untuk mengontrol suara-suara?
Coba sebutkan! Bagus(jika benar) mari sekarang kita masukkan ke jadual harian Tina ya?
Berapa kali Tina akan bercakap-cakap oh dua kali? Jam berapa saja 09.00 dan 16.00. Jangan lupa
Tina melakukan cara ke tiga ini ya agar suara-suara yang Tina dengar tidak menganggu Tina lagi
ya? Minggu depan kita akan bertemu lagi untuk melihat manfaat bercakap-cakap dan berlatih
cara keempat untuk mengontrol suara-suara atau halusinasi Tina yaitu dengan melakukan
aktivitas di rumah? Apa yang akan kita lakukan oh bagus membereskan kamar dan mencuci baju
ya? Mau jam berapa? bagimanakalau jam 10.00? Sampai jumpaWassalammu alaikum

SP 4 Pasien: Melakukan Aktivitas Sehari-hari


Pada tindakan keempat ini dapat diulang untuk beberapa kegiatan harian. Semakin
banyak kegiatan yang dilakukan semakin sedikit kemungkinan berhalusinasi. Berikut beberapa
kegiatan yang dapat dilatih.

a. Membereskan Kamar
Evaluasi tanda dan gejala halusinasi, validasi kemampuan pasien untuk mengontrol
halusinasi dengan menghardik, minum obat dan bercakap-cakap dengan orang lain, berikan
pujian;latih cara mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan harian (mulai 2
kegiatan);masukkan pada jaduai kegiatan untuk melakukan kegiatan harian.

Orientasi
“Asalamualaikum Tina! Bagaimana perasaan Tina hari ini?” Apakah masih ada halusinasinya?
“Apakah Tina telah melakukan tiga cara yang telah dipelajari untuk menghilangkan suara-suara
yang menganggu?” Coba suster liat jadual kegiatan harian Tina? Bagus sekali Tina minum obat
dengan teratur jam 07.00, 13.00 dan 19.30, latihan menghardik suara-suara dan bercakap-cakap
dengan anggota keluarga juga dilakukan dengan teratur. Sekarang coba ceritakan pada suster
apakah dengan ketiga cara tadi suara-suara yang Tina dengan berkurang? Bagus sekali dengan
suara-suara itu sudah tidak mengganggu Tina lagi ya. Coba sekarang praktekkan cara
menghardik suara-suara yang telah kita pelajari dan jelaskan kembali pada suster 6 cara minum
obat dengan benar dan dengan siapa Tina biasa bercakap-cakap dirumah. Bagus sekali” Baiklah
pada hari ini kita akan belajar cara terakhir mengendalikan suara-suara yang muncul yaitu
melakukan aktivitas dirumah yaitu membereskan kamar, tujuannya kalau Tina sibuk maka
kesempatan muncul suara suara akan berkurang. Kita akan berlatih selama setengah jam disini
setuju Tina”

Kerja”
”Baiklah mari kita merapihkan tempat tidur. Tujuannya agar Tina dapat mengalihkan suara yang
didengar. Dimana kamar tidur Tina? Nah kalau kita akan merapihkan tempat tidur, kita
pindahkan dulu bantal, guling dan selimutnya. Bagus sekarang kita angkat sepreinya dan mari
kita balik kasurnya.”Nah sekarang kita pasang sepreinya lagi, kita mulai dari arah atas
ya...Sekarang bagian kaki, tarik dan masukkan, lalu bagian pinggir dimasukkan. ”Sekarang ambil
bantal dan letakkan dibagian atas kepalaselanjutnya kita lipat dan rapihkan selimutnya dan
letakkan dibawah kaki. Bagus! Sekali Tina dapat melakukannya dengan baik dan rapih. Sekarang
mari kita masukkan jadual kegitan ini ya? Jam berapa Tina akan melakukan kegiatan ini oh jam
06.00 dan 15.00 setelah bagun tidur ya! Kalau sudah dilakukan diberi tanda ya... bagus”.
Terminasi
”Bagaimana perasaan Tina setelah membereskan tempat tidur” apakah selama kegiatan
berlangsung suara-suara itu datang? Oh bagus jadi selama latihan suara-suara itu tidak ada ya ”
jadi Tina dapat melakukan kegiatan untuk menghilangkan suara-suara” Nah sekarang coba
ulangi langkah-langkah yang tadi telah kita lakukan!” Bagus sekarang masukkan ke jadual harian
ya dan buat cek list kalau sudah dilakukan”
”Tina minggu depan kita akan latihan mencuci baju jam berapa kita ketemu bagaimana
kalau jam sepuluh disini ya” Wassalammualaikum

b. Tindakan Keperawatan Untuk Keluarga Pasien Halusinasi


Tindakan keperawatan tidak hanya ditujukan untuk pasien tetapi juga diberikan kepada
keluarga, sehingga keluarga mampu mengarahkan pasien dalam mengontrol halusinasi. Tindakan
keperawatan dilakukan pada keluarga, dilanjutkan kepada pasien dan dioperkan kembali kepada
keluarga untuk membimbing dan memantau kondisi pasien halusinasi.

Tujuan: Keluarga mampu:


1) Mengenal masalah halusinasi dan masalah yang dirasakan dalam merawat pasien
2) Menjelaskanpengertian, tanda dan gejala, proses terjadinya halusinasi (menggunakan booklet)
3) Merawat pasien halusinasi
4) Menciptakan suasana keluarga dan lingkungan untuk mengontrol halusinasi
5) Mengenal tanda dan gejala kekambuhan yang memerlukan rujukan segera ke fasilitas kesehatan
6) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan untuk follow up pasien secara teratur.

Tindakan Keperawatan
1) Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
2) Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala, proses terjadinya halusinasi (menggunakan bookleat)
3) Melatih keluarga cara merawat pasien halusinasi
4) Membimbing keluarga merawat pasien halusinasi
5) Melatih keluarga menciptakan suasana keluarga dan lingkungan untuk mengontrol halusinasi
6) Mendiskusikan dengan keluarga tanda dan gejala kekambuhan yang memerlukan rujukan
segera ke fasilitas kesehatan
7) Menganjurkan follow up ke fasilitas pelayanan kesehatan secara teratur.

Anda mungkin juga menyukai