Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Evaluasi yaitu penilaian hasil dan proses. Penilaian hasil menentukan seberapa jauh
keberhasilan yang dicapai sebagai keluaran dari tindakan. Penilaian peoses menentukan apakah
ada kekeliruan dari setiap tahapan proses mulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, tindakan,
dan evaluasi itu sendiri. (Ali, 2009)
Evaluasi merupakan tahap akhir yang bertujuan untuk menilai apakah tindakan keperawatan
yang telah dilakukan tercapai atau tidak untuk mengatasi suatu masalah. (Meirisa, 2013). Pada
tahap evaluasi, perawat dapat mengetahui seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana
tindakan, dan pelaksanaan telah tercapai.
Meskipun tahap evaluasi diletakkan pada akhir proses keperwatan tetapi tahap ini
merupakan bagian integral pada setiap tahap proses keperawatan. Pengumpulan data perlu
direvisi untuk menentukan kecukupan data yang telah dikumpulkan dan kesesuaian perilaku yang
observasi. Diagnosis juga perlu dievaluasi dalam hal keakuratan dan kelengkapannya. Evaluasi juga
diperlukan pada tahap intervensi untuk menentukan apakah tujuan intervensi tersebut dapat
dicapai secara efektif. (Nursalam, 2008)
Tahap Evaluasi
A. Pengertian Evaluasi
Evaluasi, yaitu penilaian hasil dan proses. Penilaian hasil menentukan seberapa jauh
keberhasilan yang dicapai sebagai keluaran dari tindakan. Penilaian proses menentukan
apakah ada kekeliruan dari setiap tahapan proses mulai dari pengkajian, diagnosa,
perencanaan, tindakan, dan evaluasi itu sendiri. (Ali, 2009)
Evaluasi dilakukan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya dalam
perencanaan, membandingkan hasil tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan
dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dan menilai efektivitas proses
keperawatan mulai dari tahap pengkajian, perencanaan dan pelaksanaan. (Mubarak, dkk.,
2011)
Evaluasi disusun menggunakan SOAP dimana: (Suprajitno dalam Wardani, 2013)
S : Ungkapan perasaan atau keluhan yang dikeluhkan secara subjektif oleh keluarga
setelah diberikan implementasi keperawatan
O : Keadaan objektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat menggunakan
pengamatan yang objektif
A : Analisis perawat setelah mengetahui respon subjektif dan objektif.
P : Perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan analisis.

Tugas dari evaluator adalah melakukan evaluasi, menginterpretasi data sesuai dengan kriteria
evaluasi, menggunakan penemuan dari evaluasi untuk membuat keputusan dalam
memberikan asuhan keperawatan. (Nurhayati, 2011)

B. Tujuan Evaluasi
Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien dalam mecapai tujuan. Hal ini bisa
dilaksanakan dengan mengadakan hubungan dengan klien berdasarkan respon klien terhadap
tindakan keperawatan yang diberikan, sehingga perawat dapat mengambil keputusan:
1. Mengakhiri rencana tindakan keperawatan (klien telah mencapai tujuan yang ditetapkan)
2. Memodifikasi rencana tindakan keperawatan (klien mengalami kesulitan untuk mencapai
tujuan)
3. Meneruskan rencana tindakan keperawatan (klien memerlukan waktu yang lebih lama
untuk mencapai tujuan) (Lyer dalam Nursalam, 2008)
C. Tahap Evaluasi
Ada beberapa tahap evaluasi keperawatan, yaitu: (Ali, 2009)
1. Membaca kembali diagnosa keperawatan, rencana keperawatan, intervensi
keperawatan.
2. Mengidentifikasi tolak ukur keberhasilan yang akan digunakan untuk mengukur
tingkat keberhasilan atau tingkat pencapaian tujuan, misalnya:
a) Tekanan darah normal 120/80
b) Mampu mandi sendiri minimal dua kali/hari
c) Mampu menyebut dengan benar minimal tiga cara mencegah penyakit
demam berdarah
3. Mengumpulkan data atau mengkaji ulang pencapaian hasil sesuai dengan tolak
ukur keberhasilan atau kesesuaian proses pelaksanaan asuhan keperawatan
dengan standar/rencana keperawatan, misalnya hasil pengukuran tekanan darah
100/60, klien Ali hanya mampu mandi sendiri satu kali dalam satu hari atau
mampu menyebut satu cara pencegahan demam berdarah.
4. Mengevaluasi pencapaian tujuan dengan cara sebagai berikut:
a) Penilaian hasil, yaitu membandingkan hasil (output) yang dicapai dengan
standar/tujuan yang telah ditetapkan.

Contoh: Tekanan darah normal 120/80, tetapi kenyataannya (hasil tindakan


keperawatan) tekanan darah 100/60, maka hasil yang dicapai lebih rendah dari
standar atau tekanan darah rendah. Jika tujuan keperawatan mampu mandi
sendiri dua kali sehari, ternyata hanya mampu satu kali, berarti tujuan tidak
tercapai.
b) Penilaian proses, yaitu mambandingkan proses pelakasaan dengan standar
prosedur atau rencana yang telah ditetapkan.

Contoh:
• Mengukur tekanan darah setiap 2 jam sekali, tetapi pengukuran tekanan
darah baru dilakasakan 8 jam sekali, maka hasil penilainnya adalah ada
penyimpangan prosedur.
• Sebelum makan harus cuci tangan (standar) tetapi pelaksanaannya “tidak
cuci tangan” berarti ada penyimpangan prosedur.
5. Cari penyebab ketidakberhasilan atau penyimpangan prosedur untuk bahan
penyesuaian/modifikasi rencana keperawatan.
6. Modifikasi rencana keperawatan. Apabila ada tujuan telah tercapai, kegiatan
dapat diarahkan pada masalah lain, misalnya pencegahan atau promosi kesehatan
atau promosi kesehatan atau diagnosis keperawatan yang lain. Apabila tujuan
belum tercapai, perlu dilakukan modifikasi rencana keperawatan dapat
dihentikan. Jika masalah telah teratasi semuanya, asuhan keperawatan dapat
dihentikan. Langkah-langkah modifikasi rencana keperawatan, yaitu:
a) Jika ada penyimpangan atau ada masalah baru, diagnosis
keperawatan/diagnosis kolaboratif tersebut tetap menjadi modifikasi diagnosis
yang lama.
b) Susun urutan prioritas masalah tersebut.
c) Tetapkan tujuan sesuai dengan diagnosis baru tersebut. Dengan
memperhatikan:
• Tujuan direncanakan secara spesifik dan realistis dalam kesempatan dan
waktu yang memungkinkan.
• Tujuan merefleksikan kemampuan perawatan sesuai dengan pilihan klien.
d) Kaji kembali intervensi keperawatan yang telah diberikan dengan menjawab
beberapa pertanyaan sebagai berikut:
• Apakah penilaian rencana tindakan telah dilakukan secara konsisten/
• Apakah intervensi keperawatan dapat meningkatkan kemampuan
klien/meningkatakan kesehatan klien?
• Apakah waktu pemberian intervensi yang lalu sudah cepat?
• Apakah situasi lingkungan cukup mendukung pelaksanaan intervensi?
• Intervensi apa yang dapat membantu meningkatkan kesehatan klien?
e) Identifikasi faktor-faktor yang dapat mendukung dan menghambat
pencapaian tujuan.
f) Catat waktu (tanggal, jam) untuk revaluasi kembali.
g) Laksanakan intervensi sesuai dengan rencana modifikasi.
h) Semua data tersebut dicatat dalam format dokumentasi yang telah
ditetapkan.
Evaluasi disusun menggunakan SOAP secara operasional dengan tahapan
dengan sumatif (dilakukan selama proses asuhan keperawatan) dan formatif yaitu
dengan proses dan evaluasi akhir. Evaluasi dapat dibagi dalam 2 jenis, yaitu :
1. Evaluasi berjalan (sumatif)
Evaluasi jenis ini dikerjakan dalam bentuk pengisan format catatan perkembangan
dengan berorientasi kepada masalah yang dialami oleh keluarga. Format yang
dipakai adalah format SOAP. (Setiadi, 2008)
2. Evaluasi akhir (formatif)
Evaluasi jenis ini dikerjakan dengan cara membandingkan antara tujuan yang akan
dicapai. Bila terdapat kesenjangaan diantara keduanya, mungkin semua tahap
dalam proses keperawatan perlu ditinjau kembali, agar didapat data-data,
masalah atau rencana yang perlu dimodifikasi. (Setiadi, 2008)

Contoh format evaluasi formatif


Tanggal & Waktu No. Diag. Kep
Evaluasi
15 Juni 2003
16.00
1. S: Keluarga mengatakan bahwa masih ada materi minggu lalu yang tidak
dipahami yaitu tentang….
O: Keluarga dapat menjawab pertanyaan tentang….
Keluarga tidak dapat menjelaskan kembali tentang….
A: Implementasi yang dilaksanakan seminggu lalu dengan metode ceramah dan
media brosur, belum sepenuhnya dimengerti oleh keluarga. Perlu metode dan
media lain yang efektif.
P: Berikan pendidikan kesehatan ulang sesuai kesepakan dengan keluarga.
Metode dengan demonstrasi.
Media ditambah dengan bahan yang sesuai dengan kondisi di keluarga.

Contoh format evaluasi sumatif


Tanggal & Waktu No. Diag. Kep
Evaluasi
15 Juni 2003
16.00
1. S: Keluarga mengatakan bahwa masih ada materi minggu lalu yang tidak
dipahami yaitu tentang…...
Keluarga mengatakan tidak mampu untuk menyediakan sarana bagi lansia
sesuai dengan saran perawat.
O: Keluarga dapat menjawab pertanyaan tentang….
Keluarga tidak dapat menjelaskan kembali tentang….
Lansia yang ada di keluarga Bapak An belum mengenakan sandal karet setiap hari
selama di rumah.
Alat bantu untuk berjalan yang ditempel di dinding belum disedikan oleh keluarga.
A: Diagnosis keperawatan belum teratasi.
P: Lanjutkan intervensi.
Rujuk ke LSM yang menyediakan dana bagi Lansia.
Ajarkan keluarga membuat sandal karet dari ban bekas.

D. Metode Evaluasi
Metode yang dipakai dalam evaluasi, antara lain:
a) Observasi langsung
b) Wawancara
c) Memeriksa laporan
d) Latihan simulasi (Setiadi, 2008)
1. Mengukur pencapaian tujuan keluarga
Ada beberapa komponen yang dievaluasi, meliputi:
1) Kognitif (Pengetahuan)
Lingkup evaluasi, antara lain:
- Pengetahuan keluarga mengenai penyakitnya.
- Mengontrol gejala-gejalanya
- Pengobatan
- Diet, aktivitas, persediaan alat-alat
- Resiko komplikasi
- Gejala yang harus dilaporkan
- Pencegahan (Setiadi, 2008)
Informasi ini dapat diperoleh dengan cara :
a. Interview, dengan cara :
• Menanyakan kepada keluarga untuk mengingat beberapa fakta yang sudah
diajarkan.
• Menanyakan kepada keluarga untuk menyatakan informasi yang spesifik
dengan kata-kata keluarga sendiri (pendapat keluarga sendiri).
• Mengajak keluarga pada situasi hipotesa dan tanyakan tindakan yang tepat
terhadap apa yang ditanyakan. (Setiadi, 2008)
b. Kertas dan pensil
Perawat menggunakan kertas dan pensil untuk mengevaluasi pengetahuan
keluarga terhadap hal-hal yang telah diajarkan.
2) Afektif (Status emosional) dengan cara observasi secara langsung, yaitu
dengan cara observasi ekspresi wajah, postur tubuh, nada suara, isi pesan secara
verbal pada waktu melakukan wawancara.
3) Psikomotor yaitu dengan cara melihat apa yang dilakukan keluarga sesuai
dengan yang diharapkan. (Setiadi, 2008)
2. Penentuan keputusan pada tahap evaluasi
Ada tiga kemungkinan keputusan pada tahap ini, yaitu :
1) Keluarga telah mencapai hasil yang ditentukan dalam tujuan, sehingga
rencana mungkin dihentikan. (Setiadi, 2008)
2) Keluarga masih dalam proses mencapai hasil yang ditentukan, sehingga
perlu penambahan waktu, resources, dan intervasi sebelum tujuan berhasil.
(Setiadi, 2008)
3) Keluarga tidak dapaat mencapai hasil yang telah ditentukan, sehingga perlu :
a. Mengkaji ulang masalah atau respon yang lebih akurat.
b. Membuat outcome yang baru, mungkin outcome pertama tidak realistis
atau mungkin keluarga tidak menghendaki terhadap tujuan yang disusun oleh
perawat.
c. Intervensi keperawatan harus dievaluasi dalam hal ketepatan untuk
mencapai tujuan sebelumnya. (Setiadi, 2008)

E. Dokumentasi
Dokumentasi keperawatan adalah bagian yang penting dari dokumentasi
klinis. Dokumentasi keperawatan tidak hanya sebagai sarana komunikasi, namun
juga berkaitan dengan aspek legal dan jaminan dalam pemberian kualitas
pelayanan. (Ningsih, 2008)
Pelaksanaan dokumentasi proses keperawatan juga sebagai salah satu alat
ukur untuk mengetahui, memantau, dan menyimpulkan suatu pelayanan asuhan
keperawatan yang diselenggarakan di rumah sakit (Fisbach dalam Ningsih, 2008).
Dokumentasi sebagai segala sesuatu yang tercetak atau tertulis yang dapat
diandalkan sebagai catatan tentang bukti bagi individu yang berwenang. (Potter
dalam Ningsih, 2008)

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Evaluasi adalah proses penilaian pencapaian tujuan serta pengkajian ulang rencana
keperawatan.
2. Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien dalam mecapai tujuan.
3. Proses evaluasi
• Mengukur pencapaian tujuan klien
• Membandingkan data yang terkumpul dengan tujuan dan pencapaian tujuan
4. Komponen evaluasi
• Menentukan kriteria, standar, dan pertanyaan evaluasi
• Mengumpulkan data mengenai keadaan klien terbaru
• Menganalisa dan membandingkan data terhadap kriteria dan standar
• Merangkum hasil dan membuat kesimpulan
• Melaksanakan tindakan yang sesuai berdasarkan kesimpulan
5. Dokumentasi keperawatan berguna sebagai sarana komunikasi dan berkaitan dengan aspek
legal serta jaminan dalam pemberian kualitas pelayanan.
B. Saran
Sebagai mahasiswa keperawatan sudah sepatutnya memahami tahapan dalam proses
keperawatan yaitu asuhan keperawatan karena sejatinya inilah yang menjadi dasar bagi tenaga
keperawatan dalam menjalankan tugasnya.

Anda mungkin juga menyukai