NIM : 12130095
Kelayakan Produksi.
a. Bahan Baku.
Bagi produsen sepatu KW yang kualitasnya seperti branded original
secara otomatis mempunya nilai plus dalam segi kenyamanan, keamanan,
serta kesesuaian sepatu dengan bentuk kaki orang Indonesia yang tentu
sudah sangat mereka paham. Karenanya bahan baku yang digunakan rata-
rata berkualitas dengan menggunakan kulit sapi maupun kambing asli lokal
atau bahan kulit sintetis. Selain itu juga bisa menggunakan bahan kanvas,
kulit buaya, dan lainnya. Begitu juga sol sepatu biasanya dari bahan karet,
seperti karet molded, karet EVA, dan karet mentah. Kontrol kualitas juga
penting, sehingga tidak terjadi seperti salah jahit, atau lem tidak rapi,
apalgi jika sol tidak merekat dengan sempurna.
b. Proses Pembuatan.
Dalam konstruksi sepatu, beberapa manufactur menggunakan istilah-
istilah yang hampir sama yang menunjukkan elemen-elemen sepatu.
Umumnya konstruksi sepatu terbagi menjadi 2 bagian utama, yaitu : 1.
Upper 2. Bottom.
1. Upper
Upper sepatu adalah bagian sepatu yang terdapat di bagian sisi atas,
mulai dari ujung depan sepatu, sisi kanan dan kiri, bagian lidah (tongue)
sampai dengan bagian belakang. Karakteristik dari upper biasanya
berbahan dasar kain sintetic atau kulit (leather) yang telah dirakit dengan
jahitan (stitching process).
2. Bottom
Bagian bottom dari sepatu adalah bagian alas atau bagian bawah dari
sepatu. Biasanya orang menyebut bagian sole. Bottom terdiri dari insole,
midsole dan outsole. Dan ada juga yang menggunakanbahan Pu-Puck
(Polyurethane).
Berikut adalah proses pembuatan sepatu KW sampai siap
didistribusikan :
2. Stitching / Sewing.
Pada proses ini pola-pola bahan baku yang telah dipotong di cutting
process kemudian dijahit yang kemudian dibentuk menjadi upper sepatu.
Dalam proses penjahitan ini sangat banyak membutuhkan waktu
dalam pengerjaannya. Hal ini dikarenakan tinginya tingkat kesulitan dalam
menjahit dan juga butuh ketelitian yang sangat tinggi. Potonganpola dijahit
satu persatu sehingga membentuk upper sepatu yang selanjutnya
disatukan di proses perakitan.
3. Outsole Production.
4. Insole production.
6. Assembly
a. Laste
d. Press
e. Pendinginan
f. Finishing
c. Kemasan
Kelayakan SDM.
a. Struktur Organisasi.
Dalam bisnis ini saya belum menggunakan struktur organisasi (sto).
Semua masih saya tangani sendiri mulai dari promosi hingga pengiriman
barang yang saya kirimkan melalui jasa titipan kilat. Itu dikarenakan usaha
yang saya jalankan ini masih dalam taraf rintisan usaha, jadi belum
berkembang pada usaha yang lebih besar dan maju seperti online shop
yang memerlukan pembagian struktur organisasi untuk menjalankan
bisnisnya sesuai bagian dan bidangnya masing –masing.
Namun, saya tidak memungkiri jika bisnis reseller sepatu KW yang saya
jalankan ini nantinya akan maju dan berkembang saya akan menggunakan
struktur organisasi (sto) guna mendukung jalannya usaha saya.
b. Pelaksanaan Kegiatan.
Semua kegiatan yang ada dalam bisnis ini saya tangani sendiri. Mulai
dari mendatangkan barang dari distributor (teman sendiri), promosi di
media sosial, negosiasi dengan calon pembeli, hingga mengirimkan barang
ke pembeli dengan bantuan jasa titipan kilat. Itu karena intensitas
pemesanan sepatu KW belum begitu ramai (5 – 6 pesanan / bulan), jadi
masih bisa saya tangani sendiri.
c. Job Description.
Untuk job description sendiri, sebenarnya ada beberapa tugas
pekerjaan jika nantinya bisnis saya telah maju dan berkembang. Mulai dari
bagian yang bekerja mendatangkan barang dari distributor, bagian yang
bekerja pada promosi, bagian yang bekerja untuk negosiasi dengan calon
pembeli, pihak yang bekerja untuk urusan pengiriman barang kepada
pembeli, hingga pihak yang bekerja untuk keuangan dan penggajian.
d. Penggajian.
Sistem penggajian saya ambil dari margin harga awal yang ditetapkan
produsen dengan harga yang saya tawarkan ke calon pembeli beserta
ongkos kirimnya. Biasanya saya mengambil margin Rp. 50.000 / item,
margin tersebut masih dikurangi Rp. 25.000 (wilayah jawa) untuk
pengiriman jasa titipan kilat. Dari margin tersebut saya masih mendapat
laba Rp. 25.000 / item setelah dikurangi ongkos kirim. Jadi, jika dalam satu
bulan ada 6 kali pesanan saya mendapat total laba sebesar Rp. 125.000 /
bulan (Rp. 25.000 x 6 = Rp. 125.000 / bulan). Karena saya masih
menjalankan usaha ini secara single maka laba tersebut secara penuh
masuk ke dompet saya.