Anda di halaman 1dari 10

Percobaan 4

Osilator Sinusoidal
Paian Fernando Simarmata (14S15019)
Tanggal Percobaan : 9/11/2017
ELS3102-Praktikum Elektronika II
Laboratorium Dasar Teknik Elektro – TeknikElektro
Institut Teknologi Del

In this module, participant will perform two experiments. From Secara umum persamaan di atas menunjukkan adanya tiga keadaan
these experiment participant will observe and know about the yang ditentukan oleh denominatornya. Salah satu keadaan tersebut
principle of generating the sine signal with feedback circuit. adalah saat denominator menjadi nol. Saat itu nilai Af menjadi tak
Participant will also observe and analyze the oscillator of hingga. Secara matematis pada keadaan ini bila diberikan sinyal
feedback circuit with resistor, capacitor, and inductor and input nol atau vi=0 ini, akan menjadikan tegangan vo dapat bernilai
ensure the oscillation condition can be happened. The last, berapa saja. Keadaan seperti inilah yang menjadi prinsip
participant will observe and analyze the amplitude setting of pembangkitan sinyal atau osilator sinusoidal dengan umpan balik
output oscillator. yang disebut sebagai Kriteria Barkhausen. Dalam rangkaian kriteria
tersebut dilihat dari total penguatan loop terbuka L sebagai berikut.
Keywords : Feedback circuit, oscillator, signal.

I. PENDAHULUAN
Dalam modul praktikum empat ini, praktikan akan melakukan dua b) Osilator dengan Opamp, Resistor dan Kapasitor (RC
percobaan tentang osilator sinusoidal. Melalui praktikum ini Oscillator)
diharapkan praktikan mampu untuk menerapkan prinsip 1. Implementasi Kriteria Osilasi
Ada banyak cara untuk mencapai kriteria terjadinya osilasi di atas,
pembangkitan sinyal sinusoidal dengan menggunakan rangkaian
namun untuk kemudahannya dalam perancangan sering kali dipilih
umpan balik atau rangkaian feedback. Praktikan juga diharapkan keadaan-keadaan berikut:
mampu untuk menganalisa rangkian-rangkaian osilator umpan
balik RC dan rangkaian umpan balik LC serta mengetahui saat
kapan angkaian mengalami osilasi dimana praktikan pun harus isa
untuk mengatur amplituda untuk output osilator saat rangkaian
dijalankan.

II. LANDASAN TEORETIS Contoh implementasi untuk ketiga keadaan tersebut di atas, secara
a) Osilator dan Umpan Balik Positif berurutan adalah Osilator Jembatan Wien, Osilator Penggeser Fasa,
Sistem dengan umpan balik secara umum dapat digambarkan dan Osilator Kuadratur yang rangkaian umumnya tampak pada
dengan diagram blok pada Gambar berikut. Gambar berikut.

Blok A merupakan fungsi transfer maju dan blok merupakan


fungsi transfer umpan baliknya. Pada sistem dengan umpan balik
ini dapat diturunkan penguatan tegangannya:
Osilator Jembatan Wien secara umum mempunyai frekuensi osilasi c) Osilator dengan Resonator
dan penguatan yang diperlukan untuk terjadinya osilasi sebagai 1. Osilator Penguat, Induktor dan Kapasitor (LC
berikut: Oscillator)
Osilator dengan penguat, induktor dan kapasitor pada dasarnya
merupakan osilator yang memanfaatkan rangkaian resonansi seri
induktor dan kapasitor (LC). Secara teoritis, induktor dan kapasitor
Dalam realisasinya, dalam merancang Osilator Jembatan Wien akan mengalami self resonance. Akan tetapi adanya redaman akibat
sering kali dipilih R1=R2=R dan C1=C2=C sehingg frekuensi resistansi pada induktor dan konduktansi pada kapasitor osilasi
osilasinya menjadi =1/CR dan penguatan yang diperlukan Am=3. tersebut tidak dapat terjadi dengan sendirinya. Untuk menjamin
Nilai lain yang juga sering digunakan adalah R1=R, R2=10R, terjadinya osilasi tersebut, maka rangkaian LC harus mendapat
C1=C/10, dan C2=10C dengan frekuensi osilasi yang sama yaitu mekanisme kompensasi terhadap redaman. Pada implementasinya
=1/CR namun penguatan hanya Am=1,2. maka induktor dan kapasitor ditempatkan dalam rangkaian umpan
balik guna menjaga resonansi berkelanjutan.
Untuk Osilator Penggeser Fasa frekuensi osilasi dan penguatan Ada beberapa rangkaian osilator LC yang terkenal, tiga
yang diperlukanadalah diantaranya adalah Colpitts, Clapp, dan hartley. Prinsip rangkaian
penguat dan umpan balik untuk ketiganya tampak pada Gambar 26.
Frekuensi osilasi rangkaian ini ditentukan oleh rangkaian
resonansinya. Untuk Osilator Collpits frekuensi resonansinya dalah
sebagai berikut.
Sedangkan untuk osilator kuadratur frekuensi osilasinya adalah

Osilator Clapps memberikan frekuensi osilasi


dan untuk masing-masing integrator (inverting dan noninverting)
penguatannya adalah

Osilator Hartley memberikan frekuensi osilasi

Pada persamaan di atas digunakan tanda mendekati karena


Dalam perancangannya bila dipilih R1=R2=R, R3=R4 dan C3=C4 frekuensi akan bergeser sedikit bila resistansi input dan resistansi
maka diperoleh penguatan pada masing-masing opamp 1 (satu) dan output penguat masuk dalam perhitungan.
penguatan loop terbuka juga 1 (satu).

2. Pengendalian Amplituda
Kriteria osilasi sangat ketat, bila maka maka rangkaian umpan
balik menjadi tidak stabil dan bila osilasi tidak akan terjadi. Oleh
karena itu, penguat pada osilator menjamin saat mulai dioperasikan
dan kemudian dibatasi pada nilai saat beroperasi. Cara
yang umum digunakan untuk kendali tersebut adalah dengan
rangkaian pembatas amplituda (clipper) atau pengendali penguatan
otomatis (automatic gain control, AGC).
Prinsip kerja rangkaian pembatas amplituda adalah
memanfaatkan dioda pada resistor penentu penguatan rangkaian 2. Osilator Kristal
penguat operasional. Dioda akan konduksi dan mempertahankan Prinsip osilator dengan kristal mirip dengan osilator LC.
nilai tegangannya bila memperoleh tegangan lebih dari tegangan Osilator kristal menggunakan kristal untuk rangkaian resonansi
cut-in. Prinsip kerja pengendali penguatan otomatis adalah dengan sekaligus rangkaian umpan baliknya. Banyak alternatif penggunaan
menggantikan resistor penentu penguatan rangkaian penguat osilator sinusoidal dengan kristal adalah dengan memanfaatkan
operasional dengan transistor (FET). Tegangan output disearahkan resonansi seri atau resonansi paralel kristal tersebut.
dan digunakan untuk mengendalikan resistansi transistor.
Cara lain adalah dengan menggunakan Piece Wise Linear
Limiter. Prinsip cara ini adalah menjadikan penguat memberikan
penguatan pada amplituda yang berbeda yang ditentukan dengan
dioda dan resistor.
III. ANALISIS DAN PEMBAHASAN 1
 =
√𝑅1𝑅2𝐶𝐶2
1. TUGAS 1 : OSILATOR RC 1
2𝑓 =
 Pengamatan Osilasi dan Kriteria Osilasi √𝑅1𝑅2𝐶𝐶2
Pada percobaan ini, praktikan akan merangkai rangkaian yang 1
𝑓=
terdapat pada gambar berikut ini. 2√𝑅1𝑅2𝐶𝐶2
1
𝑓=
2√(1.8𝑘)(1.8𝑘)(18𝑛𝐹)(18𝑛𝐹)

1
𝑓=
2√(1.8𝑘)(1.8𝑘)(18𝑛𝐹)(18𝑛𝐹)

1
𝑓=
2034.72 𝑥 10−7

107
𝑓=
2034.72
𝑓 = 4.194 𝑘𝐻𝑧

Lalu didapat hasil gelombang input output dari rangkaian diatas


menggunakan osiloskop seperti pada gambar berikut.
𝐶2 𝑅1
𝐴𝑚 = 1 + +
𝐶1 𝑅2

18𝑛𝑓 1.8𝑘𝛺
𝐴𝑚 = 1 + +
18𝑛𝑓 1.8𝑘𝛺

𝐴𝑚 = 1 + 1 + 1 = 3

Dengan menggunakan nilai amplitudo yang telah didapat


sebelumnya, didapat nilai Rf sebagai berikut :
𝑅𝑓
𝐴𝑚 = 1 +
𝑅𝑖

𝑅𝑓
3=1+
10𝑘𝛺

𝑅𝑓 = (3 − 1) × 10𝑘𝛺

𝑅𝑓 = 20𝑘𝛺

Rangkaian yang dikerjakan praktikan merupakan rangkaian


osilator jembatan wien menggunakan umpan bali atau feedback
berupa rangkaian RC. Rangkaian feedback ini dapat digunakan
dengan dua cara yaitu secara pararel untuk LPF dan seri untuk HPF
dimana kedua rangkaain ini nantinya akan menghasilkan frekuensi
berorde dua yang sangat bergantung pada frekuensi resonansinya.
Lalu dengan rangkaian yang sama, praktikan akan melakukan
percobaan penguatan open loop osilator jembatan wien dengan
memutus simpul p pada rangkaian sebelumnya lalu dihubungkan
simpul input rangkaian feedback dengan generator sinyal dengan
frekuensi yang telah ditetapkan sebelumnya seperti pada gambar
berikut.

Lalu beradsarkan rangkaian yang telah dirangkai seperti gambar


diatas praktikan melakukan perhitungan manual untuk mencari
nilai frekuensi dan nilai amplitudo dari rangkaian diatas sebagai
berikut :
 Osilator penguatan open loop

Dan didapat gelombang sinyal input output dari rangkaian diatas  Pengendalian Amplituda
mengunakan osiloskop seperti pada gambar berikut. Pada percobaan ini, praktikan akan merangkai rangkaian yang
terdapat pada gambar berikut ini.

Lalu pada tahap selanjutnya dari percobaan ini, praktikan akan


merangkai rangkaian sebagai berikut.

Dan didapat gelombang sinyal input output dari rangkaian diatas


mengunakan osiloskop seperti pada gambar berikut.
 Input

Dan didapat gelombang sinyal input output dari rangkaian diatas


mengunakan osiloskop seperti pada gambar berikut.  Output
 Osilator Penggeser Fasa
2. TUGAS 2 : OSILATOR DENGAN RESONATOR Dari perhitungan diatas didapatkan nilai frekuensinya sebesar
a. Osilator LC 10.116 kHz. Rangkaian diatas merupakan rangkaian osilator
Pada percobaan ini, praktikan akan merangkai rangkaian yang collpits dengan frekuensi yang mampu menyebabkan terjadinya
terdapat pada gambar berikut ini. resonansi yang sesuai dengan hasil yang telah didapat dan
dilakukan dalam percobaan dimana.
Nilai frekuensi sebesar
𝑓 = 9.84 𝑘𝐻𝑧

Nilai amplitude sebesar

𝑉 𝑎𝑚𝑝𝑙𝑖𝑡𝑢𝑑𝑜 = 868 𝑚𝑉𝑜𝑙𝑡


Dari hasil diatas didapat bahwa pada saat osilasi dimulai, amplitudo
mengalami pembesaran nilai. Namun, lama kelamaan amplitudo
dan L mengalami penurunan gelombang dan gelombang keluaran
dan amplitudonya menjadi lebih stabil.
Lalu pada tahap selanjutnya dari percobaan ini, praktikan akan
merangkai rangkaian sebagai berikut.

Dan didapat gelombang sinyal input output dari rangkaian diatas


mengunakan osiloskop seperti pada gambar berikut.

Lalu perhitungan dari rangkaian diatas dapat dilihat dibawah ini.


𝐶1 × 𝐶2 Dan didapat gelombang sinyal input output dari rangkaian diatas
𝐶𝑇 =
𝐶1 + 𝐶2 mengunakan osiloskop seperti pada gambar berikut.

180𝑛𝐹 × 220𝑛𝐹
=
(1800𝑛𝐹) + (220𝑛𝐹)

Didapat nilai CT
𝐶𝑇 = 99 𝑛𝐹

Dengan menggunakan nilai CT sebelumnya akan didapat nilai


frekuensi sebagai berikut.
1
𝑓=
2𝜋√𝐿𝐶𝑇

1
𝑓=
2(3.14)√(2.5𝑚𝐻)(99𝑛𝐹)
Dan didapat gelombang sinyal input output dari rangkaian diatas
mengunakan osiloskop seperti pada gambar berikut.

Lalu perhitungan dari rangkaian diatas dapat dilihat dibawah ini.


𝐶1 × 𝐶2 × 𝐶3
𝐶𝑇 = Lalu perhitungan dari rangkaian diatas dapat dilihat dibawah ini.
𝐶1 𝐶2 + 𝐶1 𝐶3 + 𝐶2 𝐶3
220𝑛𝑓 × 330𝑛𝑓 × 470𝑛𝑓 𝐿 𝑇 = 𝐿1 + 𝐿2
= 𝐿 𝑇 = 2.2𝑢𝐻 + 27𝑢𝐻
(220𝑛𝑓. 330𝑛𝑓) + (220𝑛𝑓. 470𝑛𝑓) + (330𝑛𝑓. 470𝑛𝑓)
Didapat nilai CT Didapat nilai LT yaitu
𝐶𝑇 = 103.056 𝑛𝐹 𝐿 𝑇 = 29.7𝑢𝐻
Dengan menggunakan nilai CT sebelumnya akan didapat nilai Melalui nilai LT didapat nilai frekuensinya sebagai berikut.
frekuensi sebagai berikut. 1
𝑓=
1 2𝜋√𝐶𝐿 𝑇
𝑓=
2𝜋√𝐿𝐶𝑇 1
𝑓=
1 2(3.14)√(18𝑛𝐹)(29.7𝑢𝐻)
𝑓=
2(3.14)√(2.5𝑚𝐻)(103.056𝑛𝐹) didapat nilai frekuensinya sebesar 𝑓 = 8.451 × 103 𝐻𝑧
Dari perhitungan diatas didapatkan nilai frekuensinya sebesar 9,915 Rangkaian diatas merupakan rangkaian osilator hartley yang
kHz. Rangkaian diatas merupakan rangkaian osilator clapp dimana menggunakan induktor jauh lebih banyak daripada osilator yang
osilator clapp merupakan osilator collpitts yang diberi tambahan lainnya. Osilaor hartley memiliki dimensi yang jauh lebih besar
kapasitor dan dirangkai secara seri dengan induktornya. Pada saat dengan kualitas yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan
pensimulasian dilakukan, sinyal mengalami ketidakstabilan di kapasitor sehingga memiliki analisis yang kurang tepat.
awalnya. Namun, lama kelamaan resonansi dan umpan balik dari
rangkaian mengalami penurunan sehingga osilasinya menjadi IV. KESIMPULAN
stabil. Dan didapat hasil sebagai berikut berdasarkan percobaan  Rangkaian penguat menggunakan umpan balik atau feedback
diatas. sanga sering digunakan daam filter dan penguatan.
Nilai frekuensi yaitu  Pada rangkian penguat osilator dengan feedback LC,
1 digunakan rangkaian Collpits, Clapp, dan Hartley dimana
𝑓=
𝑇 ketiga rangkaian ini memiliki kestabilan dalam melakuka
1 osilasi dikarenakan frekuensi resonansi dari resonatornya
𝑓=
500𝑢𝑠 mampu mempertahankan kestabilan osilasi dengan feedback
𝑓 = 2 × 103 = 2 𝑘𝐻𝑧
bernilai positif.
Nilai amplitude
 Kestabilan osilasi bisa juga dikontrol menggunakan
𝑉 𝑎𝑚𝑝𝑙𝑖𝑡𝑢𝑑𝑜 = 833 𝑚𝑉𝑜𝑙𝑡
pengendalian amplituda dengan mempertahankan nilai
Lalu pada tahap selanjutnya dari percobaan ini, praktikan akan
amplitudanya pada saat penguatan dilakukan dengan tujuan
merangkai rangkaian sebagai berikut.
agar osilasi dapat terjadi pada rangkaian.
 Jia terjadi terjadi pembangkitan sinyal nonsinusoidal, maka
feddback yang digunakan bernilai negatif.

V. PREFERENCES
 Www.google.com
 Modul_ELS3102_Prak_Electronika_II_2015_2020_Se
mester_5_Rev_1_2016
VI. LAMPIRAN

 Pengamatan Osilasi dan Kriteria Osilasi

 Pengukuran Penguatan Open Loop Osilator Jembatan Wien


 Rangkaian Osilator Penggeser Fasa

 Rangkaian Pengukuran Penguatan Open Loop


 Rangkaian Osilator Penggeser Fasa dengan Pembatas Amplituda

 Rangkaian Osilator Collpitts


 Rangkaian Osilator Clapp

 Rangkaian Osilator Hartley

Anda mungkin juga menyukai