Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

SPEKTROSKOPI FOFSORISENSI

Disusun oleh :

1. Wendi Alan Meihendra (15034030)


2. Zhafrandy Eka Senida (15034084)

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2017
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Nilai kalor dari suatu bahan bakar menunjukkan energi yang terkandung di dalam
bahan bakar setiap satuan massa bahan bakar (Btu/lbm) atau (Kcal/kg). Nilai kalor
ini penting diketahui untuk mengukur kandungan energi dari setiap massa bahan
bakar sehingga konsumsi untuk menghasilkan energi tertentu dapat dikalkulai
secara tepat. Nilai kalor bahanbakar padat seperti batubara atau briket yang
bersumber dari biomassa dapat diukur dengan menggunakan Bom Kalorimeter dan
secara teoritik nilai kalor dapat dihitung dengan menggunakan formula Dulong,
setelah bahan bakar tersebut diketahui konstituennya melalui Analisis Ultimasi.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang dapat kami ambil :


1. Apa yang dimaksud Bomb Calorimeter?
2. Bagaimana prinsip dasar dari Bomb Calorimeter?
3. Bagaimana bentuk dan bagian alat dari Bomb Calorimeter?
4. Bagaimana cara kerja dari alat Bomb Calorimeter?
5. Bagaimana analisis alat Bomb Calorimeter?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui Bomb Calorimeter.


2. Mengetahui prinsip dasar dari Bomb Calorimeter.
3. Mengetahui bentuk dan bagian alat dari Bomb Calorimeter.
4. Mengetahui cara kerja dari alat Bomb Calorimeter.
5. Mengetahui analisis alat Bomb Calorimeter.
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Bomb Calorimeter


Kalorimeter bom adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor (nilai
kalori) yang dibebaskan pada pembakaran sempurna (dalam O2 berlebih) suatu
senyawa, bahan makanan, bahan bakar. Sejumlah sampel ditempatkan pada tabung
beroksigen yang tercelup dalam medium penyerap kalor (kalorimeter), dan sampel
akan terbakar oleh api listrik dari kawat logam terpasang dalam tabung.
Kalorimeter bom terdiri dari tabung baja tebal dengan tutup kedap udara.

Secara prinsip terdapat 3 macam Bomb Calorimeter:


1. Isothermal Oxygen Bomb Calorimeter
Dalam kalorimeter ini kenaikkan suhu dari vesel bagian dalam
(calorimeter bucket) dapat diperiksa, sedang suhu vesel bagian luar (jacket)
konstan. Suhu jacket dapat diatur terus-menerus selama penetapan untuk tetap
sama dipertaltankan terhadap calorimeter bucket.
2. Adiatbatic Oxygen Bomb Calorimeter
Dalam kalorimeter ini tidak diperlukan lagi koreksi radiasi panas dan
hanya memerlukan pemeriksaan suhu awal dan akhir kalorimeter dan suhu jacket
perpaku sama terhadap suhu bagian dalam vessel selama penetapan. Perbedaan
dengan macamvyang pertama, bahwa isothermal memerlukan pemeriksaan suhu
awal, suhu antara dan suhu akhir.
3. Ballistic Oxygen Bomb Calorimeter
Dalam alat ini sampel yang diketahui beratnya ditetapkan kalorinya
dengan dibakar di dalam suatu bomb yang berisi oxygen yang berlebihan
kemudian kenaikkan suhu maksimum dari bomb diukur dengan thermocouple dan
galvanometer. Dengan membandingkan kenaikkan suhu dengan sampel standar
yang telah diketahui nilai kalorinya dengan cara pembakaran, nilai kalori sampel
dapat ditetapkan. Dalam hal ini konstante kalibrasi
2.2 Prinsip dasar dari Bomb Calorimeter

Jumlah panas yang diukur dalam kalorimeter, adalah total energi dari
bahan atau sampel. Prinsip Bomb Calorimeter Dalam penetapan energi total ini
terjadi pengubahan energi kimia dalam suatu bahan atau sampel menjadi energi
panas dan diukur jumlah panas yang dihasilkan. Sejumlah tertentu zat yang
akan diuji ditempatkan dalam cawan platina dan sebuah "kumparan besi” yang
diketahui beratnya (yang juga akan dibakar) ditempatkan pula pada cawan
platina sedemikian sehingga menempel pada zat yang akan diuji. Kalorimeter
bom kemudian ditutup dan tutupnya lalu dikencangkan. Setelah itu "bom" diisi
dengan O2 hingga tekanannya mencapai 25 atm. Kemudian "bom" dimasukkan
ke dalam kalorimeter yang diisi air. Setelah semuanya tersusun, sejumlah
tertentu aliran listrik dialirkan ke kawat besi dan setelah terjadi pambakaran,
kenaikan suhu diukur. Kapasitas panas (atau harga air) “bom”, kalorimeter,
pengaduk, dan termometer ditentukan dengan percobaan terpisah dengan
menggunakan zat yang diketahui panas pembakarannyadengan tepat (Biasanya
asam benzoat).

2.3 Bentuk dan bagian alat dari Bomb Calorimeter

Bomb calorimeter digunakan untuk


menentukan nilai kalor dalam batubara.

Beberapa sampel abu (ash) batubara dari


berbagai sumber yang berbeda.
Bagian Alat Bomb Calorimeter

Keterangan :

2.3.1 Termometer berguna untuk mengukur suhu.


2.3.2 Katup Listrik befungsi sebagai tempat masuknya aliran listrik dalam
bom head.
2.3.3 Pengaduk berguna untuk mengaduk air pendingin.
2.3.4 Bom Head : berfungsi sebagai tempat pembakaran.
2.3.5 Cawan untuk meletakkan bahan/sampel yang akan di bakar.
2.3.6 Katup Oksigen : berfungsi sebagai tempat masuknya oksigen didalam
bom head yang digunakan untuk proses pembakaran.
2.3.7 Kawat penyala untuk membakar.
2.3.8 Bucket berfungsi sebagai tempat meletakkan bom head dan di dalam
bucket juga diisi air yang berfungsi sebagai pendingin ketika terjadi
pembakaran.
2.3.9 Jacket yaitu sebagai tempat masuknya aliran air dari water cooler
sirkulator.
2.4 Cara kerja dari alat Bomb Calorimeter
2.4.1 Pasang cawan yang telah diisi sampel (pellet) pada tempatnya dan atur
kawat pijar sedemikian rupa sehingga menyentuh sampel.
2.4.2 Pipet 1 ml aquadest dengan pipet volume, masukkan ke dalam bomb.
2.4.3 Pasang tempat cawan pada bomb, keraskan dengan tutup baut sebaik-
baiknya.
2.4.4 Isi bomb dengan oksigen, tekanan 35 atm.
2.4.5 Pasang bucket yang telah diisi aquadest pada tempatnya.
2.4.6 Ambil bomb dengan penjepit dalam keadaan tetap tegak agar sampel
tidak berubah posisi.
2.4.7 Diatur sambungan mur pada tempetnya dan masukkan bomb pada
bucket.
2.4.8 Ambil penjepitnya
2.4.9 Pasang penutup bak bomb calorimeter pada tempetnya.
2.4.10 Hubungkan pengaduk aquadest dengan dinamo (pasang gelang
karetnya).
2.4.11 Hubungkan dinamo dengan sumber listriknya.
2.4.12 Diperiksa temperatur aquadest (1,5 °C di bawah suhu kamar).
2.4.13 Hubungkan bomb calorimeter dengan unit pembakaran, hubungkan
dengan sumber listrik.
Pembakaran :
2.4.14 Diperiksa semua peralatan.
2.4.15 Siapkan blanko pencatat data bomb calorimeter dan pencatat waktu.
2.4.16 Hidupkan dinamo selama 5 menit, catat temperatur di dalam bucket
setiap menitnya.
2.4.17 Tepat 5 menit bakarlah sampel dengan jalan menekan tombol merah
pada unit pembakaran.
2.4.18 Catat temperatur setiap waktu tertentu seperti tertera pada formulir
data yang tersedia.
2.4.19 Akhiri pencatatan temperatur setelah 6 kali pencatatan menunjukkan
angka yang sama.
Pembongkaran/Pembukaan bomb
2.4.20 Lepaskan pengaduk dari dinamo
2.4.21 Ambil tutup bomb calorimeter, tempetkan pada tempat yang tersedia.
2.4.22 Angkat bomb dari bucket dengan penjepit, lepaskan kedua sambungan
mur-nya.
2.4.23 Letakkan bomb pada tempatnya.
2.4.24 Keluarkan sisa oksigen dari dalam bomb dengan memutar knop
pengaman pada tutupnyabomb.
2.4.25 Lepaskan tutup baut, angkat penutup bomb dan tempatkan pada
tempatnya.
2.4.26 Ambil cawan dengan pinset, cuci bagian dalamnya dengan aquadest,
tampung air cucian dalam gelas beaker.
2.4.27 Cuci bomb dengan aquadest. Jadikan satu air cucian tersebut dengan
air cucian cawan.
2.4.28 Titrasi air cucian dengan larutan Na2CO3 0,0725 N dengan indikator
methyl orange (m.o.).
2.4.29 Lepaskan sisa kawat pijar luruskan dan ukur panjangnya (1 cm = 2,33
kali)

2.5 Analisis Bomb Calorimeter


Nilai kalor bahan bakar padat termasuk bahan bakar biomassa adalah nilai
kalori kotor HHV (gross calorific value) yang diperoleh melalui percobaan
Bom Kalorimeter menurut ASTM D 2015 dan dinyatakan dalam satuan Btu/lb
atau kcal/kg. Nilai kalor atas (Gross higher heating value) HHV, didefenisikan
sebagai panas yang dilepaskan dari pembakaran sejumlah kuantitas unit bahan
bakar (massa) dimana produknya dalam bentuk ash, gas CO2, SO2, Nitrogen
dan air, dan tidak termasuk air yang menjadi uap (vapor). Apabila bahan bakar
padat telah dilakukan analisis ultimasi untuk menentukan kandungan carbon,
hidrogen, sulfur dan oksigen, maka secara empirik nilai kalor HHV dapat
dihitung dengan formula Dulong.

Perhitungan:
Nilai kalor dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :

Nilai kalor HHV (cal/g)

Dimana :
t adalah kenaikan suhu pembakaran di dalam bom kalorimeter(oC)
EEV adalah energi ekivalen saat terjadi pembakaran (cal/oC) 1\
e1 adalah koreksi panas karena pembentukan asam (cal)
e2 adalah koreksi panas pembakaran dari kawat pembakar (cal)
es adalah koreksi sulfur yang ada dalam bahan bakar (cal/g) m adalah berat
contoh (g)

Contoh
Hasil pengukuran/eksperimen dengan menggunakan Bom Kalorimeter PARR
1261 Hasil pengukuran/eksperimen dengan menggunakan Bom Kalorimeter
PARR 1261 seperti tertera pada Tabel 1.
BAB 3
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
3.1.1 Kalorimeter bom adalah alat yang digunakan untuk mengukur
jumlah kalor (nilai kalori) yang dibebaskan pada pembakaran
sempurna (dalam O2 berlebih) suatu senyawa, bahan makanan, bahan
bakar’.
3.1.2 Jumlah panas yang diukur dalam kalorimeter, adalah total energi
dari bahan atau sampel. Prinsip Bomb Calorimeter Dalam penetapan
energi total ini terjadi pengubahan energi kimia dalam suatu bahan
atau sampel menjadi energi panas dan diukur jumlah panas yang
dihasilkan.
3.1.3 Bagian Alat Bomb Calorimeter: Termometer, Katup Listrik ,
Pengaduk, Bom Head, Cawan, Katup Oksigen, Kawat penyala,
Bucket, Jacket.
3.1.4 Cara kerja alat terdiri dari proses : Persiapan, Pembakaran, dan
Pembongkaran atau Pembukaan Bomb.
3.1.5 Nilai kalor dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :

Nilai kalor HHV (cal/g)


DAFTAR PUSTAKA

Jonathan Melville. Bomb Calorimetry and Heat of Combustion. UC Berkeley College


of Chemistry, 2014.
https://media.neliti.com/media/publications/157602-ID-analisis-nilai-kalor-secara-
eksperimenta.pdf.

atom-green.blogspot.com/2014/09/kalorimeter-bom.html

https://id.scribd.com/doc/178636320/Kalorimeter-bom-adalah-alat-yang-digunakan-
untuk-mengukur-jumlah-kalor-docx

Anda mungkin juga menyukai