Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH FISIKA RADIASI

“Ruang Ionisasi dan Pencacah Proporsional”

Oleh:
Nama : Cici Putri

Nim : (15034004)

Dosen pembimbing : Drs. Masril, M.Si

PROGRAM STUDI FISIKA


JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG


2018
A. Defenisi Ruang Ionisasi dan Pencacah Proporsional
Ruang ionisasi didefinisikan sebagai sebuah perangkat yang digunakan untuk dua
tujuan utama yaitu mendeteksi partikel di udara (seperti dalam detektor asap), dan untuk
deteksi atau pengukuran radiasi pengion. Kamar ionisasi atau ionization chamber
merupakan alat yang digunakan untuk mengukur ionisasi tabung. Bagian utama dari
kamar ionisasi adalah dua buah elektrode yaitu anode dan katode. Beda potensial antara
dua katode sekitar 100 sampai dengan 500 volt.

Detektor ini menggunakan zat berupa gas. Gas yang digunakan pada umumnya
adalah gas-gas mulia seperti helium, argon, neon dan lain-lain. Penggunaan gas mulia ini
karena merupakan gas yang paling stabil. Foton yang meradiasi gas dalam tabung
menyebabkan terjadinya ionisasi menjadi electron (negative ion) dan positive ion. Dengan
beda potensial tertentu ion positive akan tertarik ke katoda (-) dan ion negative akan
tertarik ke anoda (+).
Pencacah Proporsional merupakan bentuk modifikasi dari kamar ionisasi, perbedaan
antara pencacah proporsional dan kamar ionisasi terdapat pada dua aspek yaitu:
1. Pada pencacah proporsional salah satu elektroda berupa silinder berlubang (hollow
cylinder), dan satu elektroda lagi berupa kawat di dalam silinder sepanjang sumbu
silinder itu.
2. Tegangan yang terpasang pada pencacah proporsional lebih besar daripada kamar
ionisasi.

B. Sifat-Sifat Ion Ruang ionisasi dan Pencacah Proporsional


Sifat-sifat ruang ionisasi terdiri dari:
1. Struktur atau susunan kristal
Dalam keadaan padat, senyawa ionis terdapat dalam bentuk kristal dengan susunan
tertentu. Penafsiran terhadap hasil difraksi sinar-X pada senyawa ion dapat memberi
petunjuk mengenai susunan internal dari kristal ion tersebut. Misalnya pada kristal NaCl
dapat diketahui bahwa setiap ion Na+ dikelilingi oleh 6 ion Cl-,dan setiap ion Cl juga
dikelilingi oleh 6 ion Na+.
2. Isomorf
Senyawa-senyawa ion yang mempunyai susunan yang mirip satu sama lain seperti
NaCl dan KNO3 mempunyai bentuk kristal yang sama yang disebut isomorf. Disamping
itu terdapat pula senyawa-senyawa yang mempunyai muatan ion berbeda,tetapi
mempunyai susunan kristal yang sama. Misalnya NaF dan MgO,CaCl2 dan K2S masing-
masing mempunyai susunan kristal yang sama.
3. Daya Hantar Listrik
Baik dalam keadaan cair (meleleh)maupun dalam larutannya senyawa ionois dapat
menghantarkan arus listrik.
4. Titik leleh dan titik didih
Ion positif dan ion negative pada senyawa ionis, terikat satu sama lain oleh gaya
elektrostatik yang sangat kuat. Untuk memisahkan ion-ion tersebut baik yang terdapat
dalam bentuk kristal maupun dalam bentuk cairannya, diperlukan energi yang cukup besar,
yang mengakibatkan titik leleh dan titik didih senyawa ionis juga tinggi.
5. Kelarutan
Pada umumnya senyawa ionis, ion-ion tidak tergantung pada ion pasangannya
,misalnya bila NaCl dan AgNO3(dalam larutan) dicampurkan,maka segera terbentuk
endapan AgCl

Sifat-Sifat Ruang Ionisasi terdiri atas :


a. Ketika gas antara elektroda terionisasi dengan cara apapun, misalnya dengan partikel
alpha, partikel beta, sinar-X, atau emisi radioaktif lainnya, ion dan elektron dipisahkan
pindah ke elektroda polaritas yang berlawanan, sehingga menciptakan arus ionisasi
yang mungkin diukur dengan galvanometer atau elektrometer.
b. Setiap ion dasarnya deposito atau menghapus muatan listrik kecil ke atau dari
elektroda, sehingga akumulasi muatan sebanding dengan jumlah seperti bermuatan ion.
Sebuah potensi tegangan yang dapat berkisar dari beberapa volt untuk kilovolt banyak
diterapkan antara elektroda, dan memungkinkan perangkat untuk bekerja terus menerus
dengan pembersihan elektron dan mencegah perangkat dari menjadi jenuh. Arus yang
berasal disebut bias saat ini, dan mencegah perangkat untuk mencapai titik di mana ion
tidak lebih dapat dikumpulkan
Sifat-Sifat Pencacah Proporsional terdiri atas :
Dibandingkan dengan daerah ionisasi, jumlah pasangan ion yang dihasilkan di daerah
proporsional ini lebih banyak. Karena jumlah pasangan ion lebih banyak maka tinggi pulsa
keluarannya akan lebih tinggi. Detektor yang bekerja pada daerah ini, pada umumnya memiliki
beda potensial kerja antara 800 s.d. 2000 volt. Karena pulsa keluarannya lebih tinggi, maka
pengukuran radiasi dengan menggunakan detektor ini lebih sering menerapkan metode pulsa.
Dalam kurva karakteristik dapat dilihat bahwa jumlah pasangan ion yang dihasilkan sebanding
dengan energi radiasi yang memasuki detektor, sehingga detektor ini dapat membedakan energi
radiasi. Misalnya: radiasi alfa, beta atau yang lainnya. Namun demikian, jumlah pasangan ion atau
tinggi pulsa keluaran yang dihasilkan juga dipengaruhi oleh tegangan kerja detektor.

C. Cara Kerja Ruang Ionisasi dan Pencacah Proporsional


1. Cara Kerja Ruang Ionisasi

Pada saat ini, terdapat beberapa macam Ionization Chamber. Ionization Chamber
yang banyak digunakan saat ini adalah yang menggunakan udara bebas sebagai gasnya.
Ketika partikel radiasi ditembakan ke dalam tabung (chamber) ionisasi, misalkan partikel
β, maka partikel tersebut akan mengionisasi gas yang terdapat dalam tabung. Proses
tersebut akan menghasilkan ion positive dan ion negative. Seperti pada gambar berikut:

Gambar 4. Cara kerja ruang ionisasi

Dengan beda potensial tertentu maka Ion (-) akan tertarik ke Anoda (+) dan ion (+)
akan tertarik ke katoda (-). Ion (+) bergerak lebih lambat karena lebih passif dari ion (-)
atau electron. Jika tegangan yang diberikan terlalu rendah, maka beberapa electron dan ion
(+) akan bergabung kembali (recombine) sebelum mencapai elektroda sehingga ion
kembali menjadi molekul tak bermuatan. Dengan potensial tertentu maka akan terdeteksi
arus dengan menyimpangnya jarum ampermeter. Arus yang terdeteksi biasanya sangat
kecil, sekitar beberapa microampere, namun masih dapat terdeteksi.
Sebuah arus listrik adalah sebuah aliran electron pada kawat dalam sebuah rangkaian
sederhana. Electron secara terus menerus berputar-putar dalam kawat rangkaian. Ketika
electron meninggalkan satu bagian kawat maka akan segera digantikan oleh electron
selanjutnya. sebenarnya, pada ionization chamber tidak terdapat ion atau electron. Namun
proses radiasi dari sumberlah yang menyebabkan timbulnya ion tersebut dan tertarik ke
elektroda sehingga dapat terdeteksi oleh Ampere meter. Sumber-sumber yang sangat
radioaktif dapat menggantikan ion secara cepat sehingga menghasilkan arus yang besar.
Demikian sebaliknya.

2. Cara Kerja Pencacah Proporsional

Dibandingkan dengan daerah ionisasi, jumlah ion yang dihasilkan di daerah proporsional ini
lebih banyak sehingga tinggi pulsanya akan lebih tinggi. Detektor ini lebih sering digunakan untuk
pengukuran dengan cara pulsa dimana ion yang dihasilkan sebanding dengan energi radiasi,
sehingga detektor ini dapat membedakan energi radiasi. Akan tetapi, yang merupakan suatu
kerugian, jumlah ion atau tinggi pulsa yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh tegangan kerja dan
daya tegangan untuk detektor ini harus sangat stabil. Dengan naiknya tegangan antara kedua
elektroda detektor, maka electron dan ion positif memiliki energi kinetik yang cukup tinggi
untuk bergerak menuju elektrodanya masing-masing. Elektron-elektron dapat mengionisasi
atom lain pada gas isian, proses ini disebut sebagai ionisasi sekunder. Karena proses
ionisasi sekunder ini, muatan listrik yang terkumpul pada masing-masing elekroda menjadi
lebih besar, sehingga akan terjadi multiplikasi/pelipatan besarnya muatan. Proses
multiplikasi ini pada tegangan tertentu tidak tergantung pada banyaknya ionisasi primer.
Jumlah total muatan yang terkumpul akan sebanding dengan ionisasi primer. Jadi tinggi
pulsa yang terjadi proporsional dengan ionisasi primer, atau sebanding dengan energi
radiasi yang masuk detektor. Oleh karena itu, pada daerah ini detektor dapat digunakan
untuk keperluan identifikasi energi radiasi. Daerah ini disebut daerah proporsional.

Selain dipengaruhi oleh tegangan kerjanya, besarnya multiplikasi muatan juga


tergantung pada diameter anoda. Apabila diameter anoda kecil, maka multiplikasi muatan
yang terjadi akan semakin besar. Elektron-elektron yang terbentuk dari hasil proses
ionisasi primer yang tertarik ke elektroda positif dan negatif akan mengakibatkan proses
ionisasi sekunder. Proses ionisasi sekunder mengakibatkan jumlah ion sekunder, atau yang
lebih dikenal dengan nama avalenche menjadi lebih banyak sehingga faktor pelipatan
(multiplikasi) akan menjadi lebih besar dari satu. Proses ionisasi sekunder dapat
meningkatkan jumlah ion sebanyak 10000 kali lipat dari jumlah ion primer. Hal ini berarti
bahwa untuk setiap electron yang dihasilkan dalam proses ionisasi primer akan
menghasilkan tambahan 10000 elekton lagi karena terjadinya proses ionisasi sekunder ini.

Campuran dan tekanan gas isian harus dipilih agar proses multiplikasi bersifat linear
dengan radiasi yang diterima. Di samping itu pula, campuran gas isian harus dapat juga
berfungsi sebagai penghenti proses multiplikasi. Sifat multiplikasi yang diskrit dan linear
terhadap energi radiasi merupakan sifat dasar detektor proporsional. Tekanan gas isian
menentukan pula proses multiplikasi.

D. Arus yang Terjadi dalam Ruang Ionisasi dan Pencacah Proporsional


1. Arus yang Terjadi dalam Ruang Ionisasi

Arus dalam ruang ionisasi diukur dari rata-rata ion yang dihasilkan dengan banyak
partikel yang datang. Ini dicapai dengan pengukuran langsung arus listrik yang diturunkan
dalam ruang, menggunakan galvanometer yang sensitif dengan arus 10-8 A atau lebih tinggi
atau sebuah elektrometer (kadang-kadang dengan amplifier) untuk arus yang kecil dari 10-
8
A . Sebuah elektrometer, kuat arus ditentukan dengan mengukur penurunan tegangan
dikali dengan hambatan yang dikenal dengan R. Penurunan tegangan dapat diukur dengan
elektrometer secara langsung.

Untuk arus dalam ruang ionisasi, sangat penting untuk mengetahui hubungan antara
tegangan yang digunakan dan arus keluaran (dengan sumber radiasi yang tetap). Untuk
menghitung tegangan yang cocok dari ruang ionisasi dimana semua ion yang dihasilkan
dengan dengan pancaran radiasi terukur. Dalam kasus ini, kenaikan sedikit dari tegangan
yang digunakan akan menghasilkan perubahan yang dapat diabaikan dari pengukuran arus.
Tegangan ini kemudian dikenal dengan arus jenuh. Nilai dari kejenuhan arus tergantung
pada intensitas dan jenis sumber radiasi serta bergantung pada sumber radiasi yang sama
pada ukuran dan geometri ruang pada jenis dan tekanan gas yang sama. Jika gas berbeda,
akan dihasilkan persamaan lain, yaitu jumlah arus yang dihasilkan oleh gas dengan energi
rata-rata yang dibutuhkan selama menghasilkan satu pasangan ion.

2. Arus yang Terjadi dalam Pencacah Proporsional

Bila diberikan medan listrik terhadap pasangan ion yang terbentuk itu, maka elektron
akan bergerak menuju ke kutub positif, sedangkan residual atom-nya yang bermuatan
positif akan bergerak menuju kutub negatif. Pergerakan elektron-elektron tersebut dapat
menginduksikan arus atau tegangan listrik. Arus dan tegangan listrik yang ditimbulkan ini
dapat diukur dengan menggunakan peralatan penunjang misalnya Ampermeter atau
Voltmeter. Semakin besar energi radiasinya, maka akan dihasilkan lebih banyak pasangan
ion. Semakin banyak pasangan ion, maka arus atau tegangan listrik yang ditimbulkannya
akan semakin besar pula.
Pada pencacah proporsionl ini, selain terjadi ionisasi primer juga terjadi ionisasi
sekunder sehingga memperbanyak terjadinya pasangan ion (multiplikasi pasangan ion),
dengan demikian arus yang ditimbulkan juga lebih besar dibandingkan kamar ionisasi.
Dengan naiknya tegangan antara kedua elektroda detektor, maka electron dan ion
positif memiliki energi kinetik yang cukup tinggi untuk bergerak menuju elektrodanya
masing-masing. Elektron-elektron dapat mengionisasi atom lain pada gas isian, proses ini
disebut sebagai ionisasi sekunder. Karena proses ionisasi sekunder ini, muatan listrik yang
terkumpul pada masing-masing elekroda menjadi lebih besar, sehingga akan terjadi
multiplikasi/pelipatan besarnya muatan. Proses multiplikasi ini pada tegangan tertentu
tidak tergantung pada banyaknya ionisasi primer.
Jumlah total muatan yang terkumpul akan sebanding dengan ionisasi primer. Jadi
tinggi pulsa yang terjadi proporsional dengan ionisasi primer, atau sebanding dengan
energi radiasi yang masuk detektor. Oleh karena itu, pada daerah ini detektor dapat
digunakan untuk keperluan identifikasi energi radiasi. Daerah ini disebut daerah
proporsional.

E. Pembentukkan Pulsa dalam Ruang Ionisasi dan Pencacah Proporsional


1. Pembentukkan Pulsa dalam Ruang Ionisasi

Pembentukan Tinggi pulsa tegangan yang dihasilkan oleh sebuah sumber bergantung
pada jumlah pasangan ion yang dihasilkan dalam tabung (Chamber). Semakin banyak
pasangan ion yang dihasilkan maka akan semakin besar pula pulsa tegangan yang
terdeteksi. Selain itu, tinggi pulsa juga bergantung kepada besar kapasitansi C yang
digunakan dalam alat Ionization Chamber.

Untuk menghitung pulsa tegangan digunakan persamaan berikut :


∆V= QC= neC (4)

ΔV = Tinggi pulsa/tegangan yang dihasilkan (Volt)


Q = Muatan (Coulomb)
C = Kapasitansi (Farad)
n = Jumlah pasangan Ion yang terbentuk
e = Muatan 1 elektron (1,6 x 10-19 C)

Pembentukan dan bentuk signal dalam ruang ionisasi akan dianalisis pada sebuah
plat paralel seperti yang terlihat pada gambar 5.1b. Analisis ini sama ruang silinder atau
ruang bola.
Perhatikan ruang ionisasi yang ditunjukan pada gambar 5.6. Dua plat paralel yang
terdiri dari dua kapasitor dengan kapasitansi C dengan resistor Rakan mernbentuk sebuah
siklus RC dengan tegangan konstan V0 diberikan pada plat. Waktu tergantung pada
tegangan dikali dengan resistor R dari signal, kenyataan dari bagian ini diperoleh fungsi
V(t).
Gambar 4. Rangkaian elektroik dari ruang ionisasi pelat sejajar

Anggap bahwa sebuah pasangan elektron ion dibentuk pada jarak X0 dari plat
kolektor. Elektron dan ion mulai berpindah dalam aliran listrik dan didapatkan energi
kinetik pada keluaran energi elektrostatik dalam kapasitansi dari ruang. Jika muatan
bergerak dengan jarak dx, konversi energi menginsyaratkan:
𝑄2 𝑄
𝑒𝐸(𝑑𝑥 + − 𝑑𝑥 − ) = 𝑑 (2𝐶 ) = 𝐶 𝑑𝑞 ≈ 𝑉0 (𝑑𝑄 + + 𝑑𝑄 − ) (5)
𝑒𝐸
𝑑𝑄 + + 𝑑𝑄 − = (𝑑𝑥 + − 𝑑𝑥 − ) (6)
𝑉0

Diasumsikan bahwa perubahan muatan (dQ) sangat kecil sehingga tegangan V0


tetap konstan. Tegangan V(t) di Resistor R adalah hasil perubahan muatan dan diberikan
oleh

1 𝑡 1 𝑡
𝑉(𝑡) = 𝐶 ∫0 𝑑𝑄(𝑡) = ∫ (𝑑𝑄 +
𝐶 0
+ 𝑑𝑄 − ) (7)

Substitusi persamaan 6 ke persamaan 7 sehingga persamaannya menjadi


1 𝑡 𝑒𝐸
𝑉(𝑡) = ∫ ( (𝑑𝑥 +
𝐶 0 𝑉0
− 𝑑𝑥 − )) (8)

Secara umum kecepatan arus adalah fungsi dari kekeuatan penurunan medan E/p
(kekuatan medan tereduksi) dimana p = tekanan gas dalam ruangan.
Pembentukkan Pulsa dalam Pencacah Proporsional

Output-nya berupa rangkaian pulsa yang kemudian dihitung dengan menggunakan


sirkuit penghitung. Rentang waktu terbentuknya pulsa serta pergerakan pulsa tersebut
menuju sirkuit penghitung berhubungan dengan waktu-mati (dead-time) dan resolusi
detektor. Pada umumnya waktu-mati detektor proporsional sangat singkat, kurang dari
microsekon. Singkatnya, waktu-mati detektor proporsional memungkinkan bagi detektor
ini untuk dapat menghitung laju pulsa yang tinggi.

Tinggi pulsa yang dihasilkan oleh detector proporsional bergantung pada tegangan
kerja yang diberikan. Perubahan tinggi pulsa yang dihasilkan sangat sensitive terhadap
perubahan tegangan kerja, dengan kenaikan tegangan kerja sedikit saja akan berpengaruh
terhadap tinggi pulsa yang dihasilkan.

Ketika kekuatan medan listrik pada pencacah gas melebihi tegangan tertentu.
Electron yang bergerak dan menabrak dinding , energinya cukup untuk menghasilkan ion
baru. Dengan demikian electron yang berlebih akan dibebaskan sehingga menghasilkan
lebih banyak ion baru. Akibatnya dari efek ini terjadi proses penggandaan ionisasi utama.
Fenomena tersebut disebut dengan gas multiplication.

Gambar 5. Rangkaian ekuivalen elektronik


Gambar 6. Respon electrometer terhadap perubahan arus ionisasi

Untuk mencapai medan dengan intensitas tinggi diperlukan gas ganda tanpa
tegangan yang berlebih ,ruang yang beroperasi dalam mode ini adalah silinder dengan
kawat sangat tipis dan memanjang secara horizontal di pusat pencacah. Dinding pencacah
biasanya digroundkan dan tegangan positif di berikan untuk kawat pusat. Dalam geometri
ini bidang elektrostaik di ruang adalah radial dan intesitas.
𝑉0 1
𝐸(𝑟) = ln(𝑏/𝑎) (9)
𝑟

Gambar 7. (a) detector pengis gas silinder (b) arah


Selain elektron sekunder yang dihasilkan oleh tumbukan, elektron juga diproduksi oleh
dua proses lainnya:
1. Interaksi fotolistrik
2. Pemboman pada permukaan katoda oleh ion positif

F. Bentuk Pulsa dari Sebuah Pencacah Proposional


Bentuk pulsa dari pencacah proporsional dipahami sebagai satu peristiwa yang
mengarah pada pembentukan pulsa. Perhitungan sebuah silinder akan diperlihatkan,
seperti yang ditunjukkan pada gambar 7. diasumsikan bahwa peristiwa partikel yang
dihasilkan sepasang elektron-ion N pada titik tertentu dalam konter. Elektron mulai
bergerak ke arah kawat (anoda). Segera setelah elektron mencapai bidang kuat dekat
dengan kawat, elektron menghasilkan ionisasi sekunder. Karena semua ionisasi sekunder
diproduksi dalam volume kecil sekitar kawat, keluaran dari amplitudo pulsa bebas dari
posisi ionisasi utama. Elektron-elektron pada ionisasi sekunder dikumpulkan dengan
cepat oleh kawat, sebelum ion berpindah. Kontribusi ion untuk pulsa diabaikan karena
Ion cross hanya sebagian kecil dari potensi perbedaan dalam perjalanan ion ke anoda.
Pulsa yang dikembangkan di kawat adalah hampir seluruhnya karena untuk gerak ion-
ion itu. Karena ion-ion itu bergerak ke arah katoda, pulsa tegangan pada kawat mulai naik
cepat pada awalnya, ketika ion-ion itu menyeberang wilayah listrik intens bidang, dan
lebih lambat kemudian, ketika pindah ke wilayah bidang intensitas rendah. Pulsa
tegangan sebagai fungsi dari waktu yang diberikan oleh (Kowalski).

Q  b2 t 
V (t )  ln 1   (10)
2C ln b a   a 2 t ion 
dimana Q diberikan oleh persamaan 10
C = kapasitansi counter
tion = waktu yang dibutuhkan ion-ion untuk mencapai katoda
Persamaan untuk tion adalah (Kowalski)
P ln b a  2
t ion 
2V0  ion
 b  r2 
(11)
dimana :
P = tekanan gas
pion = ion mobilitas di bidang countert
r = titik dimana ion diproduksi
Mobilitas ion adalah konstan perbandingan antara drift kecepatan dan pengurangan plat
dengan demikian w   p  E P  .

Pulsa V(t) ditunjukkan oleh garis 8 gambar. pulsa meningkat dengan cepat dan mencapai
setengah dari maksimum yang waktu dari microseconds. Kemudian turun dan naik pada
tingkat yang jauh lebih lambat, hingga milidetik kemudian mencapai nya nilai akhir, T/C.
Pulsa gambar 8 berasal di bawah asumsi bahwa semua ion diproduksi pada titik yang
sama. Pada kenyataannya, ion-ion itu diproduksi sepanjang melacak partikel insiden. Ini
memodifikasi bentuk pulsa selama yang awal naik, tetapi itu hampir tidak terpengaruh
selama periode berikutnya. Pulsa gambar 8 ini terlalu lama, bahkan untuk tingkat
menghitung sederhana. Seperti dalam kasus kamar ionisasi, pulsa “chopped off” beberapa
waktu nyaman dengan bantuan dari sirkuit pembeda (Bab 10). Hasil pulsa akan
ditunjukkan oleh garis putus-putus dalam gambar 8.

Gambar 8. Pulsa tegangan yang dihasilkan oleh ruang ionisasi

G. Kegunaan Dalam Pendeteksian Radiasi


Kegunaan ruang ionisasi dalam pendektesian radiasi yaitu sebagai penghitung
partikel alfa yang datang. Selain itu bisa digunakan sebagai:
1. Pendeteksi Panas ( Heat Detector )
Pendeteksi panas merupakan jenis pendeteksi kebakaran otomatis yang paling
tua. Prinsip dasarnya, jika temperatur di sekitar pendeteksi naik lebih tinggi diatas
nilai ambang batas yang telah ditetapkan, maka kemudian akan memicu alarm.
Pendeteksi panas sangat baik diletakkan pada ruangan ketel uap (boiler room),
ruangan generator, garasi, dapur, dan daerah-daerah berdebu.

2. Pendeteksi Asap ( Smoke Detector )


Asap adalah keseluruhan partikel yang melayang-layang baik kelihatan
maupun tidak kelihatan hasil dari suatu pembakaran. Dikarenakan asap bersifat naik
ke atas, umumnya pendeteksi asap dipasang di langit-langit, atau di dinding dekat
langit- langit. Untuk mempertinggi tingkat kemungkinan membangunkan penghuni
yang sedang tidur, biasanya pendeteksi asap dipasang di dekat karnar tidur. Idealnya
di ruang terbuka, atau paling baik di dalam kamar tidur itu sendiri.
Pendeteksi asap secara umum jauh lebih cepat mendeteksi kebakaran dari pada
pendeteksi panas. Jangan memasang pendeteksi asap didaerah yang memicu alarm yang
tidak diinginkan misalnya didapur dimana orang memasak, memanggang, membakar dan
lain-lain yang dapat mengeluarkan asap.

H. Jenis Radiasi yang dapat Dicacah oleh Ruang Ionisasi dan Pencacah Proporsional
1. Jenis Radiasi yang dapat Dicacah oleh Ruang Ionisasi
Jenis radiasi yang dapat dideteksi oleh pencacah ini adalah adalah jenis radiasi
partikel alfa, karena partikel alfa mempunyai jarak tempuh pendek, daya ionisasi
partikel alfa sangat besar dibandingkan dengan partikel beta atau sinar gamma.
Tiap partikel alfa yang masuk ke dalam ruang akan menyebabkan ionisasi dan
menimbulkan pulsa yang dapat dicatat. Tetapi, karena ionisasi spesifik partikel beta itu
kecil, pulsa yang dihasilkan bisanya sangat lemah dan tidak dapat dicatat. Bagi
partikel alfa pulsa yang dihasilkan cukup kuat untuk dibesarkan, hingga dapat diukur.

2. Jenis Radiasi yang dapat Dicacah oleh Pencacah Proporsional


Pencacah proporsional ini dapat mendeteksi radiasi sinar alfa, beta, sinar gamma
dan neutron.

Anda mungkin juga menyukai