ENERGI AIR
OLEH:
HANIFAH HUTAMI/15034062
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2018
BAB I
PENDAHULUAN
Energi yang sering kita pakai sehari-hari semakin lama semakin berkurang
atau menipis. Karena banyaknya pemakaian yang tidak terkontrol sehingga
menimbulkan kelangkaan atau bahkan habis sama sekali. Untuk itu sekarang perlu
dipikirkan adanya energi alternative untuk pengganti dari energi yang biasanya
sering dipakai .
Energi alternatif adalah istilah yang merujuk kepada semua energi yang
dapat digunakan yang bertujuan untuk menggantikan bahan bakar konvensional
tanpa akibat yang tidak diharapkan dari hal tersebut. Umumnya, istilah ini
digunakan untuk mengurangi penggunaan bahan bakar hidrokarbon yang
mengakibatkan kerusakan lingkungan akibat emisi karbon dioksida yang tinggi,
yang berkontribusi besar terhadap pemanasan global berdasarkan
Intergovernmental Panel on Climate Change. Selama beberapa tahun, apa yang
sebenarnya dimaksud sebagai energi alternatif telah berubah akibat banyaknya
pilihan energi yang bisa dipilih yang tujuan yang berbeda dalam penggunaannya.
Tenaga air pada dasarnya adalah sebuah kekuatan yang berasal dari energi
air yang mengalir. Hal pertama yang perlu diketahui adalah tenaga air merupakan
sumber energi bersih yang terbarukan dan tidak mencemari planet kita dengan
emisi CO2 yang berbahaya, tidak seperti pembakaran pada bahan bakar fosil.
Meskipun tenaga air tidak menimbulkan polusi udara dan tidak berkontribusi pada
masalah perubahan iklim seperti pada bahan bakar fosil, tenaga air tidak
sepenuhnya merupakan sumber energi ramah lingkungan.
Energi air adalah energi yang telah dimanfaatkan secara luas di Indonesia
yang dalam skala besar telah digunakan sebagai pembangkit listrik. Beberapa
perusahaan di bidang pertanian bahkan juga memiliki pembangkit listrik sendiri
yang bersumber dari energi air. Di masa mendatang untuk pembangunan pedesaan
termasuk industri kecil yang jauh dari jaringan listrik nasional, energi yang
dibangkitkan melalui sistem mikrohidro diperkirakan akan tumbuh secara pesat.
I.3 Tujuan
I.4 Manfaat
PEMBAHASAN
Air merupakan sumber energi yang murah dan relatif mudah didapat,
karena pada air tersimpan energi potensial (pada air jatuh) dan energi kinetik
(pada air mengalir). Tenaga air (Hydropower) adalah energi yang diperoleh dari
air yang mengalir. Energi yang dimiliki air dapat dimanfaatkan dan digunakan
dalam wujud energi mekanis maupun energi listrik. Pemanfaatan energi air
banyak dilakukan dengan menggunakan kincir air atau turbin air yang
memanfaatkan adanya suatu air terjun atau aliran air di sungai. Besarnya tenaga
air yang tersedia dari suatu sumber air bergantung pada besarnya head dan debit
air. Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O: satu molekul air
memiliki dua atom hidrogen kovalen terikat pada atom oksigen tunggal. Air
muncul di alam dalan semua tiga negara umum dari materi dan dapat mengambil
berbagai bentuk di bumi seperti uap air dan awan di langit, air laut dan gunung es
dilautan kutub, gletser dan sungai-sungai di pegunungan, dan cairan pada akuifer.
Pada suhu dan tekana yang tinggi, seperti di pedalaman planet raksasa, ia
berpendapat bahwa air ada air inonik dimana molekul terurai menjadi sub ion
hidrogen dan oksigen, dan pada tekanan bahkan lebih tinggi sebagai air superionik
dimana oksigen mngkristal tetapi ion hidrogen mengapung dengan bebas dalam
kisi oksigen.
a. Air Terjun
Pada dasarnya ada 3 faktor utama dalam penentuan pemakaian suatu
potensi sumber tenaga air untuk pembangkit tenaga listrik, yaitu :
Perlu kita ketahui bahwa potensi energi air terjun adalah memanfaatkan
energi dari ketinggian atau potensial yang selanjutnya dikonversi menjadi energi
kinetik untuk menggerakkan sirip dan memutar turbin selanjutnya dirubah
menjadi energi listrik. Menurut perkiraan, potensi tenaga air yang dapat diperoleh
secara teoritis adalah 48,23.1012 Kwh setahun atau 11,011 GW, bila
diperhitungkan faktor kapasitas besar 50 %. Dari jumlah ini, potensi secara teknis
dapat dikembangkan diperkirakan sebanyak 19,39.1012 Kwh atau 4,426 GW.
Pemanfaatan sumber air yang belum optimal sesuai dengan teoritis karena
disebabkan kondisi geografis antara sumber energi air dengan pusat pembangkit
serta transmisi yang menghubungkan antara pusat pembangkit listrik dengan
konsumen listrik.
Pada dasarnya, antara tenaga pasang surut dan tenaga air konvensional
terdapat kesamaan, yaitu keduanya adalah tenaga air, yang memanfaatkan grafitasi
tinggi jatuh air untuk pembangkit tenaga listrik. Perbedaan utama secara garis
besar adalah sebagai berikut:
o Pasang surut menyangkut aurs air periodik dua arah dengan dua kali
pasang dan dua kali surut tiap hari.
o Operasi di lingkungan air laut memerlukan bahan-bahan kontruksi
yang lebih tahan korosi.
o Tinggi jatuh relatih sangat kecil (maks 11 m) bila dibandingkan
dengan instalasi hidro lainya.
Berdasarkan pengalaman, energi yang dapat dimanfaatkan adalaha sekitar 8
sampai 25% dari seluruh energi teoritis yang ada, Untuk mendapatkan efisiensi
yang tinggi, sebuah instalasi pasang surut harus memasang kapasitas pembangkit
listrik yang relatif lebih besar. Di lain pihak pusat lisrik tenaga pasang surut tidak
tergantung pada perubahan musim sebagaimana halnya dengan sungai biasa.
P = b.g.T.H²/64 Π
Dimana : P = Daya
b = Berat Jenis
g = Gravitasi
T = Periode
H = tinggi ombak rata-rata
Menurut hulls deretan ombak yang terdapat disekitar pantai selandia baru,
mempunyai tinggi rata-rata 1 meter dan periode 9 sekon, mempunyai daya sebesar
4,3 KW/meter Panjang ombak.
Dalam lautan terdapat arus-arus yang kuat,dengan air laut yang berpindah
sampai sejauh 1 atau 2000 KM,dengan kecepatan dan pada ketinggian yang
berbeda-beda. Dapat terjadi bahwa pada permukaan laut, air mengalir dengan
kecepatan 1 sampai 2 KM/jam, Sedangkan 100 meter dibawahnya air mengalir
dengan kecepatan 3 sampai 4 Km/jam dengan arah yang berlainan. Gaya-gaya ini
dapat dimanfaatkan untuk membangkitkan tenaga listrik dengan mempergunakan
roda-roda air yang besar.
Pada teknologi konversi energi panas laut atau KEPL (Ocean Thermal
Energy Conversion, OTEC), siklus Rankine digunakan untuk menarik arus-
arus energi termal yang memiliki sekurang-kurangnya selisih suhu sebesar
20oC. Pada saat ini terdapat dua siklus daya alternatif yang dikembangkan,
yaitu siklus Claude terbuka dan siklus tertutup.
Siklus terbuka dengan mendidihkan air laut yang beroperasi pada
tekanan rendah, menghasilkan uap air panas yang melewati turbin
penggerak/generator. Siklus tertutup menggunakan panas permukaan laut
untuk menguapkan fluida pengerak dengan Amonia atau Freon. Uap panas
menggerakan turbin, kemudian turbin berkerja menghidupkan generator untuk
menghasilkan listrik. Prosesnya, air laut yang hangat dipompa melewati
tempat pengubah dimana fluida pemanas tekanan rendah diuapkan hingga
menjalankan turbo-generator. Air dingin dari dalam laut dipompa melewati
pengubah kedua mengubah uap menjadi cair kemudian dialiri kembali dalam
sistem.
Dalam siklus Claude terbuka, air laut digunakan sebagai medium kerja
maupun sebagai sumber energi. Air hangat yang berasal dari permukaan laut
diuapkan dalam suatu alat penguap (flash evaporator) dan menghasilkan uap
air dengan tekanan yang sangat rendah, lk 0,02 hingga 0,03 bar dan suhu
kira-kira 20oC. Uap itu memutar sebuah turbin uap yang merupakan
penggerak mula bagi generator yang menghasilkan energi listrik (Gambar 1).
Karena tekanan uap itu rendah sekali maka ukuran-ukuran turbin
menjadi sangat besar. Setelah melewati turbin, uap yang sudah dimanfaatkan
dialirkan ke sebuah kondensor yang menghasilkan air tawar. Kondensor
didinginkan oleh air laut yang berasal dari lapisan bawah permukaan laut.
Dengan demikian, metode dengan siklus Claude ini menghasilkan energi listrik
maupun air tawar. Masalah dengan metode ini adalah bahwa ukuran-ukuran
turbin menjadi sangat besar karena tekanan uap yang begitu rendah. Sebagai
contoh, sebuah modul sebesar 10 MW yang terdiri atas penguap, turbin dan
kondensor, akan memerlukan ukuran garis tengah dan panjang 100 meter.
bar dan suku lk 11oC dan kemudian di bawa ke kondensor. Pendinginan pada
kondensor mengakibatkan gas amonia itu kembali menjadi bentuk benda cair.
Potensi air sebagai sumber energi terutama digunakan sebagai penyedia energi listrik
melalui pembangkit listrik tenaga air maupun mikrohidro. Potensi tenaga air di seluruh Indonesia
diperkirakan sebesar 75684 MW. Potensi ini dapat dimanfaatkan untuk pembangkit tenaga listrik
dengan kapasitas 100 MW ke atas dengan jumlah sekitar 800.
Banyaknya sungai dan danau air tawar yang ada di Indonesia merupakan modal awal untuk
pengembangan energi air ini. Namun eksploitasi terhadap sumber energi yang satu ini juga harus
memperhatikan ekosistem lingkungan yang sudah ada.
Pemanfaatan energi air pada dasarnya adalah pemanfaatan energi potensial gravitasi.
Energi mekanik aliran air yang merupakan transformasi dari energi potensial gravitasi
dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin atau kincir. Umumnya turbin digunakan untuk
membangkitkan energi listrik sedangkan kincir untuk pemanfaatan energi mekanik secara
langsung. Pada umumnya untuk mendapatkan energi mekanik aliran air ini, perlu beda tinggi air
yang diciptakan dengan menggunakan bendungan. Akan tetapi dalam menggerakkan kincir,
aliran air pada sungai dapat dimanfaatkan ketika kecepatan alirannya memada.
Pembangkit listrik mikrohidro mengacu pada pembangkit listrik dengan skala di bawah 100
kW. Banyak daerah pedesaan di Indonesia yang dekat dengan aliran sungai yang memadai
untuk pembangkit listrik pada skala yang demikian. Diharapkan dengan memanfaatkan potensi
yang ada di desa-desa tersebut dapat memenuhi kebutuhan energinya sendiri dalam
mengantisipasi kenaikan biaya energi atau kesulitan jaringan listrik nasional untuk
menjangkaunya.
Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki begitu banyak sumber daya alam
seperti minyak bumi, gas alam, batubara serta potensi-potensi lainnya . Air merupakan salah satu
potensi terbesar yang dimiliki oleh Indonesia sebagai Pembangkit listrik selain karena ramah
lingkungan PLTA juga merupakan pemasok sekitar 70.000 MW listrik yang ada di Indonesia,
berikut beberapa contoh PLTA di Indonesia :
Hal ini membuktikan bahwa indonesia benar-benar berpotensi untuk menggunakan air
sebagai pembangkit listrik yang kedepannya nanti bisa lebih dikembangkan lagi agar tidak
terlalu bergantung ke energi fossil yang semakin hari semakin menipis.
PLTA adalah salah satu pembangkit yang memanfaatkan aliran air untuk diubah menjadi
energi listrik. Energi listrik yang dibangkitkan ini biasa disebut sebagai hidroelektrik.
Pembangkit listrik ini bekerja dengan cara merubah energi air yang mengalir (dari bendungan
atau air terjun) menjadi energi mekanik (dengan bantuan turbin air) dan dari energi mekanik
menjadi energi listrik (dengan bantuan generator).
Komponen PLTA yang paling konvensional mempunyai empat komponen utama sebagai
berikut :
1. Bendungan, berfungsi menaikkan permukaan air sungai untuk menciptakan tinggi jatuh
air. Selain menyimpan air, bendungan juga dibangun dengan tujuan untuk menyimpan
energi.
2. Turbine, gaya jatuh air yang mendorong baling-baling menyebabkan turbin berputar.
Turbin air kebanyakan seperti kincir angin, dengan menggantikan fungsi dorong angin
untuk memutar baling-baling digantikan air untuk memutar turbin. Selanjutnya turbin
merubah energi kenetik yang disebabkan gaya jatuh air menjadi energi mekanik.
3. Generator, dihubungkan dengan turbin melalui gigi-gigi putar sehingga ketika baling-
baling turbin berputar maka generator juga ikut berputar. Generator selanjutnya merubah
energi mekanik dari turbin menjadi energi elektrik. Generator di PLTA bekerja seperti
halnya generator pembangkit listrik lainnya.
4. Jalur Transmisi, berfungsi menyalurkan energi listrik dari PLTA menuju rumah-rumah
dan pusat industri.
Keterangan :
1. Waduk = tempat nampung air sungai
2. Main Gate = pintu air utama
3. Bendungan = penahan laju sungai
4. Penstock = pipa yang nyalurin air dr waduk ke pembangkit
5. Katup Utama = katup buka/tutup
6. Turbin = yang digerakan sama air
7. Generator = pengubah E mekanik jadi E listrik
8. Draftube = penampung air sebelum dibuang
9. Tailrace = pembuangan air
10. Transformator = pengubah listrik
11. Switchyard = pengatur listrik
12. Kabel Transmisi = distributor listrik
13. Spillways = air waduk klo lebih kluar lewat sinis
Besarnya listrik yang dihasilkan PLTA tergantung dua factor sebagai berikut :
1. Berapa besar air yang jatuh. Semakin tinggi air jatuh, maka semakin besar tenaga yang
dihasilkan. Biasanya, tinggi air jatuh tergantung tinggi dari suatu bendungan. Semakin
tinggi suatu bendungan, semakin tinggi air jatuh maka semakin besar tenaga yang
dihasilkan. Ilmuwan mengatakan bahwa tinggi jatuh air berbanding lurus dengan jarak
jatuh. Dengan kata lain, air jatuh dengan jarak dua satuan maka akan menghasilkan dua
satuan energi lebih banyak.
2. Jumlah air yang jatuh. Semakin banyak air yang jatuh menyebabkan turbin akan
menghasilkan tenaga yang lebih banyak. Jumlah air yang tersedia tergantung kepada
jumlah air yang mengalir di sungai. Semakin besar sungai akan mempunyai aliran yang
lebih besar dan dapat menghasilkan energi yang banyak. Tenaga juga berbanding lurus
dengan aliran sungai. Dua kali sungai lebih besar dalam mengalirkan air akan
menghasilkan dua kali lebih banyak energi.
Secara umum cara kerja PLTA adalah dengan memanfaatkan energi dari aliran air dalam
jumlah debit tertentu dari sumber air (sungai, danau, atau waduk) melalui intake, kemudian
dengan menggunakan pipa pembawa (headrace) air diarahkan menuju turbin. Beberapa PLTA
biasanya menggunakan pipa pesat (penstock) sebelum dialirkan menuju turbin/kincir air, dengan
tujuan meningkatkan energi dalam air dengan memanfaatkan gravitasi dan mempertahankan
tekanan air jatuh.
Pembangkit listrik mikrohidro adalah suatu pembangkit yang dapat menghasilkan energi
listrik sampai dengan 100 KW sedangkan untuk pembangkit listrik yang dapat menghasilkan
energi listrik sebesar 100 KW – 5 MW didefinisikan sebagai pembangkit listrik. Secara teknis,
mikrohidro mempunyai tiga komponen utama yaitu air sumber energi, turbin dan generator.
Air yang mengalir dengan kapasitas tertentu disalurkan dengan ketinggian tertentu
melalui pipa pesat menuju rumah instalasi (powerhouse). Di rumah instalasi, air tersebut akan
menumbuk turbin sehingga akan menghasilkan energi mekanik berupa berputarnya poros turbin.
Putaran poros turbin ini akan memutar generator sehingga dihasilkan energi listrik. Secara
skematis ditunjukkan pada gambar 2.1. berikut ini :
Cara kerja PLTMH sebagai berikut, Aliran sungai dibendung agar mendapatkan debit
air ( Q) dan tinggi jatuh air (H), kemudian air yang dihasilkan disalurkan melalui saluran
penghantar air menuju kolam penenang, Kolam penenang dihubungkan dengan pipa pesat, dan
pada bagian paling bawah di pasang turbin air. Pada turbin air akan berputar setelah mendapat
tekanan air (P) dan perputaran turbin dimanfaatkan untuk memutar generator, Setelah mendapat
putaran yang constan maka generator akan menghasilkan tegangan listrik, yang dikirim
kekonsumen melalui saluran kabel distribusi ( JTM atau JTR).
Manfaat penerapan PLTMH di Indonesia adalah sebagai berikut :
Meningkatkan Kualitas hidup masyarakat
Memberikan penerangan (lampu), dengang kualitas lebih baik, sehingga jam
belajar dan beraktifitas lebih panjang
Membukakan akses pada informasi (radio, Televisi, internet)
Memberikan akses pada sumber air minum dan pertanian
Menciptakan bisnis baru didesa (jadi distributor/service center yang mampu
dilakukan oleh Koperasi
Menciptakan lapangan kerja di desa (penjualan dan service center memerlukan
banyak tenaga lokal)
Menciptakan Tenaga Teknisi di desa
Mengatur tata lahan air, untuk irigasi pertanian.
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dipaparkan dapat disimpulkan bahwa Air merupakan sumber
energi yang luas yang bisa digunakan, ada beberapa pembangkit listrik yang bisa kita gunakan
diantaranya :
3.2 Saran
Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari ada banyak kekurangan. Untuk itu
saran dan bimbingan sangat diperlukan untuk menyempurnakan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
http://4bri.blogspot.com/2011/11cara-kerja-pembangkit-listrik-tenaga.html#ixzz2TBJzkFqd
http://iskandardotmansyur.blogspot.com/2011/04/pltmh.html
http://www.usu.ac.id/id/files/pidato/ppgb/2008/ppgb_2008_farel_napitulupu.pdf
http://www.alpensteel.com/article/66-105-energi-sungai-plta--waduk--bendungan/4164--sembilan-
plta-di-sumatera-bagian-selatan-dan-tengah.html