Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH FISIKA ENERGI

ENERGI AIR

OLEH:

ALIA HANAFIA FADLI/15034018

ONNY GUSTIRA /15034012

HANIFAH HUTAMI/15034062

DOSEN PEMBIMBING : RAMLI, M.Si

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2018
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Energi yang sering kita pakai sehari-hari semakin lama semakin berkurang
atau menipis. Karena banyaknya pemakaian yang tidak terkontrol sehingga
menimbulkan kelangkaan atau bahkan habis sama sekali. Untuk itu sekarang perlu
dipikirkan adanya energi alternative untuk pengganti dari energi yang biasanya
sering dipakai .

Energi alternatif adalah istilah yang merujuk kepada semua energi yang
dapat digunakan yang bertujuan untuk menggantikan bahan bakar konvensional
tanpa akibat yang tidak diharapkan dari hal tersebut. Umumnya, istilah ini
digunakan untuk mengurangi penggunaan bahan bakar hidrokarbon yang
mengakibatkan kerusakan lingkungan akibat emisi karbon dioksida yang tinggi,
yang berkontribusi besar terhadap pemanasan global berdasarkan
Intergovernmental Panel on Climate Change. Selama beberapa tahun, apa yang
sebenarnya dimaksud sebagai energi alternatif telah berubah akibat banyaknya
pilihan energi yang bisa dipilih yang tujuan yang berbeda dalam penggunaannya.

Istilah "alternatif" merujuk kepada suatu teknologi selain teknologi yang


digunakan pada bahan bakar fosil untuk menghasilkan energi. Teknologi alternatif
yang digunakan untuk menghasilkan energi dengan mengatasi masalah dan tidak
menghasilkan masalah seperti penggunaan bahan bakar fosil.

Tenaga air pada dasarnya adalah sebuah kekuatan yang berasal dari energi
air yang mengalir. Hal pertama yang perlu diketahui adalah tenaga air merupakan
sumber energi bersih yang terbarukan dan tidak mencemari planet kita dengan
emisi CO2 yang berbahaya, tidak seperti pembakaran pada bahan bakar fosil.
Meskipun tenaga air tidak menimbulkan polusi udara dan tidak berkontribusi pada
masalah perubahan iklim seperti pada bahan bakar fosil, tenaga air tidak
sepenuhnya merupakan sumber energi ramah lingkungan.
Energi air adalah energi yang telah dimanfaatkan secara luas di Indonesia
yang dalam skala besar telah digunakan sebagai pembangkit listrik. Beberapa
perusahaan di bidang pertanian bahkan juga memiliki pembangkit listrik sendiri
yang bersumber dari energi air. Di masa mendatang untuk pembangunan pedesaan
termasuk industri kecil yang jauh dari jaringan listrik nasional, energi yang
dibangkitkan melalui sistem mikrohidro diperkirakan akan tumbuh secara pesat.

I.2 Rumusan Masalah

Pada penulisan makalah ini perumusan masalah antara lain :

1. Berasal dari manakan sumber-sumber energi air ?


2. Bagaimana pemanfaatan energi air ?
3. Bagaimana potensi PLTA dan Mikrohidro di Indonesia ?
4. Apa sajakah kekurangan dan kelebihan dari energi air di Indonesia ?

I.3 Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah

1. Untuk mengetahui sumber-sumber energi air


2. Memberikan informasi potensi energi air di Indonesia
3. Mengetahui pemanfaatan energi air serta kekurangan dan kelebihan energi
air serta potensi energi air di Indonesia

I.4 Manfaat

Dari pembuatan makalah ini diharapkan dapat berguna bagi proses


pembelajaran mengenai energi konvensional dan energi non konvensional
terutama mengenai Energi Air yang menjadi fokus pada pemabahasan di makalah
ini.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Air

Air merupakan sumber energi yang murah dan relatif mudah didapat,
karena pada air tersimpan energi potensial (pada air jatuh) dan energi kinetik
(pada air mengalir). Tenaga air (Hydropower) adalah energi yang diperoleh dari
air yang mengalir. Energi yang dimiliki air dapat dimanfaatkan dan digunakan
dalam wujud energi mekanis maupun energi listrik. Pemanfaatan energi air
banyak dilakukan dengan menggunakan kincir air atau turbin air yang
memanfaatkan adanya suatu air terjun atau aliran air di sungai. Besarnya tenaga
air yang tersedia dari suatu sumber air bergantung pada besarnya head dan debit
air. Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O: satu molekul air
memiliki dua atom hidrogen kovalen terikat pada atom oksigen tunggal. Air
muncul di alam dalan semua tiga negara umum dari materi dan dapat mengambil
berbagai bentuk di bumi seperti uap air dan awan di langit, air laut dan gunung es
dilautan kutub, gletser dan sungai-sungai di pegunungan, dan cairan pada akuifer.
Pada suhu dan tekana yang tinggi, seperti di pedalaman planet raksasa, ia
berpendapat bahwa air ada air inonik dimana molekul terurai menjadi sub ion
hidrogen dan oksigen, dan pada tekanan bahkan lebih tinggi sebagai air superionik
dimana oksigen mngkristal tetapi ion hidrogen mengapung dengan bebas dalam
kisi oksigen.

2.2 Sumber-sumber energi air

2.2.1 Energi Kandungan Mekanis Air

a. Air Terjun
Pada dasarnya ada 3 faktor utama dalam penentuan pemakaian suatu
potensi sumber tenaga air untuk pembangkit tenaga listrik, yaitu :

 Jumlah air yang tersedia


 Tinggi terjun yang bisa dimanfaatkan
 Jarak Lokasi

Perlu kita ketahui bahwa potensi energi air terjun adalah memanfaatkan
energi dari ketinggian atau potensial yang selanjutnya dikonversi menjadi energi
kinetik untuk menggerakkan sirip dan memutar turbin selanjutnya dirubah
menjadi energi listrik. Menurut perkiraan, potensi tenaga air yang dapat diperoleh
secara teoritis adalah 48,23.1012 Kwh setahun atau 11,011 GW, bila
diperhitungkan faktor kapasitas besar 50 %. Dari jumlah ini, potensi secara teknis
dapat dikembangkan diperkirakan sebanyak 19,39.1012 Kwh atau 4,426 GW.
Pemanfaatan sumber air yang belum optimal sesuai dengan teoritis karena
disebabkan kondisi geografis antara sumber energi air dengan pusat pembangkit
serta transmisi yang menghubungkan antara pusat pembangkit listrik dengan
konsumen listrik.

b. Energi Pasang Surut

Pada dasarnya, antara tenaga pasang surut dan tenaga air konvensional
terdapat kesamaan, yaitu keduanya adalah tenaga air, yang memanfaatkan grafitasi
tinggi jatuh air untuk pembangkit tenaga listrik. Perbedaan utama secara garis
besar adalah sebagai berikut:

o Pasang surut menyangkut aurs air periodik dua arah dengan dua kali
pasang dan dua kali surut tiap hari.
o Operasi di lingkungan air laut memerlukan bahan-bahan kontruksi
yang lebih tahan korosi.
o Tinggi jatuh relatih sangat kecil (maks 11 m) bila dibandingkan
dengan instalasi hidro lainya.
Berdasarkan pengalaman, energi yang dapat dimanfaatkan adalaha sekitar 8
sampai 25% dari seluruh energi teoritis yang ada, Untuk mendapatkan efisiensi
yang tinggi, sebuah instalasi pasang surut harus memasang kapasitas pembangkit
listrik yang relatif lebih besar. Di lain pihak pusat lisrik tenaga pasang surut tidak
tergantung pada perubahan musim sebagaimana halnya dengan sungai biasa.

c. Energi Ombak dan Arus

Hulls merumuskan daya yang terkandung dalam ombak mempunyai


bentuk sebagai berikut :

P = b.g.T.H²/64 Π
Dimana : P = Daya
b = Berat Jenis
g = Gravitasi
T = Periode
H = tinggi ombak rata-rata

Menurut hulls deretan ombak yang terdapat disekitar pantai selandia baru,
mempunyai tinggi rata-rata 1 meter dan periode 9 sekon, mempunyai daya sebesar
4,3 KW/meter Panjang ombak.

Melalui sistem transmisi, secara hidrolik atau melalui roda gigi,gerakan


seputar engsel dapat menjalankan suatu generator yang membangkitkan tenaga
listrik.Menurut penelitian para ahli,suatu deretan rakit sepanjang 1000 Km akan
dapat membangkitkan tenaga listrik yang setara dengan 25000 MW. Bentuk
desain lain, berdasarkan pengalaman para pelaut, bahwa bila ada sebuah pulau
kecil ditengah laut, bahwa ombak-ombak itu bila mendekati pulau tersebut akan
memutar mengelilingi pulau itu. Dalam desain ini Wirt dan Morrow membuat atol
bendungan berupa sebuah bangunan bahwa air berbentuk kuba, bergaris tengah
lebih kurang 80 meter,yang dapat memnfaatkan efek sebuah atol.
Gelombang laut akan memecah diatas kuba, membentuk spiral alamiah
dan mendorong serta menggerakan suatu deretan daun suduh baling-baling
ditengah bangunan itu, yang ada gilirannya menjalankan sebuah generator.

Dalam lautan terdapat arus-arus yang kuat,dengan air laut yang berpindah
sampai sejauh 1 atau 2000 KM,dengan kecepatan dan pada ketinggian yang
berbeda-beda. Dapat terjadi bahwa pada permukaan laut, air mengalir dengan
kecepatan 1 sampai 2 KM/jam, Sedangkan 100 meter dibawahnya air mengalir
dengan kecepatan 3 sampai 4 Km/jam dengan arah yang berlainan. Gaya-gaya ini
dapat dimanfaatkan untuk membangkitkan tenaga listrik dengan mempergunakan
roda-roda air yang besar.

Energi gelombang laut/ombak laut adalah energi yang dihasilkan dari


pergerakan gelombang laut menuju daratan dan sebaliknya. Pada dasarnya
pergerakan laut yang menghasilkan gelombang laut terjadi akibat dorongan
pergerakan angin. Angin timbul akibat perbedaan tekanan pada 2 titik yang
diakibatkan oleh respons pemanasan udara oleh matahari yang berbeda di kedua
titik tersebut. Mengingat sifat tersebut maka energi gelombang laut dapat
dikategorikan sebagai energi terbarukan.Gelombang laut secara ideal dapat
dipandang berbentuk gelombang yang memiliki ketinggian puncak maksimum
dan lembah minimum.

Gambar 3. Prinsip kerja pembangkit listrik tenaga ombak

Pada selang waktu tertentu, ketinggian puncak yang dicapai serangkaian


gelombang laut berbeda-beda, bahkan ketinggian puncak ini berbeda-beda untuk
lokasi yang sama jika diukur pada hari yang berbeda. Meskipun demikian secara
statistik dapat ditentukan ketinggian signifikan gelombang laut pada satu titik
lokasi tertentu.Bila waktu yang diperlukan untuk terjadi sebuah gelombang laut
dihitung dari data jumlah gelombang laut yang teramati pada sebuah selang
tertentu, maka dapat diketahui potensi energi gelombang laut di titik lokasi
tersebut. Potensi energi gelombang laut pada satu titik pengamatan dalam satuan
kw per meter berbanding lurus dengan setengah dari kuadrat ketinggian signifikan
dikali waktu yang diperlukan untuk terjadi sebuah gelombang laut. Berdasarkan
perhitungan ini dapat diprediksikan berbagai potensi energi dari gelombang laut di
berbagai tempat di dunia. Dari data tersebut, diketahui bahwa pantai barat Pulau
Sumatera bagian selatan dan pantai selatan Pulau Jawa bagian barat berpotensi
memiliki energi gelombang laut sekitar 40 kw/m.

Pada dasarnya prinsip kerja teknologi yang mengkonversi energi


gelombang laut menjadi energi listrik adalah mengakumulasi energi gelombang
laut untuk memutar turbin generator. Karena itu sangat penting memilih lokasi
yang secara topografi memungkinkan akumulasi energi. Meskipun penelitian
untuk mendapatkan teknologi yang optimal dalam mengkonversi energi
gelombang laut masih terus dilakukan, saat ini, ada beberapa alternatif teknologi
yang dapat dipilih.

Alternatif teknologi yang diprediksikan tepat dikembangkan di pesisir


pantai selatan Pulau Jawa adalah Teknologi Tapered Channel (Tapchan).
Prinsip teknologi ini cukup sederhana, gelombang laut yang datang disalurkan
memasuki sebuah saluran runcing yang berujung pada sebuah bak penampung
yang diletakkan pada sebuah ketinggian tertentu (lihat gambar a). Air laut yang
berada dalam bak penampung dikembalikan ke laut melalui saluran yang
terhubung dengan turbin generator penghasil energi listrik. Adanya bak
penampung memungkinkan aliran air penggerak turbin dapat beroperasi terus
menerus dengan kondisi gelombang laut yang berubah-ubah. Teknologi ini tetap
memerlukan bantuan mekanisme pasang surut dan pilihan topografi garis pantai
yang tepat. Teknologi ini telah dikembangkan sejak tahun 1985.
Alternatif teknologi pembangkit tenaga gelombang laut yang lebih banyak
dikembangkan adalah teknik osilasi kolom air (the oscillating water column).
Teknologi ini telah dikembangkan BPPT dengan didirikannya sebuah Pembangkit
Listrik Bertenaga Ombak (PLTO) di Yogyakarta, yaitu model Oscillating Water
Column. Kolom air yang berosilasi (Oscillating Water Column). Alat ini
membangkitkan listrik dari naik turunnya air akibat gelombang dalam sebuah pipa
silindris yang berlubang. Naik turunnya kolom air ini akan mengakibatkan keluar
masuknya udara di lubang bagian atas pipa dan menggerakkan turbin.

Tujuan didirikannya PLTO ini adalah untuk memberikan model sumber


energi alternatif yang ketersediaan sumbernya cukup melimpah di wilayah
perairan pantai Indonesia. Model ini menunjukan tingkat efisiensi energi yang
dihasilkan dan parameter-parameter minimal hiroosenografi yang layak, baik itu
secara teknis maupun ekonomis untuk melakukan konversi energi.

Gambar 4. Prinsip kerja PLTO


Dalam PLTO ini proses masuk dan keluarnya aliran ombak pada suatu
ruangan tertentu (khusus) dapat menyebabkan terdorongnya udara keluar dan
masuk melalui sebuah saluran di atas ruang khusus tersebut. Apabila diletakkan
sebuah turbin di ujung saluran tersebut, maka aliran udara yang keluar masuk akan
memutar turbin yang menggerakkan generator. Kelemahan dari model ini adalah
aliran keluar masuk udara dapat menimbulkan kebisingan, akan tetapi karena
aliran ombak sudah cukup bising umumnya ini tidak menjadi masalah besar.

2.2.2 Energi Air Kandungan Termis

3.2.2.1 Konversi Energi Panas Laut

Pada teknologi konversi energi panas laut atau KEPL (Ocean Thermal
Energy Conversion, OTEC), siklus Rankine digunakan untuk menarik arus-
arus energi termal yang memiliki sekurang-kurangnya selisih suhu sebesar

20oC. Pada saat ini terdapat dua siklus daya alternatif yang dikembangkan,
yaitu siklus Claude terbuka dan siklus tertutup.
Siklus terbuka dengan mendidihkan air laut yang beroperasi pada
tekanan rendah, menghasilkan uap air panas yang melewati turbin
penggerak/generator. Siklus tertutup menggunakan panas permukaan laut
untuk menguapkan fluida pengerak dengan Amonia atau Freon. Uap panas
menggerakan turbin, kemudian turbin berkerja menghidupkan generator untuk
menghasilkan listrik. Prosesnya, air laut yang hangat dipompa melewati
tempat pengubah dimana fluida pemanas tekanan rendah diuapkan hingga
menjalankan turbo-generator. Air dingin dari dalam laut dipompa melewati
pengubah kedua mengubah uap menjadi cair kemudian dialiri kembali dalam
sistem.
Dalam siklus Claude terbuka, air laut digunakan sebagai medium kerja
maupun sebagai sumber energi. Air hangat yang berasal dari permukaan laut
diuapkan dalam suatu alat penguap (flash evaporator) dan menghasilkan uap
air dengan tekanan yang sangat rendah, lk 0,02 hingga 0,03 bar dan suhu

kira-kira 20oC. Uap itu memutar sebuah turbin uap yang merupakan
penggerak mula bagi generator yang menghasilkan energi listrik (Gambar 1).
Karena tekanan uap itu rendah sekali maka ukuran-ukuran turbin
menjadi sangat besar. Setelah melewati turbin, uap yang sudah dimanfaatkan
dialirkan ke sebuah kondensor yang menghasilkan air tawar. Kondensor
didinginkan oleh air laut yang berasal dari lapisan bawah permukaan laut.
Dengan demikian, metode dengan siklus Claude ini menghasilkan energi listrik
maupun air tawar. Masalah dengan metode ini adalah bahwa ukuran-ukuran
turbin menjadi sangat besar karena tekanan uap yang begitu rendah. Sebagai
contoh, sebuah modul sebesar 10 MW yang terdiri atas penguap, turbin dan
kondensor, akan memerlukan ukuran garis tengah dan panjang 100 meter.

Gambar 1.Skema Prinsip Konversi Energi Panas Laut


(Siklus Terbuka)
Dalam kaitan ini maka metode kedua, yaitu dengan siklus tertutup,
merupakan pilihan yang pada saat ini lebih disukai dan digunakan banyak
proyek percobaan. Seperti yang terlihat pada gambar 2, air permukaan yang
hangat dipompa ke sebuah penukar panas atau evaporator, dimana energi
panas dilepaskan kepada suatu medium kerja, misalnya amonia. Amonia cair
itu akan berubah menjadi gas dengan tekanan kira-kira 8,7 bar dan suhu lk

21oC. Turbin berputar menggerakkkan generator listrik yang menghasilkan


energi listrik. Gas amonia akan meninggalkan turbin pada tekanan kira-kira 5,1

bar dan suku lk 11oC dan kemudian di bawa ke kondensor. Pendinginan pada
kondensor mengakibatkan gas amonia itu kembali menjadi bentuk benda cair.

Gambar 2.Skema Prinsip Konversi Energi Panas Laut (Siklus


Tertutup
Gambar 3. PLT-PL Di
Pantai dan Di Laut
2.3 Potensi dan Pemanfaatan Energi Air di Indonesia

Potensi air sebagai sumber energi terutama digunakan sebagai penyedia energi listrik
melalui pembangkit listrik tenaga air maupun mikrohidro. Potensi tenaga air di seluruh Indonesia
diperkirakan sebesar 75684 MW. Potensi ini dapat dimanfaatkan untuk pembangkit tenaga listrik
dengan kapasitas 100 MW ke atas dengan jumlah sekitar 800.
Banyaknya sungai dan danau air tawar yang ada di Indonesia merupakan modal awal untuk
pengembangan energi air ini. Namun eksploitasi terhadap sumber energi yang satu ini juga harus
memperhatikan ekosistem lingkungan yang sudah ada.
Pemanfaatan energi air pada dasarnya adalah pemanfaatan energi potensial gravitasi.
Energi mekanik aliran air yang merupakan transformasi dari energi potensial gravitasi
dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin atau kincir. Umumnya turbin digunakan untuk
membangkitkan energi listrik sedangkan kincir untuk pemanfaatan energi mekanik secara
langsung. Pada umumnya untuk mendapatkan energi mekanik aliran air ini, perlu beda tinggi air
yang diciptakan dengan menggunakan bendungan. Akan tetapi dalam menggerakkan kincir,
aliran air pada sungai dapat dimanfaatkan ketika kecepatan alirannya memada.
Pembangkit listrik mikrohidro mengacu pada pembangkit listrik dengan skala di bawah 100
kW. Banyak daerah pedesaan di Indonesia yang dekat dengan aliran sungai yang memadai
untuk pembangkit listrik pada skala yang demikian. Diharapkan dengan memanfaatkan potensi
yang ada di desa-desa tersebut dapat memenuhi kebutuhan energinya sendiri dalam
mengantisipasi kenaikan biaya energi atau kesulitan jaringan listrik nasional untuk
menjangkaunya.
Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki begitu banyak sumber daya alam
seperti minyak bumi, gas alam, batubara serta potensi-potensi lainnya . Air merupakan salah satu
potensi terbesar yang dimiliki oleh Indonesia sebagai Pembangkit listrik selain karena ramah
lingkungan PLTA juga merupakan pemasok sekitar 70.000 MW listrik yang ada di Indonesia,
berikut beberapa contoh PLTA di Indonesia :

1. Pembangkit Listrik Tenaga Air PLTA Angkup Terdapat di Provinsi DI Aceh


2. Pembangkit Listrik Tenaga Air PLTA Cibadak Terdapat di Provinsi Jawa Barat
3. Pembangkit Listrik Tenaga Air PLTA Saguling Terdapat di Provinsi Jawa barat
4. Pembangkit Listrik Tenaga Air PLTA Selorejo Terdapat di Provinsi Jawa Timur
5. Pembangkit Listrik Tenaga Air PLTA Sempor Terdapat di Provinsi Jawa Tengah
6. Pembangkit Listrik Tenaga Air PLTA Sentani Terdapat di Provinsi Papua
7. Pembangkit Listrik Tenaga Air PLTA Tes Terdapat di Provinsi Bengkulu

Hal ini membuktikan bahwa indonesia benar-benar berpotensi untuk menggunakan air
sebagai pembangkit listrik yang kedepannya nanti bisa lebih dikembangkan lagi agar tidak
terlalu bergantung ke energi fossil yang semakin hari semakin menipis.

2.4 Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)

PLTA adalah salah satu pembangkit yang memanfaatkan aliran air untuk diubah menjadi
energi listrik. Energi listrik yang dibangkitkan ini biasa disebut sebagai hidroelektrik.
Pembangkit listrik ini bekerja dengan cara merubah energi air yang mengalir (dari bendungan
atau air terjun) menjadi energi mekanik (dengan bantuan turbin air) dan dari energi mekanik
menjadi energi listrik (dengan bantuan generator).

Komponen PLTA yang paling konvensional mempunyai empat komponen utama sebagai
berikut :
1. Bendungan, berfungsi menaikkan permukaan air sungai untuk menciptakan tinggi jatuh
air. Selain menyimpan air, bendungan juga dibangun dengan tujuan untuk menyimpan
energi.
2. Turbine, gaya jatuh air yang mendorong baling-baling menyebabkan turbin berputar.
Turbin air kebanyakan seperti kincir angin, dengan menggantikan fungsi dorong angin
untuk memutar baling-baling digantikan air untuk memutar turbin. Selanjutnya turbin
merubah energi kenetik yang disebabkan gaya jatuh air menjadi energi mekanik.
3. Generator, dihubungkan dengan turbin melalui gigi-gigi putar sehingga ketika baling-
baling turbin berputar maka generator juga ikut berputar. Generator selanjutnya merubah
energi mekanik dari turbin menjadi energi elektrik. Generator di PLTA bekerja seperti
halnya generator pembangkit listrik lainnya.
4. Jalur Transmisi, berfungsi menyalurkan energi listrik dari PLTA menuju rumah-rumah
dan pusat industri.
Keterangan :
1. Waduk = tempat nampung air sungai
2. Main Gate = pintu air utama
3. Bendungan = penahan laju sungai
4. Penstock = pipa yang nyalurin air dr waduk ke pembangkit
5. Katup Utama = katup buka/tutup
6. Turbin = yang digerakan sama air
7. Generator = pengubah E mekanik jadi E listrik
8. Draftube = penampung air sebelum dibuang
9. Tailrace = pembuangan air
10. Transformator = pengubah listrik
11. Switchyard = pengatur listrik
12. Kabel Transmisi = distributor listrik
13. Spillways = air waduk klo lebih kluar lewat sinis
Besarnya listrik yang dihasilkan PLTA tergantung dua factor sebagai berikut :
1. Berapa besar air yang jatuh. Semakin tinggi air jatuh, maka semakin besar tenaga yang
dihasilkan. Biasanya, tinggi air jatuh tergantung tinggi dari suatu bendungan. Semakin
tinggi suatu bendungan, semakin tinggi air jatuh maka semakin besar tenaga yang
dihasilkan. Ilmuwan mengatakan bahwa tinggi jatuh air berbanding lurus dengan jarak
jatuh. Dengan kata lain, air jatuh dengan jarak dua satuan maka akan menghasilkan dua
satuan energi lebih banyak.
2. Jumlah air yang jatuh. Semakin banyak air yang jatuh menyebabkan turbin akan
menghasilkan tenaga yang lebih banyak. Jumlah air yang tersedia tergantung kepada
jumlah air yang mengalir di sungai. Semakin besar sungai akan mempunyai aliran yang
lebih besar dan dapat menghasilkan energi yang banyak. Tenaga juga berbanding lurus
dengan aliran sungai. Dua kali sungai lebih besar dalam mengalirkan air akan
menghasilkan dua kali lebih banyak energi.

Prinsip dasar pemanfaatan sumber energi ini adalah dengan


a. mengandalkan jumlah debit air
b. dengan memanfaatkan ketinggian jatuhnya air.
Berdasarkan konstruksinya, ada dua cara pemanfaatan tenaga air untuk pembangkit listrik:
a) memanfaatkan aliran air sungai tanpa membangun bendungan dan reservoir atau
yang sering disebut dengan Run-of-river Hydropower
b) membangun bendungan dan membuat reservoir untuk mengalirkan air ke turbin.

Secara umum cara kerja PLTA adalah dengan memanfaatkan energi dari aliran air dalam
jumlah debit tertentu dari sumber air (sungai, danau, atau waduk) melalui intake, kemudian
dengan menggunakan pipa pembawa (headrace) air diarahkan menuju turbin. Beberapa PLTA
biasanya menggunakan pipa pesat (penstock) sebelum dialirkan menuju turbin/kincir air, dengan
tujuan meningkatkan energi dalam air dengan memanfaatkan gravitasi dan mempertahankan
tekanan air jatuh.

Gambar 2 Pembangkit Listrik Tenaga Air

(a) dengan bendungan (b) tanpa bendungan


Turbin yang tertabrak air akan memutar generator dalam kecepatan tertentu, sehingga
terjadilah proses konversi energi dari gerak ke listrik. Sementara air yang tadi digunakan untuk
memutar turbin dikembalikan ke alirannya. Energi listrik yang dibangkitkan dapat digunakan
secara langsung, disimpan dalam baterai ataupun digunakan untuk memperbaiki kualitas listrik
pada jaringan.

Keunggulan dan Kekurangan PLTA


Ada beberapa keunggulan dari pembangkit listrik tenaga air (PLTA) yang dapat dirangkum
secara garis besar sebagai berikut :
1. Respon pembangkit listrik yang cepat dalam menyesuaikan kebutuhan beban. Sehingga
pembangkit listrik ini sangat cocok digunakan sebagai pembangkit listrik tipe peak untuk
kondisi beban puncak maupun saat terjadi gangguan di jaringan.
2. Kapasitas daya keluaran PLTA relatif besar dibandingkan dengan pembangkit energi
terbarukan lainnya dan teknologinya bisa dikuasai dengan baik oleh Indonesia.
3. PLTA umumnya memiliki umur yang panjang, yaitu 50-100 tahun.
4. Bendungan yang digunakan biasanya dapat sekaligus digunakan untuk kegiatan lain,
seperti irigasi atau sebagai cadangan air dan pariwisata.
5. Bebas emisi karbon yang tentu saja merupakan kontribusi berharga bagi lingkungan.

Kekurangan dari pembangunan PLTA/kerugiannya yaitu sebagai berikut:


1. Pada lingkungan, yaitu mengganggu keseimbangan ekosistem sungai/danau akibat
dibangunnya bendungan.
2. Biaya investasi paling mahal.
3. Pembangunan bendungan memakan waktu yang lama.
4. Memerlukan lahan yang luas.
5. Disamping itu terkadang, kerusakan pada bendungan dapat menyebabkan resiko
kecelakaan dan kerugian yang sangat besar.

Data PLTA di Sumatera Selatan

No. Nama Lokasi Kapasitas


1 PLTA Maninjau Sumatera Barat 4 x 17 MW
2 PLTA Singkarak Sumatera Barat 4 x 43 MW
3 PLTA Batang Agam Sumatera Barat 3 x 3,5 MW
4 PLTA Koto Panjang Riau 3 x 38 MW
5 PLTA Talang Lembu Riau 2 x 16 MW
6 PLTA Musi Sumatera Selatan 3 x 70 MW
7 PLTA Tes Bengkulu 1 x 17 MW
8 PLTA Way Besai Lampung 2 x 45 MW
9 PLTA Batu Tegi Lampung 2 x 14 MW

2.5 Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH)

Pembangkit listrik mikrohidro adalah suatu pembangkit yang dapat menghasilkan energi
listrik sampai dengan 100 KW sedangkan untuk pembangkit listrik yang dapat menghasilkan
energi listrik sebesar 100 KW – 5 MW didefinisikan sebagai pembangkit listrik. Secara teknis,
mikrohidro mempunyai tiga komponen utama yaitu air sumber energi, turbin dan generator.
Air yang mengalir dengan kapasitas tertentu disalurkan dengan ketinggian tertentu
melalui pipa pesat menuju rumah instalasi (powerhouse). Di rumah instalasi, air tersebut akan
menumbuk turbin sehingga akan menghasilkan energi mekanik berupa berputarnya poros turbin.
Putaran poros turbin ini akan memutar generator sehingga dihasilkan energi listrik. Secara
skematis ditunjukkan pada gambar 2.1. berikut ini :

Gambar 2.1 Skema PLTMH

Cara kerja PLTMH sebagai berikut, Aliran sungai dibendung agar mendapatkan debit
air ( Q) dan tinggi jatuh air (H), kemudian air yang dihasilkan disalurkan melalui saluran
penghantar air menuju kolam penenang, Kolam penenang dihubungkan dengan pipa pesat, dan
pada bagian paling bawah di pasang turbin air. Pada turbin air akan berputar setelah mendapat
tekanan air (P) dan perputaran turbin dimanfaatkan untuk memutar generator, Setelah mendapat
putaran yang constan maka generator akan menghasilkan tegangan listrik, yang dikirim
kekonsumen melalui saluran kabel distribusi ( JTM atau JTR).
Manfaat penerapan PLTMH di Indonesia adalah sebagai berikut :
 Meningkatkan Kualitas hidup masyarakat
 Memberikan penerangan (lampu), dengang kualitas lebih baik, sehingga jam
belajar dan beraktifitas lebih panjang
 Membukakan akses pada informasi (radio, Televisi, internet)
 Memberikan akses pada sumber air minum dan pertanian
 Menciptakan bisnis baru didesa (jadi distributor/service center yang mampu
dilakukan oleh Koperasi
 Menciptakan lapangan kerja di desa (penjualan dan service center memerlukan
banyak tenaga lokal)
 Menciptakan Tenaga Teknisi di desa
 Mengatur tata lahan air, untuk irigasi pertanian.

Gambar 4.6 menunjukkan manfaat PLTMH di masyarakat khususnya di pedesaan.


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan yang telah dipaparkan dapat disimpulkan bahwa Air merupakan sumber
energi yang luas yang bisa digunakan, ada beberapa pembangkit listrik yang bisa kita gunakan
diantaranya :

 PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air)


 PLTO (Pembangkit Listrik Tenaga Ombak)
 PLTMH (Pembangkit Listrik Tenaga MikroHidro)
Banyak keuntungan yang bisa kita dapatkan apabila menggunakan pembangkit tenaga air,
serta bersahabat dengan lingkungan sekitar. Lagipula potensi air di Indonesia sangatlah besar
sehingga bisa mendapatkan sumber energi air yang sangat mudah dan besar, serta dapat
mengurangi pemakaian energi fosil sebagai bahan bakar pada pembangkit listrik yang semakin
hari semakin berkurang bahkan kandungan minyak bumi sekarang hanya cukup untuk 19 tahun
lagi.

3.2 Saran

Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari ada banyak kekurangan. Untuk itu
saran dan bimbingan sangat diperlukan untuk menyempurnakan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

http://4bri.blogspot.com/2011/11cara-kerja-pembangkit-listrik-tenaga.html#ixzz2TBJzkFqd

http://iskandardotmansyur.blogspot.com/2011/04/pltmh.html

http://www.usu.ac.id/id/files/pidato/ppgb/2008/ppgb_2008_farel_napitulupu.pdf

http://www.alpensteel.com/article/66-105-energi-sungai-plta--waduk--bendungan/4164--sembilan-
plta-di-sumatera-bagian-selatan-dan-tengah.html

Anda mungkin juga menyukai