Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Sampah adalah sesuatu bahan atau benda padat yang sudah tidak dipakai lagi oleh
manusia atau benda padat yang sudah tidak digunakan lagi dalam suatu kegiatan manusia dan
dibuang. Para ahli kesehatan masyarakat Amerika membuat batasan, sampah (wastes) adalah
sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang yang
berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya. Limbah atau sampah
menurut Kristianto (2002) adalah buangan yang kehadirannya pada suatu waktu dan tempat
tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis. Menurut Nisandi (2007),
berdasarkan asalnya sampah (padat) dapat digolongkan sebagai berikut:

1. Sampah organik yaitu sampah yang terdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan
hewan yang diambil dari alam, atau dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan atau
yang lainnya. Sampah ini dengan mudah diuraikan dalam proses alami. Sampah
rumah tangga sebagian besar sampah organik, termasuk sampah organik misalnya:
sampah dari dapur, sisa tepung, sayuran, kulit buah dan daun.
2. Sampah anorganik yaitu sampah yang berasal dari sumber daya alam tak terbaharui
seperti mineral dan minyak bumi atau dari proses industri. Beberapa dari bahan ini
tidak terdapat di alam seperti plastik dan aluminium. Sebagian zat anorganik secara
keseluruhan tak dapat diuraikan oleh alam, sedang sebagian lainnya hanya dapat
diuraikan dalam waktu yang lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga
misalnya: botol kaca, botol plastik, tas plastik dan kaleng.

Menurut bentuknya sampah dapat dibagi menjadi :

1. Sampah Padat

Sampah padat adalah segala bahan buangan selain kotoran manusia, urine dan sampah cair.
Dapat berupa sampah rumah tangga: sampah dapur, sampah kebun, plastik, metal, gelas dan
lain-lain. Menurut bahannya sampah ini dikelompokkan menjadi sampah organik dan sampah
anorganik. Sampah organik Merupakan sampah yang berasal dari barang yang mengandung
bahan-bahan organik, seperti sisa-sisa sayuran, hewan, kertas, potongan-potongan kayu dari
peralatan rumah tangga, potongan-potongan ranting, rumput pada waktu pembersihan kebun

1
dan sebagainya. Berdasarkan kemampuan diurai oleh alam (biodegradability), maka sampah
dapat dibagi lagi menjadi:

1. Biodegradable: yaitu sampah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh proses
biologi baik aerob atau anaerob, seperti: sampah dapur, sisa-sisa hewan, sampah
pertanian dan perkebunan.
2. Non-biodegradable: yaitu sampah yang tidak bisa diuraikan oleh proses biologi.
Dapat dibagi lagi menjadi:

a) Recyclable: sampah yang dapat diolah dan digunakan kembali karena memiliki nilai

secara ekonomi seperti plastik, kertas, pakaian dan lain-lain.

b) Non-recyclable: sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan tidak dapat diolah m

atau diubah kembali seperti tetra packs, carbon paper, thermo coal dan lain-lain.

1. Sampah Cair

Sampah cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak diperlukan kembali dan
dibuang ke tempat pembuangan sampah.

1. Sampah hitam: sampah cair yang dihasilkan dari toilet dan industri. Sampah ini

mengandung patogen yang berbahaya.

2. Sampah rumah tangga: sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar mandi dan

tempat cucian. Sampah ini mungkin mengandung patogen.

Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas industri (dikenal
juga dengan sebutan limbah), misalnya pertambangan, manufaktur, dan konsumsi. Hampir
semua produk industri akan menjadi sampah pada suatu waktu, dengan jumlah sampah yang
kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi. Untuk mencegah sampah cair adalah pabrik pabrik
tidak membuang limbah sembarangan misalnya membuang ke selokan.
1. Sampah alam
Sampah yang diproduksi di kehidupan liar diintegrasikan melalui proses daur ulang alami,
seperti halnya daun-daun kering di hutan yang terurai menjadi tanah. Di luar kehidupan liar,

2
sampah-sampah ini dapat menjadi masalah, misalnya daun-daun kering di
lingkunganpemukiman.
2. Sampah manusia
Sampah manusia (Inggris: human waste) adalah istilah yang biasa digunakan terhadap
hasil-hasil pencernaan manusia, seperti feses dan urin. Sampah manusia dapat menjadi
bahaya serius bagi kesehatan karena dapat digunakan sebagai vektor (sarana perkembangan)
penyakit. Sampah dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika
dilepaskan dalam dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatakan
sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi.
3. Limbah radioaktif
Sampah nuklir merupakan hasil dari fusi nuklir dan fisi nuklir yang
menghasilkan uranium danthorium yang sangat berbahaya bagi lingkungan hidupdan juga
manusia. Oleh karena itu sampah nuklir disimpan ditempat-tempat yang tidak berpotensi
tinggi untuk melakukan aktivitas tempat-tempat yang dituju biasanya bekas tambang
garam atau dasar laut (walau jarang namun kadang masih dilakukan)

1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana cara pemeriksaan sampel sampah untuk parameter
kimia (c-organik)
2. Untuk mengetahui bagaimana cara pemeriksaan sampel sampah unruk parameter
kimia (logam berat)

3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 C-Organik

a) Alat dan Bahan yang Digunakan


Alat Bahan
Labu Erlenmeyer Sampel tanah kering 0,1 gram
Buret penyangga Larutan NaF
Kertas label Larutan 1N K2Cr2O7
Pipet tetes Di finelamin
As sulfat (90% H2SO4)
As fosfat ( 85% H3PO4)

b) Langkah Kerja
1. Sampel sampah (kompos)yamg telah dikeringkan dalam oven suffle
purnance atau tanur , ditimbang 0,1 gram berkehalusan 0,2 mm
2. Sampael yang telah ditimbang dimasukkan kedalam labu Erlenmeyer
3. Kedalam labu Erlenmeyer ditambahhkan 2 ml 1 N K2Cr2O7 sambil
digoyang-goyangkan dengan menggunakan buret 50 ml atau pengisap
karet.
4. Ditambahkan 4 ml H2SO4 pekat kemudian diputar diatas alas yang
lembut selama 1 menit.
5. Setelah dicampur sempurna kemudian didiamkan selama 20 menit
hingga 30 menit
6. Kemudian tambahkan 40 ml air suling dan 2 ml 85 % H3PO4 , 0,2
gram NaF dan 6 tetes indicator di Fenilamin
7. Larutan yang suadah tercampur kemudian dititer dengan larutan 0,5 N
Feroamino Sulfat atau 1 N Ferosulfat
8. Mengamati perubahan warna yang terjadi .
9. Hijau redup – biru kotor – hijau terang
10. Melakukan cara yang sama waktu yang sama untuk blanko ( tanpa
tanah)

4
2.2 Pemeriksaan Sampel Sampah (kompos) Pb
a) Alat dan Bahan
Alat Bahan
Erlenmeyer 100 ml Sampel tanah
Labu ukur 50 ml HNO3
Pipet ukur 10 ml HCl
Gelas ukur 100 ml Aquadest
Neraca analitik
Karet hisap
AAS
Destruksi

b) Langkah kerja
1. Persiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Timbang 0,5 gram sampel dan masukkan kedalam erlenmeyer
3. Tambahkan 5 ml HNO3 dan 0,5 ml HCl
4. Diamkan selama 24 jam
5. Setelah didiamkan 24 jam, didestruksi selama ½ jam atau sampai
volume menjadi ½ ml
6. Masukkan didalam labur ukur 25 ml dengan cara disaring
7. Paskan dengan aquadest
8. Ukur dengan menggunakan AAS

5
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber aktivitas
manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis.
Jenis Sampah
Berdasarkan asalnya, sampah padat dapat digolongkan sebagaiSampah
Organik dan Sampah Anorganik.
1. Sampah Organik
merupakan jenis sampah yang terdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan
dan hewan yang diambil dari alam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan
atau yang lainnya. Sampah ini dengan mudah diuraikan dalam proses alami.
2. Sampah Anorganik
merupakan jenis sampah yang berasal dari sumber daya alam tak terbarui
seperti mineral dan minyak bumi atau dihasilkan dari proses industri. Beberapa bahan
seperti ini tidak terdapat di alam, yaitu plastik dan aluminium. Sebagian zat anorganik
secara keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam, sedang sebagian yang lain hanya
diuraikan secara lambat. Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga berupa botol,
botol plastik, tas plastik, kaleng dan lain-lain.
Kertas, koran dan karton merupakan perkecualian. Berdasarkan asalnya,
kertas, koran dan karton termasuk sampah organik. Tetapi karena kertas, koran dan
karton dapat di daur ulang seperti sampah anorganik lain (misalnya gelas, kaleng dan
plastik) sehingga dapat digolongkan sampah anorganik.

Kompos adalah hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran bahan-


bahan organik yang dapat dipercepat secara artifisial olehpopulasi berbagai
macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembap,
dan aerobik atau anaerobik (Modifikasi dari J.H. Crawford, 2003).
Sedangkan pengomposan adalah proses di mana bahan organik mengalami penguraian secara
biologis, khususnya oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai
sumber energi.

Anda mungkin juga menyukai