Anda di halaman 1dari 33

Pedoman Manual Mutu Puskesmas DTP Pagelaran 2017

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten Kota yang bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan
di wilayah kerjanya. Puskesmas berfungsi sebagai pusat penggerak
pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan keluarga dan
masyarakat serta pusat pelayanan kesehatan strata pertama.
Puskesmas adalah sarana pelayanan kesehatan dasar yang amat
penting di Indonesia. Puskesmas merupakan unit yang strategis dalam
mendukung terwujudnya perubahan status kesehatan masyarakat menuju
peningkatan derajat kesehatan yang optimal. Untuk mewujudkan derajat
kesehatan yang optimal tentu diperlukan upaya pembangunan sistem
pelayanan kesehatan dasar yang mampu memenuhi kebutuhan mayarakat.
Pelayanan kesehatan bermutu yang berorientasi pada kepuasan
pelanggan atau pasien menjadi strategi utama bagi organisasi kesehatan di
Indonesia, agar tetap eksis ditengah persaingan global yang semakin kuat.
Salah satu strategi yang paling tepat dalam mengantisipasi adanya
persaingan terbuka melalui pendekatan mutu paripurna yang berorientasi
pada proses pelayanan bermutu, dan hasil pelayanan kesehatan yang
sesuai dengan keinginan pelanggan atau pasien. Dimensi mutu tersebut
menyangkut mutu bagi pemakai jasa pelayanan kesehatan, maupun
penyelenggara pelayanan kesehatan.
Kepuasan pasien merupakan salah satu indikator kualitas pelayanan.
Dan banyaknya pengunjung pasien ke Puskesmas tidak lepas dari
kebutuhan akan pelayanan kesehatan dan kepuasan pelanggan yang
diperoleh berdasar pengalaman sebelumnya.
Penilaian keberhasilan Puskesmas dapat dilakukan oleh internal
organisasi Puskesmas yaitu berupa penilaian Kinerja Puskesmas mencakup
Managemen Sumber Daya Tenaga, alat, obat, keuangan dan sistem
informasi manajemen Puskesmas.

1
Pedoman Manual Mutu Puskesmas DTP Pagelaran 2017

1. Profil Puskesmas DTP Pagelaran


a. Gambaran Umum Puskesmas DTP Pagelaran

Organisasi Puskesmas harus memenuhi kebutuhan sebuah unit


pelayanan kesehatan dasar di puskesmas yang melaksanakan baik
upaya kesehatan perorangan maupun upaya kesehatan masyarakat.
Unit kerja ini merupakan organisasi yang dipimpin oleh seorang kepala
Puskesmas dan unit struktur ketatausahaan serta unit unit fungsional
pelayanan UKP dam UKM serta jejaring pelayanan kesehatan di tingkat
desa dan pelayanan pelayanan penunjang.

b. Visi Puskesmas DTP Pagelaran


Visi Puskesmas DTP Pagelaran adalah Pagelaran Sehat Mandiri
2016.

c. Misi Puskesmas DTP Pagelaran


Untuk mencapai masyarakat Kecamatan Pagelaran yang sehat
mandiri, maka ditetapkan 6 (enam) misi sebagai berikut :
1. Menggerakan pembangunan yang berwawasan kesehatan
2. Melaksanakan pengelolaan sumber daya kesehatan secara
efektif dan efisien.
3. Menghasilkan pelayanan kesehatan dasar dan pelayanan rujukan
yang bermutu, merata serta terjangkau sesuai tuntutan pasar.
4. Melaksanakan pembinaan teknis pelayanan kesehatan.
5. Mendorong dan membina Jaminan Pemeliharaan kesehatan
Masyarak.
6. Mewujudkan Lingkungan Sehat dan Mendayagunakan potensi
Masyarakat dibidang kesehatan menuju perilaku hidup bersih dan
sehat (PHBS).

2
Pedoman Manual Mutu Puskesmas DTP Pagelaran 2017

d. Struktur Organisasi Puskesmas DTP Pagelaran


KEPALA PUSKESMAS

dr. Lesdi Dian Mayasari

KA SUBBAG TU

Penanggung jawab UKM dan Penanggung jawab UKP Penanggung jawab Jejaring
Keperawatan Kesehatan Kefarmasian dan Pelayanan Puskesmas dan
Masyarakat Laboratorium jejaring Pelayanan Fasilitas
Pelayanan Kesehatan
Muhammad Ridwan, Amd. Kep dr. Agustyan N drg. Rina Harini
aAmd.K

e. Tata Nilai Puskesmas DTP Pagelaran


Tata nilai di lingkungan Puskesmas DTP Pagelaran adalah
PRIMA (Pelayanan Responsif Cepat dan Aman) .

2. Kebijakan Mutu
Puskesmas DTP Pagelaran bertekad mewujudkan masyarakat
Pagelaran sehat melalui pelayanan kesehatan merata dan berkualitas
dan sasaran mutu terukur yang berorientasi pada pelayanan
pemberdayaan masyarakat.

3. Penyelenggaraan Proses Pelayanan


1. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perorangan, Kefarmasian dan
Laboratorium :
a. Pelayanan Pemeriksaan Umum
b. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
c. Pelayanan KIA - KB yang bersifat UKP
d. Pelayanan Gawat Darurat
e. Pelayanan Gizi
f. Pelayanan Persalinan (PONED)
g. Pelayanan Rawat Inap
h. Pelayanan Kefarmasian
i. Pelayanan Laboratorium

3
Pedoman Manual Mutu Puskesmas DTP Pagelaran 2017

2. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial dan


Keperawatan Kesehatan Masyarakat :
a. Pelayanan Promosi Kesehatan
b. Pelayanan Kesehatan Lingkungan
c. Pelayanan KIA – KB
d. Pelayanan Gizi
e. Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
1. Surveilans
2. Pelayanan Pencegahan dan pengendalian TB paru
3. Pelayanan Pencegahan dan penegndalian ISPA dan diare
4. Pelayanan Imunisasi

3. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan :


a. Pelayanan Kesehatan Jiwa
b. Pelayanan UKS (Usaha Kesehatan Sekolah)
c. Pelayanan UKGS (Usaha Kesehatan Gigi Sekolah) dan UKGMD
(Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa)
d. Pelayanan Kesehatan Indera
e. Pelayanan Kesehatan Lansia

4. PERKESMAS ( Perawatan Kesehatan Masyarakat )

B. RUANG LINGKUP
Lingkup pedoman ini disusun bedasarkan persyaratan ISO 9001:2008 dan
standar akreditasi puskesmas, yang meliputi persyaratan umum sistem
manajemen mutu, tanggung jawab manjemen, manajemen sumber daya,
proses pelayanan yang terdiri dari :
1. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perorangan, Kefarmasian dan
Laboratorium:
a. Pelayanan Pemeriksaan Umum
b. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
c. Pelayanan KIA - KB
d. Pelayanan Gawat Darurat
e. Pelayanan Terpadu Gizi dan Sanitasi
f. Pelayanan Persalinan (PONED)
4
Pedoman Manual Mutu Puskesmas DTP Pagelaran 2017

g. Pelayanan Rawat Inap


h. Pelayanan Kefarmasian
i. Pelayanan Laboratorium

2. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial:


a. Pelayanan Promosi Kesehatan
b. Pelayanan Kesehatan Lingkungan
c. Pelayanan KIA – KB
d. Pelayanan Gizi
e. Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
1. Surveilains
2. Pelayanan Pencegahan dan pengendalian TB paru
3. Pelayanan Pencegahan dan pengendalian ISPA dan diare
4. Pelayanan Imunisasi

3. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan:


a. Pelayanan Kesehatan Jiwa
b. Pelayanan UKS (Usaha Kesehatan Sekolah)
c. Pelayanan UKGS dan UKGMD (Usaha Kesehatan Sekolah dan
Masyarakat)
d. Pelayanan Kesehatan Indera
e. Pelayanan Kesehatan Lansia

4. PERKESMAS (Perawatan Kesehatan Masyarakat)

Dalam upaya penyelenggaraan UKM dan UKP memperhatikan keselamatan


sasaran/pasien dengan menerapkan manajemen resiko.

C. TUJUAN
Tersedianya pedoman bagi Kepala Puskesmas, penanggung jawab
dan pelaksana pelayanan Puskesmas, dalam melakukan pelayanan di
Puskesmas. Sehingga pelayanan dapat dilaksanakan sesuai dengan
rencana serta memperolah hasil sesuai dengan yang diharapkan.

5
Pedoman Manual Mutu Puskesmas DTP Pagelaran 2017

D. LANDASAN HUKUM
1. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 75 Tahun 2014
2. Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan,
3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1277/Menkes/SK/XI/2001
tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan,
4. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 374/Menkes/SK/V/2009 tentang
Sistem Kesehatan Nasional,
5. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 128/ Menkes/SK/11/2004
tentang Kebijakan Dasar Puskesmas.

E. DEFINISI
Mutu disebutkan sebagai kepatuhan terhadap standar yang sudah
ditetapkan atau yang memenuhi persyaratan yang diinginkan pelanggan,
serta stake holder dan provider. Mutu juga berarti kesesuaian terhadap
persyaratan yang ditetapkan. Dimensi mutu meliputi:
a. Akses
b. Efektifitas
c. Efisiensi
d. Keselamatan dan Keamanan
e. Kenyamanan
f. Kesinambungan Pelayanan
g. Kompetensi petugas
h. Informasi dan Dokumentasi

6
Pedoman Manual Mutu Puskesmas DTP Pagelaran 2017

BAB II
INDIKATOR, STANDAR DAN KRITERIA

Mutu pelayanan sangat terkait dengan ketersediaan input, proses


yang baik dan benar, serta output sesuai yang diharapkan. Untuk itulah
harus disusun suatu standar input, standar proses dan standar output yang
selanjutnya dilakukan monitoring , audit dan evaluasi terus menerus dalam
suatu rangkaian PDCA. Tersusunnya standar, indikator, prosedur dan
daftar tilik harus dijadikan prioritas, sebagai intrumen untuk meningkatkan
mutu pelayanan. Standar menekankan pada pemenuhan persyaratan.
Prosedur merupakan penjabaran dari standar proses yang menekankan
pada tahapan yang benar dan daftar tilik merupakan perangkat yang
digunakan untuk menilai kepatuhan serta pencapaian kegiatan.

A. INDIKATOR
Indikator adalah suatu ukuran yang menjadi rujukan suatu hasil.
Menyusun indikator menggunakan rumusan sebagai batasan dan sifatnya.
Umumnya indikator harus SMART yang merupakan singkatan dari:
a. Spesific yaitu ukuran yang tidak bias untuk satu fenomena atau
kegiatan.
b. Measurable yaitu dapat diukur dengan kuantitas bukan kualitas.
c. Accecible yaitu dapat dicapai.
d. Reasonable yaitu ukuran itu masuk akal untuk dicapai.
e. Time bound yaitu ada batasan waktu untuk pencapaian.
Penetapan indikator dapat diperoleh dari Dimensi Mutu yaitu segi
Akses, Efektifitas, Efisiensi, Kenyamanan, Kepuasan serta keselamatan
pelanggan.
Dari aspek Input indikator bisa berupa indikator persyaratan
minimal,, aspek output berupa indikator penampilan atau capaian minimal.

B. STANDAR
Standar adalah pernyataan yang dapat diterima untuk suatu
ukuran terhadap bahan, proses dan suatu produk barang atau jasa.
Secara umum standar dibedakan atas 3 standar yaitu:

7
Pedoman Manual Mutu Puskesmas DTP Pagelaran 2017

a. Standar Input meliputi 5 M (man, money, material, machine, method)


b. Standar Proses, tahapan yang sesuai dengan kriteria yang
ditetapkan.
c. Standar Output yaitu penetapan hasil atau keluaran yang
dikriteriakan dapat diterima sebagai hasil yang menjadi tujuan
produk.

C. KRITERIA
Kriteria adalah spesifik dari suatu indikator, atau variabel yang
ditentukan sebagai spesifik yang diindikatorkan. Misalkan suatu indikator
“waktu tunggu pasien” kriterianya adalah waktu pasien menunggu antri
pendaftaran sampai diperiksa. Standarnya 5 menit.

8
Pedoman Manual Mutu Puskesmas DTP Pagelaran 2017

BAB III
PENYELENGGARAAN SISTEM MANAJEMEN MUTU DAN
SISTEM PELAYANAN

A. PERSYARATAN UMUM

Puskesmas DTP Pagelaran menetapkan, mendokumentasikan,


memelihara sistem manajemen mutu sesuai dengan standar akreditasi
puskesmas, sistem ini disusun untuk memastikan telah diterapkanya
persyaratan pengendalian tehadap proses-proses penyelenggaran
pelayanan kepada masyarakat

Penyelenggaraan Puskesmas merupakan kewajiban pemerintah


dalam sistem kesehatan nasional, yang berkaitan dengan tata ruang geografi
dan demografi dalam wilayah hukum kecamatan, yang mencakup
ketersediaan sarana fisik gedung yang memenuhi standar dan kemudahan
akses bagi masyarakat sehingga menghasilkan fungsional yang maksimal,
untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan melalui puskesmas, yakni
terwujudnya Kecamatan Sehat Menuju Indonesia Sehat. Puskesmas
bertanggungjawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan
upaya kesehatan masyarakat. Yang dimaksud dengan Pelayanan kesehatan
perseorangan adalah pelayanan yang ditujukan untuk menyembuhkan
penyakit dan memulihkan kesehatan perseorangan dan keluarga.
Sedangkan Pelayanan kesehatan masyarakat ditujukan untuk memelihara
dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit suatu kelompok dan
masyarakat.

B. KEBIJAKAN MUTU

Puskesmas DTP Pagelaran bertekad mewujudkan masyarakat


Pagelaran sehat melalui pelayanan kesehatan merata dan berkualitas dan
sasaran mutu terukur yang berorientasi pada pelayanan
pemberdayaan masyarakat.

C. PENETAPAN INDIKATOR

Sasaran mutu ditetapkan bedasarkan standar kinerja /standar


pelayanan minimal (SPM) yang meliputi indikator-indikator pelayanan klinis,
9
Pedoman Manual Mutu Puskesmas DTP Pagelaran 2017

indikator upaya kesehatan masyarakat. Perencanaan disusun dengan


memperhatikan kebutuhan dan harapan pelnggan, hak dan kewajiban
pelanggan, serta upaya untuk mencapai sasaran kinerja yang telah
ditetapkan.

1. INDIKATOR MUTU UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT (UKM)

Upaya Indikator Kinerja Upaya Kesehatan Masyarakat


Kesehatan (UKM) Target
Masyarakat UPTD Puskesmas Sukanagara
KIA/KB 1 Cakupan Ibu hamil K4 95

Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga


2 90
Kesehatan

3 Cakupan Pelayanan Nifas 90

4 Cakupan Komplikasi Kebidanan Yang Ditangani 80

5 Cakupan Neonatus Komplikasi Yang Ditangani 80

6 Cakupan Peserta KB Aktif 70

Gizi 1 Cakupan Kunjungan Bayi 90

2 Cakupan Kunjungan Balita 90

Cakupan Pemberian MP-ASI pada anak 6-24


3 100
bulan dari keluarga miskin

Cakupan Balita Gizi Buruk Yang Mendapat


4 100
Perawatan

P2P 1 Cakupan Desa UCI 100

2 Penemuan Penderita Peneumonia Balita 86

3 Penemuan Penderita Diare 3.6

4 Penemuan Pasien Baru TB BTA Posisitif 85

5 Penderita DBD Yang Ditangani 100

6 Cakupan Desa KLB yang dilakukan PE <24 jam 100

Promkes 1 Cakupan Penjaringan Anak Sekolah Sederajat 95

2 Cakupan Desa Siaga Aktif 100

10
Pedoman Manual Mutu Puskesmas DTP Pagelaran 2017

2. INDIKATOR KINERJA PELAYANAN UPAYA KESEHATAN


PERORANGAN (UKP)

Jenis Indikator
No Target
Pelayanan Jenis Uraian

1 Pelayanan Input 1. Pemberi Pelayanan di Poliklinik 70%


Umum adalah dokter
Output 1. Peresepan antibiotik rasional 70%
Outcome 1. Kepuasan pasien ≥80%
2 Pelayanan Input 1. Pemberi pelayanan adalah bidan 100%
KIA-KB terlatih
Output 1. Presentase tindakan KB MKJP 100%
oleh bidan terlatih
Outcome Kepuasan Pelanggan ≥80%
3 Pelayanan Input 1. Pemberi Pelayanan Kesehatan 100%
Gigi Gigi adalah dokter
Outcome 1. Kepuasan pasien ≥80%
4 Pelayanan Input 1. Pemberi pelayanan persalinan 100%
PONED normal empat tangan adalah
bidan terlatih
Output 1. Kematian ibu karena persalinan 0%
Outcome 1. Kepuasan pasien ≥80%
5 UGD Input 1. Pemberi pelayanan 100%
kegawatdaruratan petugas
terlatih
Proses Kepatuhan petugas terhadap SOP 100%
Output 1. Tidak terjadi penularan infeksi ≤1.5%
Outcome 1. Kepuasan pelanggan ≥80%
6 Unit Rawat Input 1. Pemberi pelayanan adalah 100%
Inap (URI) perawat yang sudah mengikuti
pelatihan BTCLS
Proses Kepatuhan petugas terhadap SOP 100%

Output 1. tidak terjadi penularan infeksi ≤1.5%


Outcome 1. Kepuasan pelanggan ≥80%

11
Pedoman Manual Mutu Puskesmas DTP Pagelaran 2017

Jenis Indikator
No Target
Pelayanan Jenis Uraian

7 Pelayanan Input 1. Prasarana (harus sesuai standar) 60%


Laboratorium Proses 1. Waktu tunggu hasil pelayanan 100%
Sederhana laboratorium < 120 menit
Output 1. Tidak adanya kesalahan 100%
pemberian hasil pemeriksaan
laboratorium
Outcome 1. Kepuasan pelanggan ≥80%
8 Pelayanan Input 1. Pengelola pelayanan farmasi 100%
Farmasi/ obat sesuai kompetensi
Proses 1. Waktu tunggu pelayanan obat jadi ≤ 20 m
2. Waktu tunggu pelayanan obat ≤ 30 m
racikan
Output 1. Tidak adanya kejadian salah 100%
pemberian obat
Outcome 1. Kepuasan pelanggan ≥80%
8 Pelayanan gizi Input 1. Pemberi pelayanan gizi adalah 100%
petugas gizi
2. Ketersediaan pelayanan 100%
konsultasi gizi
Outcome 1. Tidak ada kejadian kesalahan ≥90%
pemberian diet pasien
9 Pelayanan Proses 1. Waktu penyediaan dokumen
rekam medis rekam medis rawat jalan < 10 100%
dan menit
pendaftaran Output 1. Kelengkapan pengisian rekam 100%
medik
Outcome 1. Kepuasan pelanggan ≥80%

10 Pengelolaan Input Adanya penanggung jawab ada


limbah pengelola limbah
Proses 1. Pengelolaan Limbah cair Sesuai
perundangan
2. Pengelolaan limbah padat Sesuai
perundangan
Output Limbah medis dikelola dengan baik Sesuai
12
Pedoman Manual Mutu Puskesmas DTP Pagelaran 2017

Jenis Indikator
No Target
Pelayanan Jenis Uraian

perundangan
11 Pemeliharaan Input Adanya pennggung jawab sarana
ada
sarana pelayanan
Proses Ketepatan waktu kalibrasi 30%
Output Alat ukur dan alat labolatorium yang
30%
dikalibrasi tepat waktu

3. INDIKATOR MUTU ADMINISTRASI MANAJEMEN

Jenis Indikator
No Target
Pelayanan Jenis Uraian

1 Administrasi Input Adanya dokumen mutu yang 100%


dan terkendali
manajemen Output Pola Ketenagaan terpenuhi 90%
Outcome Adanya daftar urutan kepangkatan Ada
karyawan
Proses Ketepatan waktu pengurusan gaji 90%
berkala
Output Ketepatan waktu penyusunan 90%
laporan keuangan
Outcome Kerapihan Surat Masuk Dan Keluar 90%

D. PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN

Pimpinan Puskesmas menetapkan sasaran mutu pada semua unit


(UKM,UKP dan Manajemen). Dalam mencapai Sasaran Mutu tersebut
seluruh kegiatan Puskesmas DTP Pagelaran dibuat dalam bentuk rencana
kerja yang berupa Rencana Kerja, Waktu Pelaksanaan, dan Anggarannya,
yang ditetapkan secara tahunan yang bersifat dinamis dan senantiasa
dikembangkan untuk mempercepat pencapaian sasaran mutu.
Rencana Kerja tersebut dilaksanakan dengan Kerangka Acuan yang
jelas, dimonitor, dianalisa dan dilakukan tindakan penyesuaian yang

13
Pedoman Manual Mutu Puskesmas DTP Pagelaran 2017

diperlukan untuk menjamin bahwa kinerja proses sesuai dengan Rencana


yang telah ditetapkan.
Dalam hal terjadi perubahan terhadap sistem manajemen mutu yang
telah ditetapkan maka integritas sistem manajemen mutu dalam pencapaian
Kebijakan dan Sasaran Mutu harus makin efektif.

E. TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG


a. Kepala Puskesmas
- Menetapkan sistem manajemen mutu puskesmas.
- Bertanggung jawab secara menyeluruh terhadap keputusan strategis
untuk pelaksanaan sistem kinerja setiap proses yang ada didalam
proses bisnis.
- Memastikan ketersedian sumber daya baik manusia alat bangunan
dan informasi yang dibutuhkan untuk mendukung semua proses.
b. Wakil Manajemen Mutu Puskesmas
- Menerapkan dan memelihara sistem manajemen mutu puskesmas.
- Memastikan bahwa persyaratan umum dalam pelaksanaan sistem
manajemen mutu puskesmas dimengerti dan dilaksanakan oleh
seluruh karyawan.
- Bertanggung jawab secara menyeluruh terhadap keputusan strategis
untuk pelaksanaan sistem kinerja setiap proses yang ada didalam
proses bisnis.
- Memastikan ketersediaan sumber daya baik manusia alat serta
bangunan dan informasi yang dibutuhkan untuk mendukung semua
proses yang dibutuhkan.

F. PENGENDALIAN DOKUMEN
Dokumen-dokumen yang disusun dalam manajemen mutu meliputi:
- Dokumen level 1, Kebijakan
- Dokumen level 2, Pedoman/manual
- Dokumen level 3, Standar operasional prosedur
- Dokumen level 4, Rekaman-rekaman sebagai catatan sebagai akibat
pelaksanaan kebijakan, pedoman dan prosedur.

14
Pedoman Manual Mutu Puskesmas DTP Pagelaran 2017

G. TINJAUAN MANAJEMEN

Tim mutu Puskesmas DTP Pagelaran melakukan rapat umum tinjauan


manajemen minimal dua kali dalam setahun.
Masukan tinjauan manajemen meliputi:
1. Hasil audit
2. Umpan balik pelanggan
3. Kinerja Proses
4. Pencapaian sasaran mutu
5. Status tindakan koreksi yang akan dilakukan
6. Tindak lanjut terhadap hasil tinjauan manajemen yang lalu
7. Perubahan terhadap Kebijakan mutu
8. Perubahan yang perlu dilakukanterhadap sistem manajemen
mutu/sistem pelayanan

15
Pedoman Manual Mutu Puskesmas DTP Pagelaran 2017

BAB IV
STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


Sumber daya manusia kesehatan (SDM Kesehatan) merupakan
tatanan yang menghimpun berbagai upaya perencanaan. pendidikan, dan
pelatihan, serta pendayagunaan tenaga kesehatan secara terpadu dan
saling mendukung guna mencapai derajat kesehatan masyarakat setinggi-
tingginya. Yang dimaksud dengan kualifikasi SDM, sama halnya dengan job
spesifikasi, yaitu minimal golongan/jabatan, masa kerja minimal, pendidikan
minimal, pengalaman kerja, nilai performance (kinerjanya), dan standar
kompetensi.
Secara umum kebijakan tentang tenaga kesehatan, khususnya yang
berkaitan dengan kualitas atau mutu, antara lain dapat dilihat pada Peraturan
Pemerintah (PP) No.32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan. Dalam PP
ini antara lain dinyatakan:
1) Tenaga kesehatan wajib memiliki pengetahuan dan ketrampilan di
bidang kesehatan yang dinyatakan dengan ijazah dari lembaga
pendidikan (Pasal 3); dan
2) Setiap tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya berkewajiban
untuk mematuhi standar profesi tenaga kesehatan (Pasal 21).
Kualitas pelayanan publik sangat ditentukan oleh sistem dan tenaga
pelayanan. Ketenagaan pelayanan seringkali menghadapi kendala dalam hal
jumlah, sebaran, mutu dan kualifikasi Sumber Daya Manusianya.
Untuk Puskesmas DTP Pagelaran, Kualifikasi Sumber Daya Manusia
sudah sesuai, walaupun masih ada beberapa tenaga yg belum melanjutkan
ke jenjang yang diharapkan. Namun masih akan terus diupayakan agar
semua tenaga mencapai kualitas seperti yg diharapkan.

16
Pedoman Manual Mutu Puskesmas DTP Pagelaran 2017

B. DISTRIBUSI KETENAGAAN

NO JABATAN JM L PENDIDIKAN

1 Kepala Puskesmas 1 Kedokteran

2 Dokter Umum 1 Kedokteran

3 Dokter Gigi 1 Kedokteran Gigi

4 Kasubag Tata
Usaha
5 Staf Administrasi

6 Bidan 22 DIII Kebidanan (22)

7 Perawat 3 S1 Kes.Masy (1), DIII Keperawatan


(2)
8 Petugas Gizi 1 S1 Gizi

9 Petugas Obat 1

10 Petugas 1 S1 Analis Kesehatan


Laboratorium
11 Petugas Sanitasi 1 Kebidanan

12 Petugas 1
Pendaftaran
13 Petugas Kebersihan 1 SMA

14 Supir 1

Jumlah 35

17
Pedoman Manual Mutu Puskesmas DTP Pagelaran 2017

C. JADWAL KEGIATAN PUSKESMAS DTP PAGELARAN


Puskesmas DTP Pagelaran buka pelayanan setiap hari kerja, yaitu Senin
sampai Sabtu.

No. Jenis pelayanan Waktu Keterangan

1. Pelayanan Umum dan 08.00 – 14.00 WIB


Pelayanan Tindakan

2. Pelayanan Gigi 08.00 – 14.00 WIB

3. Pelayanan MTBS dan 08.00 – 14.00 WIB


Tumbuh Kembang
Jadwal
4. Pelayanan KIA / KB 08.00 – 14.00 WIB pelayanan rawat
jalan khusus hari
5. Pelayanan Konsultasi 08.00 – 14.00 WIB
Jumat sampai
6. Pelayanan 08.00 – 14.00 WIB jam 11.00 WIB
Laboratorium

7. Pelayanan Obat 08.00 – 14.00 WIB

8. Pelayanan PONED

9. Pelayanan Rawat Inap

18
Pedoman Manual Mutu Puskesmas DTP Pagelaran 2017

BAB V

STANDAR SARANA PRASARANA

A. DENAH GEDUNG DAN RUANG

19
Pedoman Manual Mutu Puskesmas DTP Pagelaran 2017

B. STANDAR ALAT DAN FASILITAS


Surat keputusan Menkes Nomor Nomor 128/2004 tentang Kebijakan
Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat, menyatakan bahwa Puskesmas adalah
unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang
bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu
wilayah kerja. Puskesmas memiliki fungsi sebagai pusat penggerak
pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat,
pusat pelayanan kesehatan strata pertama meliputi pelayanan kesehatan
perorangan (private goods) dan pelayanan kesehatan masyarakat (public
goods).
Standar alat dan fasilitas terlampir. Sesuai lampiran SK Permenkes no. 75
tahun 2014.

20
Pedoman Manual Mutu Puskesmas DTP Pagelaran 2017

BAB VI
PENYELENGGARAAN PELAYANAN

A. UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT PUSKESMAS

1. Perencanaan Upaya Kesehatan Masyarakat, akses dan pengukuran


kinerja.
2. Proses yang berhubungan dengan sasaran:
a. Penetapan persyaratan sasaran.
b. Tinjauan terhadap persyaratan sasaran.
c. Komunikasi dengan sasaran.
3. Pembelian (jika ada).
4. Penyelenggaraan UKM:
a. Pengendalian proses penyelenggaraan upaya.
b. Validasi proses penyelenggaraan upaya.
c. Identifikasi dan mampu telusur.
d. Hak dan kewajiban sasaran.
e. Pemeliharaan barang milik pelanggan (jika ada).
f. Manajemen risiko dan keselamatan.
5. Pengukuran, analisis, dan penyempurnaan sasaran kinerja UKM:
a. Umum
b. Pemantauan dan pengukuran:
1) Kepuasan pelanggan
2) Audit internal
3) Pemantauan dan pengukuran proses
4) Pemantauan dan pengukuran hasil layanan
c. Pengendalian jika ada hasil yang tidak sesuai
d. Analisis data
e. Peningkatan berkelanjutan
f. Tindakan korektif
g. Tindakan preventif

21
Pedoman Manual Mutu Puskesmas DTP Pagelaran 2017

B. PELAYANAN KLINIS (UPAYA KESEHATAN PERORANGAN)


1. Perencanaan Pelayanan Klinis.
2. Proses yang berhubungan dengan pelanggan.
3. Pembelian/pengadaan barang terkait dengan pelayanan klinis:
a. Proses pembelian.
b. Verifikasi barang yang dibeli.
c. Kontrak dengan pihak ketiga.
4. Penyelenggaraan pelayanan klinis:
a. Pengendalian proses pelayanan klinis.
b. Validasi proses pelayanan.
c. Identifikasi dan ketelusuran.
d. Hak dan kewajiban pasien.
e. Pemeliharaan barang milik pelanggan (spesiemen, rekam medis,
dsb).
f. Manajemen risiko dan keselamatan pasien.
5. Peningkatan Mutu Pelayanan Klinis dan Keselamatan Pasien:
a. Penilaian indikator kinerja klinis.
b. Pengukuran pencapaian sasaran keselamatan pasien.
c. Pelaporan insiden keselamatan pasien.
d. Analisis dan tindak lanjut.
e. Penerapan manajemen risiko.
6. Pengukuran, analisis, dan penyempurnaan:
a. Umum
b. Pemantauan dan pengukuran:
1) Kepuasan pelanggan.
2) Audit internal.
3) Pemantauan dan pengukuran proses, kinerja.
4) Pemantauan dan pengukuran hasil layanan.
c. Pengendalian jika ada hasil yang tidak sesuai.
d. Analisis data.
e. Peningkatan berkelanjutan.
f. Tindakan korektif.
g. Tindakan preventif.

22
Pedoman Manual Mutu Puskesmas DTP Pagelaran 2017

Tata laksana pelayanan merupakan proses dalam sistem manajemen.


Dalam upaya peningkatan mutu maka harus ditetapkan standar proses yang
merupakan jawaban dari dimensi mutu meliputi akses, efisiensi, kenyamanan
dan keselamatan pelanggan baik meliputi:
a. Perencanaan pelayanan klinis.
b. Proses yang berhubungan dengan pelanggan.
c. Pembelian pengadaan barang terkait dengan pelayanan klinis.

23
Pedoman Manual Mutu Puskesmas DTP Pagelaran 2017

BAB VII
KESELAMATAN PASIEN

Keselamatan pasien (patient safety) adalah reduksi dan


meminimalkan tindakan yang tidak aman dalam sistem pelayanan kesehatan
sebisa mungkin melalui pratik yang terbaik untuk mencapai luaran klinis yang
optimum. (The Canadian Patient Safety Dictionary, October 2003).
Keselamatan pasien menghindarkan pasien dari cedera/cedera potensial
dalam pelayanan yang bertujuan untuk membantu pasien.

Tujuan Patient Safety terciptanya budaya keselamatan pasien di


Puskesmas., meningkatnya akuntabilitas (tanggung jawab) Puskesmas
terhadap pasien dan masyarakat,menurunnya KTD (kejadian tidak
diharapkan) di Puskesmas, terlaksananya program-program pencegahan,
sehingga tidak terjadi pengulangan KTD (kejadian tidak diharapkan).

A. Sistem Patient Safety

 Assesment Resiko

 Identifikasi dan Pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien

 Pelaporan dan analisa insiden

 Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya

 Implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko


Solusi: Mencegah terjadinya CEDERA akibat kesalahan suatu tindakan atau
tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan.

B. Adverse Event /KTD (Kejadian Tidak Diharapkan)

Suatu kejadian yang mengakibatkan cedera yang tidak diharapkan


pada pasien karena suatu tindakan (commission) atau karena tidak bertindak
(ommission) ketimbang daripada “underlying dessease” atau kondisi pasien
(KPP-RS). KTD yang tidak dapat dicegah (unprevetable adverse event) yaitu
suatu KTD akibat komplikasi yang tidak dapat dicegah dengan pengetahuan
yang mutakhir.

24
Pedoman Manual Mutu Puskesmas DTP Pagelaran 2017

C. Near miss/ KNC (Kejadian Nyaris Cedera)

Suatu kesalahan akibat melaksanakan suatu


tindakan (commission) atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya
diambil (ommission), yang dpt mencederai pasien tetapi cedera serius tidak
terjadi karena keberuntungan*), karena pencegahan**), atau karena
peringanan***).

Misal :
*) Pasien menerima obat yang sebenarnya kontra indikasi tetapi tdk timbul
reaksi.
**) Obat dengan lethal overdosis akan diberikan tetapi diketahui staf lain
dan membatalkannya sebelum obat dikonsumsi pasien.
***) Obat dengan lethal overdosis diberikan tetapi diketahui secara dini dan
diberikan antidotum-nya.

D. Tujuh standar keselamatan pasien

1. Hak pasien:Pasien dan keluarga mempunyai hak untuk mendapat


informasi ttg rencana dan hasil pelayanan termasuk kemungkinan KTD,
2. Mendidik pasien dan keluarga:Puskesmas harus mendidik pasien dan
keluarganya tentang kewajiban dan tangung jawab pasien dalam
asuhan pasien,
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan: Puskesmas
menjamin keseinambungan pelayanan dan menjamin koordinasi antar
tenaga dan antar unit pelayanan,
4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan
evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien: Puskesmas
harus mendisain proses baru atau memperbaiki prosed yang ada,
memonitor dan mengevaluasi kinerja melalui pengumpulan data,
menganalisis secara intensif KTD, dan melakukan perubahan untuk
meningkatkan kinerja serta keselamatan pasien,
5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan
pasien:Pimpinan mendorong dan menjamin implementasi program
keselamatan pasien secara terintegrasi. Pimpinan menjamim
berlangsungnya program proaktif untuk identifikasi risiko keselatan

25
Pedoman Manual Mutu Puskesmas DTP Pagelaran 2017

pasien dan program menekan atau mengurangi KTD. Pimpinan


mendorong dan menumbuhkan komunikasi dan koordinasi antar unit
dan individu berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang
keselamatan pasien. Pimpinan mengalokasikan sumber daya yang
adekuat untuk mengukur, mengkaji dan meningkatkan kinerja
Puskesmas serta meningkatkan keselamatan pasien. Pimpinan
mengukur dan mengkaji efektifitas kontribusinya dalam meningkatkan
kinerja Puskesmas dan keselamatan pasien,
6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien Puskesmas memiliki proses
pendidikan, pelatihan dan orientasi untuk setiap jabatan mencakup
keterkaitan jabatan dengan keselamatan pasien secara jelas.
Puskesmas menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan berkelanjutan
untuk meningkatkan dan ememlihara kompetensi staf serta mendukung
pendekatan interdisiplin dalam pelayanan pasien,
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan
pasien. Puskesmas merencanakan dan mendesain proses manajemen
informasi keselamatan pasien untuk memenuhi kebutuhan informasi
internal dan eksternal. Transmisi data dan informasi harus tepat waktu
dan akurat.

E. Tujuh langkah menuju keselamatan pasien

1. Bangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien: Ciptakan


kepemimpinan dan budaya yang terbuka dan adil,
2. Pimpin dan dukung staf Puskesmas: Bangun komitmen dan fokus yang
kuat dan jelas tentang keselamatan pasien,
3. Integrasikan aktivitas pengelolaan risiko: Kembangkan sistem dan
proses pengelolaan risiko serta lakukan identifikasi dan kajian hal yang
potensial bermasalah,
4. Kembangkan sistem pelaporan: Pastikan staf agar dengan mudah
dapat melaporkan kejadian/insiden.
5. Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien: Kembangkan cara-cara
komunikasi yang terbuka dengan pasien,

26
Pedoman Manual Mutu Puskesmas DTP Pagelaran 2017

6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien: dorong


staf untuk melakukan analisis akar masalah untuk belajar bagaimana
dan mengapa kejadian itu timbul,
7. Cegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien:
Gunakan infromasi yang ada tentang kejadian/masalah untuk
melakukan perubahan sistem pelayanan.

27
Pedoman Manual Mutu Puskesmas DTP Pagelaran 2017

BAB VIII
KESELAMATAN KERJA

Dalam undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan,


Pasal 23 dinyatakan bahwa upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
harus dilaksanakan di semua tempat kerja, khususnya tempat kerja yang
mempunyai resiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau
mempunyai karyawan sedikitnya 10 orang. Jika memperhatikan dari isi pasal
diatas, maka jelaslah bahwa Puskesmas termasuk dalam kriteria tempat
kerja dengan berbagai ancaman bahaya yang dapat menimbulkan dampak
kesehatan, tidak hanya terhadap para pelaku langsung yang bekerja di
Puskesmas, tetapi juga terhadap pasien maupun pengunjung Puskesmas.
Potensi bahaya di Puskesmas, selain penyakit-penyakit infeksi juga
ada potensi bahaya-bahaya lain yang mempengaruhi situasi dan kondisi di
Puskesmas, yaitu kecelakaan (peledakan, kebakaran, kecelakaan yang
berhubungan dengan instalasi listrik, dan sumber-sumber cidera lainnya),
radiasi, bahan-bahan kimia yang berbahaya, gangguan psikososial dan
ergonomi. Semua potensi bahaya tersebut di atas, jelas mengancam jiwa
dan kehidupan bagi para karyawan diPuskesmas, para pasien maupun para
pengunjung yang ada di lingkungan Puskesmas.
Dalam pekerjaan sehari-hari petugas keshatan selalu dihadapkan
pada bahaya-bahaya tertentu, misalnya bahaya infeksius, reagensia yang
toksik, peralatan listrik maupun peralatan kesehatan. Secara garis besar
bahaya yang dihadapi dalam Puskesmas atau instansi kesehatan dapat
digolongkan dalam:
1. Bahaya kebakaran dan ledakan dari zat/bahan yang mudah terbakar
atau meledak (obat– obatan);
2. Bahan beracun, korosif dan kaustik;
3. Bahaya radiasi;
4. Luka bakar;
5. Syok akibat aliran listrik;
6. Luka sayat akibat alat gelas yang pecah dan benda tajam;
7. Bahaya infeksi dari kuman, virus atau parasit. Pada umumnya bahaya
tersebut dapat dihindari dengan usaha-usaha pengamanan, antara lain
dengan penjelasan, peraturan serta penerapan disiplin kerja.
28
Pedoman Manual Mutu Puskesmas DTP Pagelaran 2017

Pada kesempatan ini akan dikemukakan manajemen keselamatan dan


kesehatan kerja di Puskesmas / instansi kesehatan.
Dari berbagai potensi bahaya tersebut, maka perlu upaya untuk
mengendalikan, meminimalisasi dan bila mungkin meniadakannya, oleh
karena itu K3 Puskesmas perlu dikelola dengan baik. Agar penyelenggaraan
K3 Puskesmas lebih efektif, efisien dan terpadu, diperlukan sebuah pedoman
manajemen K3 di Puskesmas, baik bagi pengelola maupun karyawan
Puskesmas.
Manajemen adalah pencapaian tujuan yang sudah ditentukan
sebelumnya, dengan mempergunakan bantuan orang lain. Hal tersebut
diharapkan dapat mengurangi dampak kelalaian atau kesalahan (malpraktek)
serta mengurangi penyebaran langsung dampak dari kesalahan kerja.
Proses manajemen keselamatan dan kesehatan kerja laboratorium seperti
proses manajemen umumnya adalah penerapan berbagai fungsi
manajemen, yaitu perencanaan, organisasi, pelaksanaan dan pengawasan.
Fungsi perencanaan meliputi perkiraan / peramalan, dilanjutkan dengan
penetapan tujuan dan sasaran yang akan dicapai, menganalisa data, fakta
dan informasi, merumuskan masalah serta menyusun program. Fungsi
berikutnya adalah fungsi pelaksanaan yang mencakup pengorganisasian
penempatan staf, pendanaan serta implementasi program. Fungsi terakhir
ialah fungsi pengawasan yang meliputi penataan dan evaluasi hasil kegiatan
serta pengendalian.

29
Pedoman Manual Mutu Puskesmas DTP Pagelaran 2017

BAB IX
PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu (quality control) dalam manajemen mutu


merupakan suatu sistem kegiatan teknis yang bersifat rutin yang dirancang
untuk mengukur dan menilai mutu produk atau jasa yang diberikan kepada
pelanggan. Pengendalian mutu pada pelayanan kesehatan diperlukan agar
produk layanan kesehatan terjaga kualitasnya sehingga memuaskan
masyarakat sebagai pelanggan. Penjaminan mutu pelayanan kesehatan
dapat diselenggarakan melalui pelbagai model manajemen kendali mutu.
Salah satu model manajemen yang dapat digunakan adalah model PDCA
(Plan, Do, Check, Action) yang akan menghasilkan pengembangan
berkelanjutan (continuous improvement) atau kaizen mutu pelayanan
kesehatan.
Yoseph M. Juran terkenal dengan konsep "Trilogy" mutu dan
mengidentifikasikannya dalam tiga kegiatan:
1. Perencanaan mutu meliputi: siapa pelanggan, apa kebutuhannya,
meningkatkan produk sesuai kebutuhan, dan merencanakan proses
untuk suatu produksi,
2. Pengendalian mutu: mengevaluasi kinerja untuk mengidentifikasi
perbedaan antara kinerja aktual dan tujuan,
3. Peningkatan mutu: membentuk infrastruktur dan team untuk
melaksanakan peningkatan mutu.
Setiap kegiatan dijabarkan dalam langkah-Iangkah yang semuanya
mengacu pada upaya peningkatan mutu.

Peluang untuk memecahkan masalah harus digunakan pada saat


yang tepat oleh mereka yang bertanggungjawab melalui langkah-langkah
sebagai berikut:
Langkah 1 : Mengidentifikasi, memilih, dan mendefinisikan masalah. Kenali
hal-hal yang berpotensi menjadi masalah dan kaji situasi
dimana staf mungkin dapat mempebaikinya.
Tentukan kriteria untuk memilih masalah yang paling penting.
Definisikan secara operasional masalah yang dipilih, misalnya,
bagaimana staf mengetahui bahwa hal yang diidentifikasi

30
Pedoman Manual Mutu Puskesmas DTP Pagelaran 2017

merupakan masalah. Bagaimana staf mengetahui bahwa


masalah sudah terpecahkan, dengan cara menentukan kriteria
keberhasilan pemecahan masalah.
Langkah 2 : Pelajari dengan seksama proses yang terjadi dari segala aspek.
Tentukan di mana dan kapan masalah muncul. Pahami proses
terjadinya masalah.
Langkah 3 : Tentukan sebab masalah yang pokok
Tentukan faktor-faktor yang menimbulkan masalah dan
keterkaitannya dengan masalah. Gunakan metode untuk
mengetes hipotesis tentang sebab-sebab yang mungkin
menimbulkan masalah tersebut. Kumpulkan data untuk
mengetes hipotesis dan untuk menentukan faktor penyebab
yang paling dominan.
Langkah 4 : Identifikasi semua solusi yang mungkin. Berfikirlah secara
kreatif untuk menangani sebab-sebab masalah yang mungkin
dapat diatasi.
Langkah 5 : Pilih solusi yang dapat dilaksanakan.
Analisalah cara-cara pemecahan masalah yang mungkin
dilaksanakan, dikaji dari aspek kriteria keberhasilan
memecahkan masalah, biaya yang diperlukan, kemungkinan
solusi dapat dilaksanakannya, atau kriteria lainnya.
Langkah 6 : Melaksanakan pemecahan masalah yang berkualitas dengan
PDCA.

Ada empat langkah menuju pelaksanaan solusi yang efektif, yaitu:


a. Merencanakan (PLAN): Sebelum dilaksanakan solusi, perlu ditentukan
tujuan dan apa kriteria keberhasilan. Pimpinan harus memutuskan
“siapa, apa, dimana, dan bagaimana” solusi akan dilaksanakan. Pada
tahap ini, diperlukan penjelasan tentang berbagai asumsi, dan dipikirkan
tentang kemungkinan adanya penolakan dari pihak yang dijadikan
sasaran. Di sini harus sudah diputuskan tentang data yang harus
dikumpulkan untuk memantau keberhasilan pelaksanaan solusi masalah.
b. Pelaksanaan (DO): Melaksanakan solusi sering melibatkan pelatihan,
termasuk proses pengumpulan data/informasi untuk memantau
perubahan yang terjadi, dan mengamati tingkat kemudahan atau
31
Pedoman Manual Mutu Puskesmas DTP Pagelaran 2017

kesulitan pelaksanaan solusi. Amati bagamana solusi tersebut


dilaksanakan. Buat catatan tentang segala sesuatu yang dianggap
menyimpang dari kesepakatan. Setiap masalah atau kesalahan yang
muncul dalam proses ini harus diartikan sebagai kesempatan untuk
membuat perbaikan.
c. Cek (CHECK): Amati efek pelaksanaan solusi dan simpulkan pelajaran
apa yang diperoleh dari tindakan yang sudah dilakukan.
d. Bertindak (ACTION): Ambil langkah-langkah praktis sesuai dengan
pelajaran yang diperoleh dari tindakan yang sudah diambil : ”Lanjutkan
proses solusi, atau hentikan, atau ulang kembali tindakan dari awal
dengan tujuan melakukan modifikasi”.

Di Puskesmas DTP Pagelaran kegiatan akreditasi dimulai dari


penyusunan dokumen berupa Standar Operasional Prosedur (SOP) dan
Kebijakan, implemenasi dokumen sampai dilaksanakan audit internal, audit
eksternal, tinjauan manajemen dan self assessment untuk pengendalian
mutu pelayanan.

32
Pedoman Manual Mutu Puskesmas DTP Pagelaran 2017

BAB X
PENUTUP

Pelayanan kesehatan bermutu berorientasi pada kepuasan pelanggan


atau pasien. Dimensi mutu tersebut menyangkut mutu bagi pemakai jasa
pelayanan kesehatan,maupun penyelenggara pelayanan kesehatan.
Kepuasan pasien merupakan salah satu indiktor kualitas pelayanan.
Dan banyaknya kunjungan pasien ke Puskesmas tidak lepas dari kebutuhan
akan pelayanan kesehatan.
Kualitas pelayanan publik sangat ditentukan oleh sistem dan tenaga
pelayanan. Namun ketenagaan pelayanan seringkali menghadapi kendala
dalam hal jumlah, sebaran, mutu dan kualifikasi, sistem pengembangan karir,
dan kesejahteraan tenaga pelaksana pelayanan. Permasalahan yang muncul
menimbulkan persepsi rendahnya kualitas pelayanan, yang berawal dari
kesenjangan antara aturan dan standar yang ada dengan pelaksanaan
pelayanan yg tidak bisa menyesuaikan.
Masyarakat menghendaki pelayanan kesehatan yang aman dan
bermutu, managemen resiko dan keselamatan pasien perlu diterapkan
dalam pengelolaan Puskesmas dalam memberikan pelayanan kesehatan.
Pedoman ini menyampaikan hasil kajian ketenagaan sarana dan
pengendalian mutu pelayanan puskesmas, agar Puskesmas dapat
menjalankan fungsinya secara optimal perlu dikelola dengan baik, baik
kinerja pelayanan proses pelayanan maupun sumber daya yg digunakan.

33

Anda mungkin juga menyukai