Anda di halaman 1dari 10

Detail Materi Transduksi danPenghantaran

Impuls

Proses Transduksi dan Penghantaran Impuls


Proses transduksi adalah proses dimana suatu stimulus diubah menjadi sinyal bermuatan listrik
yang akan diterima oleh ujung – ujung saraf. Apapun jenis stimulus tersebut dapat merangsang
reseptor dan akan menyebabkan suatu perubahan potensial listrik membran reseptor atau disebut
potensial reseptor. Untuk dapat menimbulkan potensial reseptor, bermacam reseptor dapat
dirangsang dengan salah satu cara, diantaranya:

 Dengan perubahan reseptor secara mekanis, yang akan meregangkan reseptor membran
dan meregangkan kanal – kanal ion.
 Dengan pemberian suatu bahan kimia pada membran, sehingga bahan ini nantinya akan
membuka kanal ion.
 Dengan mengubah suhu membran, yang akan mengubah permeabilitas membran reseptor
 Dengan efek radiasi elektromagnetik, yang secara langsung atau tidak langsung
mengubah sifat reseptor membran dan memungkinkan lewatnya ion melalui kanal
membran.

Dari keempat cara tersebut penyebab utama perubahan potensial membran adalah adanya
perubahan pada permeabilitas membran reseptor, sehingga memungkinkan ion –ion berdifusi
dalam jumlah yang lebih banyak sehingga mengubah potensial transmembran.

Hubungan Potensial Reseptor dengan Potensial Aksi


Bila potensial reseptor meningkat diatas nilai ambang akan menimbulkan potensial aksi pada
serat saraf yang melekat pada reseptor. Semakin besar peningkatan potensial reseptor diatas nilai
ambangnya, semakin besar pula frekuensi potensial aksi. Hal ini dapat dilihat pada gambar 1
diatas.

A. Penghantaran Impuls
Penghantaran impuls diawali oleh :

1. Ketika membran instirahat yang artinya tidak ada stimulus yang menyebabkan
terbukanya kanal ion disebut dengan potensial membran istirahat dengan nilai potensial
transmembran dibawah -70mV.
2. Ketika adanya stimulus yang menyebabkan peningkatan permeabilitas membran yang
sehingga ion – ion berdifusi ke bagian dalam dan nilai potensial membran melewati nilai
ambang/threshold sebesar -70mV yang menyebabkan adanya potensial reseptor. Ditandai
dengan terbukanya kanal natrium sehingga ion natrium akan masuk kedalam serat saraf
(depolarisasi).
3. Potensial reseptor kemudian akan menyebabkan sirkuit aliran listrik lokal (local current)
yang berjalan di sepanjang serat saraf yang menyebabkan adanya potensial aksi.
4. Potensial aksi akan berhenti ketika nilai potensial transmembran berada pada +30mV,
menyebabkan adanya repolarisasi ditandai dengan tertutupnya kanal ion natrium dan
terbukanya kanal ion kalium.
5. Kembali ke potensial membran istirahat.
Detail Materi Fungsi Sistem Motorik dan
Sensorik
Sistem saraf perifer dapat diklasifikasikan menjadi 2 bagian yaitu sensorik (afferent) yang
mengirimkan pesan atau informasi ke CNS melalui afferent neuron, dan motorik (efferent) yang
menerima pesan atau informasi dari CNS menuju target sel melalui efferent neuron

1. Bagian sensori sistem saraf-reseptor sensori (tipe reseptor dan rangsangan sensori yang
dideteksi)
Aktivitas sistem saraf umumnya dapat diawali dengan rangsangan sensorik yang dapat berupa
rangsangan pada reseptor visual, reseptor auditorik, reseptor taktil atau jenis reseptor lainnya,
rangsangan sensorik ini dapat menimbulkan respon pada otak dan rangsangan tersebut dapat
disimpan didalam otak dalam beberapa menit, beberapa minggu bahkan beberapa tahun yang
selanjutnya akan menentukan respon tubuh terhadap rangsangan yang sama. Terdapat beberapa
jenis reseptor serta stimulus yang diterima yaitu:

 Mekanoreseptor peka terhadap energi mekanis. Contohnya adalah reseptor otot rangka
yang peka terhadap peregangan, reseptor di telinga yang mengandung rambut halus yang
melengkung akibat gelombang suara, dan baroreseptor yang memantau tekanan darah.
 Termoreseptor peka terhadap suhu berupa panas dan dingin. Reseptor ini dapat
ditemukan diseluruh permukaan kulit untuk menerima rangsangan suhu.
 Osmoreseptor mendeteksi perubahan konsentrasi zat terlarut dalam cairan ekstrasel
(CES) dan perubahan aktivitas osmotik yang terjadi. Salah satunya terletak di
hipotalamus dekat dengan kelenjar yang menghasilkan ADH
 Kemoreseptor peka terhadap bahan kimia tertentu. Kemoreseptor mencakup reseptor
untuk penghiduan dan pengecapan, serta reseptor yang terletak jauh di dalam tubuh yang
mendeteksi konsentrasi O2 dan CO2 dalam darah atau kandungan kimiawi saluran cerna.
 Nosiseptor atau reseptor nyeri peka terhadap kerusakan jaringan misalnya luka sayatan
atau luka bakar. Stimulasi intens terhadap setiap reseptor juga dirasakan sebagai nyeri.

2. Bagian motorik sistem saraf - efektor

Peran yang paling penting dari sistem saraf adalah sebagai pengatur berbagai aktivitas tubuh, hal
ini dapat terjadi melalui pengaturan kontraksi otot rangka yang tepat, kontraksi otot polos organ
dalam yang sesuai dan sekresi bahan kimia/hormon oleh kelenjar endokrin dan eksokrin. Seluruh
aktivitas tersebut dapat dikatakan sebagai fungsi motorik sistem saraf, sedangkan otot dan
kelenjar dikatakan sebagai efektor karena mereka merupakan struktur anatomis yang melakukan
fungsinya sesuai dengan yang diperintahkan oleh sistem saraf.
3. Transduksi rangsangan sensori sampai impuls saraf

Reseptor dapat berupa (1) a specialized ending of the aferent neuron or (2) a separate receptor
cell closely associated with the peripheral ending of the neuron. Stimulasi suatu reseptor dapat
mengubah permeabilitas membrannya, biasanya dengan cara membuka kanal kation non
spesifik. Perubahan permeabilitas untuk setiap reseptor memiliki caranya tersendiri. Karena
elektrokimiawi sodium (Na+) memiliki daya dorong yang lebih besar daripada kation lainnya
pada saat resting potential maka efek predominan adalah fluks sodium (Na+) masuk ke dalam
sel, yang nantinya akan mendepolarisasi membran reseptor.

Jika cukup besar, suatu potensial reseptor dapat memicu potensial aksi di membran neuron
aferen yang berada di samping reseptor dengan mendorong pembukaan kanal Na+ berpintu
listrik di daerah ini. Pada serat aferen bermielin, zona pemicu ini adalah nodus Ranvier yang
terdekat dengan reseptor. Cara kanal Na+ ini terbuka berbeda-beda bergantung pada apakah
reseptor merupakan sel tersendiri atau ujung aferen khusus.

 Specialized aferent ending, aliran arus lokal antara ujung reseptor yang teraktifkan yang
mengalami potensial reseptor dan membran sel di samping reseptor mendepolarisasi
regio yang berdekatan. Jika suatu regio terdepolarisasi mencapai ambangnya maka kanal
Na+ berpintu listrik terbuka sehingga memicu potensial aksi yang dihantarkan di
sepanjang serat aferen ke SSP.
 Separate receptor cell, potensial reseptor memicu pembukaan kanal voltage-gated Ca2+
di sel receptor. Masuknya Ca2+ menyebabkan pelepasan neurotransmiter yang berdifusi
menyeberangi celah sinaps dan berikatan dengan reseptor protein spesifik pada membran
neuron aferen sehingga membuka chemically gated receptor-channels dan
mengakibatkan masuknya Na+. Hal ini mengakibatkan terjadinya depolarisasi sehingga
mengakibatkan terbukanya voltage-gated Na+ channel pada daerah sekitar yang akan
memicu potensial aksi yang merampat spontan ke SSP.

4. Ujung saraf aferen (corpuskulum Merkel, Meissner, Pacini, Ruffini, nuclear bag dan
chain)

Reseptor taktil (sentuh) pada kulit adalah mekanoreseptor. Gaya mekanik dari rangsangan
mendistorsi protein kanal kation nonspesifik di membran plasma reseptor ini, menyebabkan
masuknya Na+ yang menyebabkan potensial reseptor yang memicu potensial aksi di serat aferen.
Masukan sensorik dari reseptor ini menginformasikan CNS tentang kontak tubuh dengan benda
di lingkungan eksternal. Reseptor taktil mencakup yang berikut:

 Hair Receptor yang menginderai pergerakan rambut dan sentuhan yang sangat lembut,
seperti menggerakan rambut yang ada di lengan sentuhan dengan gumpalan kapas, serta
bersifat beradaptasi dengan cepat.
 Merkel’s disc yang mendeteksi sentuhan ringan menetap dan tekstur, seperti membaca
tulisan Braille, serta lambat untuk beradaptasi.
 Pacinian corpuscle yang memberi respon terhadap getaran dan tekanan yang dalam,
serta bersifat beradaptasi dengan cepat.
 Ruffini endings yang memberikan respon terhadap tekanan dalam yang dipertahankan
dan regangan kulit, seperti selama pemijatan, serta lambat dalam beradaptasi.
 Badan Meissner, yang sensitif terhadap sentuhan ringan, seperti menggelitik dengan
bulu, serta bersifat beradaptasi dengan cepat.

5. Ujung saraf eferen (neuromuscular junction)

Potensial aksi di neuron motorik merambat dengan cepat dari badan sel di dalam CNS ke otot
rangka di sepanjang akson bermielin. Ketika telah mendekati otot, akson mulai bercabang dan
sedikit demi sedikit akan kehilangan selubung mielinnya. Setiap terminal akson akan membentuk
sebuah taut khusus yang disebut neuromuscular junction. Setiap cabang hanya menginervasi satu
sel otot, oleh karena itu setiap sel otot hanya memiliki satu neuromuscular junction.

Satu sel otot disebut sebagai muscle fiber yang berbentuk panjang dan silindris. Pada
neuromuscular junction, akson terminalnya akan bercabang menjadi terminal button yaitu
sebuah struktur yang berbentuk seperti kenop. Seluruh terminal button akan berakhir pada
sebuah cekungan dangkal, atau alur, di serat otot di bawahnya, bagian khusus membran sel otot
ini disebut motor end plate. Pada neuromuscular junction serabut saraf dan sel otot tidak
bersentuhan secara langsung. Jarak antara serabut saraf dan sel otot cukup jauh sehingga tidak
memungkinkan suatu transmisi listrik dari suatu impuls menghubungkan keduanya, oleh karena
itu digunakan sebuah chemical messenger untuk menyampaikan pesan antara terminal button
dengan motor end plate yaitu ACh sebagai neurotransmiter.

Setiap terminal button memiliki ribuan vesikel yang mengandung ACh, pelepasan vesikel ini
dapat terjadi karena rambatan potensial aksi ke terminal akson yang mengakibatkan pembukaan
kanal Ca2+ sehingga Ca2+dapat berdifusi ke terminal buttonyang kemudian menyebabkan
pelepasan ACh pada vesikel melalui eksositosis. ACh yang dilepaskan dari vesikel akan
berdifusi dan berikatan dengan receptor-kanal pada motor end plate sehingga terjadi pembukaan
receptor-kanal. Kanal ini adalah kanal kation nonspesifik yang memungkinkan Na+maupun
K+melewatinya. Dikarenakan gradien elektrokimia maka Na+ akan lebih banyak masuk daripada
K+yang keluar sehingga mengakibatkan motor end platemengalami depolarisasi hal ini disebut
sebagai end plate potential(EPP). Ketika terjadi EPP maka akan terbentuk aliran arus lokal
antara motor end plate yang mengalami depolarisasi dan membran sel disekitarnya yang dalam
keadaan istirahat, sehingga terjadi pembukaan kanal Na+ voltage-gatedmaka mengakibatkan
masuknya Na+ akan menurunkan potential ke ambang, yang memicu potensial aksi yang
kemudian merambat ke seluruh serat otot. Untuk menjamin segala pergerakan yang di inginkan,
maka apabila tidak lagi ada sinyal yang dikirimkan oleh neuron motorik. Respon listrik sel otot
akan di hentikan oleh asetilkolinesterase (AChE) yang berfungsi untuk menginaktifkan ACh.

6. Muscle spindle (serabut intrafusal & ekstrafusal)

Muscle spindle (gelendong otot) terdiri dari kumpulan serat otot yang disebut sebagai serat
intrafusal yang terletak didalam kapsul jaringan ikat berbentuk gelendong yang sejajar dengan
serat ekstrafusal. Tidak seperti serat ekstrafusal yang mengandung miofibril di sepanjang
strukturnya, serat intrafusal memiliki bagian tengah yang bersifat non-kontraktil, dengan elemen
kontraktil yang terbatas di kedua ujungnya.
Setiap muscle spindle memiliki persarafan eferen dan aferennya sendiri. Neuron eferen yang
mempersarafi serat intrafusal gelendong otot dikenal sebagai neuron motorik gama, sedangkan
neuron motorik yang mempersarafi serat ekstrafusal dikenal sebagai neuron motorik alfa. Dua
jenis ujung sensorik aferen berakhir di serat intrafusal dan berfungsi sebagai reseptor

muscle spindle yang keduanya diaktifkan oleh regangan. Ujung primer (anulospiral) dibungkus
di sekitar bagian serat intrafusal, ujung ini mendeteksi perubahan panjang serat otot sewaktu
peregangan serta seberapa cepat peregangan terjadi. Ujung sekunder (
flower-spray) yang berkumpul di segmen – segmen ujung pada banyak serat intrafusal hanya
peka terhadap perubahan panjang. Muscle spindle(gelendong otot) berperan penting dalam
stretch reflex(refleks regang).

7. Serabut saraf yang mentrasmisikan tipe signal berbeda dan klasifikasi fisiologinya
(Kelompok Ia, Ib, II, III, IV)

Pada umumnya dikenal dua macam klasifikasi serat saraf perifer, yaitu Erlanger-Gasser yang
mempergunakan huruf atau abjad dan klasifikasi yang menggunakan angka Romawi. Antara lain
berdasarkan atas diameter dan kecepatan penghantaran, Erlanger-Gesser membagi serat-serat itu
menjadi serat-serat: A alpha, A beta, A gamma, A delta, B, C dan serat-serat simpatik. Serat-
serat A alpha mempunyai diameter dan kecepatan penghantaran yang lebih besar daripada serat-
serat lainnya, serat-serat simpatik dan C mempunyai diameter dan kecepatan penghantaran yang
paling kecil. Klasifikasi ini meliputi serat-serat aferen dan eferen.Klasifikasi dengan
mempergunakan angka Romawi hanyalah meliputi serat-serat aferen saja, disini serat-serat
sensorik dibagi menjadi: serat-serat Ia, Ib, II, III, dan IV, sesuai dengan reseptor yang
dilayaninya. Untuk menghindari kerancuan dalam nomenklatur ini, maka sebaiknya dipakai
pedoman-pedoman sebagai berikut: Penggolongan serat-serat menurut abjad (Erlanger-Gasser)
sebaiknya hanya dipergunakan untuk serat-serat eferen saja, sebaliknya penggolongan serat-serat
dengan mempergunakan angka Romawi dipakai untuk pembagian serat-serat aferen saja. Oleh
karena itu sekarang dapatlah dirangkumkan sebagai berikut:

a. Serat-serat eferen:

 A alpha : serat-serat somatomotorik (untuk otot serat-lintang)


 A gamma : serat-serat motorik untuk kumparan otot (untuk serat-serat intrafusal), serat-
serat ini juga disebut serat eferen gamma
 B : serat-serat simpatik preganglionik
 C : serat-serat simpatik postganglionik

b. Serat-serat aferen:

 Ia : serat-serat untuk kumparan otot, berakhir sebagai akhiran anulospiral


 Ib : untuk melayani organ tendo Golgi (fusus neurotendineus)
 II : untuk kumparan otot: berakhir sebagai akhiran racemosa, untuk reseptor raba
dan tekanan
 III : serat-serat nyeri dan suhu
 IV : serat-serat nyeri yang melayani reseptor-reseptor lainnya.
Fungsi luhur (Sistem Limbik)
Anatomi Sistem Limbik

Sistem limbik terdiri atas area neokorteks dan area korteks yang lebih tua secara filogenetika dan
beberapa nuclei. Arsitektur selular arkikorteks dan paleokorteksberbeda dengan neokorteks.
Struktur utama sistem limbik meliputi formasio hipokampus, girus parahipokampus dan area
entorhinal, girus dentatus, girus singuli, korpus mamilare dan amigdala. Struktur tersebut saling
berhubungan melalui sirkuit papez, dan juga membentuk hubungan yang luas dengan regio otak
lainnya (neokorteks, thalamus, batang otak). Dengan demikian sistem limbik memungkinkan
komunikasi antara struktur mesensefalon, diensefalon, dan neokorteks.

Hubungan Internal dan Eksternal Sirkuit Papez

Kelompok struktur limbik, termasuk hipokampus, berhubungan satu dengan lainnya melalui
sirkuit Papez, yang mengandung beberapa stasiun penghubung neural yang tersusun dalam suatu
sirkuit atau lengkung.

Sirkuit papez bekerja dari hipokampus (kornu Ammon), impuls berjalan melalui lengkungan
besar pada forniks menuju korpus mamilare Kemudian, nukleus ini menjadi tempat asal traktus
mamilotalamikus(Vicq d’Azyr), yang menghantarkan impuls ke nukleus anterior talami. Nukleus
anterior berproyeksi ke girus cingulimelalui radiasio talamosingulatum. Dari girus cinguli,
impuls berjalan melalui singulumkembali ke hipokampusdan menutup sirkuit ini.

Komponen Utama Sistem Limbik

Hipokampus

Formasio hipokampus merupakan struktur sentral sistem limbik. Korteks hipokampus terdiri atas
arkikorteks, tipe korteks serebri yang tua secara filogenetik, yang memiliki tiga lapisan yang
seharusnya enam lapisan. Karena perbedaan struktur ini, hipokampus dan beberapa area korteks
lain disebut alokorteks (kebalikan dari isokorteks yang memiliki 6 lapis).

Serabut Aferen Entorhinal

Area entorhinal terdiri atas alokorteks. Area ini terletak di lateral hipokampus di girus
parahipokampus (area brodmann 28) dan batasan dengan amigdala dibagian rostral. Sulkus
kolateral menandai batas antara area entorhinal dan isokorteks temporal. Area entorhinal
menerima serabut aferen dari area neokorteks yang sangat luas. Area ini diduga sebagai gerbang
menuju hipokampus, yang selanjutnya menganalisis informasi korteks yang masuk berdasarkan
lama atau baru informasi yang diterima.
Serabut Aferen Septal

Neuron kolinergik dan GABAergik dari septum medialis dan pita diagonal Broca berproyeksi ke
hipokampus. Proyeksi kolinergik lebih difus, sedangkan serabut GABAergik secara spesifik
membentuk sinaps dengan neuron GABAergik hipokampus.

Serabut Aferen Komisural

Akson sel piramidal CA3 dan neuron tertentu di region hilus girus dentatus menghubungkan
kedua hipokampus satu dengan lainnya, berakhir di segmen proksimal dendrit sel piramidal dan
sel granular hipokampus kontralateral.

Serabut Aferen dari Batang Otak

Berbagai nuclei batang otak mengirimkan serabut katekolaminergik ke hipokampus terutama


secara difus

Amigdala

Amigdala terbentuk dari beberapa komponen yang berbeda. Amigdala adalah nukleus tempat
berasalnya stria terminalis, yang membentuk lengkung besar ke atas dan ke depan dialur antara
talamus dan nukleus kaudatus hingga mencapai tingkat foramen interventrikularis, tempat
percabangannya menjadi beberapa berkas serabut yang berbeda. Bebrapa serabut ini berlanjut
menuju ke area septalis, beberapa ke bagian rostral hipotalamus, dan sejumlah kecil lainnya
melalui stria medularis ke nukleus habenularis. Selain itu amigdala dianggap membentuk
hubungan dengan mesensefalon, khususnya, dengan nukleus dorsalis medialis talami, yang
selanjutnya berproyeksi ke korteks orbitofrontalis.

Fungsi Sistem Limbik

Sistem limbik berfungsi dalam keinginan dan perilaku afektif selain itu juga berfungsi penting
terkait ketakutan, kecemasan yang diatur pada amigdala, selain itu hippocampus berperan
penting dalam pembelajaran dan memori.

Peran Sistem Limbik Dalam Ingatan (Memori): Lihat Gambar 4

Kesadaran :

Kesadaran merupakan interaksi yang kompleks antara formatio retikularis dan korteks
serebri. Proses kesadaran dimulai dari komponen batang otak dari medulla oblongata ke
mesensefalon yang berupa diffuse network dinamakan RAS (Reticular Activating
System) disebut penggalak kesadaran. Output RAS ke thalamic nuclei lalu ke korteks
disebut pengemban kesadaran
 Sadar: kewaspadaan dan atensi terhadap stimulus eksternal
 Tingkat kesadaran: kualitatif dan kuantitatif
o Compos mentis/sadar penuh: GCS 15
o Somnolen/mengantuk: GCS 12-14
o Stupor: GCS 8-11
o Sopor: GCS 4-7
o Coma: GCS 3

Tidur :

2 fase:

REM(Rapid Eye Movement) dan NREM(Non Rapid Eye Movement)

 REM:
o Mimpi
o Perubahan tekanan darah dan respiration rate
o Kurang respon terhadap stimulus
o Tonus otot menurun
o Gerakan mata cepat --> lepas dari efek inhibisi somatic motor neurons
 NREM
o Deep sleep
o Entire body relax
o Aktivitas korteks serebri minimum
o Heart rate, tekanan darah, respiration rate dan penggunaan energi turun sampai
30% dari batas normal.

Anda mungkin juga menyukai

  • Scrip PPT Ergonomi 2
    Scrip PPT Ergonomi 2
    Dokumen2 halaman
    Scrip PPT Ergonomi 2
    Gusdek Arya
    Belum ada peringkat
  • Script
    Script
    Dokumen2 halaman
    Script
    Gusdek Arya
    Belum ada peringkat
  • Minggu 3
    Minggu 3
    Dokumen4 halaman
    Minggu 3
    Gusdek Arya
    Belum ada peringkat
  • Polar
    Polar
    Dokumen10 halaman
    Polar
    Gusdek Arya
    Belum ada peringkat
  • Script
    Script
    Dokumen2 halaman
    Script
    Gusdek Arya
    Belum ada peringkat
  • Membran Fetal Twins
    Membran Fetal Twins
    Dokumen2 halaman
    Membran Fetal Twins
    Gusdek Arya
    Belum ada peringkat
  • Minggu 3
    Minggu 3
    Dokumen10 halaman
    Minggu 3
    Gusdek Arya
    Belum ada peringkat
  • Script
    Script
    Dokumen3 halaman
    Script
    Gusdek Arya
    Belum ada peringkat
  • Tugas Bbali
    Tugas Bbali
    Dokumen2 halaman
    Tugas Bbali
    Gusdek Arya
    Belum ada peringkat
  • 5 Star Doctor
    5 Star Doctor
    Dokumen2 halaman
    5 Star Doctor
    Gusdek Arya
    100% (2)
  • Yama Brata
    Yama Brata
    Dokumen5 halaman
    Yama Brata
    Gusdek Arya
    Belum ada peringkat
  • Biografi Hippocrates
    Biografi Hippocrates
    Dokumen5 halaman
    Biografi Hippocrates
    Gusdek Arya
    100% (1)
  • Biografi Hippocrates
    Biografi Hippocrates
    Dokumen5 halaman
    Biografi Hippocrates
    Gusdek Arya
    100% (1)