Ketentuan SDM-TDK Untk Ujian
Ketentuan SDM-TDK Untk Ujian
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masyarakat yang sehat, dengan kapasitas fisik dan daya pikir yang kuat,
akan menjadi kontribusi kontribusi positif terhadap komunitasnya, dengan
menjadi individu yang produktif. Kesehatan memiliki daya ungkit yang dapat
mendukung aspek-aspek pembangunan lainnya, sehingga indikator-indikator
kesehatan seringkali digunakan sebagai ukuran kemajuan pembangunan. Upaya
penurunan kemiskinan pun dipengaruhi oleh kebijakan kesehatan yang
diberlakukan, seperti universal health coverage, atau perlindungan kesehatan
menyeluruh. Agar dapat mencapai perlindungan kesehatan yang ideal tersebut,
diperlukan sebuah sistem pelayanan kesehatan yang efisien dan efektif. Sistem
ini mencakup akses terhadap pusat layanan kesehatan, obat-obatan esensial,
tenaga kesehatan yang kompeten, serta tata kelola yang baik.
Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam
bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui
pendidikan di bidang kesehatan untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan
melakukan upaya kesehatan. Tenaga rekam medis merupakan salah satu profesi
yang terdapat di rumah sakit. Tenaga rekam medis adalah tenaga yang
menangani berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien,
pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan
kepada pasien, yang dimulai dari pembuatan rekam medis pasien, assembling,
coding, indexing, dan penyimpanan, serta kemudian pembuatan laporan rekam
medis rumah sakit.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang tenaga
kesehatan, disebutkan bahwa pemerintah dan pemerintah daerah bertanggung
jawab terhadap perencanaan, pengadaan dan pendayagunaan tenaga kesehatan
sesuai dengan kebutuhan. Untuk itu, perencanaan sumber daya manusia
kesehatan perlu ditatalaksanakan dengan sebaik-baiknya, sesuai dengan
dinamika dan perkembangan serta kebutuhan masyarakat.
Astiena AK (2015) menyebutkan bahwa beban kerja tenaga kesehatan
adalah banyaknya pekerjaan yang harus diselesaikan oleh tenaga kesehatan
profesional dalam satu tahun dalam satu sarana pelayanan kesehatan. Beban
kerja pada satu unit pada dasarnya merupakan keseimbangan antara kuantitas
dan kualitas pekerjaan yang dituntut dari karyawan dengan jumlah tenaga yang
ada dalam suatu unit tersebut. Beban kerja juga mempertimbangkan standar
jumlah tenaga menurut profesi tersebur, standar kualifikasi dan standar evaluasi
pekerjaan. Jadi, tinggi rendahnya beban kerja tidak hanya tergantung pada
jumlah tenaga yang tersedia, namun tergantung juga dengan kualifikasi tenaga
kesehatan tersebut. Beban kerja bisa menjadi tinggi apabila kompetensi tenaga
kesehatan lebih rendah dari kualifikasi yang disyaratkan, begitu juga sebaliknya.
Analisis terhadap beban kerja tenaga rekam medis sangat diperlukan dalam
rangka meningkatkan pelayanan rekam medis di suatu rumah sakit. Hal ini
bertujuan agar dapat diketahui beban kerja mana yang perlu di efisiensi. Selain
itu, dengan adanya analisis atau pengukuran beban kerja, dapat dilakukan
pengambilan keputusan yang berbasis bukti ilmiah.
Seiring dengan pertambahan jumlah penduduk setiap tahun terjadi
peningkatan kebutuhan akan tenaga kesehatan salah satunya tenaga
keperawatan. Rasio perawat terhadap 100.000 penduduk Indonesia pada tahun
2014 sebesar 94,07 perawat per 100.000 penduduk, pada tahun 2015 menurun
menjadi 87,65 perawat per 100.000 penduduk. Keduanya masih jauh dari target
rasio perawat yang ditetapkan pada tahun 2014 sebesar 158 perawat per
1000.000 penduduk, bahkan jauh dari target Rencana Strategis Kementerian
Kesehatan 2015-2019 sebesar 180 perawat per 100.000 penduduk. Berdasarkan
data dari Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Kesehatan (BPPSDMK), presentase jumlah perawat adalah yang terbesar di
antara tenaga kesehatan lain yaitu 29,66% dari seluruh rekapitulasi tenaga
kesehatan di Indonesia per Desember 2016.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja Ketentuan SDM Kesehatan untuk Pemenuhan Kebutuahan dalam
UU No. 36 Tahun 2014 ?
2. Apa Permasalahan serta Dampak Pemenuhan dan Pemerataan Tenaga
Kesehatan dalam UU No. 36 Tahun 2014 ?
3. Bagaimana Tanggung Jawab Dan Wewenang Pemerintah dalam UU No. 36
Tahun 2014 ?
4. Apa saja Kualifikasi dan Pengelompokan Perawat dalam UU No. 36 Tahun
2014 ?
5. Bagaimana Perencaan, Pengadaan dan Pendayagunaan Keperawatan dalam
UU No. 36 Tahun 2014 ?
6. Bagaimana Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia dalam UU No. 36 Tahun
2014 ?
7. Bagaimana Registrasi dan Perizinan Tenaga Kesehatan dalam UU No. 36
Tahun 2014 ?
C. Tujuan
1. Untuk
2. Untuk
3. Untuk
4. Untuk
5. Untuk
6. Untuk
7. Untuk
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam
bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui
pendidikan di bidang kesehatan untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan
melakukan upaya kesehatan.
Pengelompokan tenaga kesehatan dalam UU No. 36 Tahun 2014 BAB III
ini terbagi menjadi dua, yaitu tenaga kesehatan dengan kualifikasi minimal
diploma tiga dan asisten tenaga kesehatan kualifikasi minimal sekolah
menengah jurusan kesehatan. Tenaga kesehatan tersebut antara lain tenaga
medis, tenaga psikologi klinis, tenaga keperawatan, tenaga kebidanan, tenaga
kefarmasian,.tenaga kesehatan masyarakat, tenaga kesehatan lingkungan, tenaga
gizi, tenaga keterapian fisik,.tenaga keteknisian medis, tenaga teknik biomedika,
tenaga kesehatan tradisional; dan tenaga kesehatan lain
B. Saran