Anda di halaman 1dari 3

PROGRAM KESELAMATAN DAN KEAMANAN LABORATORIUM

DI UPTD PUSKESMAS SUKAGUMIWANG

1. Latar Belakang

Puskesmas merupakan tempat berkumpulnya orang-orang sehat (petugas dan pengunjung)


dan orang-orang sakit (pasien), sehingga puskesmas merupakan tempat yang mempunyai risiko
kesehatan maupun kecelakaan kerja.

Petugas laboratorium dalam melaksanakan pekerjaannya banyak menggunakan darah dan


cairan tubuh yang infeksius, benda tajam dan bahan kimia yang berbahaya. Setiap penggunaan
benda-benda tersebut dapat menimbulakan kemungkinan terjadinya tertular berbagai jenis
penyakit, tertusuk benda tajam atau terkena bahan kimia berbahaya.

Luka akibat tusukan benda tajam yang terkontaminasi dihubungkan dengan terjadinya transmisi
patogen melalui darah (bloodline pathogen). Lebih dari 20 jenis pathogen dapat ditransmisikan,
diantaranya yang tersering adalah Human Imunodeficiency Virus (HIV), virus hepatitits B (HBV)
dan virus Hepatitis C (HCV).

2. Tujuan

a. Tujuan Umum
Petugas laboratorium mampu melaksanakan kewaspadaan standar keselamatan dan
keamanan kerja

b. Tujuan Khusus
1) Petugas lab mematuhi kesehatan keamanan pribadi
2) Melakukan pemeliharaan lingkungan yang bersih dan teratur
3) Melakukan desinfeksi dan membuang alat yang infeksius
4) Melakukan prosedur kewaspadaan standar dan keamanan kerja

3. Kegiatan

a. Identifikasi potensi / risiko bahaya di laboratorium

Laboratorium sebagai tempat yang berpotensi menimbulkan infeksi bagi petugas. Sumber
infeksi dapat berasal dari pasien maupun sampel pemeriksaan laboratorium. Sebagai
contoh sumber infeksi dari pasien BTA positif bila batuk dapat menularkan kuman
Mycobacterium tuberculosiske petugas laboratorium. Contoh lain dapat berupa tusukan dari
jarum/lancet bekas pasien HIV/HCV. Sehingga perlakukan semua bahan yang berasal dari
tubuh manusia sebagai bahan infeksius.

b. Penilaian risiko di laboratorium


Penilaian risiko didasarkan pada seringnya kemungkinan risiko tersebut terjadi dan
didasarkan pada kemungkinan efek yang timbul
Bila dirumuskan:
RPN (Risk Priority Number)=Kemungkinan terburuk dari failure X kemungkinan terjadinya
failure. Sebagai contoh
a. Kemungkinan terburuk failure : tertusuk jarum bekas pasien HIV (berarti risiko tertular
HIV diberi skor tertinggi yaitu 5)
b. Kemungkinan terjadinya failure : dengan pekerjaan lab yang berkutat dengan benda-
benda potensial infeksi maka kemungkinan terjadinya diberi poin tertinggi yaitu 5)
Sehingga RPN : 5X5 = 25
c. Pengendalian risiko
Pengendalian faktor risiko bisa dilakukan dengan beberapa langkah seperti :
1. Safety personal meliputi hygiene pribadi, penggunaan APD sesuai prosedur
2. Pengolahan limbah sisa pemeriksaan yang sesuai prosedur

d. Pencatatan insiden kecelakaan akibat kerja


Bila ditemukan kejadian kecelakaan kerja seperti tertusuk jarum atau yang lainnya maka
catat kejadian tersebut di form kesehatan dan keselamatan kerja dan form KTD/KNC/KPC
pada saat itu juga supaya dapat diidentifikasi dan meminimalisir kejadian di waktu yang
akan datang

4. Sasaran

Petugas laboratorium

5. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan

a. Setiap satu bulan satu kali petugas laboratorium mencatat laporan managemen resiko dan
laporan diberikan pada dokter penanggung jawab layanan klinis
b. Setiap satu bulan sekali petugas lab membuat laporan insiden kecelakaan kerja

Demikian kerangka acuan program kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium dibuat di
UPTD Puskesmas Sukagumiwang tahun 2018.

Sukagumiwang, Januari 2018


Mengetahui :
Kepala UPTD Puskesmas Sukagumiwang, Petugas Laboratorium,

H. Carbadi, SKM Reny Anggraeni, Amd.AK


NIP. 19710101 199803 1 011

Anda mungkin juga menyukai