PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air susu ibu (ASI) merupakan suatu cairan hidup yang dapat berubah
ASI terbentuk dari campuran dua zat yaitu lemak dan air yang terdapat dalam
kelenjer payudara ibu, dan bermanfaat sebagai makan bayi (Mayunani, 2012).
Kematian Bayi (AKB) mencapai 25,3 per 1000 kelahiran hidup. Walapun
sekarang target dari MDGs yang belum terselesaikan dan di gantikan dengan
menurunkan AKI dan AKB di tahun 2015-2030, namun sampai saat ini masih
belum menunjukkan penurunan AKI dan AKB yang signifikan (Depkes RI,
2016)
Salah satu misi penekanan terhadap angka kematian bayi (AKB) oleh
SDGs adalah dengan cara pemberian ASI sampai usia 6 bulan (eksklusif).
karena Air Susu Ibu (ASI) sudah terbukti dapat meningkatkan status kesehatan
bayi sehingga 1,3 juta bayi dapat diselamatkan. Partisipasi ibu menyusui pada
muncul sejak usia dini antara umur 1-6 bulan sehingga diperlukan upaya
kematian anak, United Nation Children Found (UNICEF) dan World Health
terhadap menyusu, mulai dari ibu itu sendiri seperti ASI yang tidak mau
keluar, produksi ASI yang kurang, sakitnya putting susu ibu saat menyusu
hingga permasalahan yang terjadi dari bayi itu sendiri (Roesli, 2010).
kurangnya frekuensi menyusu pada bayi adalah dengan melakukan pijat bayi
(Hikmah, 2010). Pijat bayi bermanfaat agar bayi dapat beristirahat dengan
setelah bangun dari tidurnya. Bayi akan beraktivitas dengan optimal yang
menyebabkan akan cepat lapar dan nafsu makannya meningkat. Selain itu pijat
bayi juga bermanfaat untuk meningkatkan pertumbuhan dan berat badan bayi,
2008).
Pijat bayi adalah pemijatan bayi yang dilakukan dengan cara mengusap
lembut dimulai dari kaki, dada, tangan, muka dan punggung.(6) Sedangkan
Pijat bayi adalah suatu bentuk permainan gerakan pada bayi, untuk
merangsang pertumbuhan dan perkembangan serta kemampuan pergerakan
yang dapat memberikan rasa aman dan nyaman pada bayi. Sentuhan dan
pelukan dari seorang ibu adalah kebutuhan dasar bayi. Jika pijat bayi
dan norepinefrin) yang dapat memicu stimulasi tumbuh kembang karena dapat
orangtua dan bayi melalui sentuhan pijatan yang mengandung unsur kasih
sayang, suara, kontak mata, dan gerakan. Pijat pada bayi dapat melibatkan
misalnya ayah, nenek, kakek. Naluri seorang bayi dapat merespon sentuhan
2013).
Namun demikian pijat bayi juga memiliki dampak kurang baik apabila
dilakukan dengan cara yang tidak benar. Akibat kesalahan pemijatan maka
bayi dapat mengalami trauma atau lebam pada kulit dan otot dan rasa sakit
pada bayi sehingga bayi menjadi rewel, cedera otot dan tulang, pembengkakan
dan dapat mengakibatkan kematian pada bayi. Oleh karena itu, banyak orang
tua enggan melakukan pijat bayi, mereka takut akan terjadi resiko pijat bayi
pada buah hatinya. Resiko tersebut biasanya disebabkan oleh kelalaian praktisi
pijat dalam memijat, salah pijat, dan kurangnya pengetahuan dalam memijat
(Andria, 2011)
Hasil penulisan yang dilakukan oleh farida tentang pengaruh pijat bayi
terhadap peningkatan frekuensi dan durasi menyusu pada bayi usia 1-3 bulan,
dimana dari hasil penulisan yang telah dilakukan didapatkan adanya pengaruh
dari pijatan bayi terhadap peningkatan frekuensi menyusu (p value= 0.000 <
0.05). serta penulisan yang dilakukan oleh Enny Fitriahadi tentang pengaruh
pijat bayi terhadap frekuensi dan durasi menyusu pada bayi juga memiliki
hasil yang sama yaitu adanya pengaruh pemberian dari pijat bayi terhadap
Dari hasil survey dan pengambilan data awal yang penulis lakukan di
BPS Bunda Bukittinggi diketahui bahwa jumlah persalinan pada tahun 2017
perbulannya. Sedangkan pada tahun 2018 terhitung dari bulan Januari s/d Mei
Bukittinggi, 2018)
dimana dari 5 orang ibu tersebut 4 diantaranya mengaku bahwa frekuensi bayi
menyusu dalam sehari <5 kali dan hanya 1 orang yang memiliki frekuensi
meyusu >5 kali dalam 24 jam (sehari), sedangkan lama durasi menyusu dari 5
orang ibu tersebut 3 orang mengatakan < dari 5 menit dan hanya 2 orang bayi
yang memiliki lama durasi menyusu > dari 5 menit. Dari hasil wawancara
yang penulis lakukan terhadap 5 orang ibu post partum di BPS bunda
dilakukan yang namanya pijat bayi, hal ini dikarenakan berbagai macam
lebih jauh tentang “Pengaruh Pijat bayi usia 0-3 bulan dengan frekuensi dan
B. Rumusan Masalah
ini bagaimanakah “Pengaruh Pijat bayi usia 0-3 bulan dengan frekuensi dan
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
2018.
b. Untuk Mengetahui frekuensi dan durasi menyusu bayi
2018.
tahun 2018.
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
untuk meningkatkan frekuensi dan lama durasi menyusu pada bayi, serta
2. Bagi Responden
agar bayi bisa menyusu dengan durasi lama dan frekuensi sering sehingga
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Menyusu
1. Pengertian
Menyusui adalah hak setiap ibu dan tidak terkecuali ibu yang
yang sehat secara fisik, tetapi juga lebih cerdas, mempunyai emosional
yang sehat, serta kesehatan ibu dan bayi dapat mempererat ikatan batin
antara ibu dan bayi sehingga dasar si kecil percaya pada orang lain dan diri
2. Keuntungan Menyusui
Menyusui pada wanita mempunyai beberapa kebaikan, ASI adalah
makanan yang paling ideal bagi bayi baru lahir, normalnya bebas dari
ketidakmurnian. Air susu ibu mengandung kalori yang lebih banyak dari
susu formula. Kurang terjadi infeksi pada bayi yang menyusu pada ibu
ekonomis, baik bagi ibu maupun bagi masyarakat. IQ bayi prematur yang
menyusu dilaporkan lebih tinggi dari pada bayi serupa yang tidak menyusu
(Kristiyanasari, 2008).
3. Praktik Menyusui
ASI adalah makanan terbaik bagi bayi, oleh karena itu diperlukan
makanan yang paling sempurna dan terbaik bagi bayi karena mengandung
perkembangan bayi yang optimal. ASI mengandung lebih dari 2000 unsur-
zat sel darah putih. Semua zat tersebut terdapat secara proporsional dan
pelindung yang kaya zat anti infeksi, berprotein tinggi dan pencahar yang
ideal untuk membersihkan zat yang tidak terpakai dari usus bayi yang baru
yang santai bagi ibu dan bayi. Buatlah kondisi ibu senyaman mungkin.
Selama beberapa minggu pertama, bayi perlu diberi ASI setiap 2,5 – 3 jam
akan ASI setiap 4 jam sekali. Jadwal ini baik sampai bayi berumur antara
10 – 12 bulan. Pada usia ini sebagian besar bayi tidur sepanjang malam
2008).
yaitu:
pada putting dan sekitar kelang payudara. Cara ini mempunyai manfaat
c. Ibu duduk atau berbaring dengan santai, bila duduk lebih baik
menggunakan kursi yang rendah agar kaki ibu tidak menggantung dan
e. Satu tangan bayi diletakkan dibelakang badan ibu, dan yang satu
didepan.
i. Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari yang lain
dengan cara :
mulut bayi.
mulut bayi
dan lidah bayi akan menekan ASI keluar dari tempat penampungan
l. Menyendawakan bayi
menyendawakan bayi :
(Kristiyanasari, 2008).
disangga lagi. Untuk mengetahui bayi telah menyusu dengan teknik yang
benar, perhatikan bila bayi tampak tenang. Badan bayi menempel pada
perut ibu, mulut bayi terbuka lebar, dagu bayi menempel pada payudara
ibu, sebagian besar areola masuk kedalam mulut bayi, areola bagian
bawah lebih banyak yang masuk, bayi nampak menghisap kuat dalam
irama perlahan, puting susu ibu tidak terasa nyeri, telinga dan lengan bayi
terletak pada satu garis lurus, kepala agak menengadah (Saleha, 2009).
ASI mulai menghasilkan ASI. Apabilan tidak ada kelainan, pada hari
pertama sejak bayi lahir akan dapat menghasilkan 50-100 ml sehari. Dari
pada waktu mencapai usia minggu kedua. Jumlah tersebut dapat dicapai
dengan menyusui bayinya selama 4-6 bulan pertama. Karena itu selama
sejak saat itu kebutuhan gizi tidak lagi dapat dipenuhi oleh ASI saja dan
dilakukan oleh para ahli pada beberapa kelompok ibu dan bayi
dalam 6 buan kedua, dan 300-500 ml dalam tahun kedua kehidupan bayi.
sebagai salah satu komponen ASI dan sebagai sumber energi selama
sering kali menurun jumlahnya dan akhirnya berhenti, dengan akibat yang
Massage adalah terapi sentuh tertua dan yang paling populer yang
dan efek fisiologi pada berbagai organ tubuh. Pijat yang dilakukan secara
benar dan teratur pada bayi diduga memiliki berbagai keuntungan dalam
proses tumbuh kembang bayi. Pijat pada bayi oleh orangtua dapat
Pijat adalah terapi sentuh tertua yang dikenal manusia dan yang
yang dipraktekkan sejak abad keabad silam. Bahkan, diperkirakan ilmu ini
telah dikenal sejak awal manusia diciptakan kedunia, mungkin karena pijat
dilahirkan, yaitu pada waktu melalui jalan lahir ibu (Cahyaningrum &
Sulistyorini, 2014).
2. Manfaat Pijat Bayi
Pijatan pada bayi ternyata tak hanya dilakukan pada saat bayi rewel
atau saja jatuh sakit. Pijatan yang diberikan pada bayi setiap hari
selama 20 menit selama sebulan dapat membuat bayi lebih rileks dan
2. Mengembangkan komunikasi
Umumnya daya tahan tubuh bayi meningkat 30% setelah dipijat 2 kali
selama 15 menit.
abdomen.
5. Mengurangi nyeri
Pijatan yang lembut membantu tubuh melepaskan oksitosin dan
dalam hal ini asi yang mencukupi setiap hari. Maka semakin sering
2012).
pada ibunya. Akibatnya asi lebih banyak diproduksi. Asi akan lebih
banyak diproduksi jika semakin banyak diminta. Selain itu ibu yang
memijat bayinya akan lebih tenang dan hal ini berdampak positif pada
melalui bahasa mata atau isyarat badan. Pijat bayi yang dilakukan rutin
Dengan melakukan pijat bayi, orang tua lebih mengenal bayinya. Pijat
melakukan pijat secara rutin lebih mengenal kondisi fisik bayi. Karena
Adapun teknik atau cara dalam melakukan pijat pada bayi menurut Roesli
(2013) yaitu :
1. Kaki
bagian tubuh bayi yang lain. Colek sedikit minyak, mulai pijat dengan
kedua tangan Anda secara perlahan, mulai dari daerah paha, terus ke
bawah. Buatlah pijatan secara bergantian antara tangan kanan dan kiri
beberapa kali ke arah kiri, lalu ulangi lagi ke arah kanan. Setalah itu,
pijatlah punggung telapak kakinya mulai dari arah mata kaki ke arah
jari-jari kaki. Pindah ke telapak kaki satunya dan ulangi seperti itu.
3. Tumit
4. Jari kaki
Bagian ini adalah penutup dari pijatan bagian kaki bayi.
Peganglah jari mungilnya satu per satu menggunakan ibu jari dan
sehingga jari-jari Anda terlepas di ujung jari kaki bayi. Lakukan untuk
5. Lengan
yang sama.
6. Telapak tangan
7. Jari tangan
Sama seperti jari-jari kaki, secara lembut ambil satu per satu
jari tangannya menggunakan ibu jari dan telunjuk Anda, lalu tarik
secara perlahan.
8. Dada
Katupkan kedua telapak tangan Anda (seperti tapak Budha),
lalu letakkan pada dadanya dalam keadaan seperti itu. Secara perlahan,
buat gerakan ke arah luar tubuh bayi, sehingga telapak tangan yang
beberapa kali.
Masih pada bagian dada, kali ini letakkan salah satu telapak
gerakan ini secara bergantian, dengan tangan kanan dan kiri Anda.
9. Punggung
latihan para orang tua sudah mahir, disamping murah karena hanya
pijat bayi antara lain: menurunkan kadar hormone stress, peningkatan kadar
makan, mengubah gelombang otak yang dapat membuat bayi tidur lelap,
Salah satu dari manfaat pijat bayi yang telah disebutkan di atas
otak yang bekerja untuk daerah leher ke bawah sampai dada dan rongga perut)
D. Kerangka Teori
Pijat Bayi
Bayi
Gambar. 2.3
Kerangka Teori (Riksani, 2012)
E. Kerangka Konsep
kerangka konsep penelitian ini telah disusun menurut variable yang telah di
tentukan sebagai tolak ukur dalam penelitian. Untuk lebih jelasnya sebagai
berikut:
Gambar. 2.3
Kerangka Konsep
F. Definisi Operasional
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Kelompok Eksperimen O1 X O2
1. Populasi
berdasar kan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui peneliti.
Kriteria inklusi
Kriteria eksklusi :
D. Etika Penelitian
dignity)
consent).
aspek keadilan gender dan hak subyek untuk mendapatkan perlakuan yang
sama baik sebelum, selama, maupun sesudah berpartisipasi dalam
penelitian.
subyek (nonmaleficence).
E. Hipotesis
Ha diterima : Ada Pengaruh Pijat bayi usia 0-3 bulan dengan frekuensi
Ho diterima : Tidak ada Pengaruh Pijat bayi usia 0-3 bulan dengan
tahun 2018.
tersebut. Setelah itu dinilai frekuensi dan durasi lama menyusu bayi, serta
dilakukan pemijatan terhadap bayi dan setelah itu baru dilakukan penilaian
kembali terhadap frekuensi dan durasi lama menyusu bayi setelah bayi
bangun tidur.
G. Teknik Pengolahan Data
dilakukan dengan maksud agar data yang dikumpulkan memiliki sifat yang
Setelah dilihat data yang lengkap lalu dilakukan nomor pada setiap
3. Tabulating
Setelah diperiksa dan diberi kode, data dikumpulkan dalam bentuk table
distribusi frekwensi.
Memasukkan data yang telah diberi kode kedalam tabel dan diolah dengan
kesalahan.
dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam
(Saryono, 2011).
Analisis ini digunakan untuk menguji pengaruh pijat bayi usia 0-3
bulan dengan frekuensi dan durasi menyusu. Dalam menganalisis data secara
bivariat, pengujian data dilakukan dengan uji statistik yaitu uji statistik
Paired sample t-test untuk mengukur frekuensi dan durasi menyusu bayi
sebelum dan sesudah dilakukan pijat bayi, dan diperoleh mean perbedaan
pedoman dalam menerima hipotesis : jika data probabilitas (p) < 0.05 maka
H0 ditolak dan terdapat pengaruh pijat bayi dengan frekuensi dan durasi
menyusu dan apabila nilai (p) ≥ 0,05 maka H0 gagal ditolak atau tidak