Anda di halaman 1dari 7

Logo rs

SURAT KEPUTUSAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM ........................

NOMOR : 188.4/ /430.11.8/2015

TENTANG

KEBIJAKAN PELAYANAN FARMASI

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM ........................

Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan di


Rumah Sakit Umum ........................, diperlukan suatu
proses pelayanan yang profesional.
b. bahwa untuk mengkoordinir, mengatur dan mengawasi
seluruh kegiatan pelayanan farmasi di Rumah Sakit Umum
........................, dipandang perlu untuk membuat kebijakan
pelayanan farmasi.
c. bahwa untuk kepentingan tersebut di atas, perlu diterbitkan
surat keputusan direktur tentang Kebijakan Pelayanan
Farmasi Rumah Sakit Umum ........................

Mengingat : 1. Undang - Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah


Sakit
2. Undang - Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
3. Undang - Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika
4. Peraturan Pemerintah RI No. 72 Tahun 1998 tentang
Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan
5. Peraturan Pemerintah RI No. 51 Tahun 2009 tentang
Pekerjaan Kefarmasiaan
6. PerMenKes RI No. 1122/Menkes/Per/III/2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan
7. PerMenKes RI No. 1691/Menkes/Per/VIII/2011 tentang
Keselamatan Pasien Rumah Sakit
8. PerMenKes RI No. 58 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Rumah Sakit
9. KepMenkes RI No. 1027/Menkes/SK/IX/2004 tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotik
10. KepMenkes RI No. 573/Menkes/SK/VI/2008 tentang
Standar Profesi Asisten Apoteker

MEMUTUSKAN

Menetapkan : SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM


........................ TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN FARMASI

Pertama ......
Pertama : Memberlakukan Surat Keputusan Direktur RSU ........................
Tentang Kebijakan Pelayanan Farmasi
Logo rs

Kedua : Kebijakan Pelayanan Farmasi sebagaimana tercantum dalam


Lampiran Keputusan ini

Ketiga : Keputusan ini berlaku terhitung sejak tanggal ditetapkan sampai


ada ketentuan lain yang mengatur hal yang sama

Keempat : Apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan dalam Surat


Keputusan ini, akan dilakukan perbaikan sebagaimana
mestinya.

Ditetapkan di : …..
Pada tanggal : 2015
RSU ........................

dr. ……………….
Logo rs

LAMPIRAN
SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT
UMUM ........................
NOMOR : 188.4/ /430.11.8/2015
TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN FARMASI

KEBIJAKAN PELAYANAN FARMASI


RUMAH SAKIT UMUM ........................

1. Pelayanan farmasi adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan
kesehatan rumah sakit yang berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan
sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai yang bermutu
dan terjangkau bagi semua lapisan masyarakat termasuk pelayanan farmasi
klinik.
2. Instalasi farmasi bertanggung jawab terhadap semua perbekalan farmasi yang
beredar di Rumah Sakit Umum .........................
3. Pelayanan Farmasi dilaksanakan dengan sistem satu pintu.
4. Instalasi farmasi memberikan pelayanan farmasi selama 24 jam ke seluruh unit
kerja terkait.
5. Fungsi instalasi farmasi meliputi pengelolaan perbekalan farmasi dan pelayanan
farmasi klinik.
6. Pengelolaan perbekalan farmasi di Rumah Sakit Umum ........................ meliputi
:
a. Pemilihan, perencanaan, pengadaan, produksi, penerimaan, penyimpanan,
pendistribusian perbekalan farmasi.
b. Melaksanakan pelayanan farmasi satu pintu.
c. Melaksanakan pelayanan obat dosis sehari.
d. Melaksanakan sistem informasi manajemen rumah sakit dalam pengelolaan
perbekalan farmasi.
e. Mendistribusikan perbekalan farmasi ke ruangan / instalasi / unit di rumah
sakit.
f. Mengidentifikasi, mencegah dan mengatasi masalah yang terkait dengan
perbekalan farmasi.
g. Melakukan pengelolaan, penarikan dan pemusnahan perbekalan farmasi
yang sudah tidak dapat digunakan.
h. Mengendalikan persediaan perbekalan farmasi.
i. Melakukan administrasi pengelolaan perbekalan farmasi.
7. Pelayanan farmasi klinik di Rumah Sakit Umum ........................ meliputi :
a. Mengkaji dan melaksanakan pelayanan resep dokter.
Logo rs

b. Melaksanakan penelusuran riwayat penggunaan obat.


c. Memberikan informasi dan edukasi penggunaan obat kepada pasien atau
keluarga pasien.
d. Melaksanakan visite mandiri maupun bersama tenaga kesehatan lain.
e. Memberikan konseling kepada pasien atau keluarga pasien.
f. Melaksanakan Pemantauan Terapi Obat ( PTO ).
g. Melaksanakan dispensing sediaan steril berupa pencampuran obat
sitostatika.
h. Melaksanakan Penyuluhan Kesehatan Rumah Sakit (PKRS).
i. Melakukan pencatatan setiap kegiatan.
j. Melaporkan setiap kegiatan.
8. Instalasi farmasi melakukan kegiatan dispensing sediaan sitostatika yang
memerlukan teknik khusus tentang sterilitas, sifat fisiko kimia dan stabilitas
obat, ketidakcampuran obat serta resiko bahaya pemaparan obat. Tindakan /
teknis tersebut dilakukan untuk mencegah terjadinya infeksi nosokomial,
kontaminasi sediaan, paparan terhadap petugas dan lingkungan, mencegah
kesalahan dalam pemberian obat serta menjamin kualitas mutu.
9. Struktur organisasi Instalasi Farmasi di RSU ........................ terdiri dari kepala
instalasi farmasi, administrasi, unit pengelola perbekalan farmasi, unit
pelayanan, unit farmasi klinis, unit produksi dan manajemen mutu.
10. Instalasi farmasi dipimpin oleh apoteker, berijazah sarjana farmasi yang telah
lulus sebagai apoteker,telah mengucapkan sumpah jabatan apoteker, telah
memiliki Surat Tanda Registrasi Apoteker dan Surat Ijin Praktik Apoteker.
11. Kepala instalasi farmasi bertanggung jawab terhadap segala aspek hukum dan
peraturan - peraturan farmasi baik terhadap administrasi perbekalan farmasi
maupun pengawasan distribusi.
12. Kepala instalasi farmasi sebagai penanggung jawab dapat dibantu oleh apoteker
dan tenaga teknis kefarmasian.
13. Apabila apoteker tidak ada di tempat, dilakukan pendelegasian tugas kepada
tenaga teknis kefarmasian yang berwenang (koordinator), yang harus
melaporkan hal - hal yang perlu dilaporkan kepada kepala instalasi farmasi.
14. Petugas yang berwenang memberikan obat adalah apoteker yang memiliki STRA
(Surat Tanda Registrasi Apoteker) dan atau tenaga teknis kefarmasian yang
telah memiliki STRTTK (Surat Tanda Registrasi Tenaga Teknis Kefarmasian).
15. Pemilihan / seleksi perbekalan farmasi adalah suatu proses kerjasama /
kolaboratif yang mempertimbangkan baik kebutuhan dan keselamatan pasien
maupun kondisi ekonomis.
Logo rs

16. Perbekalan farmasi terdiri dari obat, bahan obat, alat kesehatan, bahan medis
habis pakai, reagensia, radiofarmasi, dan gas medik.
17. Perencanaan perbekalan farmasi yang disusun harus diupayakan untuk
memenuhi kebutuhan secara efektif dan efisien.
18. Pengadaan perbekalan farmasi dilakukan melalui distributor atau sub
distributor yang resmi.
19. Penerimaan perbekalan farmasi dilakukan untuk memastikan kesesuaian jenis
dan jumlah dengan memperhatikan persyaratan mutu yang telah ditetapkan.
20. Penyimpanan perbekalan farmasi dilakukan sesuai dengan spesifikasi dan
persyaratan kefarmasian untuk menjamin mutu dan keamanan serta dilakukan
inspeksi secara berkala.
21. Penggunaan obat di rumah sakit mengacu kepada formularium nasional dan
formularium rumah sakit yang disusun oleh Panitia Farmasi dan Terapi yang
ditetapkan oleh direktur rumah sakit.
22. Dokter dapat mengusulkan perbekalan farmasi baru di luar formularium dan
atau standar alkes dengan mengisi formulir usulan dan ditujukan kepada ketua
Panitia Farmasi dan Terapi.
23. Obat hanya dapat diberikan berdasarkan resep atau pesanan dari dokter yang
memiliki surat ijin praktek di RSU .........................
24. Rumah Sakit mengatur tentang cara penulisan resep dan etiket sesuai dengan
aturan yang berlaku untuk menjamin ketepatan pemberian obat kepada pasien
dan untuk meningkatkan keselamatan pasien.
25. Apoteker dan tenaga teknis kefarmasian melakukan telaah resep sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
26. Resep hanya bisa dilayani apabila sudah memenuhi persyaratan administrasi,
farmasetis, dan klinis.
27. Bila ada resep yang tidak terbaca, petugas farmasi melakukan konfirmasi
kepada petugas ruangan yang bersangkutan atau dokter penulis resep.
28. Permintaan obat narkotika dan psikotropika ditulis oleh dokter yang berwenang
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
29. Obat - obat yang dibawa dan digunakan oleh pasien termasuk obat herbal
sebelum masuk rumah sakit harus dalam pengawasan instalasi farmasi dan
diketahui oleh dokter penanggung jawab pelayanan serta dicatat dalam rekam
medik pasien.
30. Obat – obat yang digunakan oleh pasien selama di rawat di rumah sakit harus
tercatat dalam rekam medik pasien.
Logo rs

31. Bila obat tidak tersedia di instalasi farmasi, petugas farmasi harus
memberitahukan kepada dokter penulis resep dan memberikan saran
substitusinya.
32. Obat - obat emergensi disediakan di masing - masing ruangan / instalasi sesuai
kebutuhan dan penyimpanannya dilakukan dengan mekanisme yang menjamin
keamanan, kemudahan, ketepatan dalam pengambilan dan penggantian setelah
digunakan atau kadaluarsa / rusak.
33. Ada mekanisme yang mengatur tentang identifikasi, pemberian, penyimpanan
dengan cara pembatasan akses, penetapan lokasi, pemberian label terhadap
high alert medications atau obat - obatan dengan pengawasan. Tindakan
tersebut diambil untuk mencegah pemberian yang tidak disengaja.
34. Obat contoh (obat sample) dikelola oleh instalasi farmasi.
35. Penyimpanan produk nutrisi parenteral, obat radioaktif, perbekalan farmasi
sample dilakukan sesuai spesifikasi dan seluruh tempat penyimpanan
diinspeksi secara berkala.
36. Distribusi perbekalan farmasi kepada pasien rawat inap ataupun rawat jalan
dilakukan dengan cara berdayaguna dan berhasilguna dalam menunjang
kesembuhan pasien, dengan mengutamakan mutu dan kepuasan pasien.
37. Pemberian obat kepada pasien rawat inap dilakukan secara ODD (One Day
Dose).
38. Waktu tunggu pelayanan untuk obat racikan maksimal 60 menit dan non
racikan 30 menit.
39. Kepala instalasi farmasi mendelegasikan kepada perawat di masing - masing
ruangan untuk memberikan obat kepada pasien rawat inap.
40. Sebelum pemberian obat kepada pasien, perawat yang berwenang harus
melakukan verifikasi apakah obat yang diberikan sesuai dengan resep.
41. Perawat yang melakukan verifikasi ulang adalah penanggung jawab shift dan
atau ketua tim dan atau perawat yang lebih senior.
42. Instalasi farmasi melakukan stok opname perbekalan farmasi di instalasi
farmasi setiap 3 (tiga) bulan sekali dan hasil kegiatan dilaporkan kepada
direktur.
43. Perbekalan farmasi di ruang / instalasi pelayanan diberlakukan sebagai
persediaan, dikelola oleh masing - masing ruang / instalasi di bawah tanggung
jawab kepala ruangan / kepala instalasi dan berkewajiban membuat laporan
mutasi setiap bulannya ditujukan kepada kabid penunjang dan tembusan
instalasi farmasi.
Logo rs

44. Obat pasien rawat inap dapat dikembalikan kepada instalasi farmasi jika terjadi
alergi atau pasien meninggal dunia dan hal lain dengan persetujuan dokter.
45. Bila terjadi efek samping yang tidak diharapkan dalam pemberian obat, dokter /
perawat / apoteker harus mencatat dalam rekam medis pasien dan dilaporkan
kepada direktur rumah sakit.
46. Instalasi farmasi melakukan kegiatan penarikan, pengelolaan dan pemusnahan
obat kadaluarsa.
47. Instalasi farmasi melakukan kegiatan pengelolaan dan pemusnahan resep yang
disimpan lebih dari 3 ( tiga ) tahun.

RSU ........................
Direktur,

dr. ……………..

Anda mungkin juga menyukai