Safari - 17 Aug 2018 11.47 PDF
Safari - 17 Aug 2018 11.47 PDF
Sumasno Hadi
2.79 · Universitas Lambung Mangkurat
Abstract
Artikel ini terdapat dalam buku Manusia Paradoks: Esai-Esai Sumasno Hadi (Scripta Cendekia, 2014). Artikel ini
sebelumnya terbit dalam rubrik Opini Radar Lampung edisi 18 September 2012.
Full-text (PDF)
Download full-text PDF
Available from: Sumasno Hadi, Jun 12, 2016
hidupnya. Perilaku-perilaku semacam itu tak lain adalah persoalaan kebudayaan. Langkah kecil ini saya lakukan
suatu alienasi kebudayaan, juga pengasingan dari hakikat dengan melihat kembali langkah besar Rendra pada
kemanusiaan sebagai makhluk berbudaya. gagasan dan pemikirannya tentang kebudayaan.
Kehidupan berbangsa dan bernegara yang dipenuhi Adalah teks pidato kebudayaan Rendra yang
dengan makin masifnya kecurigaan antargolongan, berjudul Megat-Ruh yang dibacakannya pada perayaan
egosentrisme antarkelompok dan individualisme yang HUT ke-29 di Taman Ismail Marzuki, Jakarta pada 10
merasuki gaya hidup modern juga suatu bentuk ancaman November 1997. Ruh yang telah terpegat (terputus)
nyata yang akan membunuh manusia di kemudian hari. sebagaimana judul pada pidato Rendra setahun sebelum
Pada akhirnya, bentuk-bentuk ancaman itu bagaikan lengsernya Soeharto itu merupakan gambaran
penyakit serius yang akan menggeroggoti, kemudian terputusnya nilai-nilai kemanusiaan dari akarnya, dari
menenggelamkan kebudayaan manusia yang kini manusianya sendiri.
terwujud sebagai sebuah bangsa, Indonesia. Kritik kebudayaan Rendra adalah suatu usaha reaktif
Pada konteks kekinianbangsa Indonesia khusus- menggedor pintu kekuasan pemerintahan Orde Baru
nya,hiruk-pikuk dalam kehidupan politik nasional yang sentralistik dan militeristik di kala itu. Rendra
semakin membuat pusing rakyat kecil. Retorika-retorika mengangkat kembali kesejarahan trans-budaya, seperti
para elit politik pemerintahan, celakanya tidak menyen- dalam komparasinya atas model pemerintahan raja-raja
tuh dasar persoalan masyarakat. Belum lagi penegakan Jawa dengan raja-raja Inggrisdi mana kedaulatan
hukum yang terlihat seperti romantisme pasal-pasal manusia melalui hukum sudah dicontohkan oleh model
hingga membuat muak rakyat. Dan diperparah oleh pemerintahan monarki Inggris, namun berbeda dengan
pendidikan sebagai jalan solusi yang diharapkan untuk pemerintahan sentralistik raja Majapahit dan Mataram.
meningkatkan martabat rakyat, malah seperti dongeng Pada teks Megat-Ruh, Rendra juga menggambarkan
belaka. Ironi-ironi tersebut dapat dengan mudah disantap kelebihan pemerintahan Demak yang telah mem-
dalam keseharian. praktikkan kedaulatan hukum dengan pengakuan keseta-
Memandang miris atas ironi bangsa hari ini, saya raan manusia sebagai pengaruh dari nilai-nilai Islam yang
teringat jejak penyair besar Si Burung Merak, WS. Rendra. mengajarkan bahwa manusia adalah khalifatullah di
Dan nuansa ingatan itu menjadi semacam beban bumi. Berbeda dengan Demak, Rendra mengkritik
pemikiran yang menimbulkan kebutuhan argumentatif pemerintahan Mataram terutama pada masa raja
atas perjuangan Rendra selama hidupnya. Apakah Amangkurat I dan II, dikatakan tidak melanjutkan model
sepeninggal Rendra sebagai penyair besar bangsa ini yang pemerintahan Demak yang menjunjung tinggi
memiliki kritisisme, spirit dan pemikiran hebat itu telah kedaulatan manusia, malahan Mataram di tangan
dijadikan bangsa ini untuk memperbaiki diri? Amangkurat II menjadi bersifat sentralistik.
Sebagai bentuk nyata dan jawaban argumentatif yang Dasar dari refleksi kebudayaan Rendra melalui
diperlukan bangsa ini dalam memaknai perjuangan kesejarahan pemerintahan raja-raja Jawa dan dibanding-
Rendra, salahsatunya adalah dengan langkah kecil untuk kan pula dengan pemerintahan raja di Inggris merupakan
mengangkat kembali pemikiran-pemikirannya yang suatu refleksi sejarah, suatu penyadaran kembali atas
dapat dijadikan bahan reflektif untuk menghadapi prob- prinsip kedaulatan rakyat sebagai inti dari kehidupan
lem-problem kebangsaan, dan menyikapi persoalan- bernegara. Pengalaman sejarah sebagai koreksi
50 Manusia Paradoks
Recommended publications
Article
Humanism is a philosophical view that upholds values and positions of human and make it as a criterion of all things.
Humanism has its main object that is human nature, its limits and natural tendencies. Humanism as a term in the
intellectual history has always highlighted problems of humanity that is often used in the study of philosophy. Humanism
as an intellectual movement emerged in the... [Show full abstract]
Read more
Article
Read more
Book
Sejarah Musik
November 2015
Read more
Article
Read more
Discover more
About Support
Company FAQ
Careers
Business solutions
Recruiting
Advertising