Anda di halaman 1dari 15

KEBIDANAN

MyCommentSpace.com Error: 103. >

Minggu, 01 Juni 2014


ASUHAN BAYI BARU LAHIR

Managemen Bayi Baru Lahir


1. Menilai Apgar Score BBL
Managemen segera setelah lahir yaitu membersihkan lendir dan benda-benda
lain dari mulut, hidung dan tenggorokan bayi dengan alat penghisap, bayi akan
segera bernafas sendiri. Tali pusat dijepit pada dua tempat dan dipotong
diantaranya. Bayi kemudian dikeringkan dan dibaringkan diatas selimut hangat
yang steril atau di atas perut ibunya.
Kondisl bayi secara keseluruhan di nilai pada menit partarna dan 5 menit
setelah kelahiran dengan menggunakan Apgar. Skor Apgar adalah penilaian bayi
baru lahir yang didasarkan pada :
a. Warna kulit bayi (merah muda atau biru)
b. Denyut jantung
c. Pernafasan
d. Respon bayi
e. Ketegangan otot (lemah atau aktif).
Menjaga kehangatan bayi baru lahir adalah suatu hal yang sangat
panting. Sesegera mungkin bayi diberi baju dari bahan yang nyaman, dibedong
dan kepalanya ditutup untuk mengurangi kehilangan panas tubuh. Diberikan tetes
mata perak nitrat atau antibiotik untuk perlindungan terhadap Infeksi akibat
kontak dengan organisme berbahaya selama persalinan.
Selelah dipindahkan ke ruang perawatan, bayi ditempatkan dalam tempat tidur
bayi yang kecil dalam posisi miring dan menjaganya tetap hangat. Menidurkan bayi
dalam posisi miring akan mencegah penyumbatan saluran pernafasan oleh cairan
atau lendir yang bisa menghalangi pernafasan. Karena semua bayi baru lahir
memiliki Seclikit jumlah vitamin K. berikan suntikan vitamin K untuk mencegah
perdarahan (penyakit perdarahan pada bayi baru lahir).
Sekitar 6 jam atau lebih setelah lahir, bayi dimandikan bersihkan bahan putih
berminyak (verniks kaseosa) yang menutupi hampir seluruh kulit bayi baru lahir,
karena bahan ini membantu melindungi terhadap, infeksi.
2. Pemeriksaan Fisik
Bidan didorong untuk mengembangkan sistem pengakajian fisik dan
mempraktikan secara konsisten untuk mencagah terjadinya kelalaian, urutan
komponen pengakajian harus bergantung pada perilaku dan kenyamanan bayi
.Lakukan perneriksain fisik secara menyeluruh dalam 12 jam pertama setelah bayi
lahir. Pemeriksaan dimulai dengan serangkaian pengukuran seperti :
a. Menimbang berat badan, rata-rata bayi baru lahir beratnya adalah 3.5 kg.
b. Mengukur panjang badan, rata-rata panjang bayi baru lahir adalah 50 cm.
c. Mengukur lingkar kepala.
Selanjutnya menilai kulit, kepala dan wajah, jantung dan paru-paru, sistem
saraf, perut dan alat kelamin bayi. Kulit biasanya kemerahan, walaupun
jari-jari tangan dan jari-jari kaki nampak agak kebiruan karena sirkulasi darah yang
kurang baik dalam jam-jam pertama kehidupan bayi baru lahir.
Perlksa adanya kelainan pada saraf-saraf dan menguji refleks bayi. Refleks
penting pada bayi baru lahir adalah refleks Moro, refleks mencucur dan refleks
menghisap :
a. Refleks Moro : bila bayi baru lahir dikejutkan, tangan dan kakinya akan terentang
ke depan tubuhnya seperti mencari pegangan, dengan jari-jari terbuka.
b. Refleks Mencucur : bila salah satu sudut mulut bayi disentuh, bayi akan
memalingkan kepalanya ke sisi tersebut. Refleks ini membantu bayi baru lahir
untuk menemukan putting.
c. Refleks Manghisap : bila suatu benda diletakkan dalam mulut bayi, maka bayi akan
segara menghisapnya.
Pemeriksaan alat kelamin pada anak laki-laki salah satunya untuk memastikan
bahwa kedua buah pelirnya lengkap dalam kantong buah zakar. Meskipun jarang
dan tidak menimbulkan rasa nyeri pada bayi baru lahir, buah pelir bisa terpelintir
(torsio testis), yang perlu diatasi dengan tindakan pembedehan darurat pada bayi
perempuan, bibir vaginanya mononjol. Pemeriksaan Awal :
a. Nilai kondisi bayi :
1) Apakah bayi menangis kuat/bernafas tanpa kesulitan?
2) Apakah bayi bergerak dengan aktif/lemas?
3) Apakah warna merah muda, pucat/biru?
Apgar score merupakan alat untuk mengkaji bayi sesaat setelah
lahir meliputi 5 variabel yaitu pernapasan, frekuensi jantung, warna kulit, tonus
otot & intabilitas reflek. Apgar score ditemukan oleh virginia apgar (1950).
b. Jenis kelamin
c. Kelainan kongentital
3. Tatalaksana Pemeriksaan awal
a. Membersihkan jalan nafas
1) Sambil menilai pernafasan secara cepat, letakkan bayi dengan handuk di atas perut
ibu.
2) Bersihkan darah/lendir dari wajah bayi dengan kain bersih dan kering/ kassa.
3) Periksa ulang pernafasan.
4) Bayi akan segera menagis dalam waktu 30 detik pertama setelah lahir.
b. Jika tidak dapat menangis spontan dilakukan :
1) Letakkkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan hangat.
2) Gulung sepotong kain dan letakkan di bawah bahu sehingga leher bayi ekstensi.
3) Bersihkan hidung, rongga mulut, dan tenggorokan bayi dengan jari tangan yang
dibungkus kassa steril.
4) Tepuk telapak kaki by sebanyak 2-3x / gosok kulit bayi dengan kain kering dan
kasar.
c. Perawatan tali pusat
Setelah plasenta lahir dan kondisi ibu stabil, ikat atau jepit tali pusat.
Caranya :
1) Celupkan tangan yang masih menggunakan sarung tangan ke dalam klorin 0,5%
untuk membersihkan darah & sekresi tubuh lainnya.
2) bilas tangan dengan air matang /DTT
3) keringkan tangan (bersarung tangan)
4) letakkan bayi yang terbungkus diatas permukaan yang bersih dan hangat.
5) Ikat ujung tali pusat sekitar 1 cm dari pusat dengan menggunakan benang DTT.
Lakukan simpul kunci/ jepitkan Jika menggunakan benang tali pusat, lingkarkan
benang sekeliling ujung tali pusat & lakukan pengikatan kedua dengan simpul kunci
dibagian TP pdsisi yang berlawanan, Lepaskan klem penjepit & letakkan di dalam
larutan klorin 0,5%.
d. Mempertahankan suhu tubuh, Dengan cara :
1) Keringkan bayi secara seksama.
2) Selimuti bayi dengan selimut/kain bersih, kering 8 hangat.
3) Tutup bagian kepala bayi.
4) Anjurkan ibu untuk memeluk 8 menyusukan bayinya.
5) Lakukan penimbangan setelah bayi mengenakan pakaian.
6) Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat.

e. Pencegahan Infeksi
1) Memberikan obat tetes mata/salep.
2) diberikan 1 jam pertama bayi lahir ryaitu ; eritromysin 0,5%/tetrasiklin 1%.
3) Yang biasa dipakai adalah larutan perak nitrat/ neosporin 8.
4) langsung diteteskan pd mata bayi segera setelah bayi lahir.
5) BBL sangat rentan terjadi infeksi, sehingga perlu diperhatikan hal-hal dalam
perawatannya.
6) Cuci tangan sebelum 8 dan setelah kontak dengan bayi.
7) Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang blm dimandikan.
8) Pastikan semua peralatan (gunting, benang tali pusat) telah di DTT, jika
menggunakan bola karet penghisap, pastikan dalam keadaan bersih.
9) Pastikan semua pakaian, handuk, selimut serta kain yang digunakan untuk bayi
dalam keadaan bersih.
10)Pastikan timbangan, pipa pengukur, termometer, stetoskop dan benda2 lainnya
akan bersentuhan dengan bayi dalam keadaan bersih (dekontaminasi setelah
digunakan).
11)Lanjutkan dengan Asuhan bayi baru lahir 1-24 jam pertama kelahiran serta
lakukan pemantauan.
f. Pemeriksaan lengkap beberapa jam kemudian.
1) Semua bayi harus diperiksa lengkap beberapa jam kemudian setelah membiarkan
bayi beberapa waktu untuk pulih karena kelahiran.Bayi secara keseluruhan. Bayi
normal berbaring dengan posisi fleksi (menekuk). la mungkin meregang
ataumenguap. Warnanya merah muda. la menangis. Pernapas-annya teratur. la
memberikan respon terkejut yang normal, jika tiba-tiba diberi sentakan (ia akan
melemparkanangannya ke arah depan luar seperti hendak meraih seseorang). Ini
disebut refleks Moro.
2) Kepala
a) lingkar kepala. Ukuran kepala yang tidak normal besarnya disebut hidrosefalus.
Ukuran kepala yang terlalukecil disebut mikrosefalus. Lingkar kepala rata-rata
adalah33 cm.
b) Rabalah fontanela anterior – seharusnya tidak menonjol(membengkak).
c) Lihatlah adanya celah bibir (seperti bibir kelinci) atau celah palatum.
3) Punggung.
Spina bifida merupakan kelainan tulang belakang pada bayi. Tidak didapatkan
tulang dan kadang-kadang tidak ada kulit yang menutupi sumsum tulang belakang
bayi.
4) Anus
Periksalah apakah anus terbuka dan mekonium dapat keluar. Ini untuk meyakinkan
tidak adanya anus imper-forata.
5) Anggota tubuh
Asuhan bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi baru lahir selama
satu jam pertama setelah kelahiran. Sebagian besar BBL akan menunjukkan usaha
pernafasan spontan dengan sedikit bantuan/gangguan oleh karena itu penting
diperhatikan dalam memberikan asuhan SEGERA, yaitu jaga bayi tetap kering &
hangat, kotak antara kulit bayi dengan kulit ibu sesegera mungkin.
B. Perawatan Imediat Pada Bayi Baru Lahir
Dengan memahami tentang perubahan fisiologis yang tejadi pada bayi baru
lahir , rasional terhadap perawatan dapat dimungkinkan. Praktisi harus
menghindari menggagalkan keberhasilan upaya bayi baru lahir itu sendiri untuk
beradaptasi dengan kehidupan ekstrauterin.
Tujuan perawatan adalah mendukung transisi , mencegah komplikasi potensial,
mengidentifikasi abnormalitas , dan melakukan intervensi bila perlu. Kondisi bayi
dikaji dengan segera melalui observasi warna, tonus, dan upaya pernapasan.
Meskipun pengisapan segera setelah kelahiran adalah praktik umum, pembersihan
sekresi sederhana dari wajah bayi sama efektifnya.
Keuntungan potensial dari pengisapan adalah mengurangi aspirasi sekresi dan
mengurangi kesempatan infeksi pada saluran pernapasan. Namun kerugiannya
meliputi aritmia jantung, spasme laring, dan vasospasme arteri pulmonal.
Pernapasan normalnya mulai secara spontan. Bila tidak , penggosokan perlahan
punggung bayi terutama efektif dalam merangsang pernapasan bayi dengan warna
dan tonus baik.
Pengeringan bayi yang segera dan mempertahankan kontak kulit dengan kulit
dengan ibunya membantu termoregulasi . riset menunjukkan bahwa kontak kulit
dipilih untuk mempertahankan lingkungan termal netral bagi bayi baru lahir yang
normal. Bayi yang ditempatkan dalam kontak kulit dengan kulit dengan ibunya
mempunyai suhu rektal lebing tinggi 45 menit pertama setelah lahir bila
dibandingkan dengan mereka yang mengalami periode awal dibawah alat
penghangat.
Selimut basah harus diganti segera dengan selimut kering, aliran udara harus
dihilangkan dan kepala bayi harus tetap ditutup. Permukaan apapun yang kontak
dengan bayi harus yang hangat.Bidan harus terus melakukan pengkajian dengan
melakukan penilaian APGAR, pemeriksaan fisik, dan penentuan gestasi.mereka
harus mengkaji setiap bayi dengan nilai APGAR , pada menit 1 dan 5 sampai 2
untuk setiap kategori berikut : warna, tonus otot, upaya pernapasan, frekuensi
jantung, dan kepekaan refleks, Niai APGAR menit 1 digunakan untuk
membutuhkan kebutuhan resusitasi.
C. Perawatan Lanjutan Pada BBL
1. Status Perilaku Bayi
Perawatan lanjutan di Dasar kan pada pemahaman tentang perubahan
neurobehavioral yang terjadi pada bayi baru lahir.Desmond ,rudolph dan
phitakshraiwan (1966) adalah yang pertama kali menggambarkan transisi
neorobehavioral neonatus.bayi baru lahir yang normal dan tidak disedasi
mengalami suatu periode reaktifitas segera setelah lahir yang berakhir kira-kira 30
menit.mata bayi terbuka,dan ia sadar .frekuensi jantung dan pernafasan sedikit
meningkat.warna bayi bervariasi .mungkin ada mukus,rales,dan renti.bayi mudah
terkejut dan mungkin mengalani remor transier.setelah fase awal kreatifitas,bayi
memasuki periode tidur dan responsif .
Fase kedua ini mungkin berakhir dari 20 menit sampai 2 jam.frekuensi
jantung menurun,dan murmur sistolik sering terdengar. fase ketiga yang berakhir
dari 2-6 jam setelah kelahiran ,dikarakteristikkan oleh kreatifitas.bayi sadar dan
responsif.riset terakhir dan albert(1996) menunjukkan sifat kritis periode
pertama reaktifitas.stimuli multiple berdampak pada bayi sebelum dan sesudah
kelahiran-stimulasi proprioseptif dari gerakan maternal,stimulasi taktil selama
kelahiran,dan stimulasi lingkungan setelah kelahiran (udara dingin,sumbatan tali
pusat).
Dalam responnya bayi manusia mempunyai dorongan katekolamin dan status
peningkatan stimulasi.penulis menegaskan bahwa kesadaran ini memainkan peran
dalam membantu transisi pada kehidupan ekstrauterindengan mengakibatkan
perilaku khusus yang perlu untuk bertahan hidup atau sintasan (survival).misalnya
stimulasi taktil terutama dikaitkan dengan produksi dan katekolamin,yang pada
gilirannya dikaitkan dengan awaitan pernafasan.status bangun juga memudahkan
pembelajaran awal yang dilaitkan dengan makan .telah ditunjukkan bahwa bayi
baru lahir ditempatkan diantara payudara ibu selama fase pertama reaktifitas
akan melokalisasi puting tanpa bantuan.
2. Memulai Menyusui
Memulai menyusui selama fase pertama reaktifitas mengoptimalkan
kesempatan keberhasilan .selama tahap kedua tidurtidak responsif ,upaya
menyusui air susu ibu (ASI) mungkin akan gagal ,yang akan menurunkan
kepercayaan diri ibu.selanjutnya meyusui dini menurunkan resiko hipoglikemia
neonatus yang dapat terjadi selama nadir fisiologis gula darah 1 sampai 1,5 jam
setelah lahir .keterlambatan memulai menyusui dikaitkan dengan peningkatan
suplementasi dan periode pendek menyusui ASI 9hossain et al,1995)ibu yang
mulai menyusui ASI dalam 2 jam setelah lahir sangat mungkin untuk menyusui
ASI ekslusif selama 11 minggu pertama kehidupan bayi. Ibu yang menyusui dalam
jam pertama setelah kelahiran menyusui ASI dipertimbangkan lebih lama dari ibu
yang menunda memulai menyusui ASI . percobaan lain secara konsisten melaporkan
menyusui ASI lebih tinggi angkanya pada 13 bulan pada wanita yang diizikan
untuk melakukan kontak ekstra dini dengan bayi mereka.
Bayi yang normal lahir dengan reflek rooting dan menghisap utuh, mereka
mampu mengkoordinasi isapan dan menelan. Kuatnya isapan diikuti dengan
penghentiaan singkat untuk menelan, bayi yang hrus belajar untuk menghisap
cukup lama untuk merangsang aliran susu dan proses ejeksi pada ibu, penolong
kelahiran dapat membantu ibu untuk memposisikan bayi nya dengan cara yang
meningkatakan upaya menyusui ASI. Penting untuk mengajarkan ibu tentang
reflek rooting.
Bila sudut mulut ditekan bayi akan memalingkan kepala kearah tersebut dan
membuka mulutnya lebar. Ketika atap rongga mulut bayi bersentuhan dengan
puting, bayi akan menghisap. Ketika bayi telah mencakup seluruh areola dan
puting, penting untuk tidak menekan pipi karena ini dapat menyebabkan kembali
reflek rooting dan bayi akan kehilangan cakupan mulutnya terhadap puting.
Penting untuk mengajarkan ibu bahwa memerlukan waktu untuk mempelajari
menyusui yang tepat dan berhasil. Selain itu ibu salah meninterpretasikan proses
belajar normal sebagai masalah menyusui ASI.
3. Ikatan Orang Tua – Bayi (Bounding Attachement)
Periode pertama reaktivitas juga penting untuk perkembangan hubungan orang
tua – anak. Riset menunjukkan bahwa kontak ekstra awal antara ibu dan bayi
secara positif mempengaruhi hubungan tersebut. Klaus dan Kennell adalah yang
petama kali mempopulerkan gagasan tentang periode sensitif segera setelah lahir.
Mereka menemukan bahwa ibu yang mempunyai kontak yang ekstra dengan bayi
mereka setelah lahir menunjukkan perilaku lebih afeksi dan mengekspresikan
perhatian lebih pada bayi mereka pada bulan pertama.
Kontak awal ektra dikaitkan dengan perhatian lebih oleh ibu selama
pengkajian, pengkajian fisik terstandartrisasi pada tahun pertama, dan ibu dengan
dukungan sosial buruk yang mengalami kontak awal dengan bayi mereka
menunjukkan perilaku afeksi meningkat. Kontak bayi dan ibu awal juga dikaitkan
dengan penurunan penganiayaan , pengabaian anak dan kegagalan untuk
bertumbuh.
Sebaliknya banyak peneliti mencatat pelaku kurang afeksi, perasaan tidak
mampu dan kurang percaya diri pada ibu yang mereka teliti mengalami kontak
awal terbatas dengan bayi mereka. Karenanya penting untuk memberi perawatan
awal pada bayi tanpa memisahkannya dari ibu , atau yang sering dikatakan untuk
melakukan rawat gabung agar perasaan kasih sayang timbul dan semakin
mempererat jalinan kasih antara ibu dengan bayinya , secara tidak langsung kita
mengurangi angka kejadian depresi post partum blues, atau perasaan ibu yang
tidak percaya bahwa dia sudah memiliki anak. Ketika dilakukan rawat gabung ibu
juga bisa belajar merawat bayinya dan terus menyusui bayinya sehingga ASI
eksklusif dapat terlaksana dengan baik sampai 6 bulan kedepan.
4. Tanda Vital , Berat Badan Medikasi
Pengkajian terus menerus terhadap transisi fisiologis, pada kehidupan
ekstrauterin penting riset masih kurang mengenai frekuensi normal untuk
mengukur tanda vital, tindakkan pertama dilakukan dalam 30 menit pertama
sementara bayi masih diatas abdomen ibu. Setelahnya tanda vital diukur pada
sedikitnya setiap 30 menit sampai neonatus stabil selama 2 jam, bila setelah
stabil, mereka mengukur nya setiap 4 – 8 jam. Warna tonus otot dan upaya
penafasan bayi dikaji pada waktu yang sama, praktisi harus mengukur berat badan
kelahiran dengan akurat, memberi medikasi bayi baru lahir dan melakukan
pengkajian seksama terhadap bayi.
Ketepatan waktu penting menyusui dan mendekatkan pada ibu adalah
prioritas pertama pada bayi sehat dan tidak boleh diganggu demi kenyamanan
pemberian perawatan.berat badan bayi yang akurat penting karena ini membantu
untuk mengidentifikasi masalah kesehatan potensial,memberi perbandingan untuk
pengkajian selanjutnya terhadap bayi,dan membimbing pemberi perawatan dalam
menghitung dosis medikasi yang tepat untuk bayi baru lahir.penimbangan berat
badan dapat ditunda sampai setelah pemberian ASI pertama pada bayi cukup
bulan normal yang tampak secara nyata bergizi baik.
Bayi yang ada dibawah persentil kesepuluh untuk kelompok cohor mereka
diklasifikasikan kecil untuk usia gestasi .bayi dengan berat badan kurang dari 2500
gram diklasifikasikan sebagai berat badan rendah ,dan bayi dengan berat badan
kurang dari 1500 g dipertimbangkan berat badan sangat rendah.bayi yang berada
diatas persentil ke 90 diklasifikasikan sebagai besar untuk usia gestasi.baik LGA
dan SGA merupakan resiko untuk masalah neonatus tertentu dan perlu
pemantauan lebih ketat .
5. Pemberian Vitamin K
Sudah menjadi standar praktik untuk memberi vitamin k selama 2 jam
pertama kehidupan bayi untuk mencegah penyakit hemoragik bayi baru lahir
.vitamin k adalah kofaktor dalam koagulasi dan diproduksi oleh bakteri dalam usus
.sampai kolonisasi usus sempurna ,bayi berisiko mengalami perdarahan .karena
terdapat vitamin k dalam ASI.dari pada formula, bayi menyusu ASI lebih mungkin
terinfeksi
6. Pemberian Profilaksis oftalmia neonatal
Pemberian agens untuk mencegah oftalmia neonatorum adalah praktik
standar, meskipun percobaan terkontrol masih kurang untuk mendukung
pengobatan profilaktik pada observasi klinis dan pengobatan yang di dasarkan pada
simtomatologi.penetesan salep eritromisin 0,5% sebanyak ½ inci pada setiap
mata 1 sampai 2 jam setelah kelahiran, adalah praktik paling umum karena ini
efektif untuk prngobatan baik klamidia dan gonore. Infeksi dapat juga disebabkan
oleh haemophilus influenzae, stophylococcus aureus, esherichia coli, dan
pseudomonas (Nsanze et al., 1996; Gao, 1993).
Penelitian yang mengevaluasi keefektifan profilaksis menggunakan povidon
iodin, nitrat perak 1% salep eritromisin, dan salep tetrasiklin telah gagal memberi
bukti bahwa salah satu metode tertentu lebih baik dari yang lain ( chen, 1992;
isenberg, Apt, dan wood, 1995). Temuan menunjukkan bahwa penelitian lanjut
diperlikan mengenai epidemiologi oftalmia noenatus di berbagai tempat geografis
yang berbeda dan keefektifan agens yang berbeda dalam mencegah infeksi.
Profilaksis mata harus ditunda sampai sampai setelah periode reaktivitas pertama
ketika neonatus sadar dan merasakan stimuli visual di sekitarnya.
7. Pemberian Makanan
Bayi normal memiliki refleks mencucur dan refieks menghisap yang aktif, dan
dapat segera mulai makan setelah lahir. Jika bayi tidak disusui oleh ibunya di
ruang persalinan, pemberian makan biasannya dimulai dalam 4 jam setelah
kelahiran. Meludah dan memuntahkan lendir adalah hal yang biasa terjadi pada
hari pertama. Bayi baru lahir akan berkernih sabanyak 6-8 kali sehari. Mereka
juga buang air besar setiap hari. menangis keras, keadaan kulitnya bagus dan
mempunyai refleks menghisap yang kuat. Semua ciri-ciri ini menandakan bahwa
bayi mendapat cukup ASI atau susu formula( jika ada indikasi untuk tidak
menyusui langsung kepada ibunya). Penambahan berat badan akan memperkuat hal
tersebut.

D. Pengkajian Neonatus Awal


Pengkajian neonatus awal meliputi riwayat, pemeriksaan fisik, dan pengkajian
usia gestasi. Pemeriksaan normalnya ditunda selama fase reaktifitas pertama
karena mempengaruhi menyusu dan kedekatan serta menyebabkan keletihan dan
stres yang tidak perlu. Bayi mungkin secara relatif tidak respon selama fase
reaktifitas kedua.karenanya pengkajian paling baik dilakukan pada fase ketiga
,ketika bayi tenang dan terbangun.
Penting untuk meninjau ulang cacatan medis ibu dan bayi dan mewawancarai
pemberi perawtan untuk mendapatkan riwayat yang kompleks .kategori meliputi
riwayat keluarga ibu dan ayah ,riwayat obstetri yang lalu ,riwayat gestasi
bayi,dan pengkajian sosial serta komunitas ,riwayat persalinan dan kelahiran dan
riwayat neonatus.
1. Riwayat Keluarga
Riwayat keluarga harus didapat pada prenatal dan ditinjau ulang pada saat
pengkajian bayi baru lahir.
2. Riwayat Obstetri Terdahulu
Riwayat obstetri ibu masa lalu mengenai usia,jenis kelamin dan jumlah saudara
kandung harus ditinjau ulang .kumpulan keluarga mempunyai dampak pada
penyesuaian keluarga.riwayat anomali kongenital,ikterik,atau mordibitas
/mortalitas perinatal lain harus dicatat karena beberapa kondisi meningkatkan
resiko bayi ini untuk juga mengalami komplikasi tersebut.
3. Riwayat Gestasi Bayi Terkini
Golongan darah ibu ,Rh ,dan pemeriksaan antibodi harus diidentifikasi untuk
mengaji risiko penyakit hemolitik pada bayi, riwayat ibu tentang penyakit dalam
atau infeksi yang mungkin telah mengganggu janin harus diidentifikasi.
4. Pengkajian Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial dan kemampuan menjadi orangtua sangat mempengaruhi
kesehatan bayi baru lahir.penting untuk memiliki pemahaman tentang konteks
keluarga ketika bayi bergabung pada keluarga tersbut .usia, bahasa, dan tingkat
pendidikan ibu dapat mempengaruhi kemampuannya untuk berkomunikasi secara
efektif dengan pemberi perawatannya.
Identifikasi tentang orang yang ia pertimbangkan sebagai keluarga dan
pendukungnya penting ketika mempertimbangkan pengaruh budaya dan praktik
melahirkan. Jumlah orang yang tinggal dirumah,ukuran dan sifat hunian,dan
hubungan orang terhadap ibu harus ditinjau ulang, serta ketersediaan makanan,
fasilitas memasak, serta ketersediaan makanan, lemari pendingin, pemanas, air,
listrik, fasilitas kamar mandi, dan transportasi. Pengkajian rumah dan komunitas
harus juga mengidentifikasi bahaya atau potensi bahaya seperti kekerasan emosi,
fisik, atau seksual. Adanya penyakit mental atau penyalahgunaan zat dapat
mempengaruhi adaptasi menjadi orang tua. Idealnya, kunjungan rumah dilakukan
untuk setiap keluarga selama periode pascapartum.
E. Jadwal Kunjungan
1. Jadwal Kunjungan Bidan
a. 24 jam setelah pulang awal
1) Timbang berat badan bayi. Bandingkan berat badan dengan
berat badan lahir dan berat badan pada saat pulang.
2) Jaga selalu kehangatan bayi
3) Komunikasikan kepada orangtua bayi bagaimana caranya merawat tali pusat,
agar tidak mengalami infeksi.
b. 1 minggu setelah pulang
1) Timbang berat badabn bayi. Bandingkan dengan berat badan saat ini dengan berat
badan saat bayi lahir. Catat penurunan dan penambahan ulang BB bayi.
2) Perhatikan intake dan output bayi baru lahir.
3) Lihat keadaan suhu tubuh bayi
4) Kaji keadekuaatan suplai ASI

c. 4 minggu setelah kelahiran


1) Ukur tinggi dan berat badan bayi dan bandingkan dengan pengukuran pada kelahiran
dan pada kunjungan umur 1 minggu apakah mengalami pertambahan.
2) Perhatikan intake dan output bayi baru lahir.
3) Perhatikan nutrisi bayi apakah tercukupi serta kaji apakah bayi menyusui secara
adekuat.
4) Perhatikan keadaan penyakit pada bayi.
2. Tatalaksana Kunjungan Awal Petugas Puskesmas/Bidan :
a. Petugas puskesmas/bidan hendaknya menjalankan kunjungan rumah tiap hari bagi
tiap bayi yang dilahirkan dirumah, bila mungkin selama satu minggu pertama
sesudah lahir untuk memantau keadaan vital bayi serta menilai APGAR.
b. Kartu anak harus diisi lengkap dan kelahiran bayi harus di daftar sebagai lahir
atau dibawa ke puskesmas/BPS setempat.
c. Bidan hendaknya meneliti apakah petugas yang melayani persalinan sudah
memberikan perhatian terhadap semua hal.Suatu bentuk kepedulian tenaga
kesehatan Untuk pemeliharaan bayi.
3. Tatalaksan Kunjungan Lanjutan Petugas Puskesmas/Bidan.
a. Bila bayi dilahirkan dirumah, hendaknya sedapat mungkin bidan mengadakan
kunjungan kerumah setiap hari sampai tali pusat lepas, kemudiantiap dua hari
hingga hari ke sepuluh.
b. Pada tiap kunjungan rumah :
1) Periksalah kemungkinan infeksi mata.
2) Periksa tali pusat
3) Bla kain kasa melekat, rendamlah dengan larutan antiseptik dan
4) lepaskan dengan hati-hati.
5) Bersihkan pusat dengan alkohol
6) Berilah perban kering
7) Periksalah alat kelaamin dengan keberssihannya
8) Amatilah bahwa tinja normal.

Diposkan oleh LINDA di Minggu, Juni 01, 2014


Reaksi:
Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook

0 komentar:

Poskan Komentar

« Posting Lebih Baru Posting Lama » Beranda

Lencana Facebook
Melinda Kurnia | Buat Lencana Anda

<a href="http://www5.shoutmix.com/?nyit_nyit">View shoutbox</a>


ShoutMix chat widget

MyCommentSpace.com

Blog Archive
 ► 2011 (2)

 ► 2013 (9)

 ▼ 2014 (35)
o ► Januari (3)
o ► April (1)
o ► Mei (2)
o ▼ Juni (29)
 ▼ Jun 01 (6)
 ASUHAN ANTENATAL
 ASUHAN INTRANATAL
 ASUHAN POSTPARTUM
 ASUHAN BAYI BARU LAHIR
 ASUHAN BAYI DAN BALITA
 DETEKSI DAN PENANGANAN KOMPLIKASI DAN
PENYULIT DAL...
 ► Jun 05 (1)
 ► Jun 08 (3)
 ► Jun 11 (8)
 ► Jun 12 (2)
 ► Jun 14 (2)
 ► Jun 22 (3)
 ► Jun 30 (4)

 ► 2015 (7)

Diberdayakan oleh Blogger.

About Me
LINDA
Berdoa, berusaha, menuntut ilmu demi Orang Tua tecinta
Lihat profil lengkapku

Followers

Copyright (c) 2010 KEBIDANAN. Design by WPThemes Expert

Blogger Templates, Free Samples And CNA Certification.

Anda mungkin juga menyukai