Anda di halaman 1dari 22

P3PHK (Kuliah VII) Tata Cara Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial di Luar

Pengadilan Bag. 2 copyright by

2 copyright by dhoni.yusra@2006
Konsiliasi Konsiliasi Hubungan Industrial yang selanjutnya disebut konsiliasi adalah
penyelesaian perselisihan kepentingan, perselisihan pemutusan hubungan kerja atau
perselisihan antar serikat pekerja/serikat buruh hanya dalam satu perusahaan melalui
musyawarah yang ditengahi oleh seorang atau lebih konsiliator yang netral (Pasal 1 Angka 13
UU No. 2 Tahun 2004 tentang PPHI) copyright by

3 copyright by dhoni.yusra@2006
Conciliation is the adjustment and settlement of a dispute in friendly, unantagonistic manner
used in courts before trial with a view towards avoiding trial and in labor disputes before
arbitration (Black’s Law Dictionary, 1990 : 981) copyright by

4 copyright by dhoni.yusra@2006
Konsiliator Hubungan Industrial yang selanjutnya disebut konsiliator adalah seorang atau
lebih yang memenuhi syarat-syarat sebagai konsiliator ditetapkan oleh Menteri, yang
bertugas melakukan konsiliasi dan wajib memberikan anjuran tertulis kepada para pihak yang
berselisih untuk menyelesaikan perselisihan kepentingan, perselisihan pemutusan hubungan
kerja atau perselisihan antar serikat pekerja/serikat buruh hanya dalam satu perusahaan (Pasal
1 Angka 14 UU No. 2 Tahun 2004 tentang PPHI) copyright by

5 copyright by dhoni.yusra@2006
Penyelesaian sengketa ini dilakukan melalui seorang atau beberapa orang atau badan sebagai
penegah yang disebut sebagai konsiliator dengan mempertemukan dan menfasilitasi kepada
pihak-pihak yang berselisih untuk menyelesaikan perselisihannya dengan cara damai
copyright by

6 copyright by dhoni.yusra@2006
Penyelesaian perselisihan melalui konsiliasi dilakukan oleh konsiliator yang terdaftar pada
kantor instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan Kabupaten/Kota
Penyelesaian perselisihan kepentingan, perselisihan pemutusan hubungan kerja atau
perselisihan antar serikat pekerja/serikat buruh hanya dalam satu perusahaan melalui
konsiliasi dilakukan oleh konsiliator yang wilayah kerjanya meliputi tempat pekerja/buruh
bekerja dan dilaksanakan setelah para pihak mengajukan permintaan penyelesaian secara
tertulis kepada konsiliator yang ditunjuk dan disepakati oleh para pihak copyright by

7 copyright by dhoni.yusra@2006
Para pihak dapat mengetahui nama konsiliator yang akan dipilih dan disepakati dari daftar
nama konsiliator yang dipasang dan diumumkan pada kantor instansi Pemerintah yang
bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan setempat Konsiliator yang telah terdaftar dan
telah memenuhi syarat sebagaimana yang telah diatur dalam undang-undang diberi legitimasi
oleh Menteri atau Pejabat yang berwenang di bidang ketenagakerjaan copyright by

8 Tata cara penyelesaian melalui konsiliasi


Dalam waktu selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja setelah menerima permintaan
penyelesaian perselisihan secara tertulis, konsiliator harus sudah mengadakan penelitian
tentang duduknya perkara dan selambat-lambatnya pada hari kerja kedelapan harus sudah
dilakukan sidang konsiliasi pertama copyright by
9 copyright by dhoni.yusra@2006
Konsiliator dapat memanggil saksi atau saksi ahli untuk hadir dalam sidang konsiliasi guna
diminta dan didengar keterangannya Konsiliator wajib merahasiakan semua keterangan yang
diminta Dalam hal tercapai kesepakatan penyelesaian perselisihan hubungan industrial
melalui konsiliasi, maka dibuat Perjanjian Bersama yang ditandatangani oleh para pihak dan
disaksikan oleh konsiliator dan didaftar di Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan
Negeri di wilayah hukum pihak-pihak mengadakan Perjanjian Bersama untuk mendapatkan
akta bukti pendaftaran copyright by

10 copyright by dhoni.yusra@2006
Dalam hal tidak tercapai kesepakatan penyelesaian perselisihan hubungan industrial melalui
konsiliasi, maka : konsiliator mengeluarkan anjuran tertulis anjuran tertulis sebagaimana
dimaksud pada huruf a dalam waktu selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari kerja sejak sidang
konsiliasi pertama harus sudah disampaikan kepada para pihak para pihak harus sudah
memberikan jawaban secara tertulis kepada konsiliator yang isinya menyetujui atau menolak
anjuran tertulis dalam waktu selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari kerja setelah menerima
anjuran tertulis pihak yang tidak memberikan pendapatnya dianggap menolak anjuran tertulis
dalam hal para pihak menyetujui anjuran tertulis, maka dalam waktu selambat-lambatnya 3
(tiga) hari kerja sejak anjuran tertulis disetujui, konsiliator harus sudah selesai membantu
para pihak membuat Perjanjian Bersama untuk kemudian didaftar di Pengadilan Hubungan
Industrial pada Pengadilan Negeri di wilayah pihak-pihak mengadakan Perjanjian Bersama
untuk mendapatkan akta bukti pendaftaran copyright by

11 copyright by dhoni.yusra@2006
Pendaftaran Perjanjian Bersama di Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri
diberikan akta bukti pendaftaran dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Perjanjian Bersama apabila Perjanjian Bersama dilaksanakan oleh salah satu pihak, maka
pihak yang dirugikan dapat mengajukan permohonan eksekusi di Pengadilan Hubungan
Industrial pada Pengadilan Negeri di wilayah Perjanjian Bersama di daftar untuk mendapat
penetapan eksekusi copyright by

12 copyright by dhoni.yusra@2006
dalam hal pemohon eksekusi berdomisili di luar wilayah hukum Pengadilan Hubungan
Industrial pada Pengadilan Negeri tempat pendaftaran Perjanjian Bersama, maka pemohon
eksekusi dapat mengajukan permohonan
eksekusi melalui Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri di wilayah
domisili pemohon eksekusi untuk diteruskan ke Pengadilan Hubungan Industrial pada
Pengadilan Negeri yang berkompeten melaksanakan eksekusi copyright by

13 copyright by dhoni.yusra@2006
Dalam hal anjuran tertulis ditolak oleh salah satu pihak atau para pihak, maka salah satu
pihak atau para pihak dapat melanjutkan penyelesaian perselisihan ke Pengadilan Hubungan
Industrial pada Pengadilan Negeri setempat Penyelesaian perselisihan tersebut selanjutnya
dilaksanakan dengan pengajuan gugatan oleh salah satu pihak copyright by

14 copyright by dhoni.yusra@2006
Konsiliator menyelesaikan tugasnya dalam waktu selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari
kerja terhitung sejak menerima permintaan penyelesaian perselisihan copyright by
15 copyright by dhoni.yusra@2006
Pengawasan Kinerja konsiliator dalam satu periode tertentu dipantau dan dinilai oleh Menteri
atau Pejabat yang berwenang di bidang ketenagakerjaan Tata cara pendaftaran calon,
pengangkatan, dan pencabutan legitimasi konsiliator serta tata kerja konsiliasi diatur dengan
Keputusan Menteri copyright by

16 copyright by dhoni.yusra@2006
Arbitrase Penyelesaian perselisihan melalui arbitrase diatur melalui undang-undang tersendiri
yaitu UU No. 30 Tahun 1999 tentang Arbitase. Khusus arbitrase dalam penyelesaian
perselisihan hubungan industrial diatur dalam Pasal UU No. 2 Tahun 2004 tentang PPHI
Hubungan yang terjadi adalah lex specialis derogat lex generalis copyright by

17 copyright by dhoni.yusra@2006
Pengertian Arbitrase Arbitration is the reference of a dispute to an impartial (third) person
chosen by the parties to the dispute who agree in advance to abide by the arbitrator’s award
issued after hearing at which both parties have an opportunity to be heard (Black’s Law
Dictionary) copyright by

18 copyright by dhoni.yusra@2006
Penyelesaian suatu perkara perdata di luar peradilan umum yang didasarkan atas suatu
perjanjian arbitase yang dibuat secara tertulis oleh para pihak yang bersengketa (Pasal 1
Angka 1 UU No. 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase) Arbitrase Hubungan Industrial yang
selanjutnya disebut arbitrase adalah penyelesaian suatu perselisihan kepentingan, dan
perselisihan antar serikat pekerja/serikat buruh hanya dalam satu perusahaan, di luar
Pengadilan Hubungan Industrial melalui kesepakatan tertulis dari para pihak yang berselisih
untuk menyerahkan penyelesaian perselisihan kepada arbiter yang putusannya mengikat para
pihak dan bersifat final (Pasal 1 Angka 15 UU No. 2 Tahun 2004 tentang PPHI) copyright by

19 copyright by dhoni.yusra@2006
Arbiter Hubungan Industrial yang selanjutnya disebut arbiter adalah seorang atau lebih yang
dipilih oleh para pihak yang berselisih dari daftar arbiter yang ditetapkan oleh Menteri untuk
memberikan putusan mengenai perselisihan kepentingan, dan perselisihan antar serikat
pekerja/serikat buruh hanya dalam satu perusahaan yang diserahkan penyelesaiannya
melalui arbitrase yang putusannya mengikat para pihak dan bersifat final (Pasal 1 Angka 16
UU No. 2 Tahun 2004 tentang PPHI) copyright by

20 copyright by dhoni.yusra@2006
Ruang lingkup Penyelesaian perselisihan hubungan industrial melalui arbitrase meliputi
perselisihan kepentingan dan perselisihan antar serikat pekerja/serikat buruh hanya dalam
satu perusahaan copyright by

21 Tata cara penyelesaian perselisihan melalui arbitrase


Penyelesaian perselisihan hubungan industrial melalui arbiter dilakukan atas dasar
kesepakatan para pihak yang berselisih Kesepakatan para pihak yang berselisih sebagaimana
maksud diatas adalah dinyatakan secara tertulis dalam surat perjanjian arbitrase, dibuat
rangkap 3 (tiga) dan masing-masing pihak mendapatkan 1 (satu) yang mempunyai
kekuatan hukum yang sama copyright by

22 copyright by dhoni.yusra@2006
Surat perjanjian arbitrase sekurang-kurangnya memuat : nama lengkap dan alamat atau
tempat kedudukan para pihak yang berselisih pokok-pokok persoalan yang menjadi
perselisihan dan yang diserahkan kepada arbitrase untuk diselesaikan dan diambil putusan
jumlah arbiter yang disepakati pernyataan para pihak yang berselisih untuk tunduk dan
menjalankan keputusan arbitrase tempat, tanggal pembuatan surat perjanjian, dan tanda
tangan para pihak yang berselisih copyright by

23 copyright by dhoni.yusra@2006
Dalam hal para pihak telah menandatangani surat perjanjian arbitrase maka selanjutnya para
pihak berhak memilih arbiter dari daftar arbiter yang ditetapkan oleh Menteri Para pihak
yang berselisih dapat menunjuk arbiter tunggal atau beberapa arbiter (majelis)
dalam jumlah gasal sebanyak-banyaknya 3 (tiga) orang Dalam hal para pihak sepakat untuk
menunjuk arbiter tunggal, maka para pihak harus sudah mencapai kesepakatan dalam waktu
selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja tentang nama arbiter dimaksud copyright by

24 copyright by dhoni.yusra@2006
Dalam hal para pihak sepakat untuk menunjuk beberapa arbiter (majelis) dalam jumlah gasal,
masing-masing pihak berhak memilih seorang arbiter dalam waktu selambat-lambatnya 3
(tiga) hari kerja, sedangkan arbiter ketiga ditentukan oleh para arbiter yang ditunjuk dalam
waktu selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja untuk diangkat sebagai Ketua Majelis
Arbitrase copyright by

25 copyright by dhoni.yusra@2006
Penunjukan arbiter dilakukan secara tertulis Dalam hal para pihak tidak sepakat untuk
menunjuk arbiter baik tunggal maupun beberapa arbiter (majelis) dalam jumlah gasal, maka
atas permohonan salah satu pihak, Ketua Pengadilan dapat mengangkat arbiter dari daftar
arbiter yang ditetapkan oleh Menteri copyright by

26 copyright by dhoni.yusra@2006
Seorang arbiter yang diminta oleh para pihak, wajib memberitahukan kepada para pihak
tentang hal yang mungkin akan mempengaruhi kebebasannya atau menimbulkan
keberpihakan putusan yang akan diberikan copyright by

27 copyright by dhoni.yusra@2006
Perjanjian penunjukan arbiter sekurang-kurangnya memuat hal-hal sebagai berikut : nama
lengkap dan alamat atau tempat kedudukan para pihak yang berselisih dan arbiter pokok-
pokok persoalan yang menjadi perselisihan dan yang diserahkan kepada arbiter untuk
diselesaikan dan diambil keputusan biaya arbitrase dan honorarium arbiter pernyataan para
pihak yang berselisih untuk tunduk dan menjalankan keputusan arbitrase tempat, tanggal
pembuatan surat perjanjian, dan tanda tangan para pihak yang berselisih dan arbiter
pernyataan arbiter atau para arbiter untuk tidak melampaui kewenangannya dalam
penyelesaian perkara yang ditanganinya tidak mempunyai hubungan keluarga sedarah atau
semenda sampai dengan derajat kedua dengan salah satu pihak yang berselisih copyright by

28 copyright by dhoni.yusra@2006
Mundurnya Arbiter Dalam hal arbiter telah menerima penunjukan dan menandatangani surat
perjanjian, maka yang bersangkutan tidak dapat menarik diri, kecuali atas persetujuan para
pihak Arbiter yang akan menarik diri tersebut, harus mengajukan permohonan secara tertulis
kepada para pihak Dalam hal para pihak dapat menyetujui permohonan penarikan diri, maka
yang bersangkutan dapat dibebaskan dari tugas sebagai arbiter dalam penyelesaian kasus
tersebut Dalam hal permohonan penarikan diri tidak mendapat persetujuan para pihak, arbiter
harus mengajukan permohonan pada Pengadilan Hubungan Industrial untuk dibebaskan dari
tugas sebagai arbiter dengan mengajukan alasan yang dapat diterima copyright by

29 copyright by dhoni.yusra@2006
Dalam hal arbiter tunggal mengundurkan diri atau meninggal dunia, maka para pihak harus
menunjuk arbiter pengganti yang disepakati oleh kedua belah pihak Dalam hal arbiter yang
dipilih oleh para pihak mengundurkan diri, atau meninggal dunia, maka penunjukan arbiter
pengganti diserahkan kepada pihak yang memilih arbiter Dalam hal arbiter ketiga yang
dipilih oleh para arbiter mengundurkan diri atau meninggal dunia, maka para arbiter harus
menunjuk arbiter pengganti berdasarkan kesepakatan para arbiter copyright by

30 copyright by dhoni.yusra@2006
Para pihak atau para arbiter harus sudah mencapai kesepakatan menunjuk arbiter pengganti
dalam waktu selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja Apabila para pihak atau para arbiter
tidak mencapai kesepakatan, maka para pihak atau salah satu pihak atau salah satu arbiter
atau para arbiter dapat meminta kepada Pengadilan Hubungan Industrial untuk menetapkan
arbiter pengganti dan Pengadilan harus menetapkan arbiter pengganti dalam waktu selambat-
lambatnya 7 (tujuh) hari kerja sejak tanggal diterimanya permintaan penggantian arbiter
copyright by

31 copyright by dhoni.yusra@2006
Penyelesaian perselisihan hubungan industrial oleh arbiter harus diawali dengan upaya
mendamaikan kedua belah pihak yang berselisih Apabila perdamaian tercapai, maka arbiter
atau majelis arbiter wajib membuat Akta Perdamaian yang ditandatangani oleh para pihak
yang berselisih dan arbiter atau majelis arbiter copyright by

32 copyright by dhoni.yusra@2006
Akta Perdamaian selanjutnya didaftarkan di Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan
Negeri di wilayah arbiter mengadakan perdamaian Apabila upaya perdamaian, arbiter atau
majelis arbiter meneruskan sidang arbitrase copyright by

33 copyright by dhoni.yusra@2006
Dalam persidangan arbitrase para pihak diberi kesempatan untuk menjelaskan secara tertulis
maupun lisan pendirian masing-masing serta mengajukan bukti yang dianggap perlu untuk
menguatkan pendiriannya dalam jangka waktu yang ditetapkan oleh arbiter atau majelis
arbiter Arbiter atau majelis arbiter berhak meminta kepada para pihak untuk mengajukan
penjelasan tambahan secara tertulis, dokumen atau bukti lainnya yang dianggap perlu dalam
jangka waktu yang ditentukan oleh arbiter atau majelis arbiter Arbiter atau majelis arbiter
dapat memanggil seorang saksi atau lebih atau seorang saksi ahli atau lebih untuk didengar
keterangannya copyright by

34 copyright by dhoni.yusra@2006
Arbiter wajib menyelesaikan perselisihan hubungan industrial dalam waktu selambat-
lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja sejak penandatanganan surat perjanjian penunjukan
arbiter Pemeriksaan atas perselisihan harus dimulai dalam waktu selambat-lambatnya 3 (tiga)
hari kerja setelah penanda- tanganan surat perjanjian penunjukan arbiter Atas kesepakatan
para pihak, arbiter berwenang untuk memperpanjang jangka waktu penyelesaian perselisihan
hubungan industrial 1 (satu) kali perpanjangan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari
kerja copyright by
35 copyright by dhoni.yusra@2006
Pemeriksaan perselisihan hubungan industrial oleh arbiter atau majelis arbiter dilakukan
secara tertutup kecuali para pihak yang berselisih menghendaki lain Dalam sidang arbitrase,
para pihak yang berselisih dapat diwakili oleh kuasanya dengan SURAT KUASA KHUSUS
copyright by

36 copyright by dhoni.yusra@2006
Terhadap kegiatan dalam pemeriksaan dan sidang arbitrase dibuat berita acara pemeriksaan
oleh arbiter atau majelis arbiter Putusan sidang arbitrase ditetapkan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, perjanjian, kebiasaan, keadilan dan kepentingan umum
copyright by

37 copyright by dhoni.yusra@2006
Putusan arbitrase memuat : kepala putusan yang berbunyi "DEMI KEADILAN
BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA" nama lengkap dan alamat arbiter
atau majelis arbiter nama lengkap dan alamat para pihak hal-hal yang termuat dalam surat
perjanjian yang diajukan oleh para pihak yang berselisih ikhtisar dari tuntutan, jawaban, dan
penjelasan lebih lanjut para pihak yang berselisih pertimbangan yang menjadi dasar putusan
pokok putusan tempat dan tanggal putusan mulai berlakunya putusan tanda tangan arbiter
atau majelis arbiter copyright by

38 copyright by dhoni.yusra@2006
Tidak ditandatanganinya putusan arbiter oleh salah seorang arbiter dengan alasan sakit atau
meninggal dunia tidak mempengaruhi kekuatan berlakunya putusan Alasan tentang tidak
adanya tanda tangan harus dicantumkan dalam putusan copyright by

39 copyright by dhoni.yusra@2006
Putusan, ditetapkan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja harus sudah dilaksanakan
Putusan arbitrase mempunyai kekuatan hukum yang mengikat para pihak yang
berselisih dan MERUPAKAN PUTUSAN YANG BERSIFAT AKHIR DAN TETAP
copyright by

40 copyright by dhoni.yusra@2006
Putusan arbitrase tersebut kemudian harus didaftarkan di Pengadilan Hubungan Industrial
pada Pengadilan Negeri di wilayah arbiter menetapkan putusan Dalam hal putusan arbitrase
tidak dilaksanakan oleh salah satu pihak, maka pihak yang dirugikan dapat mengajukan
permohonan fiat eksekusi di Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri yang
daerah hukumnya meliputi tempat kedudukan pihak terhadap siapa putusan itu harus
dijalankan, agar putusan diperintahkan untuk dijalankan copyright by

41 copyright by dhoni.yusra@2006
Perintah pelaksanaan eksekusi harus diberikan dalam waktu selambat-lambatnya 30 (tiga
puluh) hari kerja setelah permohonan didaftarkan pada Panitera Pengadilan Negeri setempat
dengan tidak memeriksa alasan atau pertimbangan dari putusan arbitrase copyright by

42 copyright by dhoni.yusra@2006
Upaya Hukum Terhadap putusan arbitrase, salah satu pihak dapat mengajukan permohonan
pembatalan kepada Mahkamah Agung dalam waktu selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari
kerja sejak ditetapkannya putusan arbiter, apabila putusan diduga mengandung unsur-unsur
sebagai berikut copyright by
43 copyright by dhoni.yusra@2006
surat atau dokumen yang diajukan dalam pemeriksaan, setelah putusan dijatuhkan, diakui
atau dinyatakan palsu setelah putusan diambil ditemukan dokumen yang bersifat
menentukan, yang disembunyikan oleh pihak lawan putusan diambil dari tipu muslihat yang
dilakukan oleh salah satu pihak dalam pemeriksaan perselisihan utusan melampaui kekuasaan
arbiter hubungan industrial putusan bertentangan dengan peraturan perundang-undangan
copyright by

44 copyright by dhoni.yusra@2006
Apabila permohonan pembatalan dikabulkan, maka Mahkamah Agung menetapkan akibat
dari pembatalan baik seluruhnya atau sebagian putusan arbitrase Mahkamah Agung
selanjutnya memutuskan permohonan pembatalan dalam waktu selambat-lambatnya 30 (tiga
puluh) hari kerja terhitung sejak menerima permohonan pembatalan copyright by

45 copyright by dhoni.yusra@2006
Perselisihan hubungan industrial yang sedang atau telah diselesaikan melalui arbitrase tidak
dapat diajukan ke Pengadilan Hubungan Industrial Arbiter atau majelis arbiter tidak dapat
dikenakan tanggung jawab hukum apapun atas segala tindakan yang diambil selama proses
persidangan berlangsung untuk menjalankan fungsinya sebagai arbiter atau majelis arbiter,
kecuali dapat dibuktikan adanya itikad tidak baik dari tindakan tersebut copyright by
HUKUM PERBURUHAN (PERTEMUAN XII) PENYELESAIAN PERSELISIHAN
HUBUNGAN INDUSTRIAL
copyright by Elok Hikmawati

2 Perselisihan Hubungan Industrial adalah perbedaan pendapat yang mengakibatkan


pertentangan antara pengusaha atau gabungan pengusaha dengan pekerja/buruh atau serikat
buruh karena adanya perselisihan mengenai hak, perselisihan kepentingan, perselisihan
hubungan kerja, dan perselisihan antar serikat pekerja/serikat buruh dalam satu perusahaan. (
Pasal 1 UU No.2/2004 ) copyright by Elok Hikmawati

3 Pihak-pihak yang berselisih adalah :


Pengusaha dengan pekerja/buruh; atau Pengusaha dengan serikat pekerja/ serikat buruh.
copyright by Elok Hikmawati

4 Perselisihan Kepentingan
Hub. Industrial Perselisihan Hak Mediasi Hub. Industrial Pengadilan Hub. Industrial Mediasi
Hub. Industrial Konsiliasi Hub. Industrial Arbitrase Hub. Industrial Pengadilan Hub.
Industrial Perselisihan Kepentingan Perselisihan PHK Mediasi Hub. Industrial Konsiliasi
Hub.Industrial Mediasi Hub. Industial Konsiliasi Hub. Industrial Arbitrase Hub. Industrial
Pengadilan Hub. Industrial Perselisihan Antar Serikat Pekerja Dlm Satu Perusahaan
copyright by Elok Hikmawati

5 Jenis Perselisihan Hub. Industrial


Perselisihan Hak yaitu perselisihan yang timbul karena tidak dipenuhi- nya hak, akibat
adanya perbedaan pelaksanaan atau penafsiran terhadap ketentuan peraturan perundang-
undangan, perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama. Perselisihan
Kepentingan yaitu perselisihan yang timbul dalam hubungan kerja karena tidak adanya
kesesuaian pendapat mengenai perbuatan dan/atau perubahan syarat-syarat kerja yang
ditetapkan dalam perjanjian kerja atau peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama.
copyright by Elok Hikmawati

6 Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja


yaitu perselisihan yang timbul karena tidak adanya kesesuaian pendapat mengenai
pengakhiran hubungan kerja yang dilakukan oleh salah satu pihak. Perselisihan Antar Serikat
Pekerja/Serikat Buruh Dalam Satu Perusahaan yaitu perselisihan antar Serikat Pekerja/Serikat
Buruh dengan Serikat Pekerja/Serikat Buruh lain hanya dalam satu perusahaan, karena tidak
adanya persesuaian paham mengenai keanggotaan, pelaksanaan hak dan kewajiban
keserikatpekerjaan copyright by Elok Hikmawati

7 Model Penyelesaian Perselisihan HI


Mediasi Hubungan Industrial yaitu penyelesaian perselisihan hak, perselisihan kepentingan,
perselisihan pemutusan hubungan kerja dan perselisihan antar Serikat Pekerja/Serikat Buruh
hanya dalam satu perusahaan melalui musyawarah yang ditengahi oleh seorang atau lebih
Mediator yang netral. Konsiliasi Hubungan Industrial yaitu penyelesaian perselisihan
kepentingan, perselisihan pemutusan hubungan kerja atau perselisihan antar Serikat
Pekerja/Serikat Buruh hanya dalam satu perusahaan melalui musyawarah yang ditengahi oleh
seorang atau lebih Konsiliator yang netral. copyright by Elok Hikmawati

8 Arbitrase Hubungan Industrial


yaitu penyelesaian suatu perselisihan kepentingan dan perselisihan antar Serikat
Pekerja/Serikat Buruh hanya dalam satu perusahaan, di luar Pengadilan Hubungan Industrial
melalui kesepakatan tertulis dari para pihak yang berselisih untuk menyerahkan penyelesaian
perselisihan kepada arbiter yang putusannya mengikat para pihak dan bersifat final.
Pengadilan Hubungan Industrial yaitu pengadilan khusus yang dibentuk di lingkungan
pengadilan negeri yang berwenang memeriksa, mengadili dan memberi putusan terhadap
perselisihan hubungan industrial. copyright by Elok Hikmawati

9 UU No.13/2004 Jo UU No.2/2004 Hubungan Industrial menganut prinsip :


Musyawarah Penyelesaian melalui musyawarah untuk mufakat secara Bipartit adalah wajib
Bebas memilih lembaga penyelesaian perselisihan Para pihak untuk menyelesaikan
perselisihan hubungan industrial, berdasarkan kesepakatan bebas memilih lembaga Arbitrase,
Konsiliasi, ataupun mediasi, untuk menyelesaikan perselisihan yang mereka hadapi Cepat,
tepat, adil dan murah bersambung → copyright by Elok Hikmawati

10 Cepat, tepat, adil dan murah


Cepat, tidak memakan waktu yang lama yaitu 140 hari kerja Tepat, para pihak dapat memilih
proses penyelesaian melalui arbitrase, konsiliasi atau mediasi Adil, pihak yang berselisih
dapat menempuh upaya hukum sampai dengan ke MA Murah, gugatan yang diajukan ke PHI
dengan tuntutan maksimal Rp ,- dibebaskan dari biaya perkara (prodeo) copyright by Elok
Hikmawati

11 Mekanisme penyelesaian perselisihan terbagi dalam 2 (dua) kelompok :


Proses penyelesaian di luar pengadilan Proses penyelesaian di pengadilan copyright by Elok
Hikmawati

12 Penyelesaian diluar Pengadilan


Penyelesaian melalui Bipartit Penyelesaian melalui Mediasi Penyelesaian melalui Konsultasi
Penyelesaian melalui Arbitrase copyright by Elok Hikmawati

13 Penyelesaian melalui Bipartit


Perselisihan hubungan industrial wajib diupayakan penyelesaiannya terlebih dahulu melalui
perundingan bipartit secara musyawarah untuk mencapai mufakat. Penyelesaian perselisihan
melalui bipartit harus diselesaikan paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja sejak tanggal
dimulainya perundingan. Apabila dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari salah satu pihak
menolak untuk berunding atau telah dilakukan perundingan tetapi tidak mencapai
kesepakatan, maka perundingan bipartit dianggap gagal. copyright by Elok Hikmawati

14 Dalam hal perundingan bipartit gagal, maka salah satu atau kedua belah pihak
mencatatkan perselisihannya kepada instansi yang bertanggung jawab di bidang
ketenagakerjaan setempat dengan melampirkan bukti bahwa upaya-upaya penyelesaian
melalui perundingan bipartit telah dilakukan. Apabila bukti-bukti tidak dilampirkan, maka
instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan mengembalikan berkas untuk
dilengkapi paling lambat dalam waktu 7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak tanggal diterimanya
pengembalian berkas. copyright by Elok Hikmawati

15 Setelah menerima pencatatan dari salah satu atau para pihak, instansi yang bertanggung
jawab di bidang ketenagakerjaan setempat wajib menawarkan kepada para pihak untuk
menyepakati memilih penyelesaian melalui konsiliasi atau melalui arbitrase. Dalam hal para
pihak tidak menetapkan pilihan penyelesaian melalui konsiliasi atau arbitrase dalam waktu 7
(tujuh) hari kerja, maka instansi yang bertangung jawab di bidang ketenagakerjaan
melimpahkan penyelesaian perselisihan kepada mediator. copyright by Elok Hikmawati

16 Risalah perundingan sekurang-kurangnya memuat:


Setiap perundingan harus dibuat risalah yang ditandatangani oleh para pihak. Risalah
perundingan sekurang-kurangnya memuat: nama lengkap dan alamat para pihak; tanggal dan
tempat perundingan; pokok masalah atau alasan perselisihan; pendapat para pihak;
kesimpulan atau hasil perundingan; dan tanggal serta tandatangan para pihak yang melakukan
perundingan. copyright by Elok Hikmawati

17 Dalam hal musyawarah dapat mencapai kesepakatan penyelesaian, maka dibuat Perjanjian
Bersama yang ditandatangani oleh para pihak. Perjanjian Bersama tersebut mengikat dan
menjadi hukum serta wajib dilaksanakan oleh para pihak. Perjanjian Bersama wajib
didaftarkan oleh para pihak yang melakukan perjanjian pada Pengadilan Hubungan Industrial
pada Pengadilan Negeri di wilayah para pihak mengadakan Perjanjian Bersama. Perjanjian
Bersama yang telah didaftar diberikan akta bukti pendaftaran Perjanjian Bersama dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian Bersama. copyright by Elok
Hikmawati

18 Apabila Perjanjian Bersama tidak dilaksanakan oleh salah satu pihak, maka pihak yang
dirugikan dapat mengajukan permohonan eksekusi kepada Pengadilan Hubungan Industrial
pada Pengadilan Negeri di wilayah Perjanjian Bersama didaftar untuk mendapat penetapan
eksekusi. Dalam hal pemohon eksekusi berdomisili di luar Pengadilan Negeri tempat
pendaftaran Perjanjian Bersama, maka pemohon eksekusi dapat mengajukan permohonan
eksekusi melalui Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri di wilayah
domisili pemohon eksekusi untuk diteruskan ke Pengadilan Hubungan Industrial pada
Pengadilan Negeri yang berkompeten melaksanakan eksekusi. copyright by Elok Hikmawati

19 ALUR PPHI TINGKAT BIPARTIT


PERSELISIHAN : HAK KEPENTINGAN PHK ANTAR SP/SB ALUR PPHI TINGKAT
BIPARTIT SEPAKAT BUAT PB DAFTARKAN TIDAK DILAKSANAKAN
PERUNDINGAN BIPARTIT: Max 30 hr kerja Setiap kali ber-unding, buatkan
RisalahPerun-dingan EKSEKUSI P H I AKTA BUKTI PENDAFTARAN PB CATATKAN
KE DISNAKER GAGAL LAMPIRKAN RISALAH PERUNDINGAN copyright by Elok
Hikmawati

20 Penyelesaian Melalui Mediasi


Penyelesaian perselisihan melalui mediasi dilakukan oleh mediator yang berada di setiap
kantor instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan Kabupaten/Kota. Dalam
waktu selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja setelah menerima pelimpahan penyelesaian
perselisihan mediator harus sudah mengadakan penelitian tentang duduknya perkara dan
segera mengadakan sidang mediasi. copyright by Elok Hikmawati

21 mediator mengeluarkan anjuran tertulis;


Dalam hal tercapai kesepakatan penyelesaian perselisihan hubungan industrial melalui
mediasi, maka dibuat Perjanjian Bersama yang ditandatangani oleh para pihak dan disaksikan
oleh mediator serta didaftar di Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri di
wilayah hukum pihak-pihak mengadakan Perjanjian Bersama untuk mendapatkan akta bukti
pendaftaran. Dalam hal tidak tercapai kesepakatan penyelesaian perselisihan hubungan
industrial melalui mediasi, maka: mediator mengeluarkan anjuran tertulis; anjuran tertulis tsb.
dalam waktu selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari kerja sejak sidang mediasi pertama harus
sudah disampaikan kepada para pihak; copyright by Elok Hikmawati

22 para pihak harus sudah memberikan jawaban secara tertulis kepada mediator yang isinya
menyetujui atau menolak anjuran tertulis dalam waktu selambat- lambatnya 10 (sepuluh) hari
kerja setelah menerima anjuran tertulis; pihak yang tidak memberikan pendapatnya dianggap
menolak anjuran tertulis; dalam hal para pihak menyetujui anjuran tertulis, maka dalam
waktu selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kerja sejak anjuran tertulis disetujui, mediator harus
sudah selesai membantu para pihak membuat Perjanjian Bersama untuk kemudian didaftar di
Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri di wilayah hukum pihak-pihak
mengadakan Perjanjian Bersama untuk mendapatkan akta bukti pendaftaran. copyright by
Elok Hikmawati

23 Pendaftaran Perjanjian Bersama di Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan


Negeri dilakukan sebagai berikut: Perjanjian Bersama yang telah didaftar diberikan akta bukti
pendaftaran dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian Bersama; apabila
Perjanjian Bersama tidak dilaksanakan oleh salah satu pihak, maka pihak yang dirugikan
dapat mengajukan permohonan eksekusi kepada Pengadilan Hubungan Industrial pada
Pengadilan Negeri di wilayah Perjanjian Bersama didaftar untuk mendapat penetapan
eksekusi. copyright by Elok Hikmawati

24 dalam hal pemohon eksekusi berdomisili di luar wilayah hukum Pengadilan Hubungan
Industrial pada Pengadilan Negeri tempat pendaftaran Perjanjian Bersama, maka pemohon
eksekusi dapat mengajukan permohonan eksekusi melalui Pengadilan Hubungan Industrial
pada Pengadilan Negeri di wilayah domisili pemohon eksekusi untuk diteruskan ke
Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri yang berkompeten melaksanakan
eksekusi. copyright by Elok Hikmawati

25 Dalam hal anjuran tertulis ditolak oleh salah satu pihak atau para pihak, maka para pihak
atau salah satu pihak dapat melanjutkan penyelesaian perselisihan ke Pengadilan Hubungan
Industrial pada Pengadilan Negeri setempat. Penyelesaian perselisihan tersebut dilaksanakan
dengan pengajuan gugatan oleh salah satu pihak di Pengadilan Hubungan Industrial pada
Pengadilan Negeri setempat. Mediator menyelesaikan tugasnya dalam waktu selambat-
lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja terhitung sejak menerima pelimpahan penyelesaian
perselisihan. copyright by Elok Hikmawati

26 PROSES MEDIASI SEPAKAT EKSEKUSI P H I GAGAL TOLAK (MEDIATOR)


PERSELISIHAN: HAK KEPENTINGAN PHK ANTAR SP/SB PROSES MEDIASI
SEPAKAT EKSEKUSI BUAT PB TIDAK DILAKSANA-KAN P H I (MEDIATOR) Max 7
hr kerja setelah menerima pelimpahan per- kara, harus sudah mengadakan pe- penelitian
Segera meng- adakan sidang Mediasi Pertama DAFTARKAN AKTA BUKTI
PENDAFTARAN PB GAGAL SETUJU KELUARKAN ANJURAN: Max 10 hari kerja
sejak sidang Mediasi Terakhir harus sudah disampaikan kepada para pihak GUGAT Catatan:
MEDIASI HARUS SUDAH SELESAI MAX 30 HARI KERJA SEJAK MENERIMA
PELIMPAHAN PERKARA TOLAK copyright by Elok Hikmawati

27 Penyelesaian Melalui Konsiliasi


Penyelesaian perselisihan melalui konsiliasi dilakukan oleh konsiliator yang terdaftar pada
kantor instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan Kabupaten/Kota.
Penyelesaian perselisihan kepentingan, perselisihan pemutusan hubungan kerja atau
perselisihan antar serikat pekerja/serikat buruh hanya dalam satu perusahaan melalui
konsiliasi dilakukan oleh konsiliator yang wilayah kerjanya meliputi tempat pekerja/buruh
bekerja. copyright by Elok Hikmawati

28 Penyelesaian oleh konsiliator dilaksanakan setelah para pihak mengajukan permintaan


penyelesaian secara tertulis kepada konsiliator yang ditunjuk dan disepakati oleh para pihak.
Para pihak dapat mengetahui nama konsiliator yang akan dipilih dan disepakati dari daftar
nama konsiliator yang dipasang dan diumumkan pada kantor instansi Pemerintah yang
bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan setempat. copyright by Elok Hikmawati

29 Dalam waktu selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja setelah menerima permintaan


penyelesaian perselisihan secara tertulis, konsiliator harus sudah mengadakan penelitian
tentang duduknya perkara dan selambat- lambatnya pada hari kerja kedelapan harus sudah
dilakukan sidang konsiliasi pertama. Dalam hal tercapai kesepakatan penyelesaian
perselisihan hubungan industrial melalui konsiliasi, maka dibuat Perjanjian Bersama yang
ditandatangani oleh para pihak dan disaksikan oleh konsiliator dan didaftar di Pengadilan
Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri di wilayah hukum pihak-pihak mengadakan
Perjanjian Bersama untuk mendapatkan akta bukti pendaftaran. copyright by Elok Hikmawati

30 konsiliator mengeluarkan anjuran tertulis;


Dalam hal tidak tercapai kesepakatan penyelesaian perselisihan hubungan industrial melalui
konsiliasi, maka: konsiliator mengeluarkan anjuran tertulis; anjuran tertulis tersebut dalam
waktu selambat- lambatnya 10 (sepuluh) hari kerja sejak sidang konsiliasi pertama harus
sudah disampaikan kepada para pihak; para pihak harus sudah memberikan jawaban secara
tertulis kepada konsiliator yang isinya menyetujui atau menolak anjuran tertulis dalam waktu
selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari kerja setelah menerima anjuran tertulis; copyright by
Elok Hikmawati

31 pihak yang tidak memberikan pendapatnya dianggap menolak anjuran tertulis;


dalam hal para pihak menyetujui anjuran tertulis, maka dalam waktu selambat-lambatnya 3
(tiga) hari kerja sejak anjuran tertulis disetujui, konsiliator harus sudah selesai membantu
para pihak membuat Perjanjian Bersama untuk kemudian didaftar di Pengadilan Hubungan
Industrial pada Pengadilan Negeri di wilayah pihak-pihak mengadakan Perjanjian Bersama
untuk mendapatkan akta bukti pendaftaran. copyright by Elok Hikmawati

32 Pendaftaran Perjanjian Bersama di Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan


Negeri dilakukan sebagai berikut: Perjanjian Bersama yang telah didaftar diberikan akta bukti
pendaftaran dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian Bersama; apabila
Perjanjian Bersama tidak dilaksanakan oleh salah satu pihak, maka pihak yang dirugikan
dapat mengajukan permohonan eksekusi di Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan
Negeri di wilayah Perjanjian Bersama di daftar untuk mendapat penetapan eksekusi;
copyright by Elok Hikmawati

33 dalam hal pemohon eksekusi berdomisili di luar wilayah hukum Pengadilan Hubungan
Industrial pada Pengadilan Negeri tempat pendaftaran Perjanjian Bersama, maka pemohon
eksekusi dapat mengajukan permohonan eksekusi melalui Pengadilan Hubungan Industrial
pada Pengadilan Negeri di wilayah domisili pemohon eksekusi untuk diteruskan ke
Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri yang berkompeten melaksanakan
eksekusi. copyright by Elok Hikmawati
34 Dalam hal anjuran tertulis ditolak oleh salah satu pihak atau para pihak, maka salah satu
pihak atau para pihak dapat melanjutkan penyelesaian perselisihan ke Pengadilan Hubungan
Industrial pada pengadilan negeri setempat Penyelesaian perselisihan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) dilaksanakan dengan pengajuan gugatan oleh salah satu pihak. Konsiliator
menyelesaikan tugasnya dalam waktu selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja terhitung
sejak menerima permintaan penyelesaian perselisihan. copyright by Elok Hikmawati

35 Penyelesaian Melalui Arbitrase


Penyelesaian perselisihan hubungan industrial melalui arbitrase meliputi perselisihan
kepentingan dan perselisihan antar serikat pekerja/serikat buruh hanya dalam satu
perusahaan. Arbiter yang berwenang menyelesaikan perselisihan hubungan industrial harus
arbiter yang telah ditetapkan oleh Menteri. Wilayah kerja arbiter meliputi seluruh wilayah
negara Republik Indonesia. copyright by Elok Hikmawati

36 Penyelesaian perselisihan hubungan industrial melalui arbiter dilakukan atas dasar


kesepakatan para pihak yang berselisih. Kesepakatan para pihak yang berselisih dinyatakan
secara tertulis dalam surat perjanjian arbitrase, dibuat rangkap 3 (tiga) dan masing- masing
pihak mendapatkan 1 (satu) yang mempunyai kekuatan hukum yang sama. copyright by Elok
Hikmawati

37 Surat perjanjian arbitrase sekurang-kurangnya memuat:


nama lengkap dan alamat atau tempat kedudukan para pihak yang berselisih; pokok-pokok
persoalan yang menjadi perselisihan dan yang diserahkan kepada arbitrase untuk diselesaikan
dan diambil putusan; jumlah arbiter yang disepakati; pernyataan para pihak yang berselisih
untuk tunduk dan menjalankan keputusan arbitrase; dan tempat, tanggal pembuatan surat
perjanjian, dan tanda tangan para pihak yang berselisih. copyright by Elok Hikmawati

38 Para pihak yang berselisih dapat menunjuk arbiter tunggal atau beberapa arbiter (majelis)
dalam jumlah gasal sebanyak-banyaknya 3 (tiga) orang. Dalam hal para pihak sepakat untuk
menunjuk arbiter tunggal, maka para pihak harus sudah mencapai kesepakatan dalam waktu
selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja tentang nama arbiter dimaksud. Dalam hal para pihak
sepakat untuk menunjuk beberapa arbiter (majelis) dalam jumlah gasal, masing-masing pihak
berhak memilih seorang arbiter dalam waktu selambat- lambatnya 3 (tiga) hari kerja,
sedangkan arbiter ketiga ditentukan oleh para arbiter yang ditunjuk dalam waktu selambat-
lambatnya 7 (tujuh) hari kerja untuk diangkat sebagai Ketua Majelis Arbitrase. copyright by
Elok Hikmawati

39 Dalam hal para pihak tidak sepakat untuk menunjuk arbiter baik tunggal maupun beberapa
arbiter (majelis) dalam jumlah gasal, maka atas permohonan salah satu pihak Ketua
Pengadilan dapat mengangkat arbiter dari daftar arbiter yang ditetapkan oleh Menteri.
copyright by Elok Hikmawati

40 Arbiter wajib menyelesaikan perselisihan hubungan industrial dalam waktu selambat-


lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja sejak penandatanganan surat perjanjian penunjukan
arbiter. Pemeriksaan atas perselisihan harus dimulai dalam waktu selambat-lambatnya 3
(tiga) hari kerja setelah penandatanganan surat perjanjian penunjukan arbiter. Atas
kesepakatan para pihak, arbiter berwenang untuk memperpanjang jangka waktu penyelesaian
perselisihan hubungan industrial 1 (satu) kali perpanjangan selambat-lambatnya 14 (empat
belas) hari kerja. copyright by Elok Hikmawati
41 Pemeriksaan perselisihan hubungan industrial oleh arbiter atau majelis arbiter dilakukan
secara tertutup kecuali para pihak yang berselisih menghendaki lain. Dalam sidang arbitrase,
para pihak yang berselisih dapat diwakili oleh kuasanya dengan surat kuasa khusus. copyright
by Elok Hikmawati

42 Apabila pada hari sidang para pihak yang berselisih atau kuasanya tanpa suatu alasan yang
sah tidak hadir, walaupun telah dipanggil secara patut, maka arbiter atau majelis arbiter dapat
membatalkan perjanjian penunjukan arbiter dan tugas arbiter atau majelis arbiter dianggap
selesai. Apabila pada hari sidang pertama dan sidang-sidang selanjutnya salah satu pihak atau
kuasanya tanpa suatu alasan yang sah tidak hadir walaupun untuk itu telah dipanggil secara
patut, arbiter atau majelis arbiter dapat memeriksa perkara dan menjatuhkan putusannya
tanpa kehadiran salah satu pihak atau kuasanya. copyright by Elok Hikmawati

43 Penyelesaian perselisihan hubungan industrial oleh arbiter harus diawali dengan upaya
mendamaikan kedua belah pihak yang berselisih. Apabila perdamaian tercapai, maka arbiter
atau majelis arbiter wajib membuat Akta Perdamaian yang ditandatangani oleh para pihak
yang berselisih dan arbiter atau majelis arbiter. Akta Perdamaian didaftarkan di Pengadilan
Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri di wilayah arbiter mengadakan perdamaian.
copyright by Elok Hikmawati

44 Pendaftaran Akta Perdamaian sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) dilakukan


sebagai berikut:
Akta Perdamaian yang telah didaftar diberikan akta bukti pendaftaran dan merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari Akta Perdamaian; apabila Akta Perdamaian tidak dilaksanakan
oleh salah satu pihak, maka pihak yang dirugikan dapat mengajukan permohonan eksekusi
kepada Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri di wilayah Akta Perdamaian
didaftar untuk mendapat penetapan eksekusi; copyright by Elok Hikmawati

45 dalam hal pemohon eksekusi berdomisili di luar wilayah hukum Pengadilan Hubungan
Industrial pada Pengadilan Negeri tempat pendaftaran Akta Perdamaian, maka pemohon
eksekusi dapat mengajukan permohonan eksekusi melalui Pengadilan Hubungan Industrial
pada Pengadilan Negeri di wilayah domisili pemohon eksekusi untuk diteruskan ke
Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri yang berkompeten melaksanakan
eksekusi. copyright by Elok Hikmawati

46 Apabila upaya perdamaian gagal, arbiter atau majelis arbiter meneruskan sidang
arbitrase.
Dalam persidangan arbitrase para pihak diberi kesempatan untuk menjelaskan secara tertulis
maupun lisan pendirian masing-masing serta mengajukan bukti yang dianggap perlu untuk
menguatkan pendiriannya dalam jangka waktu yang ditetapkan oleh arbiter atau majelis
arbiter. Arbiter atau majelis arbiter berhak meminta kepada para pihak untuk mengajukan
penjelasan tambahan secara tertulis, dokumen atau bukti lainnya yang dianggap perlu dalam
jangka waktu yang ditentukan oleh arbiter atau majelis arbiter. copyright by Elok Hikmawati

47 Putusan arbitrase mempunyai kekuatan hukum yang mengikat para pihak yang berselisih
dan merupakan putusan yang bersifat akhir dan tetap. Putusan arbitrase didaftarkan di
Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri di wilayah arbiter menetapkan
putusan. Perselisihan hubungan industrial yang sedang atau telah diselesaikan melalui
arbitrase tidak dapat diajukan ke Pengadilan Hubungan Industrial. copyright by Elok
Hikmawati
48 Penyelesaian di Pengadilan
Gugatan perselisihan hubungan industrial diajukan kepada Pengadilan Hubungan Industrial
pada Pengadilan Negeri yang daerah hukumnya meliputi tempat pekerja/buruh bekerja.
Pengajuan gugatan yang tidak dilampiri risalah penyelesaian melalui mediasi atau konsiliasi,
maka hakim Pengadilan Hubungan Industrial wajib mengembalikan gugatan kepada
pengugat. copyright by Elok Hikmawati

49 Dalam hal perselisihan hak dan/atau perselisihan kepentingan diikuti dengan perselisihan
pemutusan hubungan kerja, maka Pengadilan Hubungan Industrial wajib memutus terlebih
dahulu perkara perselisihan hak dan/atau perselisihan kepentingan. Ketua Pengadilan Negeri
dalam waktu selambat- lambatnya 7 (tujuh) hari kerja setelah menerima gugatan harus sudah
menetapkan Majelis Hakim yang terdiri atas 1 (satu) orang Hakim sebagai Ketua Majelis dan
2 (dua) orang Hakim Ad-Hoc sebagai Anggota Majelis yang memeriksa dan memutus
perselisihan. copyright by Elok Hikmawati

50 Untuk membantu tugas Majelis Hakim ditunjuk seorang Panitera Pengganti.


Majelis Hakim wajib memberikan putusan penyelesaian perselisihan hubungan industrial
dalam waktu selambat-lambatnya 50 (lima puluh) hari kerja terhitung sejak sidang pertama.
Putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri mengenai perselisihan
kepentingan dan perselisihan antar serikat pekerja/serikat buruh dalam satu perusahaan
merupakan putusan akhir dan bersifat tetap. copyright by Elok Hikmawati

51 Putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri mengenai perselisihan


hak dan perselisihan pemutusan hubungan kerja mempunyai kekuatan hukum tetap apabila
tidak diajukan permohonan kasasi kepada Mahkamah Agung dalam waktu
selambatlambatnya 14 (empat belas) hari kerja: bagi pihak yang hadir, terhitung sejak
putusan di bacakan dalam sidang majelis hakim; bagi pihak yang tidak hadir, terhitung sejak
tanggal menerima pemberitahuan putusan. copyright by Elok Hikmawati

52 Salah satu pihak atau para pihak yang hendak mengajukan permohonan kasasi harus
menyampaikan secara tertulis melalui Sub Kepaniteraan Pengadilan Hubungan Industrial
pada Pengadilan Negeri setempat. Sub Kepaniteraan Pengadilan Hubungan Industrial pada
Pengadilan Negeri dalam waktu selambatlambatnya 14 (empat belas) hari kerja terhitung
sejak tanggal penerimaan permohonan kasasi harus sudah menyampaikan berkas perkara
kepada Ketua Mahkamah Agung. copyright by Elok Hikmawati

53 Majelis Hakim Kasasi terdiri atas satu orang Hakim Agung dan dua orang Hakim Ad-Hoc
yang ditugasi memeriksa dan mengadili perkara perselisihan hubungan industrial pada
Mahkamah Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung. Penyelesaian perselisihan
hak atau perselisihan pemutusan hubungan kerja pada Mahkamah Agung selambat-lambatnya
30 (tiga puluh) hari kerja terhitung sejak tanggal penerimaan permohonan kasasi. copyright
by Elok Hikmawati

54 PERMOHONAN PEMBATALAN
ALUR PROSES PPHI PERSELISIHAN: HAK KEPENTINGAN PHK ANTAR SP/SB
BUAT PB TIDAK DILAKSANAKAN DIDAFTARKAN SEPAKAT BIPARTIT P H I
EKSEKUSI GAGAL SETUJU GUGAT PUTUSAN PHI MEDIASI CATAT KE
DISNAKER TOLAK KONSILIASI ANJURAN DITAWARKAN DITAWARKAN
ARBITRASE PUTUSAN MENGIKAT TIDAK DILAKSANAKAN HAK PHK Konsiliasi,
Perselisihan, Kepentingan, PHK dan antar SP/SB PERMOHONAN PEMBATALAN
Arbitrase, Perselisihan, Kepentingan dan antar SP/SB copyright by Elok Hikmawati

55 PROSES PPHI OLEH DINASNAKER


DISNAKER MENERIMA PERMOHONAN PENCATATAN BERKAS YANG TELAH
DILENGKAPI DISERAHKAN KEMBALI KE DISNAKER KEMBALIKAN BERKAS
JIKA MASIH BELUM LENGKAP KOSILIASI WAJIB TAWARKAN KEPADA PARA
PIHAK UNTUK MEMILIH JIKA PARA PIHAK TIDAK MEMILIH/ TIDAK SEPAKAT
MEDIATOR 7 HARI KERJA ARBITRASE DISERAHKAN KE MEDIATOR copyright by
Elok Hikmawati

56 GUGAT GINUGAT DI PHI GUGATAN TERGUGAT PENGGUGAT       



REPLIK  PEMBUKTIAN  KESAKSIAN  KESIMPULAN  DUPLIK   
JAWABAN  Penetapan Sita Jaminan Jika Tidak Dilaksanakan Juga PUTUSAN HAKIM
Putusan Sela Jika Pasal 155 ayat (3) UU No. 13/2003 Tidak Dilaksanakan Pengusaha Eksepsi
Kompetensi Absolut/Relatif Tanggapan Atas Eksepsi PUTUSAN SELA copyright by Elok
Hikmawati
PERJANJIAN KERJA BERSAMA
DISUSUN OLEH: AGUS SUPRAYOGI, SH.,MH. FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS
ESA UNGGUL

2 PERJANJIAN KERJA BERSAMA (PKB)


DEFINISI : PERJANJIAN KERJA BERSAMA ( PKB ) ADALAH PERJANJIAN YANG
MERUPAKAN HASIL PERUNDINGAN ANTARA SERIKAT PEKERJA ATAU
BEBERAPA SERIKAT PEKERJA YANG TERCATAT PADA INSTANSI YANG
BERTANGGUNG JAWAB DI BIDANG KETENAGA KERJAAN DENGAN
PENGUSAHA ATAU BEBERAPA PENGUSAHA ATAU PERKUMPULAN
PENGUSAHA YANG MEMUAT SYARAT - SYARAT KERJA, HAK DAN KEWAJIBAN
KEDUA PIHAK.

3 SUBYEK PKB SERIKAT PEKERJA YANG TELAH TERCATAT PADA


DEPNAKER.
MEMPUNYAI ANGGOTA SEKURANG- .KURANGNYA 50% DARI JUMLAH
PEKERJA DI PERUSAHAAN (PASAL 119 AYAT 1 NO. 13 / 2003 ). . MEMPUNYAI
ANGGOTA MAYORITAS ATAU DIDUKUNG OLEH SEBAGIAN. BESAR (50 %
LEBIH) PEKERJA DI PERUSAHAAN (PASAL 119 AYAT 2 UU NO.13 / 2003).
PENGUSAHA ATAU PERKUMPULAN PENGUSAHA.

4 OBYEK PKB HAK DAN KEWAJIBAN KEDUA PIHAK SYARAT – SYARAT


KERJA.
SYARAT – SYARAT KERJA. PENGUPAHAN DAN JAMINAN SOSIAL. KEADAAN
KETENAGAKERJAAN.

5 MASA BERLAKU PKB BERLAKUNYA PKB PALING LAMA 2 TAHUN.


PKB MULAI BERLAKU PADA HARI PENANDATANGANAN, KECUALI
DITENTUKAN LAIN DALAM PKB TERSEBUT. PKB DIDAFTARKAN OLEH
PENGUSAHA PADA DEPNAKER. PERUNDINGAN PEMBUATAN PKB
BERIKUTNYA DAPAT DIMULAI PALING CEPAT 3 BULAN SEBELUM
BERAKHIRNYA PKB YANG SEDANG BERLAKU. JIKA PERUNDINGAN TIDAK
MENCAPAI KESEPAKATAN MAKA PKB YANG SEDANG BERLAKU, TETAP
BERLAKU PALING LAMA 1 TAHUN. DALAM HAL TERJADI PEMBUBARAN
SERIKAT PEKERJA (SP) MAKA PKB TETAP BERLAKAU SAMPAI BERAKHIRNYA
JANGKA WAKTU PKB.

6 MASA BERLAKU PKB JIKA TERJADI AKUISISI / MERGER


DALAM HAL PENGALIHAN KEPEMILIKAN PERUSAHAAN MAKA PKB TETAP
BERLAKAU SAMPAI BERAKHIRNYA JANGKA WAKTU PKB. DALAM HAL
TERJADI MERGER DAN MASING –MASING PERUSAHAAN MEMPUNYAI PKB
MAKA PKB YANG BERLAKU ADALAH PKB YANG LEBIH MENGUNTUNGKAN
PEKERJA. JIKA TERJADI PENGGABUNGAN PERUSAHAAN (MERGER) ANTARA
PERUSAHAAN YANG MEMPUNYAI PKB DENGAN PERUSAHAAN YANG BELUM
MEMPUNYAI PKB MAKA PKB TSB JUGA BERLAKU BAGI PERUSAHAAN YANG
BERGABUNG SAMPAI DENGAN BERAKHIRNYA JANGKA WAKTU PKB.

7 DASARHUKUM PKB UNDANG – UNDANG NO. 13 TAHUN 2003 TENTANG


KETENAGAKERJAAN. UNDANG – UNDANG NO. 18 TAHUN TENTANG
PERSETUJUAN KONVENSI ILO MENGENAI BERLAKUNYA DASAR-DASAR AKAN
HAK UNTUK BERORGANISASI UNTUK BERUNDING BERSAMA. KEPUTUSAN
MENTERI TENAGA KERJA TRANSKOP NO. 48 TAHUN 2004 TENTANG TATA
CARA PEMBUATAN DAN PENGESAHAN PERATURAN PERUSAHAAN SERTA
PEMBUATAN DAN PENDAFTARAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA. KEPUTUSAN
MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR
: KEP.16/MEN/2001 TENTANG TATA CARA PENCATATAN SERIKAT
PEKERJA/SERIKAT BURUH

8 PERSYARATAN MEMBUAT PKB


DIAJUKAN SECARA TERTULIS OLEH SALAH SATU PIHAK. SELAMBAT-
LAMBATNYA 30 HARI SEJAK PERMINTAAN DITERIMA PERUNDINGAN HARUS
DIMULAI. PERUNDINGAN BIPARTIT MAKSIMAL 30 HARI. PERUNDINGAN
BIPARTIT TIDAK DAPAT DISELESAIKAN MAKA SALAH SATU ATAU KEDUA
BELAH PIHAK WAJIB MELAPORKAN KE DEPNAKER (PERANTARA / MEDIATOR
). PERANTARAAN OLEH DEPNAKER HARUS SUDAH SELESAI DALAM WAKTU 30
HARI.

9 SYARAT SAHNYA PKB SYARAT MATERIAL


TIDAK MEMUAT ATURAN YANG DIWAJIBKAN PENGUSAHA HANYA
MENERIMA ATAU MENOLAK PEKERJA DARI SATU GOLONGAN (AGAMA,
KEWARGANEGARAAN, KEYAKINAN POLITIK ). TIDAK MEMUAT ATURAN
YANG MEWAJIBKAN SESEORANG PEKERJA SUPAYA HANYA BEKERJA PADA
PENGUSAHA SUATU GOLONGAN DAN MEMUAT ATURAN YANG
BERTENTANGAN DENGAN UNDANG-UNDANG, KETERTIBAN DAN
KESUSILAAN. MEMUAT HAK DAN KEWAJIBAN MASING –MASING PIHAK.

10 SYARAT SAHNYA PKB SYARAT FORMAL :


DIADAKAN SECARA TERTULIS DAN DITANDA TANGANI OLEH KEDUA BELAH
PIHAK. MEMUAT NAMA, KEDUDUKAN, ALAMAT SP DAN PENGUSAHA, NOMOR
/ TANGGAL PENDAFTARAN SP PADA DEPNAKER. PKB HANYA DAPAT
DIADAKAN PALING LAMA 2 TAHUN DAN DAPAT DIPERPANJANG MAX. 1
(SATU) TAHUN

11 RUANG LINGKUP BERLAKUNYA PKB


MEREKA YANG SELAMA WAKTU BERLAKUNYA PERJANJIAN KERJA BERSAMA
ADALAH ANGGOTA SERIKAT PEKERJA ATAU PERKUMPULAN PENGUSAHA.
ANGGOTA SP ATAU PERKUMPULAN PENGUSAHA TETAP TERIKAT OLEH PKB
MESKIPUN TELAH KEHILANGAN KEANGGOTAANNYA. MEREKA TIDAK LAGI
TERIKAT BILAMANA SETELAH KEHILANGAN KEANGGOTAAN PKB TERSEBUT
TELAH DIRUBAH ATAU DIPERPANJANG. PERUBAHAN ATAU PEMBUBARAN SP
ATAU PERKUMPULAN PENGUSAHA, TIDAK MENGUBAH HAK DAN KEWAJIBAN
YANG BERSANGKUTAN DALAM PKB. PERJANJIAN KERJA YANG
BERTENTANGAN DENGAN KKB MAKA YANG BERLAKU ADALAH PKB.
APABILA DALAM PERJANJIAN KERJA TIDAK MEMUAT ATURAN-ATURAN
DALAM PKB, MAKA ATURAN DALAM PKB YANG BERLAKU. PENGUSAHA
ATAU PERKUMPULAN PENGUSAHA TIDAK DAPAT MENYELENGGARAKAN PKB
DENGAN SP LAIN YANG SYARAT-SYARAT KERJANYA DIBAWAH PKB YANG
BERLAKU.
12 TUJUAN PKB KEPASTIAN HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK
MENCIPTAKAN SEMANGAT KERJA PENINGKATAN PRODUKTIFITAS KERJA
MENGEMBANGKAN MUSYAWARAH UNTUK MUFAKAT

13 KEWAJIBAN PENYELENGGARA PKB


WAJIB MEMBERITAHU ISI PERJANJIAN KERJA BERSAMA TERSEBUT KEPADA
PARA ANGGOTANYA. WAJIB MENGUSAHAKAN AGAR ANGGOTA-
ANGGOTANYA MEMENUHI ATURAN-ATURAN YANG BERLAKU DALAM
PERJANJIAN KERJA BERSAMA. WAJIB MELAKSANAKAN PERJANJIAN KERJA
BERSAMA DENGAN SEBAIK-BAIKNYA.

14 TAHAPAN PENYUSUNAN PKB


TAHAP PERSIAPAN TAHAP PERUNDINGAN TAHAP PENYUSUNAN TAHAP
PELAKSANAAN

15 TAHAP PERSIAPAN PARA PIHAK MEMAHAMI MAKSUD DAN TUJUAN


MEMBUAT PKB
PARA PIHAK MEMPERSIAPKAN DATA DAN INFORMASI PARA PIHAK MEMBUAT
KONSEP TERTULIS PARA PIHAK MEMPERSIAPKAN TIM PERUNDING

16 TAHAP PERUNDINGAN MENETAPKAN TEMPAT, JADWAL DAN TATA TERTIB


PERUNDINGAN. MENGIVENTARISIR HAL-HAL YANG TELAH DAN BELUM
DISEPAKATI. MEMBAHAS MATERI YANG PALING SEDERHANA. PERLU
DICIPTAKAN SUASANA KETERBUKAAN DAN KEKELUARGAAN.

17 TAHAP PENYUSUNAN ITEM – ITEM YANG TELAH SELESAI DIRUNDINGKAN ,


DIPARAF OLEH MASING-MASING PIHAK. REDAKSI PKB HARUS SEDERHANA,
MUDAH DIMENGERTI DAN TIDAK MEMPUNYAI PENGERTIAN GANDA. PERLU
DIBUAT PENJELASAN ATAS PASAL – PASAL.

18 TAHAP PELAKSANAAN DITANDATANGANI DIHADAPAN SELURUH PEKERJA


SEBAGAI KEKUATAN HUKUM DAN MORAL. KEMUDIAN DIDAFTARKAN PADA
DEPNAKER. DISOSIALISASIKAN KEPADA SELURUH ANGGOTA SP ATAU
PERKUMPULAN PENGUSAHA.

19 SELESAI
Federasi Serikat Buruh
PENDIDIKAN ADVOKASI MATERI : Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial
melalui Pengadilan Hubungan Industrial Federasi Serikat Buruh

2 Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial melalui Pengadilan Hubungan


Industrial
Pengadilan Hubungan Industrial adalah Pengadilan Khusus Yang Dibentuk Dilingkungan
Pengadilan Negeri Yang Berwenang Memeriksa, Mengadili Dan Memberi Putusan Terhadap
Perselisihan Hubungan Industrial.

3 Para Pihak Yang Berselisih


Didalam acara Gugat menggugat di Pengadilan Hubungan Indutrial, Orang/pihak yang
menggugat atau mengajukan Tuntutan Disebut sebagai Penggugat, sedangkan pihak yang
digugat atau dituntut disebut sebagai Tergugat Baik Penggugat maupun tergugat dapat orang
perseorangan atau juga badan usaha

4 Untuk mengajukan Gugatan melalui Pengadilan, maka Penggugat harus membuat surat
Gugatan. Surat Gugatan adalah surat yang berisikan tuntutan Penggugat merasa hak atau
kepentingannya dilanggar oleh Tergugat untuk kemudian meminta putusan yang seadil –
adilnya dari Hakim Pengadilan Gugatan perselisihan diajukan kepada Pengadilan hubungan
industrial pada Pengadilan Negeri yang daerah hukumnya meliputi tempat pekerja/buruh
bekerja. Pengajuan gugatan harus dilampirkan risalah penyelesaian melalui mediasi atau
konsiliasi. Majelis hakim wajib memberikan putusan penyelesaian perselisihan hubungan
industrial dalam waktu selambat – lambatnya 50 hari kerja terhitung sejak sidang pertama.

5 Tuntutan yang di ajukan atau biasa disebut Petitum


Proses Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial Pada Pengadilan Hubungan Industrial
Surat Gugatan ditujukan kepada ketua pengadilan negeri yang isi gugatannnya pada
Pokoknya terdiri dari: Identitas para pihak Dalil – dalil Konkret tentang adanya hubungan
hukum yang merupakan dasar serta alasan – alasan daripada tuntutan atau biasa disebut
Posita atau Fundamentum Petendi Tuntutan yang di ajukan atau biasa disebut Petitum Dan
dilampirkan risalah penyelesaian dari mediasi atau konsiliasi serta Surat Kuasa apabila di
kuasakan

6 Didalam Pembuatan Surat gugatan, patut pula diperhatikan syarat formal yang
harus terpenuhi,yaitu :
Tempat dan tanggal Pembuatan surat Gugatan; Judul surat Gugatan Pengadilan yang dituju
Tanda tangan Apabila telah terdaftar dan mendapatkan nomer perkara di pengadilan negeri
dimaksud, maka ketua pengadilan menentukan jadwal persidangan, kemudian
memerintahkan kepada panitera untuk memanggil para pihak secara layak.

7 Apabila telah ditunjuk majelis hakim yang memeriksa perkara ( terdiri dari 2 orang hakim
ad hoc sebagai hakim anggota dan 1 orang hakim karier sebagai hakim ketua), maka hakim
berkewajiban untuk memeriksa isi gugatan dan bila terdapat kekuarangan, hakim meminta
penggugat untuk menyempurnakan gugatannya. Apabila para pihak atau salah satu pihak
yang telah dipanggil secara layak tersebut tidak hadir di persidangan, maka hakim
memerintahkan kepada panitera untuk melakukan pemanggilan ulang.

8 Apabila telah melakukan pemanggilan ulang secara layak tetapi salah satu pihak tidak hadir
(penundaan sidang karena ketidak hadiran salah satu pihak diberikan sebanyak – banyaknya 2
kali penundaan), maka hakim dapat memutus perkara dengan putusan verstek apabila tidak
dihadiri tergugat atau gugatan dinyatakan gugur apabila tidak dihadiri penggugat. Apabila
para pihak hadir memenuhi panggilan hakim, maka acara pertama adalah pemeriksaan
identitas para pihak dan Sidang dengan materi Gugatan Penggugat.

9 Terhadap Gugatan Penggugat ,Tergugat menyampaikan Jawaban Gugatan dan/atau eksepsi


atau sanggahan terhadap gugatan yang di ajukan penggugat, materi eksepsi ini adalah
menyangkut hal di luar pokok perkara, biasanya menyangkut kewenangan pengadilan dalam
memeriksa perkara, atau menyangkut gugatan yang kabur. Majelis Hakim dapat
menyampaikan putusan sela, atau putusan sela dapat juga dilakukan diakhir, bersama putusan
akhir. Terhadap Jawaban Gugatan dan/atau Eksepsi yang disampaikan Tergugat, Penggugat
Menyampaikan Replik Dan terhadap adanya Replik yang disampaikan Penggugat, Tergugat
dapat kembali menyampaikan Jawaban dari Replik yang kemudian disebut duplik

10 Proses berikutnya adalah pembuktian, penggugat diberikan kesempatan untuk


menyampaikan terlebih dahulu, dengan menyerahkan daftar alat bukti disertai alat
buktinya. Setelah penggugat selesai, tergugat baru diberikan kesempatan untuk mengajukan
pembuktian Apabila penggugat akan mengajukan saksi, maka diberikan kesempatan untuk
terlebih dahulu mengajukan saksi.

11 Setelah penggugat, tergugat diberikan kesempatan untuk mengajukan saksi.


Setelah Proses Pembuktian selesai kepada Kedua belah pihak diberikan kesempatan untuk
mengajukan kesimpulan. Setelah kedua belah pihak mengajukan kesimpulan, maka majelis
hakim memutuskan perkara.

12 Pemeriksaan Dengan Acara Cepat


Apabila terdapat kepentingan para pihak dan atau salah satu pihak yang mendesak, para pihak
dan atau salah satu pihak dapat memohon kepada pengadilan hubungan industrial supaya
pemeriksaan sengketa di percepat. Dalam jangka waktu 7 hari kerja setelah diterimanya
permohonan , ketua pengadilan negeri mengeluakan penetapan tentang dikabulkan atau tidak
dikabulkannya permohonan tersebut. Terhadap penetapan tersebut tidak dapat digunakan
upaya hukum

13 Dalam hal permohonan dikabulkan, ketua pengadilan negeri dalam waktu 7 hari kerja
setelah dikeluarkannya penetapan, menentukan majelis hakim, hari, tempat dan waktu sidang
tanpa melalui prosedur pemeriksaan. Tenggang waktu untuk jawaban dan pembuktian kedua
belah pihak, masing – masing ditentukan tidak melebihi 14 hari kerja. Terhadap penetapan
tersebut tidak dapat digunakan upaya hukum Tenggang waktu untuk jawaban dan
pembuktian kedua belah pihak, masing – masing ditentukan tidak melebihi 14 hari kerja.

14 Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial melalui Mahkamah Agung


Putusan Pengadilan Hubungan Industrial mengenai perselisihan hak dan perselisihan
pemutusan hubungan kerja mempunyai kekuatan hukum tetap apabila tidak diajukan Kasasi
kepada Mahkamah Agung dalam waktu selambat – lambatnya 14 hari kerja, terhitung : Bagi
pihak yang hadir, terhitung sejak putusan dibacakan oleh sidang majelis hakim; Bagi pihak
yang tidak hadir, terhitung sejak tanggal menerima pemberitahuan putusan.

15 Permohonan Kasasi harus disampaikan secara tertulis melalui Sub


Permohonan Kasasi harus disampaikan secara tertulis melalui Sub.Kepaniteraan Pengadilan
Hubungan Industrial Pengadilan Negeri setempat, dan dalam waktu selambat – lambatnya 14
hari kerja terhitung sejak tanggal penerimaan permohonan kasasi harus sudah disampaikan
oleh Sub.Kepaniteraan Pengadilan Hubungan Industrial Pengadilan Negeri setempat kepada
Ketua Mahkamah Agung. Penyelesaian perselisihan hak atau perselisihan pemutusan
hubungan kerja pada Mahkamah Agung selambat – lambatnya 30 hari kerja terhitung tanggal
penerimaan permohonan kasasi.

16 Urutan acara sidang pada pengadilan hubungan industrial


PENGGUGAT TERGUGAT Pemeriksaan pendahuluan Gugatan Eksepsi/ Jawaban Gugatan
Putusan Sela dari Majelis Hakim (bias karena dapat diputuskan diakhir) Replik Duplik
Rereplik (jika ada/dipelukan) Reduplik (jika ada/dipelukan) Pengajuan dan pemeriksaan
bukti – bukti tertulis Pengajuan dan pemeriksaan saksi Kesimpulan Putusan Majelis Hakim

Anda mungkin juga menyukai