STW/III/2018 SOP No. Revisi : Tanggal Terbit : KABUPATEN NUNUKAN DINAS Halaman : 1/2 KESEHATAN dr. Arbaiyah UPT PUSKESMAS Penata Muda Tk.1 SUNGAI TAIWAN NIP.198908022015032002 1. Pengertian Demam tifoid adalah penyakit yang disebabkan oleh Salmonella thypi 2. Tujuan Untuk mendiagnosis dan mengobati pasien secara tepat dan benar 3. Kebijakan Kebijakan kepala UPT Puskesmas Sungai Taiwan No. 017/SK/PKM- STW/III/2018 4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/menkes/514/2015 Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama. 5. Prosedur a. Menyapa Pasien b. Memeriksa pasien 1) Anamnesis Pasien mengeluh demam turun naik terutama sore dan malam hari, demam tinggi dapat juga terjadi terus menerus (demam kontinu) hingga minggu kedua, sakit kepala (pusing-pusing) yang sering dirasakan di area frontal, gangguan gastrointestinal berupa konstipasi dan meteorismus atau diare, mual, muntah, nyeri abdomen dan BAB berdarah. Gejala penyerta lain, seperti nyeri otot dan pegal-pegal, batuk, anoreksia, insomnia. Pada demam tifoid berat, dapat dijumpai penurunan kesadaran atau kejang. 2) Pemeriksaan fisik Sebelum melakukan pemeriksaan cuci tangan terlebih dahulu. Kemudian periksa tanda-tanda vital dan lakukan pemeriksaan dari kepala-kaki. Keadaan umum biasanya tampak sakit sedang atau sakit berat, kesadaran dapat compos mentis atau penurunan kesadaran (mulai dari yang ringan, seperti apatis, somnolen, hingga yang berat misalnya delirium atau koma), demam, suhu > 37,5oC, dapat ditemukan bradikardia relatif, yaitu penurunan frekuensi nadi sebanyak 8 denyut per menit setiap kenaikan suhu 1oC, kterus, mulut: typhoid tongue, tremor lidah, halitosis, pemeriksaan abdomen: nyeri (terutama regio epigastrik), hepatosplenomegali, delirium pada kasus yang berat. Setelah periksa pasien lakukan kembali cuci tangan. 3) Pemeriksaan penunjang a) Darah perifer lengkap beserta hitung jenis leukosis Dapat menunjukkan: leukopenia/leukositosis/jumlah leukosit normal, limfositosis relatif, monositosis, trombositopenia (biasanya ringan), serta anemia. b) Serologi Tes Widal tidak direkomendasi dilakukan setelah demam berlangsung 7 hari. c) Kultur Salmonella typhi (gold standard) Tidak dapat dilakukan di puskesmas karena keterbatasan alat dan SDM. c. Penatalaksanaan pada pasien 1) Terapi suportif dapat dilakukan dengan: a) Istirahat tirah baring dan mengatur tahapan mobilisasi b) Menjaga kecukupan asupan cairan. c) Diet bergizi seimbang, konsistensi lunak, cukup kalori dan protein, rendah serat. d) Konsumsi obat-obatan secara rutin dan tuntas e) Kontrol dan monitor tanda vital (tekanan darah, nadi, suhu, kesadaran), kemudian dicatat dengan baik di rekam medik pasien 2 ) Terapi simptomatik 3) Terapi definitif dengan pemberian antibiotik. d. konseling dan edukasi pada pasien 1) Pengobatan dan perawatan serta aspek lain dari demam tifoid yang harus diketahui pasien dan keluarganya. 2) Diet, jumlah cairan yang dibutuhkan, pentahapan mobilisasi, dan konsumsi obat sebaiknya diperhatikan atau dilihat langsung oleh dokter, dan keluarga pasien telah memahami serta mampu melaksanakan. 3) Tanda-tanda kegawatan harus diberitahu kepada pasien dan keluarga supaya bisa segera dibawa ke rumah sakit terdekat untuk perawatan. f. Kriteria rujukan 1) Demam tifoid dengan keadaan umum yang berat (toxic typhoid). 2) Tifoid dengan komplikasi. 3) Tifoid dengan komorbid yang berat. 4) Telah mendapat terapi selama 5 hari namun belum tampak perbaikan. 6. Diagram Alir 7. Unit Terkait a. Balai pengobatan umum b. Ruang tindakan c. laboratorium d. Apotek 8. Dokumen a. Registrasi loket Terkait b. Registrasi balai pengobatan umum c. Registrasi ruang tindakan d. Rekam medik e. Registrasi laboratorium f. Registrasi apotek g. SOP cuci tangan
9. Rekam Historis No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal dimulai diperlakukan