Menurut Dep. Kes. RI, (2005) Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir
dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram
sampai 4000 gram.
Menurut M. Sholeh Kosim, (2007) Bayi baru lahir normal adalah berat lahir
antara 2500 – 4000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada
kelainan congenital (cacat bawaan) yang berat.
Anamnesis
Telusuri secara mendalam riwayat keluarga penderita clubfoot atau gangguan
neuromuskular, dan lakukan permeriksaan umum untuk mengidentifikasi kelainan
lainnya.
Lihat pada bagian plantar pedis dan letakkan batangan/penggaris di bagian lateral
kaki. Normalnya, batas lateral kaki nampak lurus, mulai dari tumit sampai ke
kepala metatarsal kelima. Apabila didapatkan batas lateral kaki lurus, maka skor
yang diberikan adalah 0.
Pada kaki yang abnormal, batas lateral nampak menjauhi garis lurus tersebut.
Batas lateral yanng nampak melengkung ringan diberi nilai 0,5 (lengkungan
terlihat di bagian distal kaki pada area sekitar metatarsal).
Kelengkungan batas lateral kaki yang nampak jelas diberi nilai 1 (kelengkungan
tersebut nampak setinggi persendian kalkaneokuboid).
b. Medial crease of the foot (MC)
Pada keadaan normal, kulit pada daerah telapak kaki akan memperlihatkan garis-
garis halus. Lipatan kulit yang lebih dalam dapat menandakan adanya kontraktur
di daerah medial. Pegang kaki dan tarik dengan lembut saat memeriksa.
Lihatlah pada lengkung dari batas medial kaki. Normalnya akan terlihat adanya
garis-garis halus pada kulit telapak kaki yang tidak merubah kontur dari lengkung
medial tersebut. Pada keadaan seperti ini, maka nilai dari MC adalah 0.
Pada kaki yang abnormal, maka akan nampak adanya satu atau dua lipatan kulit
yang dalam. Apabila hal ini tidak terlalu banyak mempengaruhi kontur lengkung
medial, maka nilai MC adalah sebesar 0,5.
Apabila lipatan ini tampak dalam dan dengan jelas mempengaruhi kontur batas
medial kaki, maka nilai MC adalah sebesar 1.
Pada keadaan normal, kulit pada bagian tumit posterior akan memperlihatkan
lipatan kulit multipel halus. Apabila terdapat adanya lipatan kulit yang lebih
dalam, maka hal tersebut menunjukkan adanya kemungkinan kontraktur posterior
yang lebih berat. Tarik kaki dengan lembut saat memeriksa.
Pemeriksa melihat ke tumit pasien. Normalnya akan terlihat adanya garis-garis
halus yang tidak merubah kontur dari tumit. Lipatan-lipatan ini menyebabkan
kulit dapat menyesuaikan diri, sehingga dapat meregang saat kaki dalam posisi
dorsofleksi. Pada kondisi ini, maka nilai untuk PC adalah 0.
Pada kaki yang abnormal, maka akan didapatkan satu atau dua lipatan kulit yang
dalam. Apabila lipatan ini tidaak terlalu mempengaruhi kontur dari tumit, maka
nilai dari PC adalah sebesar 0,5.
Apabila pada pemeriksaan ditemukan lipatan kulit yang dalam di daerah tumit dan
hal tersebut merubah kontur tumit, maka nilai dari PC adalah sebesar 1.
Pada kasus CTEV yang tidak diterapi, maka pemeriksa dapat meraba kepala Talus
di bagian lateral. Dengan terkoreksinya deformitas, maka tulang navikular akan
turun menutupi kepala talus, kemudian hal tersebut akan membuat menjadi lebih
sulit teraba, dan pada akhirnya tidak dapat teraba sama sekali. Tanda “turunnya
navikular menutupi kepala talus” adalah pengukur besarnya kontraktur di daerah
medial.
pemeriksaan penunjang
Foto Polos
Metode evaluasi radiologis yang standar digunakan adalah foto polos.
Pemeriksaan harus mencakup gambaran tumpuan berat karena stress yang terlibat
dapat terjadi berulang-ulang. Pada infant, tumpuan berat dapat disimulasikan
dengan pemberian stress dorsal flexi
Gambar 10. Proyeksi dorsoplantar dari kaki normal menunjukkan bahwa garis yang melalui aksis
panjang talus melintasi secara medial ke arah dasar metatarsal pertama. Ukuran sudut
talokalkaneus dapat terlihat. Ukuran normalnya yaitu 15º-40º.
Gambar 11. Gambaran Dorsoplantar dari pasien dengan CTEV unilateral menunjukkan bahwa
talus dan kalkaneus lebih tumpang tindih (overlapping) daripada kaki normal. Sudut talocalcanues
15º atau kurang. Perhatikan bahwa garis yang melalui aksis panjang dari talus melintas secara
lateral ke metatarsal pertama karena posisi varus dari kaki depan.
CT-Scan
MRI
Saat ini MRI tidak dilakukan untuk pemeriksaan radiologi CTEV, dan terbatasnya
pengalaman penggunaan MRI telah dipublikasikan dalam literature. Penggunaan
MRI terbatas karena berbagai kerugian, diantaranya:dibutuhkan alat khusus dan
sedasi pasien, besarnya pengeluaran untuk software yang digunakan, hilangnya
sinyal yang disebabkan oleh efek feromagnetik dari alat fiksasi, dan waktu
tambahan yang dibutuhkan untuk transfer data dan postprocessing. Di sisi lain,
keuntungan dari MRI jika dibandingkan dengan foto polos dan CT adalah
kapabilitas imaging multiplanar dan penggambaran yang sangat baik untuk
nucleus osifikasi, kartilago anlage (primordium) serta struktur jaringan lunak
disekitarnya.
Ultrasonografi (USG)
Telah dilakukan beberapa penelitian mengenai temuan USG pada kaki normal
ataupun CTEV, meskipun kegunaan klinis dari modalitas ini tidak umum
digunakan. Kekurangan terbesar dari USG adalah ketidakmampuan gelombang
suara untuk menembus seluruh tulang, terutama jika terdapat bekas luka post
operasi. Keuntungan ultrasonografi termasuk tidak ada / kurangnya radiasi
pengion, tidak membutuhkan obat sedative, kemampuannya untuk
menggambarkan bagian tulang yang tidak terosifikasi, dan kapasitasnya dalam hal
imaging dynamics.
Angiografi
Pada dasarnya tidak ada jenis pencegahan yang mutlak dalam menghindari penyakit
yang satu ini, hanya saja, memang sudah menjadi kebiasaan yang baik apabila seorang
wanita hamil untuk menghindari asap rokok, berbagai macam radiassi, serta penggunaan
berbagai macam jenis obat-obatan yang memang tidak dianjurkan oleh dokter. Hal ini
berkaitan pula dengan beberapa penelitian yang menyebutkan bahwa banyak diantanya
wanita hamil yang melakukan aktifitas merokok selama masa kehamilannya, beresiko
tinggi untuk melahirkan bayi dengan kondisi CTEV tersebut.
ANATOMI KAKI
Struktur Tulang
Kaki adalah suatu kesatuan unit yang kompleks dan terdiri dari 26 buah tulang
yang dapat menyangga berat badan secara penuh saat berdiri dan mampu
memindahkan tubuh pada semua keadaan tempat berpijak. Ke-26 tulang itu terdiri
dari: 14 falang, 5 metatarsal dan 7 tarsal. Kaki dapat dibagi menjadi 3 segmen
fungsional.
a. Hindfoot (segmen posterior)
Bagian ini terletak langsung dibawah os tibia dan berfungsi sebagai
penyangganya terdiri dari:
▪ Talus yang terletak di apeks kaki dan merupakan bagian dari sendi
pergelangan kaki
▪ Calcaneus yang terletak dibagian belakang dan kontak dengan tanah
b. Midfoot (segmen tengah)
Terdiri dari 5 tulang tarsal yaitu:
a. Artikulatio talocruralis
Merupakan sendi antara tibia dan fibula dengan trachlea talus.
b. Artikulatio talotarsalis
Terdiri dari 2 buah sendi yang terpisah akan tetapi secara fisiologi keduanya
merupakan 1 kesatuan, yaitu:
◦ Lig. tibionavikularis
◦ Lig. Calcaneonaviculare plantaris
◦ Lig. bifurcatum: pars calcaneonavicularis (medial) dan pars
calcaneocuboid (lateral) berbentuk huruf V
Gerak sendi ◦ Inversi pergelangan kaki
ini: ◦ Eversi pergelangan kaki
Articulatio talonavicularis
Articulatio calcaneocuboid, yang diperkuat oleh:
◦ Pars calcaneocuboid lig. bifurcati di medial
◦ Lig. calcaneocuboid dorsalis di sebelah dorsal
◦ Lig. calcaneocuboid di sebelah plantar
Gerak sendi ◦ Rotasi kaki sekeliling aksis
ini: ◦ Memperluas inversi dan eversi art. Talotarsalis
e. Articulatio metacarpofalangeal
Ligamen pengikatnya adalah: lig. collateralia pada kedua sisi tiap sendi
f. Artculatio interfalangeal
Ligamen pengikat: lig. colateral di sebelah plantar pedis
Otot-otot kaki, dibagi ke dalam tiga kompartemen yaitu anterior, lateral, dan
posterior. Kompartemen anterior kaki terdiri dari otot-otot dorsifleksi kaki.
Dalam kompartemen anterior, tibialis anterior merupakan otot panjang, tebal
terhadap permukaan lateral tibia. Otot ekstensor hallucis longus adalah otot tipis
antara dan sebagian mendalam untuk tibialis anterior dan otot extensor
digitorum longus. Otot fibularis (peroneus) tertius adalah bagian dari otot
ekstensor digitorum longus.
Kompartemen (fibula) lateral kaki berisi dua otot yaitu fibularis (peroneus)
longus dan fibularis (peroneus) brevis. Kompartemen belakang kaki terdiri dari
kelompok otot-otot dangkal dan dalam. Otot-otot superfisial seperti tendon
(Achilles) calcaneal merupakan tendon terkuat tubuh. Otot ini masuk ke dalam
tulang calcaneal dari pergelangan kaki. Otot gastrocnemius adalah otot paling
dangkal dan bentuk yang paling terlihat pada betis. Otot soleus, yang terletak ke
dalam gastrocnemius, adalah otot yang luas dan datar. Otot plantaris adalah otot
kecil yang mungkin tidak ada; sebaliknya, kadang-kadang ada dua dari mereka di
setiap kaki. Otot ini berjalan miring antara otot gastrocnemius dan soleus.
Fasia profunda kaki membentuk plantar aponeurosis (fascia) yang memanjang dari
tulang kalkaneus untuk falang jari-jari kaki. Aponeurosis mendukung lengkungan
longitudinal kaki dan membungkus tendon fleksor di kaki. Otot-otot intrinsik kaki
dibagi menjadi dua kelompok yaitu dorsal dan plantar. Hanya ada satu otot dorsal
yaitu ekstensor digitorum brevis.
Otot-otot plantar disusun dalam empat lapisan. Lapisan yang paling dangkal
disebut lapisan pertama. Ada tiga otot pada lapisan pertama. Otot abductor
hallucis, yang terletak di sepanjang perbatasan medial tapak kaki, sebanding dengan
abductor pollicis brevis di tangan. Otot fleksor digitorum brevis, yang terletak di
tengah-tengah telapak kaki. Otot abduktor digiti minimi, yang terletak di sepanjang
perbatasan lateral telapak kaki, adalah sebanding dengan otot yang sama di tangan,
dan mengabduksi jari kelingking kaki.
Lapisan kedua terdiri dari quadratus plantae yaitu otot berbentuk persegi panjang
dan otot lumbrikalis, empat otot kecil yang mirip dengan otot lumbrikalis di
tangan.
Lapisan ketiga terdiri dari tiga otot. Otot fleksor hallucis brevis, terletak
berdekatan dengan permukaan plantar metatarsal dan sebanding dengan otot yang
sama di tangan. Otot adductor hallucis memiliki ujung miring dan melintang
seperti adduktor polisis di tangan. Otot fleksor digiti minimi brevis terletak dangkal
ke metatarsal dari jari kelingking kaki.
Lapisan keempat adalah yang terdalam dan terdiri dari dua kelompok otot. Dorsal
interossei adalah empat otot yang mengabduksi jari kaki 2-4, memendekkan falang
proksimal, dan memperpanjang falang distal. Ketiga plantar interossei
mengabduksi jari kaki 3-5, memendekkan falang proksimal, dan memperpanjang
falang distal. Interosei kaki serupa dengan yang di tangan.