Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

Racun adalah suatu zat yang bekerja pada tubuh secara kimiawi yang dalam
dosis toksik akan menyebabkan gangguan fungsi tubuh yang dapat berakhir
dengan penyakit atau kematian. Racun dapat masuk ke dalam tubuh melalui udara
yang dihirup pada saat bernafas (inhalasi), ditelan (peroral), melalui penyutikan
(parenteral atau injeksi), penyerapan melalui kulit yang sehat atau sakit, atau dapat
pula melalui anus atau vagina. Setelah masuk ke dalam tubuh racun dapat
bereaksi secara lokal, sistemik atau keduanya.
Racun dapat bekerja secara lokal dan akan menimbulkan rasa nyeri yang
hebat, tidak jarang disertai dengan perforasi. Sebagian dari racun dapat masuk ke
dalam darah dan menimbulkan efek sistemik seperti penekanan pusat nafas. Efek
sistemik ini dikarenakan racun mempunyai afinitas terhadap salah satu organ atau
sistem. Termasuk dalam golongan ini yaitu narkotika, barbiturat, alkohol,
digitalis, asam oksalat, karbon monoksida, sianida, dan intektisida golongan
“chlorinated hydrocarbon”.
Intoksikasi atau keracunan adalah masuknya zat ke dalam tubuh yang dapat
mengakibatkan gangguan kesehatan bahkan dapat menyebabkan kematian. Semua
zat dapat menjadi racun bila diberikan dalam dosis yang tidak seharusnya.
Intoksikasi atau keracunan merupakan permasalahan serius yang perlu ditangani
secara baik. insiden keracunan di dunia secara pasti tidak diketahui, dapat
diperkirakan sekitar 500.000 orang meninggal setiap tahun akibat berbagai macam
keracunan. WHO secara konservatif memperkirakan bahwa kasus keracunan
paling tinggi terjadi di negara-negara sedang berkembang dan meningkat hampir
dua kali lipat dalam sepuluh tahun terakhir ini. Dari laporan Badan Pom untuk
kasus keracunan Nasional yang terjadi di Indonesia tahun 2014 kasus keracunan
obat sebanyak 717.
Studi mengenai perilaku dan efek yang merugikan dari suatu zat terhadap
oranisme/ mahluk hidup disebut toksikologi. Toksikologi bermanfaat untuk
memprediksi atau mengkaji akibat yang berkaitan dengan bahaya toksik dari suatu
zat terhadap manusia dan lingkungannya.1 Dalam kedokteran forensik
pemanfaatan ilmu toksikologi sangat dibutuhkan untuk kepentingan peradilan.
Kerja utama dari toksikologi forensik adalah melakukan analisis kualitatif
maupun kuantitatif dari racun yang didapatkan dari bukti fisik dan
menerjemahkan temuan analisisnya. Dalam pemeriksaan forensik terdapat dua
tujuan pembuktian keracunan atau intoksikasi, yang pertama bertujuan untuk
mencari penyebab kematian dengan membuktikan adanya racun dalam jumlah
yang mematikan dan yang kedua untuk mengetahui seberapa jauh racun atau
keracunan mempengaruhi terjadinya suatu peristiwa, misalnya kecelakaan lalu
lintas, pembunuhan dan perkosaan. Tujuan kedua lebih mementingkan rekontruksi
kasus dan pembuktian bahwa racun memang berperan dalam peristiwa tersebut.1

Anda mungkin juga menyukai