Radikal bebas merupakan senyawa yang dapat menyebabkan stres oksidatif terhadap sel-sel disekitarnya, salah satu dampaknya yaitu terjadi proses penuaan dini serta munculnya flek-flek hitam pada kulit (Werdhasari, 2014). Antioksidan merupakan senyawa yang dapat mengatasi efek kerusakan pada kulit yang disebabkan oleh radikal bebas (Amirudin, 2003). Senyawa fenol dan polifenol umumnya memiliki aktivitas sebagai antioksidan alami. Flavonoid merupakan salah satu senyawa golongan polifenol (Handayani, 2007). Flavonoid berperan sebagai antioksidan dengan cara mendonasi atom hidrogen atau melalui kemampuannya mengkelat logam (Redha, 2010). Flavonoid merupakan salah satu kelompok senyawa metabolit sekunder yang paling banyak ditemukan pada jaringan tanaman (Redha, 2010), salah satunya adalah tumbuhan Kasturi. Kasturi (Mangifera casturi Kosterm.) merupakan tumbuhan khas Kalimantan Selatan. Masyarakat pada umumnya memanfaatkan buahnya untuk dikonsumsi karena rasanya yang manis dan aromanya yang khas. Penelitian terkait tentang daun M. casturi telah dilakukan sebelumnya oleh Bakti et al. (2017) yaitu penentuan kadar flavonoid total dan uji aktivitas antioksidan pada ekstrak etanol daun M. casturi. Hasil dari penelitian ini yaitu ekstrak etanol daun M. casturi positif mengandung senyawa flavonoid. Kadar total flavonoid dari ekstrak etanol daun M. casturi adalah 9,31±0,08 %b/b dan nilai IC50 untuk ekstrak etanol daun M. casturi sebesar 34,558 ppm. Nilai tersebut tergolong dalam aktifitas antioksidan yang sangat aktif, sehingga ekstrak etanol daun M. casturi berpotensi dalam pengembangan produk sediaan yang memberikan efek antioksidan. Pemakaian secara langsung ekstrak bahan alam memiliki beberapa kekurangan yaitu stabilitas rendah serta kurang mudah untuk diaplikasikan pada kulit. Sehingga perlu dilakukan pembuatan suatu sediaan dari ekstrak, salah satunya gel. Gel merupakan sediaan semisolid yang mengandung partikel anorganik kecil maupun partikel organik besar yang terpenetrasi oleh suatu cairan (Kemenkes RI, 2014). Sediaan gel diproduksi terutama untuk bidang kosmetika karena daya sebarnya yang tinggi, tidak lengket, transparan, lembut, mudah dioleskan, serta tidak menyebabkan kulit kering (Voight, 1994). Basis merupakan salah satu komponen penting dalam sediaan gel. Basis gel umumnya terbagi menjadi dua, yakni basis hidrofilik dan hidrofobik. Basis gel hidrofilik memiliki daya sebar yang baik pada kulit, efeknya mendinginkan, tidak menyumbat pori-pori kulit, mudah dicuci dengan air dan pelepasan obatnya baik (Voight, 1994). Salah satu basis hidrofilik adalah Hydroxypropyl methylcellulose (HPMC). HPMC menghasilkan gel yang netral, tidak berwarna, jernih, stabil pada pH 3 hingga 11, memiliki daya resistensi yang baik terhadap mikroba, menghasilkan film yang baik ketika mengering di kulit. HPMC tidak bersifat toksik dan tidak mengiritasi (Rowe et al., 2009). Gel yang telah dibuat dilakukan evaluasi untuk mengetahui gambaran sediaan. Gel yang baik yaitu gel yang memenuhi kriteria evaluasi gel. Gel harus homogen agar zat aktif menyebar merata dalam sediaan sehingga tercapainya kesesuaian dosis pada saat pemakaian berulang. pH gel berada pada kisaran pH kulit yaitu 4,5-6,5 agar tidak mengiritasi kulit dan tidak menyebabkan kulit kering. Daya sebar gel 5-7 cm, viskositas gel berada pada kisaran 1000-40000 cps. Ketiga parameter tersebut erat kaitannya dalam kemudahan pengaplikasian gel saat digunakan pada kulit (Sayuti, 2015; Wilson, 2016). Daya lekat gel yang baik yaitu waktu pemisahannya kurang dari 4 detik hal ini bekaitan dengan penghantaran zat aktif dari sediaan menuju kulit (Ulaen et al., 2013; Zatz & Kushla, 1996). Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti ingin mengetahui pengaruh variasi konsentrasi ekstrak terhadap karakteristik fisik meliputi viskositas, pH, daya lekat dan daya sebar pada sediaan gel antioksidan ekstrak etanol daun kasturi (Mangifera casturi Kosterm.) dengan basis HPMC. 1.2 RUMUSAN MASALAH Rumusan masalah pada penelitian ini yaitu bagaimana pengaruh variasi konsentrasi ekstrak terhadap karakteristik fisik meliputi viskositas, pH, daya lekat dan daya sebar pada sediaan gel antioksidan ekstrak etanol daun kasturi (Mangifera casturi Kosterm.) dengan basis HPMC?
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui pengaruh variasi konsetrasi ekstrak terhadap karakteristik fisik meliputi viskositas, pH, daya lekat dan daya sebar pada sediaan gel antioksidan ekstrak etanol daun kasturi (Mangifera casturi kosterm.) dengan basis HPMC.
1.4 MANFAAT PENELITIAN
Manfaat dari penelitian ini yaitu: 1. Memanfaatkan bahan alam khas Kalimantan Selatan yaitu kasturi yang akan digunakan daunnya dalam pembuatan sediaan gel antioksidan. 2. Sebagai literatur tambahan dalam pengembangan sedian gel antioksidan dari daun kasturi khas Kalimantan Selatan.