Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Radikal bebas merupakan senyawa yang dapat menyebabkan stres oksidatif
terhadap sel-sel disekitarnya, salah satu dampaknya yaitu terjadi proses penuaan
dini serta munculnya flek-flek hitam pada kulit (Werdhasari, 2014). Antioksidan
merupakan senyawa yang dapat mengatasi efek kerusakan pada kulit yang
disebabkan oleh radikal bebas (Amirudin, 2003). Senyawa fenol dan polifenol
umumnya memiliki aktivitas sebagai antioksidan alami. Flavonoid merupakan
salah satu senyawa golongan polifenol (Handayani, 2007). Flavonoid berperan
sebagai antioksidan dengan cara mendonasi atom hidrogen atau melalui
kemampuannya mengkelat logam (Redha, 2010). Flavonoid merupakan salah satu
kelompok senyawa metabolit sekunder yang paling banyak ditemukan pada
jaringan tanaman (Redha, 2010), salah satunya adalah tumbuhan Kasturi.
Kasturi (Mangifera casturi Kosterm.) merupakan tumbuhan khas
Kalimantan Selatan. Masyarakat pada umumnya memanfaatkan buahnya untuk
dikonsumsi karena rasanya yang manis dan aromanya yang khas. Penelitian
terkait tentang daun M. casturi telah dilakukan sebelumnya oleh Bakti et al. (2017)
yaitu penentuan kadar flavonoid total dan uji aktivitas antioksidan pada ekstrak
etanol daun M. casturi. Hasil dari penelitian ini yaitu ekstrak etanol daun M. casturi
positif mengandung senyawa flavonoid. Kadar total flavonoid dari ekstrak etanol
daun M. casturi adalah 9,31±0,08 %b/b dan nilai IC50 untuk ekstrak etanol daun M.
casturi sebesar 34,558 ppm. Nilai tersebut tergolong dalam aktifitas antioksidan
yang sangat aktif, sehingga ekstrak etanol daun M. casturi berpotensi dalam
pengembangan produk sediaan yang memberikan efek antioksidan.
Pemakaian secara langsung ekstrak bahan alam memiliki beberapa
kekurangan yaitu stabilitas rendah serta kurang mudah untuk diaplikasikan pada
kulit. Sehingga perlu dilakukan pembuatan suatu sediaan dari ekstrak, salah satunya
gel. Gel merupakan sediaan semisolid yang mengandung partikel anorganik kecil
maupun partikel organik besar yang terpenetrasi oleh suatu cairan (Kemenkes RI,
2014). Sediaan gel diproduksi terutama untuk bidang kosmetika karena daya
sebarnya yang tinggi, tidak lengket, transparan, lembut, mudah dioleskan, serta
tidak menyebabkan kulit kering (Voight, 1994). Basis merupakan salah satu
komponen penting dalam sediaan gel.
Basis gel umumnya terbagi menjadi dua, yakni basis hidrofilik dan
hidrofobik. Basis gel hidrofilik memiliki daya sebar yang baik pada kulit, efeknya
mendinginkan, tidak menyumbat pori-pori kulit, mudah dicuci dengan air dan
pelepasan obatnya baik (Voight, 1994). Salah satu basis hidrofilik adalah
Hydroxypropyl methylcellulose (HPMC). HPMC menghasilkan gel yang netral,
tidak berwarna, jernih, stabil pada pH 3 hingga 11, memiliki daya resistensi yang
baik terhadap mikroba, menghasilkan film yang baik ketika mengering di kulit.
HPMC tidak bersifat toksik dan tidak mengiritasi (Rowe et al., 2009). Gel yang
telah dibuat dilakukan evaluasi untuk mengetahui gambaran sediaan.
Gel yang baik yaitu gel yang memenuhi kriteria evaluasi gel. Gel harus
homogen agar zat aktif menyebar merata dalam sediaan sehingga tercapainya
kesesuaian dosis pada saat pemakaian berulang. pH gel berada pada kisaran pH
kulit yaitu 4,5-6,5 agar tidak mengiritasi kulit dan tidak menyebabkan kulit kering.
Daya sebar gel 5-7 cm, viskositas gel berada pada kisaran 1000-40000 cps. Ketiga
parameter tersebut erat kaitannya dalam kemudahan pengaplikasian gel saat
digunakan pada kulit (Sayuti, 2015; Wilson, 2016). Daya lekat gel yang baik yaitu
waktu pemisahannya kurang dari 4 detik hal ini bekaitan dengan penghantaran zat
aktif dari sediaan menuju kulit (Ulaen et al., 2013; Zatz & Kushla, 1996).
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti ingin mengetahui pengaruh
variasi konsentrasi ekstrak terhadap karakteristik fisik meliputi viskositas, pH, daya
lekat dan daya sebar pada sediaan gel antioksidan ekstrak etanol daun kasturi
(Mangifera casturi Kosterm.) dengan basis HPMC.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah pada penelitian ini yaitu bagaimana pengaruh variasi
konsentrasi ekstrak terhadap karakteristik fisik meliputi viskositas, pH, daya lekat
dan daya sebar pada sediaan gel antioksidan ekstrak etanol daun kasturi (Mangifera
casturi Kosterm.) dengan basis HPMC?

1.3 TUJUAN PENELITIAN


Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui pengaruh variasi konsetrasi
ekstrak terhadap karakteristik fisik meliputi viskositas, pH, daya lekat dan daya
sebar pada sediaan gel antioksidan ekstrak etanol daun kasturi (Mangifera casturi
kosterm.) dengan basis HPMC.

1.4 MANFAAT PENELITIAN


Manfaat dari penelitian ini yaitu:
1. Memanfaatkan bahan alam khas Kalimantan Selatan yaitu kasturi yang akan
digunakan daunnya dalam pembuatan sediaan gel antioksidan.
2. Sebagai literatur tambahan dalam pengembangan sedian gel antioksidan
dari daun kasturi khas Kalimantan Selatan.

Anda mungkin juga menyukai