Anda di halaman 1dari 6

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2017 hingga juni 2018 di
Laboratorium Farmakognosi-Fitokimia dan Laboratorium Teknologi Farmasi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lambung
Mangkurat Banjarbaru.

3.2 Variabel Penelitian


Variabel bebas penelitian ini adalah variasi konsentrasi ekstrak daun M.
casturi. Sedangkan variabel terikat penelitian ini adalah karakteristik fisik meliputi
viskositas, daya lekat, daya sebar dan pH dari sediaan gel. Variabel terkendali
adalah formula basis dan zat tambahan dalam pembuatan gel.

3.3 Jenis Penelitian


Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental.

3.4 Alat dan Bahan


3.4.1 Alat
Alat-alat yang digunakan adalah magnetic stirrer, waterbath (SMIC),
viscometer Brookfield model LV (Synchro – Lectric), hot plate (Stuart), neraca
analitik (Oxaus), lemari es, pH meter (HANNA HI 96107), blender, termometer,
seperangkat alat uji daya lekat dan daya sebar, bejana maserator, stopwatch, mortir
dan stamper, cawan porselin, alat-alat gelas (Pyrex Iwaki Glass) dan rak tabung
reaksi.
3.4.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan adalah daun kasturi, HPMC E15 (Senwayer),
propilen glikol, metil paraben, propil paraben, etanol 70%, aquadest, aluminum foil
dan kertas saring, amoniak (Brataco), etanol 70% (OneMed), FeCl3 (Brataco),
gelatin (Brataco), HCl (Brataco), kloroform (Brataco), logam Mg (Brataco), metil
paraben (Brataco), pereaksi Lieberman-Burchard (Brataco), pereaksi Mayer
(Brataco), propilen (Brataco).

3.5 Prosedur Penelitian


3.5.1 Pengolahan Sampel
Daun kasturi diambil di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.
Pengumpulan sampel dilakukan pada pagi hari. Proses selanjutnya yaitu melakukan
sortasi basah untuk memisahkan kotoran atau bahan asing dari daun. Pencucian
daun dengan menggunakan air bersih untuk membersihkan tanah dan pengotor
lainnya yang melekat pada daun. Daun ditiriskan untuk mengurangi kadar air pada
daun. Pengeringan dilakukan secara kering angin. Selanjutnya dilakukan sortasi
kering untuk memisahkan bahan asing dan simplisia yang rusak. Daun kering
dirajang untuk mempermudah proses penyerbukan. Proses selanjutnya yaitu
pengubahan bentuk rajangan simplisia kering menjadi simplisia serbuk dengan
bantuan alat blender (BPOM RI, 2013). Serbuk simplisia yang diperoleh kemudian
diayak dengan menggunakan ayakan No. 25 agar didapatkan serbuk dengan derajat
kehalusan yang diinginkan (Hasanah & Mufrod, 2013).

3.5.2 Pembuatan Ekstrak Etanol Daun M. casturi


Serbuk kering daun kasturi ditimbang sebanyak 1 kg, lalu dimasukkan ke
dalam bejana maserasi. Larutan etanol 70% dengan perbandingan 1:2,5
ditambahkan sambil diaduk hingga serbuk terbasahi seluruhnya. Proses ekstraksi
dilakukan selama 3x24 jam, dilakukan penggantian pelarut setiap 24 jam dengan
pelarut yang baru. Ekstrak yang didapat kemudian disaring dengan menggunakan
kertas saring untuk memperoleh filtrat. Filtrat diuapkan diatas waterbath pada suhu
60oC±2oC hingga didapatkan ekstrak kental dengan bobot tetap (Bakti et al., 2017).

3.5.3 Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol Daun M. casturi


a. Uji Alkaloid
Sebanyak 0,1 g ekstrak dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian
ditambahkan 1 mL amoniak 25% dan 2 mL kloroform. Campuran dipanaskan dan
dikocok, kemudian disaring, lalu dimasukkan ke dalam 2 tabung reaksi. HCl
ditambahkan sebanyak 5 tetes pada kedua tabung reaksi dan dikocok, kemudian
diambil lapisan atas. Tabung reaksi 1 ditambahkan 2 tetes pereaksi Dragendrof,
terbentuknya endapan jingga maka positif mengandung alkaloid. Tabung reaksi 2
ditambahkan 2 tetes pereaksi Mayer jika terbentuk endapan putih maka positif
mengandung alkaloid (Tonius et al., 2016).
b. Uji Flavonoid
Sebanyak 0,1 g ekstrak dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian
ditambahkan 0,01 g logam Mg dan 2 tetes HCl, jika terbentuk warna jingga hingga
merah, maka positif mengandung flavonoid (Faskalia & Wibowo, 2014).
c. Uji Triterpenoid dan Steroid
Sebanyak 0,1 g ekstrak dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian
ditambahkan dengan pereaksi Lieberman-Burchard. Jika terbentuk warna merah
atau violet maka positif mengandung terpenoid. Jika terbentuknya warna hijau atau
biru menunjukkan hasil uji positif untuk steroid (Faskalia & Wibowo, 2014).
d. Uji Saponin
Sebanyak 0,1 g ekstrak dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian
ditambahkan 10 mL air. Filtrat dikocok lalu didiamkan selama 15 menit. Jika
terbentuk busa maka positif mengandung saponin (Faskalia & Wibowo, 2014).
e. Uji Tanin
Sebanyak 0,1 g ekstrak dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian
ditambah 2 tetes NaCl 10%, lalu dikocok hingga homogen. Kemudian disaring,
filtrat yang dihasilkan ditambah gelatin 1% dan NaCl 10%. Jika terbentuk endapan
maka positif mengandung tanin (Nafisah et al., 2014).
f. Uji Fenolik
Sebanyak 0,1 g ekstrak dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian
ditambahkan larutan FeCl3 1%, apabila terbentuk warna hijau hingga biru
kehitaman maka positif mengandung senyawa fenolik (Faskalia & Wibowo, 2014).
3.5.4 Pembuatan Gel
Formula gel yang digunakan pada penelitian dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Formulasi Sediaan Gel

Formula (% b/b)
Bahan Fungsi
F0 F1 F2 F3
Ekstrak Daun
Zat Aktif - 0,2 0,3 0,4
M. casturi
Gelling
HPMC 2 2 2 2
Agent
Propilen Glikol Kosolven 10 10 10 10
Metil Paraben Pengawet 0,18 0,18 0,18 0,18
Propil paraben Pengawet 0,02 0,02 0,02 0,02
Aquadest Pelarut ad 100 ad 100 ad 100 ad 100

Variasi konsentrasi ekstrak yang digunakan pada penelitian ini yaitu 100
kali dari nilai IC50 ekstrak, karena hanya sebagian ekstrak yang akan terlepas dan
terpenetrasi ke dalam kulit (Bhalekar et al., 2015). Pembuatan gel dilakukan dengan
cara melarutkan HPMC ke dalam aquadest 50 g pada gelas beker dengan suhu 80-
90oC sambil diaduk secara perlahan hingga membentuk massa gel (campuran 1).
Metil paraben dan propil paraben dilarutkan ke dalam propilen glikol, selanjutnya
ditambahkan ekstrak daun M. casturi sambil diaduk serta dipanaskan di atas hot
plate. Larutan tersebut didinginkan (campuran 2). Campuran 2 dimasukkan ke
dalam campuran 1 serta diaduk secara homogen, lalu ditambahkan aquadest dingin
ad 100 g sambil diaduk hingga homogen, lalu disimpan dalam wadah tertutup rapat
(Astuti, 2012).

3.5.5 Evaluasi Sediaan


a. Pengujian Organoleptis
Pengujian organoleptis dilakukan dengan menggunakan panca indra
meliputi warna, bau serta konsistensi dari sediaan gel (Yudhianto et al., 2013).
b. Pengujian Homogenitas
Pengujian homogenitas dilakukan dengan cara mengoleskan sediaan pada
kaca obyek, kemudian diamati secara makroskopis. Gel yang baik menunjukkan
susunan yang homogen yaitu tidak terjadi pemisahan antara zat aktif dengan basis
gel (Anggraini et al., 2013; Yudhianto et al., 2013).
c. Pengujian Viskositas
Pengujian viskositas menggunakan viskometer Brookfield dengan cara
memasukkan sediaan ke dalam gelas ukur 50 mL. Semua seri nomor spindel
diujikan dari rpm terkecil hingga terbesar. Spindel diturunkan hingga batas spindel
tercelup ke dalam gel, lalu nyalakan mesin pemutar spindel. Angka viskositas yang
ditunjukkan oleh jarum merah dicatat, lalu dikalikan dengan nilai faktor yang dapat
dilihat pada tabel yang tertera pada brosur alat (Yudhianto et al., 2013). Nilai
viskositas gel yang baik yaitu antara 1000-40000 cps (Wilson, 2016).
d. Daya Lekat
Pengujian daya lekat dilakukan dengan cara meletakkan sediaan gel
sebanyak 0,25 g diantara 2 gelas obyek, lalu diberikan gaya tekan dengan cara
memberi beban 1 kg selama 5 menit. Kemudian beban diangkat dari gelas obyek,
lalu gelas obyek dipasang pada alat tes. Alat uji diberi beban 80 g, kemudian dicatat
waktu pemisahan gel dari gelas obyek. Daya lekat yang baik adalah waktu
pemisahannya tidak kurang dari 4 detik (Ulaen et al., 2013).
e. Daya Sebar
Pengujian daya sebar dilakukan dengan cara meletakan 1 g sedian gel secara
perlahan di atas kaca berukuran 20x20 cm kemudian ditutup dengan kertas mika
dan diberikan beban diatasnya hingga bobot mencapai 125 g, lalu diukur diameter
yang terbentuk setelah 1 menit (Yudhianto et al., 2013). Daya sebar gel yang baik
berkisar antara 5-7 cm (Garg et al., 2002).
f. Pengujian pH
Pengujian pH dilakukan dengan cara melarutkan 1 g gel ke dalam 9 mL
aquadest. Nyalakan pH meter, celupkan elektroda ke dalam dapar pH 7, diamkan
hingga layar pada pH meter menunjukkan angka yang stabil yakni pH (7±0,2),
selanjutnya diukur dan dicatat nilai pH sediaan gel dengan cara mencelupkan
elektroda pH meter yang telah dikalibrasi ke dalam gel yang telah dilarutkan
(Yudhianto et al., 2013). pH untuk sediaan topikal yang baik berkisar antara 4,5-
6,5 (Maulina & Sugihartini, 2015).
3.6 Analisis data
Analisis data pada penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu analisis data
deskriptif dan statistik. Data dari evaluasi uji organoleptis (warna, bau dan
konsistensi) serta uji homogenitas dievaluasi secara deskriptif. Analisis data
evaluasi uji viskositas, pH, daya lekat dan daya sebar menggunakan analisis data
statistik berupa program SPSS (Statistic Programme for Social Science) 21 for
Windows. Analisis data secara statistik bisa dilihat pada gambar 7.

Data Hasil Evaluasi Formula Sediaan Gel


(pH, viskositas, daya lekat, dan daya sebar)

Dilakukan Evaluasi Secara Statistik

Test of Normality Shapiro-wilk dan


Homogeneity of variance test

Sig ≥ 0,05 Sig < 0,05


Data Terdistribusi Normal Data Tidak Terdistribusi
dan Homogen Normal, Tidak Homogen
atau Tidak Terdistribusi Keduanya

Analisis parametrik secara


One-Way ANOVA pada Analisis non-parametrik
Tingkat kepercayaan 95% Secara Kruskal-Wallis pada
Tingkat kepercayaan 95%

Jika terdapat perbedaan yang Jika terdapat perbedaan yang


signifikan maka dilanjutkan signifikan maka dilanjutkan
analisisnya analisisnya

Uji Post Hoc Uji Mann-Whitney

Hasil

Gambar 7. Bagan analisis data statistik penelitian

Anda mungkin juga menyukai