BAB I
PENDAHULUAN
secara langsung di tempat berjalanna pekerjaan. Bedanya denga cara jam henti
adalah bahwa pada cara sampling pekerjaan, pengamat tidak terus menerus berada
sesaat pada waktu-waktu yang ditentukan secara acak. Pada awalnya cara ini
pabrik tekstil di Inggris, tetapi karena kegunaannya, cara ini kemudian dipakai di
Negara-negara lain secara lebih luas. Pada work sampling pekerjaan pengamatan
dilakukan untuk mengetahui apa yang terjadi ditempat kerja, catatan yang
dilakukan setiap kali pengamatan dapat dilihat dari berbagai kegiatan yang terjadi
beserta berapa sering kegiatan ini teramati. Semakin tinggi frekuensinya semakin
sering kegiatan tersebut dilakukan dan dapat pula diduga bahwa total waktu yang
Anak) Medika Husada dengan pengamatan data waktu random terhadap satu
orang pekerja. Pengamatan dilakukan pada waktu random tertentu pekerja sedang
Percobaan ini dilakukan bertujuan untuk mengukur aktivitas work dan idle
pekerjaan.
171
172
BAB II
LANDASAN TEORI
1979). Work Sampling adalah suatu teknik untuk mengadakan sejumlah besar
atau mesin dengan random sampling. Work sampling dikembangkan pertama kali
Inggris, tetapi karena kegunaannya cara ini kemudian dipakai dinegara-negara lain
secara lebih luas. Cara ini menggunakan prinsip-prinsip dari ilmu statistik
sampling dilakukan pada waktu yang telah ditentukan secara acak sehingga sangat
efektif dan efisien untuk mengumpulkan informasi mengenai kinerja mesin atau
pekerja, karena tidak memerlukan waktu yang lama. Metode work sampling juga
dapat digunakan untuk mengetahui distribusi pemakaian waktu kerja oleh pekerja
atau mesin. Pengamatan metode work sampling tidak perlu dilakukan pada
adalah:
tidak berbeda dengan yang diketengahkan pada cara jam henti. Langkah-langkah
173
1. Menetapkan tujuan pengukuran yaitu untuk apa sampling dilakukan, yang akan
pendahuluan untuk mengetahui ada tidaknya sistem kerja yang baik. Jika
dahulu.
4. Bila perlu mengadakan latihan bagi para operator yang dipilih agar bisa dan
tidak berbeda dengan yang dilakukan untuk cara jam henti yaitu yang terdiri dari
174
pekerjaan disebut sebagai kegiatan produktif, lainnya non produktif (Sutalaksana,
dkk, 2006).
BKA p 3
p 1 p
.....................................................................................2.4.1
n
BKB p 3
p 1 p
.....................................................................................2.4.2
n
dimana p adalah
p
P ...........................................................................................................2.4.3
i
dengan Pi adalah persentase produktif dihari ke-i dan k adalah jumlah hari
pengamatan.
n
P ...........................................................................................................2.4.4
i
dengan n1 adalah jumlah pengamatan yang dilakukan pada hari ke-i (Sutalaksana,
dkk, 2006).
16001 p
N' ...............................................................................................2.4.5
p
175
dimana p adalah persentase produktif diseluruh pengamatan yang telah dilakukan
acak. Untuk itu biasanya satu hari kerja dibagi kedalam satuan-satuan waktu yang
Biasanya panjang satu satuan waktu tidak terlampau singkat dan juga tidak
selain rumus diatas dapat juga dipergunakan rumus: (Sutalaksana, dkk, 2006).
P1 P
SP 2 ...............................................................................................2.4.6
N
dimana:
ketelitian 5% dan angka ini sering dijadikan referensi sebagai standart error
memenuhi syarat ketelitian tersebut. Rumus diatas juga dapat digunakan untuk
analisa tingkat ketelitian yaitu dengan memasukkan harga N yang telah diketahui,
maka harga S dapat dihitung. Jika S hitung lebih kecil dari S asumsi maka hasil
work sampling berada dalam tingkat ketelitian yang diinginkan (Sutalaksana, dkk,
2006).
176
Pengamatan data dilakukan pada waktu-waktu yang dilakukan secara
acak. Untuk ini biasanya satu hari kerja dibagi kedalam satuan-satuan waktu yang
besarnya ditentukan oleh pengukuran. Biasanya panjang satu satuan waktu tidak
terlampau singkat dan juga tidak terlampau panjang (Sutalaksana, dkk, 2006).
Untuk rating faktor digunakan westing house dengan kriteria faktor yaitu:
1. Faktor keterampilan.
2. Faktor kondisi.
3. Fakror konsistensi.
4. Faktor usaha.
Misalnya satu satuan panjangnya 5 menit. Jadi stu hari kerja (7 jam)
mempunyai 84 satuan waktu. Ini berarti jumlah kunjungan perhari tidak lebih dari
84 kali. Jika dalam satu hari dilakukan 36 kali kunjungan maka dengan bantuan
bilangan acak kita pecahkan persoalan kita tadi. Angka-angka pada tabel itu kita 2
sampai 36 kali. Tentu syaratnya adalah bahwa pasangan-pasangan dua buah itu
besarnya tidak boleh lebih dari 84 dan tidak boleh terjadi pengulangan. Jadi
didapat:
Dengan demikian kunjungan dilakukan pada satu satuan waktu ke 39, 65,
… (36 kali) yang berarti pada jam 11.15, 14.25, dan seterusnya (jika jam kerja
177
dimulai pukul 08.00 dan berakhir 16.00 dengan waktu istirahat antara 12.00-
13.00). Kalau diurut dari awal sampai akhir maka akan didapat daftar saat
kunjungan mulai dari kunjungan pertama sampai ke tiga puluh enam (Sutalaksana,
dkk, 2006).
Di atas telah dikatakan bahwa panjang satu satuan waktu tidak terlalu
pendek dan juga tidak terlalu panjang. Untuk yang pertama kiranya jelas, yaitu
jika terlalu pendek misalkan 1 menit maka jika mendapatkan 2 atau lebih
kunjungan berturut-turut melakukannya setiap satu menit sekali bias jadi tidaklah
mudah. Begitu pula pada sampling kerja yang mengamati pada satu system kerja
sekaligus. Untuk yang kedua mudah pula dimengerti, karena akan menyebabkan
jumlah kunjungan per hari terbatas yang berarti akan menjadikan masa
WS X
WS
X i
255,08
WS 6,38 detik
40
178
No. Penyesuaian Keterangan Kode Nilai
good,dengan nilai +0,06%, usaha good, dengan nilai +0,05%, kondisi tempat kerja
average, dengan nilai 0,00%, dan konsistensi average, dengan nilai 0,00%. Maka
Wn = Ws x RF
179
Tabel 2.4.2. Kelonggaran (Allowance)
No Kelonggaran Keterangan Nilai
Keadaan
8
lingkungan Berdasarkan pada situasi lingkungan kerja. 0,0 %
yang baik
Jumlah 26 %
Sumber : Sutalaksana, dkk, 2006
operator pria 4,5 %, tenaga yang dikeluarkan nilai kelonggrannya 7,5 %, sikap
kerja 2,0 %, gerakan kerja 0,0 %, kelelahan mata 8,0 %, keadaan temperatur
tempat kerja dan kelembapan 4,0 %, keadaan atmosfer 0,0 %, dan keadaan
lingkungan 0,0 %. Maka dari nilai-nilai tersebut didapatkan nilai waktu bakunya
yaitu:
180
WB = WN (1+All)
WB = WN + WN x All
Kegiatan 4: Lain-lain
Kegiatan 2: Lain-lain
yang diperlukan lebih sedikit. Tetapi tentunya tidak diketahui secara terperinci.
181
Kegiatan 3: Ke kamar kecil
kelonggaran ada dua hal yang perlu diperhatikan. Pertama adalah sifatdari
berdiri sendiri. Yang kedua adalah bahwa operator yang diukur harus seorang
2006).
2.8. Penyesuaian
kerja yang berakibat terlalu singkat atau terlalu panjangnya waktu penyelesaian.
Hal ini jelas tidak diinginkan karena waktu baku yang dicari adalah waktu yang di
peroleh dari kondisi dan cara kerja baku yang diselesaikan secara wajar
atau waktu elemen rata-rata dengan suatu harga p yang disebut faktor penyesuian.
peroleh mencerminkan waktu yang sewajarnya atau waktu yang normal. Bila
pengukur berpendapat bahwa operator bekerja di atas normal (terlalu cepat) maka
182
harga p-nya akan lebih besar dari satu (p > 1), sebaliknya jika operator bekerja di
bawah normal maka harga p akan lebih kecildari satu (p < 1). Seandainya
pengukur berpendapat bahwa operator bekerja dengan wajar maka harga p-nya
waktu elemen rata – rata dengan suatu harga p yang disebut faktor penyesuaian.
Bila pengukur berpendapat bahwa operator pekerja diatas normal (telalu cepat)
maka harga p nya akan lebih besar dari suatu (p>l) sebaliknya jika operator
dipandang pekerja dibawah normal maka harga p akan lebih kecil dari satu (p<l).
operator yang dianggap normal itu yaitu : “Jika seorang operator yang
183
2. Konsep Lowry Maynard dan stegemarten melalui cara penyesuaian
westinghouse. Pada konsep ini mereka berpendapat ada empat faktor yang
Cara pertama adalah cara persentase yang merupakan cara yang paling
Jadi sesuai dengan yang terlihat selama pengukuran dia menetukan harga p yang
menurut pendapatnya akan menghasilkan waktu normal bila harga ini dikalikan
Terdapat dua cara, yaitu cara Shumard dan cara Westinghouse. Cara
dengan setiap kelas mempunyai nilai sendiri-sendiri, seperti pada Tabel 2.1.
184
konsistensi. Setiap faktor terbagi dalam kelas-kelas dengan nilainya masing-
1. Super skill
diikuti.
2. Excellent skill
pemeriksaan lagi.
3. Good skill
umumnya.
185
d. Tampak jelas sebagai pekerja yang cakap.
4. Average skill
5. Fair skill
6. Poor skill
b. Gerakan-gerakannya kaku
7. Excessive effort
kesehatannya.
hari
8. Excellent effort
186
a. Jelas terlihat kecepatannya sangat tinggi
9. Good effort
a. Bekerja berirama
187
Tabel 2.4.4. Penyesuaian menurut Westhinghouse
No Faktor Kelas Lambang Penyesuian
1 Keterampilan Superskill A1 +0,15
A2 +0,13
Excellent B1 +0,11
B2 +0,08
Good C1 +0,06
C2 +0,03
Average D 0,00
Fair E1 -0,05
E2 -0,10
Poor F1 -0,16
F2 -0,22
2 Usaha Excessive A1 +0,13
A2 +0,12
Excellent B1 +0,10
B2 +0,08
Good C1 +0,05
C2 +0,02
Average D 0,00
Fair E1 -0,04
E2 -0,08
Poor F1 -0,12
F2 -0,17
3 Ideal A +0,06
Excellent B +0,04
Kondisi kerja Good C +0,02
Average D 0,00
Fair E -0,03
4 Konsistensi Perfect A +0,04
Execellent B +0,03
Dood C +0,01
Average D 0,00
Fair E -0,02
Poor F -0,04
Sumber: Sutalaksana, dkk, 2006
kelas dari setiap faktor. Dengan cara seperti ini mungkin saja diperoleh p=1.28
188
atau p = 1.16 yang berbeda dengan p yang diperoleh dengan cara persentase.
Tidaklah mudah untuk menyatakan yang lebih bai kkarena keduanya tetap
penyesuaian adalah cara bedaux dan sintesis. Pada dasarnya cara bedaux tidak
banyak berbeda dengan cara shumard, hanya saja nilai0nilai pada cara bedaux
dinyatakan dengan “B” (huruf pertama bedaux, penemunya) seperti misalnya 60B
atau 70B. Sedangkan cara sintesis agak berbeda dengan cara-cara lain, dimana
dalam cara ini waktu penyelesaian setiap elemen gerakan dibandingkan dengan
harga-harga yang diperoleh daro tabel-tabel data waktu gerakan untuk kemudian
siklus adalah 17,10, dan 32 detik. Dari tabel-tabel data waktu gerakan didapat
untuk elemen-elemen yang sama masing-masing 17, 12, dan 29 detik. Yang
berbeda adalah pada elemen-elemen kedua dan ketiga. Maka untuk elemen-
yang besarnya 2.04 adalah faktor penyesuaian untuk ketiga elemen pekerjaan
tersebut atau untuk seluruh siklus yang bersangkutan jika siklusnya hanya terdiri
2.9. Kelonggaran
189
Di dalam praktek banyak terjadi penentuan waktu baku yang dilakukan
penyesuaian. Satu hal lain yang kerap kali terlupakan adalah menambah
dihindarkan. Oleh karna itu, sesuai pengukuran dan setalah mendapatkan waktu
Rasa fatigue tercermin antara lain dari menurunnya hasil produksi baik
190
2. Melakukan penyesuian-penyesuian mesin
191
192
BAB III
PENGUMPULAN DATA
a. stop watch
b. Alat tulis
perusahaan)
d. Kamera
Kegaitan 5: Istirahat .
193
Tabel 3.4.2. Hasil Pengamatan Percobaan Work Sampling (lanjutan)
Ta Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5
bel 19/12/201 20/12/20 21/12/20 22/12/20 23/12/20
bil 6 16 16 16 16
N Waktu
ang
o pengamatan Kondisi Kondisi Kondisi Kondisi Kondisi
an
pekerja pekerja pekerja pekerja pekerja
aca
Wor Idl Wo Idl Wo Idl Wo Idl Wo Idl
k
k e rk e rk e rk e rk e
6 10 07.55-08.00 √ - √ - √ - √ - √ -
7 11 08.00-08.05 √ - √ - √ - √ - √ -
8 14 08.05-08.10 √ - √ - √ - √ - √ -
9 17 08.10-08.15 √ - √ - √ - √ - √ -
1
18 √ - √ - √ - √ - √ -
0 08.15-08.20
1
21 √ - - √ √ - √ - √ -
1 08.25-08.30
1
22 √ - - √ √ - √ - √ -
2 08.35-08.40
1
23 √ - - √ √ - √ - √ -
3 08.40-08.45
1
25 √ - √ - √ - √ - √ -
4 08.55-09.00
1
27 √ - √ - √ - √ - - √
5 09.00-09.05
1
29 √ - √ - √ - √ - √
6 09.10-09.15
1
30 √ - √ - √ - √ - √
7 09.20-09.25
1
34 √ - √ - - √ √ - √
8 09.55-10.00
1
35 - √ - √ - √ √ √ -
9 11.00-11.05
2
42 - √ - √ - √ √ √ -
0 11.05-11.10
2
41 - √ - √ - √ 1 √ -
1 11.10-11.15
2
43 - √ - √ - √ 1 √ -
2 11.20-11.25
2
45 √ - √ - - √ √ - √ -
3 11.30-11.35
Sumber: Pengamatan Data, 2016
194
Tabel 3.4.2. Hasil Pengamatan Percobaan Work Sampling (lanjutan)
Ta Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5
bel 19/12/20 20/12/20 21/12/20 22/12/20 23/12/201
bil 16 16 16 16 6
Waktu
No ang Kondisi Kondisi Kondisi Kondisi Kondisi
pengamatan
an pekerja pekerja pekerja pekerja pekerja
aca Wo Idl Wo Idl Wo Idl Wo Idl Wo
k Idle
rk e rk e rk e rk e rk
24 47 11.40-11.45 √ - √ - - √ √ - √ -
25 48 11.55-12.00 √ - √ - - √ √ - √
26 49 12.00-12.05 √ - √ - - √ √ - √ -
27 50 12.10-12.15 √ - √ - - √ √ - √ -
28 51 12.20-12.25 √ - √ - √ - √ - √ -
29 52 12.30-12.35 √ - √ - √ - √ - √ -
30 54 12.35-12.40 √ - √ - √ - √ - √ -
31 61 12.40-12.45 √ - √ - √ - √ - - √
32 63 12.45-12.50 √ - √ - √ - √ - - √
33 65 12.50-12.55 √ - √ - √ - √ - - √
34 67 13.00-13.05 - √ √ - √ - - √ - √
35 68 13.45-13.50 - √ - √ √ - - √ √ -
36 69 13.50-13.55 - √ - √ √ - - √ √ -
37 72 13.55-14.00 - √ - √ - - √ √ -
38 79 14.00-14.05 √ - - √ - √ - √ -
39 80 14.45-14.50 √ - √ - √ - √ - √
40 83 14.50-14.55 √ - √ - √ - √ - √
Jumlah data 29 11 27 13 27 13 24 16 27 13
72, 27, 67, 32, 67, 32, 67,
Persentase (%) 60 40 32,5
5 5 5 5 5 5 5
Sumber: Pengamatan Data, 2016
195
196
BAB IV
PENGOLAHAN DATA
p
P i
didapat:
n
P i
40 40 40 40 40 200
n 40
5 5
BKA p 3
p 1 p
n
BKB p 3
p 1 p
n
= 0,52 menit
Kesimpulan :
Dari hasil perhitungan tidak ada data yang berada di luar batas kontrol atas
dan batas kontrol bawah dengan arti seluruh data masuk dalam batas kontrol.
di perlukan.
1001 p
N'
p
P = 134/200 = 0,67
sehingga:
197
Kesimpulan:
Karena N’ < N Yaitu 197 < 200 maka data pengamatan yang diambil sudah
cukup.
6. Kelonggaran% =25%
7. Waktu baku = 9,33+(25% x 9,33)
198
Tabel 4.4.3. Perhitungan allowance
POINT FAKTOR KELONGGARAN %
Tenaga yang
Bekerja dimeja, berdiri
dikeluarkan 6
Badan tegak, di tumpu dua
Sikap kerja
kaki 1
Gerakan kerja Normal 0
Pandangan terus-menerus
Kelelahan mata
dengan fokus berubah-ubah
12
Keadaan suhu
Normal
tempat kerja 4
Keadaan atmosfer Baik
0
Keadan
Bersih, sehat, cerah dengan
lingkungan yang
kebisingan rendah
baik 0
Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi 2,5
Jumlah 25,5
Jumlah/100 0,255
Sumber: Pengolahan data 2017
199
200
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan didapati bahwa aktifitas work 29, 27, 27, 24, 27,
dan idle 11, 13, 13, 16, 13. Persenan produktifitas adalah sebagai berikut 72,5,
5.2. Saran