Penyakit ini pertama kali ditemukan oleh Dr Ernst von
Romberg pada tahun 1891. Hipertensi pulmonal (HP) adalah suatu kondisi dimana tekanan pada sirkulasi pulmo abnormal, dengan tekanan rata-rata a. pulmonalis lebih tinggi dari 25 mmHg, terlepas dari mekanisme yang mendasari. HP punya andil yang besar dalam kegagalan jantung kanan, yang pada gilirannya punya andil yang besar dalam morbiditas dan mortalitas pasien. Pada beberapa kasus HP berujung pada keharusan transplantasi jantung dan atau paru untuk menyelamatkan pasien. HP primer tidak diketahui penyebabnya dan HP sekunder diketahui penyebabnya seperti penyakit jantung bawaan sianotik maupun asianotik. HP sekunder juga dapat disebabkan oleh penyakit paru maupun tromboemboli (Pena E, 2012). Klasifikasi klinis hipertensi pulmonal (HP) telah diperbarui pada Fourth World Symposium on Pulmonary Hypertention di California pada tahun 2008. Karena interaksi kompleks antara jantung kanan, paru-paru, dan jantung kiri sebagai unit fungsional kardiorespirasi, diagnosis klinis dan klasifikasi menurut WHO menjadi penting. Dari sudut pandang diagnostik, perbedaan hemodinamik antara hipertensi pulmonal prekapiler dan hipertensi pulmonal postkapiler mungkin lebih praktis, terutama untuk penggunaan klinis. Hipertensi pulmonal prekapiler termasuk hipertensi arteri pulmonalis (WHO kelas 1). Hipertensi pulmonal lainnya adalah hipertensi pulmonal yang berhubungan dengan penyakit jantung (WHO kelas 2), hipertensi pulmonal karena penyakit parenkim paru (WHO kelas 3), hipertensi pulmonal tromboembolik kronis (WHO kelas 4), dan lain-lain penyebab (WHO kelas 5). Postkapiler hipertensi pulmonal termasuk hipertensi vena pulmonalis yang berhubungan dengan penyakit jantung kiri (Pena E, 2012). Hipertensi pulmonal primer sering didapatkan pada usia muda dan usia pertengahan, lebih sering didapatkan pada perempuan dengan perbandingan 2:1, angka kejadian pertahun sekitar 2-3 kasus per 1 juta penduduk, dengan mean survival dari awitan penyakit sampai timbulnya gejala sekitar 2-3 tahun. Kriteria diagnosis untuk hipertensi pulmonal merujuk pada National Institute of Health; bila tekanan sistolik arteri pulmonalis lebih dari 35 mmHg atau “mean” tekanan arteri pulmonalis lebih dari 25 mmHg pada saat istirahat atau lebih 30 mmHg pada aktifitas dan tidak didapatkan adanya kelainan valvular pada jantung kiri, penyakit myokardium, penyakit jantung kongenital dan tidak adanya kelainan paru (Trenton D, Nauser MD, 2009). Hipertensi pulmonal (Pulmonary hypertension) atau selanjutnya disebut hipertensi paru adalah jenis penyakit fatal yangmenyerang banyak orang pada usia produktifnya. Angka kejadian pada perempuan dua setengah kali lipat dibanding laki-laki. Pada kasus hipertensi paru primer, penyakit ini diturunkan, atau terkait faktor genetik. Meski diakui, meluasnya penyakit hipertensi paru saat ini kurang diketahui, namun diperkirakan sekitar 1-2 juta orang per tahun terdiagnosis menderita penyakit ini. Bahkan, angka yang sebenarnya diprediksi lebih tinggi mengingat diagnosis penyakit ini masih minim (Sudoyo, 2007).
Referat Hipertensi Arteri Pulmonal 1
DAFTAR PUSTAKA
Referat Hipertensi Arteri Pulmonal 2
1. Barbosa EJ, Gupta NK, Torigian DA, Gefter WB. Current Role of Imaging in the Diagnosis and Management of Pulmonary Hypertension. AJR. 2012;198: 1320- 31. 2. Barst RJ. Recent advances in the treatment of pediatric pulmonary artery hypertension. Dalam: Berger S, Davis C, penyunting. The pediatrics clinics. Edisi ke-2. Philadelphia: W.B. Saunders Company, 1999. h. 331-46. 3. Nauser TD, Stites SW. Diagnosis and treatment of pulmonary Hypertension. American Family Physician. 2001;63(9):1789-98. 4. Pena E, Dennie C, Veinot J, Muniz SH. Pulmonary Hypertention: How Radiologist Can Help. Radiographics.rsna.org. 2012;32(4):9-32. 5. Peter Jerat. What Causes Pulmonary Atrial hypertension. 2009.