Anda di halaman 1dari 9

EDUKASI PASIEN BARU

Gelang Identitas
Manfaat gelang yaitu untuk mencocokkan identitas pasien yang tercatat
dalam rekam medis Rumah Sakit dengan identitas pasien sebenarnya, sebelum
dilakukan proses seperti saat sebelum memberikan obat, darah atau produk
darah, sebelum mengambil darah dan spesimen lain untuk pemeriksaan, sebelum
memberikan pengobatan dan tindakan / prosedur. Sehingga jika pasien menolak
untuk diberi gelang identitas maka pihak Rumah Sakit akan meminta bukti
penolakan pemasangan gelang dan wajib menjelaskan resiko yang akan timbul
jika tidak dipasang gelang. Selain itu pasien juga berhak untuk menolak tindakan
medis yang akan dilakukan jika pihak Rumah Sakit tidak mengkonfirmasi lebih
dahulu dengan melihat gelang pasien dan menanyakan identitas pasien.
Konsistensi indentifikasi pasien juga menyangkut formulir atau rekam medi

Gelang kuning
Gelang kuning menandakan bahwa pasien mempunyai risiko jatuh tinggi.
Artinya pasien tersebut perlu diawasi lebih ketat. Misalnya pasien pasca operasi,
pasien dengan penurunan kesadaran, atau pasien dengan alat bantu.

Gelang merah
Gelang merah menandakan pasien mempunyai riwayat alergi obat.
“Gunanya agar dokter atau perawat waspada bahwa si pasien punya riwayat
alergi tehadap obat tertentu.

Gelang warna ungu


Gelang Ungu menandakan bahwa si pasien harapan hidupnya rendah
atau dikenal dengan istilah Do Not Resuscitation (DNR).

Resiko jatuh

Pasien resiko jatuh adalah peristiwa jatuhnya pasien dari tempat tidur
kelantai atau tempat lainnya yang lebih rendah pada saat istirahat maupun saat
pasien terjaga yang tidak disebabkan oleh penyakit stroke, epilepsy, bahaya
karena terlalu banyak aktivitas. Peristiwa jatuh tersebut dapat menyebabkan
cidera fisik psikologis dan bahkan kematian.

Pasien beresiko jatuh adalah pasien yang dikatagorikan mempunyai satu atau
lebh faktor resiko jatuh pada saat pasien menjalin perawatan dirumah sakit.

Tipe Jatuh
a. Tersandung
b. Terpleset
c. Kolaps
d. Hilang Keseimbangan
1) Hemiparese
2) Vertigo Perifer
3) Parkinson
4) Pengaruh obat tertentu
5) Usia lanjut
6) Lantai licin

Keterlibatan saat jatuh

a. Brankat
b. Tempat tidur
c. Kursi
d. Stretcher
e. Toilet
f. Peralatan terapi
g. Tangga
h. Dibawa/dibantu oleh orang lain

Pasien dengan resiko jatuh

Pasien dengan resiko jatuh merupakan idikasi untuk pemasangan gelang pasien
warna kuning, meliputi pasien berikut :

a. Pasien balita anak-anak, tolong koordinasi dengan Sp.A


b. Pasien lansia ( usia ≥ 60 tahun )
c. Pasien kesadaran menurun (GCS <15)
d. Paseian keterbatasan aktivitas
e. Pasien dengan gangguan penglihatan (visus <3/60 atau jarak pandang <3
meter atau tidak dapat menghitung jari dalam jarak 3 meter)
f. Pasien pasca operasi
g. Pasien dengan ketergantungan peralatan medis
h. Pasien dengan ganggan jiwa
i. MFS (Morse Fall Scale) koordinasi dengan kakawatun

Beberapa hal yang berfotensi terjadinya pasien jatuh

a. Obat-obatan
Beberapa menimbulkan efek berbeda terhadap pasien sehingga harus ada
evaluasi ketat khusunya obat-obat yang mengakibatkan efek kesadaran
menurun atau penurunan keseimbangan.

b. Status mental
Oleh karena penyakitnya pasien yang mengalami gangguan mental
sehingga tttinnndakannya tidak disadari dan tidak dapat dikontrol
membutuhkan perhatian khusus agar tidak terjadi insiden jatuh.

No Uraian Skala Skor


1 Riwayat jatuh Tidak = 0
Ya = 25

2 Diagnosis Skunder Tidak = 0


Ya = 15
3 Bantuan Berjalan 0
 Bedret/bantuan perawat 15
 Kruk/tongkat/walker 30
 Furniture
4 Terapi intravena/heparin Tidak= 0
lock Ya = 20
5 Gaya berjalan 0
 Normal/bedret/immobile 10
 Lemah 20
 Dengan bantuan
6 Status mental 0
 orientasi terhadap
kemapuan diri sendiri
 melebih- 15
lebihkan/melupakan
 keterbatasan
Total

c. lingkungan
lingkungan perawatan harus memenuhi standar keamanan mulai dari
tempat tidur pasien, kamar mandi, toiet, lantai ruangan,mebeler ruangan,
linen, alat maka serta terbebas dari segala peralatan yang tidak berkaitan
langsung dengan proses/tindakan perawatan.
d. Kemampuan beraktifitas
Kelemahan/keterbatasan fisi karna penyakit yang diderita atau akibat
tindakan medis sangat berpotensi pasien jatuh akibat kelemahan dan
kelelahan
e. Beberapa pasien memiliki pola tidur yang dapat berpotensi menyebabkan
jatuh. Kususnya pola tidur pasien anak, pasien dengan kesadaran
menurun
dan pasien dengan kondisi jiwa terganggu.

Hal-hal penting yang harus diperhatikan perawat dalam melakuka tindakan


untuk menghindari pasien jatuh :

a. Indentifikasi riwayat jatuh


b. Perhatikan adanya defisit sensorik dan motorik
c. Perhatikan gaya berjalan pasien stabil atau tidak
d. Alas kaki yang digunakan apakah berbahan yang licin terhadap lantai
ruangan
e. Apakah adanya hipotensi postural
f. Konfusi menetap/akut
g. Urgensi urine
h. Penyakit neorologis yang mempengaruhi gerak atau penilaian
i. Penyakit kardiovaskuler yang mempengruhi gerak dan keseimbangan
j. Medikasi yang mempengaruhi tekanan darah atau tingkat kesadaran
k. Medikasi yang mempengaruhi tekanan darah atau tingkat keasdaran
l. Agitasi, kecemasan yang meningkat dan emosi yang labil
m. Tidak kooperatif
n. Faktor situasional (baru masuk rumah sakit)

Jenis obat yang mempengaruhi keseimbangan antara lain :

a.Meklizin
b. Benzodiazepin
c. Prometazin
d. Aminoglycosides
e.Furosemide
f. NSAIDs(nonsteroidal anti-inflammatory drugs), terutama indomethacin
g. Agen sitotoksin, misalnya: cisplatin
h. Anti kejang (anticonvulsants)
 Phenytoin
 Carbamazepine
 Ethosuccinate
i.Golongan Opioid
 Fentanil
 Kodein HCL
 Morfin HCL
 Morfin Sulfat
 Petidin HCL
 Sufentanil
Pencegahan Pasien Jatuh
j. Semua pasien baru dinilai memiliki potensi resiko jatuh dan penilaian
diulang jika diindikasikan oleh perubahan kondisi pasien atau
pengobatan dan lainnya.
k. Hasil pengukuran dimonitor dan ditindaklanjutin sesuai level resiko jatuh
l. Seluruh pasien rawat inap dinilairesiko jatuh dengan menggunakan
cheklis penilaian resiko jatuh.
m. Penilaian dewasa memakai formulir morse fall scale.

Penanganan pasien resiko jatuh

a. Tingkatkan observasi bantuan yang sesuai saat ambulasi


Respon pasien yang tidak konsisten atau tidak realistis maka pasien
dianggap melebih-lebihkan kemampuan sendiri dan memiliki
keterbatasan dalam mengingat.
b. Monitor kebutuhan pasien secara berkala
Monitor kebutuhan pasien dengan tertur seperti kebutuhan kamar mandi
dengan menawarkan apakah bersedia dibantu perawat.
c. Edukasi prilaku pasien yang lebih aman
Berikan informasi kepada pasien tentang aktifitas yang boleh dilakukan
sendiri dan yang membutuhkan pendamping perawat atau keluarga.
d. Pasien dengan resiko jatuh diusahakan ditempatkan dekat dengan ners
stasion agar lebih mudah dimonitor aktifitasnya.
e. Jangan tinggalkan pasien sendiri dikamar atau ditoilet.
Upayakan semua aktifitas pasien didampingi baik oleh perawat maupun
dengan keluarga.
f. Pemsangan standar pengaman tempat tidur
Pengaman tempat tidur untuk perawatan pasien yang beresiko jatuh dapat
berupa terali yang terpasang sisi kiri dan kanan sedangkan untuk pasien
anak-anak dengan menggunakan box bayi yang jarak jeruji pengaman 10
cm.
g. Anjurkan pasienpasien menggunakan bel bila membutuhkan bantuan
Berikan penjelasan kepada pasien dan keluarga tentng tata cara
penggunaan bel pasien jika pada saat tertentu membutuhkan bantuan
perawat.
h. Pemasangan pengangan dinding
Untuk menghindari resiko jatuh saat mobilisasi pasien dari tempat tidur
ke kamar mandi maupun ke tempat lain perlu dipasangan dinding agar
dapat menompang saat pasien pasien mengalami kondisi hilang
keseimbangan.
i. Pemakaian gelang resiko jatuh
Penggunaan gelang tangan terhadap pasien yang beresiko jatuh dengan
warna kunig dapat menjadi perhatian bagi seluruh petugas diruangan
untuk lebih mengawasi. Penggunaan gelang ini diberikan pada pasien
rawat inap.
j. Jaga lantai ruangan perwatan dan kamar mandi tidak licin
Penggunaan lanatai ruanng perawatan dan kamar mandi harus memenuhi
standar (tidak licin) dan ajurkan menggunakan kaus kaki atau sepatu
yang tidak licin.
k. Desain toilet pasien
Penggunaan jenis toilet sebaiknya jangan menggunakan toilet jongkok
karena aktifitas BAB/BAK dengan toilet jongkok saat berdiri dan
jongkok berpotensi terjadi jatuh oleh karena hilang keseimbangan dan
kelelahan fisik.
l. Desain alat-alat furniture
Penggunaan tempat tidur yang terlalu tinggi dan penempatan kursi dan
meja pasien yang menghampat mobilisasi pasien dapat menyebabkan
resiko pasien jatuh.
m. Siapkan dijalan keluar dari tempat tidur alat bantu berjalan
Mobilisasi pasien hedaknya menggunakan restrain atau kursi roda
sehingga bila pada saat tertentu terjadi hilang keseimbangan tdak
terjatuh.
n. Pencahayaan yang adekuat
Pencahayaan harus adekuat hal ini untuk menghindari pasien tersandung
akibat adnya benda yang tidak terlihat jelas oleh pasien.
o. Dorong partisipasi keluarga dalam keselamatan pasien
Pendidikan terhadap keluarga tentang kondisi pasien dan tatacara
membantu pasien berpindah tempat perlu diberikan.

SAMPAH MEDIS DAN NON MEDIS

Kegiatan di Rumah sakit dapat berpotensi menurunkan kualitas


lingkungan dan kesehatan masyarakat, terutama dari aktivitas medis. Aktifitas
ini menghasilkan sampah rumah sakit baik medis maupun non medis. Sehingga
penting dilakukan penanganan dan pemantauan lingkungan di rumah sakit.

Sampah ialah segala sesuatu yang tidak dikehendaki oleh yang punya
dan bersifat padat. Sedangkan menurut defenisi WHO, pengertian sampah
adalah segala sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, atau
sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi
dengan sendirinya. Badan lingkungan hidup menyatakan bahwa sampah adalah
sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat.

Pengetian lain menyebutkan bahwa adalah sesuatu bahan padat yang


terjadi karena berhubungan dengan aktifitas manusia yang tidak dipakai lagi,
tidak disenangi dan dibuang secara saniter, kecuali buangan yang berasal dari
tubuh manusia. (Kusnoputranto, 1986).

Sumber dan Karakteristik Sampah Rumah Sakit dapat dibedakan berdasarkan


menurut Sumbernya. Setiap ruangan/unit kerja di rumah sakit merupakan
penghasil sampah. Jenis sampah dari setiap ruangan berbeda-beda sesuai dengan
penggunaan dari setiap ruangan/unit yang bersangkutan.

Jenis Sampah Menurut Sumbernya

No. Sumber/Area Jenis Sampah


1. Kantor/administrasi Kertas
2. Unit obstetric dan Dressing(pembalut/pakaian),sponge(sepon/pengosok
ruang perawatan ), placenta, ampul, termasuk kapsul perak nitrat,
obstetric jarum syringe (alat semprot), masker disposable
(masker yang dapat dibuang), disposable drapes
(tirai/kain yang dapat dibuang), sanitary napkin
(serbet), blood lancet disposable (pisau bedah),
disposable chat eter (alat bedah), disposable unit
enema (alat suntik pada usus) disposable diaper
(popok) dan underpad (alas/bantalan), dan sarung
disposable.
3. Unit emergency Dressing(pembalut/pakaian),sponge(sepon/penggoso
dan bedah k), jaringan tubuh, termasuk amputasi ampul bekas,
termasuk ruang masker disposable (masker yang dapat dibuang),
perawatan jarum syringe (alat semprot), drapes (tirai/kain),
disposable blood lancet (pisau bedah), disposable
kantong emesis, Levin tubes (pembuluh) chateter
(alat bedah), drainase set ( alat pengaliran), kantong
colosiomy, underpads (alas/bantalan), sarung bedah.
4. Unit laboratorium, Gelas terkontaminasi, termasuk pipet petri dish,
ruang mayat, wadah specimen, slide specimen (kaca/alat sorong),
phatology dan jaringan tubuh, organ, dan tulang
autopsy
5. Unit Isolasi Bahan-bahan kertas yang mengandung buangan
nasal (hidung) dan sputum (dahak/air liur), dressing
(pembalut/pakaian dan bandages (perban), masker
disposable (masker yang dpat dibuang), sisa
makanan, perlengkapan makan.
6. Unit Perawatan Ampul, jarum disposable dan syringe (alat semprot),
kertas dan lain-lain.
7. Unit pelayanan Karton, kertas bungkus, kaleng, botol, sampah dari
ruang umum dan pasien, sisa makanan buangan
8. Unit gizi/dapur Sisa pembungkus, sisa makanan/bahan makanan
sayuran dan lain-lain
9. Halaman Rumah Sisa pembungkung daun ranting, debu.
Sakit

Sumber : Depkes RI, 2002

Sedangkan karakteristik sampah Rumah Sakit penting kita pahami sebagai


dasar pengelolaan sampah yang sesuai dengan standard. Secara garis besar
sampah rumah sakit dibedakan menjadi sampah medis dan non medis.

1. Sampah Medis adalah limbah yang langsung dihasilkan dari tindakan


diagnosis dan tindakan medis terhadap pasien. Termasuk dalam kajian
tersebut juga kegiatan medis di ruang poliklinik, perawatan, bedah,
kebidanan, otopsi dan ruang laboratorium. Limbah padat medis sering
juga disebut sampah biologis. Limbah medis dapat digolong-golongkan
menjadi (Djojodibroto, 1997) :
2. Limbah benda tajamdapat berupa jarum, pipet, pecahan kaca dan pisau
bedah. Benda-benda ini mempunyai potensi menularkan penyakit.
3. Limbah infeksiusdapat dihasilkan oleh laboratorium, kamar isolasi,
kamar perawatan, dan sangat berbahaya karena bisa juga menularkan
penyakit.
4. Limbah jaringan tubuh berupa darah, anggota badan hasil amputasi,
cairan tubuh, dan plasenta.
5. Limbah Farmasi, berupa obat-obatan atau bahan yamg telah kadaluarsa,
obat-obat yang terkontaminasi, obat yang dikembalikan pasien atau tidak
digunakan.
6. Limbah Kimia, dapat berbahaya dan tidak berbahaya dan juga limbah
yang bisa meledak atau yang hanya bersifat korosif.
7. Limbah Radioaktif, merupakan bahan yang terkontaminasi dengan
radio-isotof. Limbah ini harus dikelola sesuai dengan peraturan yang
diwajibkan.
8. Sampah Non Medis, adalah semua sampah padat diluar sampah padat
medis yang dihasilkan dari berbagai kegiatan seperti kantor/ administrasi,
unit perlengkapan, ruang tunggu, ruang inap, unit gizi/dapur, halaman
parkir, taman, dan unit pelayanan.

Menurut Kepmenkes 1204/Menkes/SK/X/2004 petugas pengelola sampah


harus mengg unakan alat pelindung diri yang terdiri dari Topi/helm, Masker,
Pelindung mata, Pakaian panjang (coverall), Apron untuk industri, Pelindung
kaki/sepatu boot, serta Sarung tangan khusus (disposable gloves atau heavy duty
gloves)

Anda mungkin juga menyukai