Anda di halaman 1dari 27

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM

DEMENTOR (Integrated Waste Management Energy Fuel Bioreactor ): Sistem


Manajemen Sampah Terintegrasi Berbasis Thermal-catalytic Degradation
dan Bioreaktor Sebagai Upaya Konservasi Lingkungan dan Pengembangan
Energi Terbarukan yang Ramah Lingkungan

BIDANG KEGIATAN:
PKM-GAGASAN TERTULIS

Diusulkan Oleh:

Adi Rahmanto Wibowo 165100200111006 Angkatan 2016


Reza Rienaldy Putra 165100200111031 Angkatan 2016
Hairil Fiqri 155100500111019 Angkatan 2015
Linda Novitasari 155100300111052 Angkatan 2015

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017

i
ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ..........................................................................................i


HALAMAN PENGESAHAN ..............................................................................ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................iii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................ iv
I. PENDAHULUAN...............................................................................................1
Latar Belakang.......................................................................................................1
Tujuan Penulisan....................................................................................................2
Manfaat Penulisan..................................................................................................2
II. RUMUSAN GAGASAN...................................................................................2
Kondisi dan Produksi Sampah di Indonesia......................................................... 2
Permasalahan Akibat Sampah di Indonesia..........................................................3
Sistem yang Pernah Diterapkan dalam Mengatasi Permasalahan Sampah...........4
DEMENTOR (Integrated Waste Management Energy Fuel Bioreactor).............4
Tahapan Teknik Implementasi...............................................................................5
Kebermanfaatan Program.......................................................................................9
III. KESIMPULAN................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................10

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Logo Program Dementor .............................................................. ......5


Gambar 2 Rancangan Penerapan Program Dementor .................................... .....7
Gambar 3 Logo dan Slogan Dementor................................................................18
Gambar 4 Dementor Tampak Isometri Depan.....................................................18
Gambar 5 Rangkaian Unit Reaktor Thermal-catalytic Degradation (TCD).......19
Gambar 6 Rangkaian Unit Bioreaktor ABE Fermentation..................................19
Gambar 7 Diagram Alir Rangkaian Proses ABE Fermentation...........................20
Gambar 8 Diagram Alir Rangkaian Proses Thermal-catalytic Degradation.......21

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Produksi Sampah di Kota Besar di Indonesia ................................... ......2


Tabel 2 Total Berat Sampah Berdasarkan Jenisnya ............................................. 2

v
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota dan Dosen Pembimbing ........................ 11


Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Pelaksana dan Pembagian Tugas .......... 16
Lampiran 3. Surat Pernyataan Ketua Kegiatan ................................................. 17
Lampiran 4. Gambaran Teknologi yang Hendak Diterapkembangkan ............. 18

vi
1

I. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia merupakan negara dengan populasi penduduk yang tinggi.
Menurut data dari Badan Pusat Statistik, jumlah penduduk Indonesia pada tahun
2012 mencapai 244,2 juta jiwa. Tingginya jumlah masyarakat ditambah dengan
gaya hidup konsumtif menyebabkan semakin meningkatnya jumlah sampah
sebagai akibat dari aktivitas masyarakat. Kementerian Lingkungan Hidup
mencatat rata-rata setiap penduduk Indonesia menghasilkan sekitar 2,5 liter
sampah per hari atau 625 juta liter dari jumlah total penduduk, dan akan terus
bertambah seiring dengan berjalannya waktu (Wijanarko, 2013).
Berdasarkan data yang diperoleh tercatat bahwa 58% jenis sampah di
Indonesia didominasi sampah organik (dapur) dan 14% berupa sampah plastik.
Kegiatan konsumsi yang tinggi, pengelolaan sampah yang tidak memadai dan
sulitnya sampah untuk terurai menyebabkan sampah yang ada membentuk
tumpukan sampah. Penumpukan dari sampah ini berpotensi melepas gas metan
(CH4) yang dapat meningkatkan emisi gas rumah kaca dan memberikan kontribusi
terhadap pemanasan global (Ardiansyah, 2011). Selain itu keberadaan sampah
juga dianggap sebagai sumber penyakit, dan merusak estetika kota (Pratama,
2016).
Penanganan sampah di Indonesia selama ini dilakukan dengan cara
membawa sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) atau disebut juga dengan
land-filling. Penanganan dengan cara ini hanya dapat digunakan untuk daerah
yang lahannya cukup luas, namun kurang efektif dikembangkan di daerah dengan
luas lahan terbatas. Selain itu, cara ini juga dapat menimbulkan kemungkinan
pencemaran air tanah dan tidak efektif untuk menangani sampah anorganik karena
sulit teruraikan (Janti, 2012). Alternatif penanganan lainnya seperti pembakaran
akan menghasilkan gas-gas polutan seperti CO, CO2, CH4, H2S yang mendorong
pemanasan global dan efek yang merugikan terhadap kesehatan (Muhi, 2011).
Proses lain yang dinilai efektif adalah pembakaran terkendali dengan Incinerator,
namun proses ini membutuhkan biaya yang relatif tinggi (Setyo, 2013).
Berdasarkan permasalahan tersebut, solusi yang kami tawarkan adalah
DEMENTOR (Integrated Waste Management Energy Fuel Bioreactor), yaitu
sistem pengolahan sampah yang terintegrasi. DEMENTOR merupakan sistem
manajemen sampah organik maupun anorganik berbasis Thermal-catalytic
degradation (TCD) dan bioreaktor. Sampah akan diklasifikasikan berdasarkan
jenisnya untuk kemudian diproses menjadi aseton, butanol, etanol, bensin dan
solar. Melalui proses ABE fermentation akan dihasilkan 150 liter aseton, 300 liter
biobutanol, dan 50 liter bioetanol untuk satu ton sampah organik. Sedangkan
melalui proses TCD akan dihasilkan 87,19% bensin, gas petroleum, minyak tanah
dan solar (C3-C36) dari sampah plastik. Sistem ini nantinya akan diterapkan pada
setiap Provinsi yang kemudian dapat memberikan pendapatan rata-rata sebesar
5,49 triliun per tahun untuk setiap pengolahan 1000 ton sampah per hari.
2

Tujuan
1. Memberikan solusi penanganan sampah organik dan anorganik dengan
melakukan konversi menjadi energi terbarukan.
2. Mengembangkan rancangan teknologi penanganan sampah masa depan.
Manfaat
1. Bagi Masyarakat: Membantu masyarakat dalam menyelesaikan masalah
penanganan sampah dengan konversi menjadi energi sekaligus mewujudkan
lingkungan yang lebih sehat.
2. Bagi Pemerintah: Memberikan rekomendasi berupa solusi permasalahan
sampah yang lebih efisien dan ramah lingkugan serta secara tidak langsung
meningkatkan pendapatan daerah.
3. Bagi Akademisi: dapat mengembangkan dan mengaplikasikan wawasan
secara langsung ke masyarakat terkait dengan solusi penanganan sampah.
II. GAGASAN
Kondisi dan Produksi Sampah di Indonesia
Berdasarkan data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
(2010), berikut merupakan data jumlah sampah di beberapa kota besar di
Indonesia:
Tabel 2.1 Produksi Sampah di Kota Besar di Indonesia
Produksi sampah Luas wilayah
Kota
Ton perhari Ton perbulan Ton pertahun Km2
Jakarta 8.700 261.000 3.175.500 66.152
Medan 1.500 45.000 547.500 26.510
Palembang 900 27.000 328.500 52.087
Bali 650 19.500 237.250 5.637
Surabaya 400 12.000 146.000 35.822
Bandung 345 10.350 125.925 16.767

Berdasarkan tabel 2.1, Jakarta mendominasi sebagai penyumbang sampah


terbanyak. Jenis sampah yang dihasilkan didominasi oleh sampah rumah tangga
dan diantaranya adalah sampah makanan. Sampah rumah tangga memilliki
presentase 44,5 % dari total sampah di Indonesia (Kementrian Lingkungan Hidup,
2008). Menurut Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (2012) setiap hari
penduduk Indonesia menghasilkan 0,8 kg sampah per orang atau secara total
sebanyak 189 ribu ton sampah/hari. Berikut adalah data total berat beberapa jenis
sampah berdasarkan jenisnya:
Tabel 2.2 Total berat sampah berdasarkan jenisnya
Jenis Sampah Jumlah (juta Persentase (%)
ton/tahun)
Sampah organik (dapur) 22,4 58%
Sampah plastik 5,4 14%
Sampah kertas 3,6 9%
Sampah pasir 0,5 1%
Sampah kayu 1,4 4%
3

Sampah kaca 0,7 2%


Sampah karet/kulit 0,7 2%
Sampah kain 0,7 2%
Sampah metal 0,7 2%
Sampah lainnya 2,3 6%
Jumlah 38,5 100%

Berdasarkan tabel tersebut diketahui, bahwa sampah organik, sampah


plastik dan sampah kertas mendominasi jenis sampah yang ada. Sebanyak 58%
jumlah sampah di Indonesia didominasi oleh sampah organik, 14% sampah
plastik serta 9% didominasi sampah kertas.
Permasalahan Akibat Sampah di Indonesia
Permasalahan sampah atau limbah di Indonesia antara lain:
a. Peningkatan volume sampah yang tinggi dalam waktu yang singkat
Indonesia dengan jumlah penduduk sebanyak 244,2 juta jiwa rata-rata
menghasilkan 2,5 liter sampah per individu dalam satu hari. Kondisi ini
diperburuk dengan kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada
tempatnya atau inisiatif untuk mengolah limbah masih relatif rendah. Selain itu,
kegiatan produksi yang menggunakan plastik sebagai kemasan makanan atau
minuman juga mengakibatkan bertambahnya volume sampah (Suprihatin, 2011).
b. Pencemaran lingkungan akibat sampah
Pembakaran sampah dan penumpukan sampah dapat memberikan dampak
buruk bagi lingkungan. Proses ini menghasilkan berbagai gas seperti CO, CO2,
CH4, H2S, dan lain-lain yang secara langsung akan mengganggu komposisi gas
alamiah di udara, mendorong pemanasan global, dan efek yang merugikan
terhadap kesehatan manusia di sekitarnya (Pranowo, 2009). Sampah juga telah
menjadi penyebab utama pencemaran sungai dan bencana banjir di musim hujan.
c. Tingginya biaya pengolahan sampah
Proses pengolahan sampah terkadang membutuhkan biaya yang relatif
mahal. Sebagai contoh adalah pengolahan dengan Incinerator yang dinilai efektif
karena sanggup mengurangi volume sampah hingga 80 %. Akan tetapi biaya yang
dibutuhkan untuk pengadaan alat tersebut adalah Rp. 1,3 triliun per unit (Setyo,
2013). Adapun pengelolaan sampah lainnya seperti Open Dumping dan Sanitary
Landfilling membutuhkan lokasi yang relatif luas sehingga dalam pelaksanaannya
diperlukan pembebasan lahan oleh pemerintah setempat.
d. Sampah berdampak buruk bagi kesehatan
Sampah atau limbah dari kegiatan masyarakat dan industri yang terbuang
ke lingkungan akhirnya akan berdampak pada rantai makanan yakni menimbulkan
efek biological magnification. Selain itu, sebagian besar plastisizer sintesis pada
sampah plastik berasal dari golongan ftalat yang dapat membahayakan kesehatan
bahkan dapat menyebabkan kematian (Rahmawati, 2011). Penyakit yang dapat
ditimbulkan dari sampah ini antara lain, diare, tifus dan juga penyakit kulit seperti
kolera (Pratama, 2016).
4

Sistem yang Pernah Diterapkan dalam Mengatasi Permasalahan Sampah


Dalam penanganan permasalahan sampah di Indonesia, sistem yang
pernah diterapkan dalam mengatasi ini antara lain:
1. Open Dumping, yaitu sistem pembuangan sampah yang dilakukan secara
terbuka. Hal ini akan menjadi masalah jika sampah yang dihasilkan adalah
sampah organik yang membusuk karena menimbulkan gangguan pembauan
dan estetika serta menjadi sumber penularan penyakit (Janti, 2012).
2. Controlled Landfill, adalah penutupan sampah dengan lapisan tanah dilakukan
setelah TPA penuh yang dipadatkan atau setelah mencapai periode tertentu.
Pada metode ini, sampah yang datang setiap hari diratakan dan dipadatkan
dengan alat berat. Hal ini dilakukan untuk mengurangi bau, mengurangi
perkembangbiakan lalat, dan mengurangi keluarnya gas metan (Janti, 2012).
3. Sanitary Landfill, adalah metode penanganan limbah padat dengan cara
membuangnya pada area tertentu yaitu pemusnahan sampah dengan membuat
lubang di tanah kemudian sampah dimasukkan dan ditimbun dengan tanah
sebagai lapisan penutup lalu dipadatkan. Cara ini memerlukan persyaratan
harus tersedia tempat yang luas, tersedia tanah untuk menimbunnya, dan
tersedia alat-alat besar (Janti, 2012).
4. Incineration, adalah alat yang digunakan untuk membakar sampah secara
terkendali pada suhu tinggi. Insenerator efisien karena sanggup mengurangi
volume sampah hingga 80 %. Residunya berupa abu sekitar 5-10% dari total
volume sampah yang dibakar dan dapat digunakan sebagai penimbun tanah.
Kekurangan alat ini adalah mahal dan tidak bisa memusnahkan sampah logam
(Mediana et. All, 2010). Selain itu lokasi pembuangan pabrik sulit didapat
karena keberadaan penduduk, dan peralatan-peralatan yang digunakan dalam
incinerasi (Janti, 2012).
5. Composting, yaitu penanganan limbah organik menjadi kompos yang bisa
dimanfaatkan sebagai pupuk melalui proses fermentasi. Bahan baku untuk
membuat kompos adalah sampah kering maupun hijau dari sisa tanaman, sisa
makanan , kotoran hewan, sisa bahan makanan, dan sebagainya. Dalam proses
pembuatan kompos ini, bahan baku akan mengalami dekomposisi atau
penguraian oleh mikroorganisme (Sejati, 2013).
Dementor (Integrated Waste Management Energy Fuel Bioreactor): Sistem
Manajemen Sampah Terintegrasi Berbasis Thermal-catalytic Degradation
dan Bioreaktor
Dementor adalah sistem manajemen sampah berbasis Thermal-catalytic
degradation (TCD) dan bioreaktor pada area hanya seluas 3 hektare yang terdiri
dari area penampugan (5 chamber), area reaktor, serta area produksi. Sampah
bahan berbahaya dan beracun, sampah sintetik, dan sampah metal akan ditampung
untuk dikelola masing-masing oleh Badan Lingkungan Hidup dan perusahaan
daur ulang logam. Sampah organik yang didominasi oleh selulosa dan pati akan
diuraikan menjadi gula sederhana untuk diproses dalam ABE fermentation dengan
5

kultur Clostridium acetobutylicum menghasilkan Aseton, Biobutanol dan


Bioetanol setelah melalui proses purifikasi. Adapun sampah anorganik jenis
plastik akan melalui proses Thermal-catalytic degradation (TCD) dengan katalis
20 wt% ZnO pada temperatur 200-4000C pada reaktor sehingga akan dihasilkan
bahan bakar dengan C3-C36 yang selanjutnya dipisahkan menurut fraksinya
menghasilkan bensin, minyak tanah, gas petroleum, dan solar. Bahan bakar yang
dihasilkan oleh sampah organik dan sampah anorganik kemudian didistribusikan
kepada masyarakat sehingga dapat mengurangi ketergantungan terhadap bahan
bakar fosil. Dementor akan diterapkan secara nasional sebagai pusat tempat
pembuangan akhir penghasil energi terbarukan berbasis sampah yang terdapat di
setiap provinsi di Indonesia yang dapat memberikan pemasukan total hingga
Rp.5,49 triliun per tahun.

Gambar 1. Logo Program Dementor


Tahapan Teknik Implementasi
1. Menjalin Kerjasama dengan Pihak Terkait
a. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Mengacu pada PERPRES no. 16 tahun 2015 pasal 24 dan pasal 25 tentang
Kementerian Lingkungan Hidup Dan Kehutanan dibawah tanggung jawab
Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Beracun Berbahaya
yaitu menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang
pengelolaan sampah, limbah, dan bahan beracun berbahaya. Pelaksanaan
kebijakan yang dilaksanakan antara lain dalam rangka pemulihan lahan
terkontaminasi, koordinasi dan sinkronisasi, bimbingan teknis dan supervisi,
evaluasi serta pelaksanaan administrasi.
b. Dinas Kebersihan dan Pertamanan
Dinas Kebersihan dan Pertamanan melalui Unit Pelaksana Teknis Dinas di
tingkat Kecamatan bidang pengolahan sampah berperan untuk melakukan
sosialisasi serta pusat kolektif sampah-sampah yang dihasilkan yang menjangkau
area masyarakat tingkat kecamatan. Dinas Kebersihan dan Pertamanan yang
terdapat di tingkat kabupaten/kota kemudian bertugas mengirimkan sampah
menuju ke pusat pengolahan yang terdapat di setiap provinsi.
c. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
Sesuai dengan PERPRES no. 68 tahun 2015 pasal 18-19 tentang
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dibawah tanggung jawab
Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi yaitu
menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan,
pengendalian, dan pengawasan kegiatan panas bumi, bio energi, aneka energi baru
dan terbarukan, dan konservasi energi.
6

d. Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral


Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral berfungsi untuk merumuskan,
menetapkan kebijakan teknis, penyedia fasilitas, penyelenggara sekaligus
pengawas dalam pelaksanaan program ini pada pada tiap-tiap provinsi di
Indonesia sesuai dengan UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945 pasal 18
ayat 2 yakni pemerintahan daerah provinsi menjalankan tugas pembantuan.
Penyelenggaraan program pada tingkat kabupaten/kota dilakukan dibawah tugas
dari Badan Lingkungan Hidup setempat.
e. Kementerian Negara Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
Melalui Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia pada area penelitian
keanekaragaman hayati dan lingkungan bidang energi bersih dan terbarukan
bertugas untuk melakukan penelitian terkait dengan optimalisasi secara upstream
maupun downstream pada program pengembangan energi terbarukan ini sehingga
dapat diperoleh hasil dalam jumlah serta kualitas yang sesuai dengan Standar
Nasional Indonesia dan Standar Internasional.
2. Persiapan dan Implementasi Program
a. Persiapan Lahan
Lahan yang digunakan pada program Dementor meliputi 3 hektare yang
terdapat satu area pada setiap provinsi di Indonesia. Luasan tersebut terbagi dalam
masing-masing satu hektare area penampungan, area reaktor, dan area produksi
(hasil). Area penampungan terbagi dalam chamber bahan berbahaya dan beracun,
chamber bahan sintetik, chamber plastik, chamber organik, dan chamber metal.
Area reaktor terbagi menjadi bioreaktor dan reaktor Thermal-catalytic
Degradation (TCD). Adapun area produksi terdiri dari ruang kontrol, unit
purifikasi, unit sakarifikasi, penampungan yield (hasil), dan unit pre-distribution
(persiapan akhir sebelum distribusi).
b. Pembangunan Reaktor
Terdapat dua reaktor utama antara lain bioreaktor dan reaktor Thermal-
catalytic Degradation (TCD). Bioreaktor terdiri dari bagian pemilahan sampah
organik jenis pati dan sampah organik jenis selulosa. Berdasarkan perbedaan
struktur kimianya, proses sakarifikasi sampah jenis pati dan selulosa akan
dilakukan pada proses yang terpisah. Gula sederhana yang terbentuk dari kedua
jenis bahan tersebut kemudian akan disalurkan menuju bioreaktor utama untuk
fermentasi secara anaerob yang kemudian akan dilakukan proses purifikasi untuk
mendapatkan produk akhir.
Pada reaktor Thermal-catalytic Degradation akan dibagi menjadi chamber
dan ruang degradasi. Ukuran sampah plastik akan disesuaikan pada chamber
menjadi 2-3mm. Reaktor TCD didesain untuk memungkinkan terjadinya reaksi
termokatalisis yang berlangsung pada ruang degradasi pada suhu 200-4000C
dengan penambahan katalis 20 wt% ZnO pada pelarut NaHCO3 0,25N dan
AgNO3 0,25N. Adapun proses termokatalisis tersebut akan berlangsung selama
260 menit pada reaktor.
7

Gambar 2. Rancangan Penerapan Program Dementor


c. Perekrutan Sumber Daya Manusia
Program ini akan menyerap lulusan perguruan tinggi dari bidang keilmuan
seperti Bioteknologi Industri, Biokimia, Teknologi Bioproses, Teknik Kimia,
Teknik Mesin bidang keahlian Konversi Energi dan Teknik Industri atau sekolah
menengah kejuruan dengan latar belakang keilmuan terkait. Program ini akan
memberikan peluang sebesar-besarnya untuk lulusan dalam negeri dalam rangka
mengembangkan energi terbarukan berbasis sampah.
d. Pemilahan Sampah
Proses pemilahan sampah akan dilakukan sejak pengumpulan sampah
pada tingkat RT/RW melalui penyediaan tempat sampah dengan lima jenis
penampungan antara lain untuk sampah bahan berbahaya dan beracun, sampah
plastik, sampah organik, sampah metal dan sampah bahan sintetik, Sampah
tersebut kemudian disalurkan menuju Unit Pelaksana Teknis Dinas bidang
pengolahan sampah di tingkat Kecamatan. Dinas Kebersihan dan Pertamanan
pada tiap kabupaten/kota kemudian bertanggung jawab dalam menyalurkan
sampah tersebut menuju ke pusat pengolahan energi terbarukan berbasis sampah
pada masing-masing provinsi. Sampah kemudian ditampung pada masing-masing
chamber sesuai dengan jenisnya.
e. Implementasi Pengembangan Energi Terbarukan dari Sampah Organik
Pada program ini nantinya akan memanfaatkan sampah organik yang akan
diklasifikasikan berdasarkan jenis pati dan selulosa. Proses yang terlibat antara
lain, proses sakarifikasi untuk menghasilkan gula sederhana dari masing-masing
jenis bahan (pati dan selulosa), lalu proses ABE Fermentation yaitu pengubahan
gula sederhana (dari proses sakarifikasi) menjadi larutan Aseton, Butanol dan
Etanol dengan perbandingan 3:6:1 menggunakan kultur Clostridium
acetobutylicum (Kujawska, 2015). Setelah itu dilanjutkan dengan proses
purifikasi dengan metode distilasi sehingga terbentuk fraksi yang terpisah.
Adapun hasil untuk satu ton sampah organik jenis selulosa adalah 150 liter aseton,
300 liter biobutanol, dan 50 liter bioetanol. Sedangkan dari satu ton sampah
organik dari jenis pati dapat diperoleh 300 liter aseton, 600 liter biobutanol, dan
8

100 liter bioetanol (tergantung dari sumber pati). Melalui program ini nantinya
setiap 1000 ton sampah organik yang diolah setiap harinya akan menghasilkan
rata-rata aseton sejumlah 344.339,62 barrel, biobutanol sejumlah 688.679,24
barrel, dan bioetanol sejumlah 114.779,87 barrel per tahun, serta dapat
memberikan pendapatan sebesar Rp.4,03 triliun per tahun bagi tiap-tiap provinsi.
Diagram alir dan proses ABE Fermentation dapat dilihat pada lampiran 4.
f. Implementasi Pengembangan Energi Terbarukan dari Sampah Plastik
Program ini mengolah sampah plastik menjadi bahan bakar melalui proses
Thermal-catalytic Degradation (TCD), kondensasi dan proses purifikasi (distilasi,
konversi, treatment, blending dan proses tambahan (sulphur recovery, cooling)).
Plastik sendiri berasal dari hasil polimerasi minyak mentah, didalamnya
terkandung senyawa polyethylene, polystyrene dan polypropylene yang tersusun
atas rantai karbon. Prinsip pada program ini adalah memecah ikatan polimer
tersebut menjadi monomer yang lebih pendek melalui proses Thermal-catalytic
Degradation (TCD) dengan katalis 20 wt% ZnO pada pelarut NaHCO3 0,25N dan
AgNO3 0,25N pada suhu 200-4000C selama 260 menit sehingga nantinya akan
dihasilkan uap polimer (Hazrat, 2015. Uap polimer tersebut kemudian akan
dikondensasi sehingga akan menghasilkan 87,19% bahan bakar minyak (C3-C36).
Hasil dari proses kondensasi kemudian dimurnikan kembali sesuai dengan
panjang rantai karbonnya menjadi bensin, minyak tanah, gas petroleum dan solar.
Melalui program ini nantinya setiap 1000 ton sampah plastik yang diolah setiap
harinya akan menghasilkan rata-rata minyak sebesar 2.197.188 barrel per tahun
serta dapat memberikan pendapatan sebesar Rp.1,46 triliun per tahun pada tiap
provinsi. Adapun diagram alir dan proses TCD dapat dilihat pada lampiran 4.
g. Implementasi Ketuntasan Penanggulangan Sampah
Program ini menanggulangi sampah yang dihasilkan secara keseluruhan
dari jenis bahan berbahaya dan beracun, plastik, organik, metal dan sintetis. Untuk
pengelolaan sampah jenis bahan berbahaya dan beracun serta sampah jenis sintetis
akan dilakukan kerjasama dengan Badan Lingkungan Hidup tingkat
kabupaten/kota dan tingkat provinsi sesuai dengan undang-undang no. 32 tahun
2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Pengelolaan
sampah metal akan difokuskan pada daur ulang yang melibatkan peran serta dari
produsen limbah tersebut. Adapun limbah plastik dan limbah organik
dimanfaatkan secara maksimal sebagai bahan baku utama dalam pembuatan
energi terbarukan sehingga meningkatkan nilai ekonomis dari sampah.
3. Pengawasan dan Evaluasi Program
Pengawasan yang dilakukan meliputi pemeriksaan kelengkapan/kelayakan
kondisi dari area pengembangan energi berbasis sampah. Kemudian pembuatan
peraturan tentang pemberdayaan sumberdaya manusia lokal daerah dalam
perekrutan tenaga kerja, distribusi dan pemeliharaan fasilitas penunjang, serta
optimalisasi mekanisme, metode dan hasil pada proses pengolahan sampah.
9

Evaluasi yang dilakukan meliputi perbaikan terhadap kerusakan pada


reaktor, optimalisasi kualitas kultur mikroba dalam fermentasi serta peningkatan
partisipasi masyarakat dalam program melalui penyuluhan. Evaluasi dapat
menampilkan data anggaran yang dibutuhkan dalam proses perbaikan atau
optimalisasi produksi. Pengawasan dan evaluasi dilakukan oleh dinas pemerintah
daerah dan instansi terkait.
Kebermanfaatan Program
1. Lingkungan: mendukung program internasional dalam penanggulangan limbah
dengan mengubah sampah menjadi bahan baku utama dalam pengembangan
energi terbarukan yang ramah lingkungan. Program ini juga dapat menjadi
pencegahan terhadap bencana alam akibat sampah seperti banjir.
2. Ekonomi: menghasilkan bahan bakar terbarukan yang memiliki nilai ekonomis
tinggi dengan modal rendah. Hasil produksi juga berpeluang mencapai skala
ekspor sehingga meningkatkan pendapatan negara dan daerah.
3. Sosial: meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan membuka lapangan
pekerjaan di bidang energi, mengurangi jumlah pengangguran, serta
menumbuhkan budaya kebersihan lingkungan bagi masyarakat Indonesia.
III. KESIMPULAN
1. Dementor merupakan program potensial dalam konversi sampah organik dan
plastik menjadi sumber energi dimana melalui program ini nantinya akan
dihasilkan rata-rata 2.197.188 barrel bahan bakar minyak, 344.339,62 barrel
aseton, 688.679,24 barrel biobutanol, dan 114.779,87 barrel bioetanol per
tahun pada tiap-tiap provinsi di Indonesia (untuk 1000 ton sampah organik per
hari). Hasil produksi ini dapat memberikan pendapatan total sebesar Rp. 5,49
triliun per tahun bagi tiap provinsi.
2. Dementor menangani sampah secara tuntas dan menyeluruh dari masyarakat
berupa sampah bahan berbahaya dan beracun (B3), sampah organik, sampah
plastik, sampah metal serta sampah sintetis. Penanganan sampah B3 dan
sintetik akan dilakukan kerjasama dengan Badan Lingkungan Hidup dan serta
peran serta proses daur ulang oleh produsen limbah metal. Adapun sampah
organik dan plastik akan dikonversi menjadi bahan bakar.
3. Dementor membutuhkan lahan seluas 3 hektar pada tiap provinsi dengan umur
pakai yang tidak terbatas. Dementor menghemat hingga 97% dari penggunaan
lahan bila dibandingkan dengan TPA Bantar Gebang di Bekasi (luas area 108
hektare), 78,5% dibandingkan dengan TPA Marelan di Medan (luas area 14
hektare) dan 88% dibandingkan TPA Sukawinatan di Palembang (luas area 25
hektare).
4. Dementor memberikan solusi bagi pemerintah dalam metode pengelolaan
sampah yang memenuhi kriteria ramah lingkungan yaitu tidak mencemari
udara, air dan tanah dari proses pengumpulan hingga pengolahan sampah.
Selain proses yang tuntas dan ramah lingkungan metode ini menghasilkan
energi terbarukan dari sampah tersebut.
10

DAFTAR PUSTAKA

Ardiansyah, Ryan. 2011. Pemanfaatan Pati Umbi Garut untuk Pembuatan Plastik
Biodegradable. Jakarta: Universitas Indonesia.
Hazrat, M., Rasul, M., Khan, M. 2015. A Study On Thermo-Catalytic
Degradation for Production of Clean Transport Fuel and Reducing Plastic
Waste. Procedia Engineering. 105: 865-876.
Janti, M. 2012. Pengelolaan Sampah di TPA Piyungan sebagai Sumber Belajar
dalam Bentuk Modul Pengayaan Materi Pelestarian Lingkungan Bagi Siswa
SMA Kelas X Semester II. Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam. Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.
Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral. 2010. Indonesia Energy Outlook
2010. Jakarta: Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral.
Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral. 2012. Handbook of Indonesia’s
Energy Economy Statistics, 9th edition. Jakarta: Kementrian Energi dan
Sumber Daya Mineral.
Kementrian Lingkungan Hidup. 2008. Handbook of Indonesia’s Waste in
Environment Statistics. Jakarta: Kementrian Lingkungan Hidup
Kujawska, Anna. Jan, Kujawski. Marek, Bryjak. Wojciech Kujawski. 2015. ABE
Fermentation Products Recovery Methods-A Review. Renewable and
Sustainable Energy Reviews. 48: 648-661.
Mediana, C. dan Gamse, T., 2010. Development of Waste Management Practices
in Indonesia. European Journal of Scientific Research, 40 (2): 199-210.
Muhi, Ali Hanapiah. 2011. Praktek Lingkungan Hidup. Jatinangor: Institut
Pemerintahan dalam Negeri (IPDN).
Pranowo, Galih. 2009. Pencemaran Terhadap Lingkungan. Jurusan Matematika
Ilmu Komputer, Fakultas Ilmu Sains dan Terapan, Institut Sains dan
Teknologi Akprind, Yogyakarta.
Pratama, H. 2016. Kontaminasi Logam Berat Pada Makanan dan Dampaknya
Pada Kesehatan. Jurnal Teknobuga. 3 (2): 25-34
Sejati, Kuncoro. 2009. Pengolahan Sampah Terpadu. Yogyakarta : Kanisius
Setyo, Sufi Wibowo. 2013. Metode Pengolahan dan Penanganan Limbah di
Dalam dan Luar Negeri.http://blh.banyumaskab.go.id/read/5758/perbedaan-
pengelolaan-sampah-indonesia-vs-jepang#.VHMDGtKUeS. Diakses pada:
21 Januari 2017 pukul 19:58.
Suprihatin, A, Dwi P dan Michel G. 2011. Pengelolaan Sampah. Malang :
PPPGT/ VEDC Malang
Wijanarko, Anondho., Johanes Anton Witono dan Made Satria Wiguna. 2013.
Tinjauan Komprehensif Perancangan Awal Pabrik Furfural Berbasis
Ampas Tebu di Indonesia. Jakarta: Komunitas Migas Indonesia
11

LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota dan Dosen Pembimbing
Biodata Ketua
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap Adi Rahmanto Wibowo
2. Jenis Kelamin L
3. Program Studi Keteknikan Pertanian
4. NIM 165100200111006
5. Tempat dan Tanggal Lahir Klaten, 04 Juli 1996
6. E-mail adirahmanto98@gmail.com
7. Nomor Telepon / HP 085643893165

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SDN 1 SMPN 1 Cawas SMKN 2
Burikan Klaten

Jurusan - - Teknik Mesin


Tahun Masuk-Lulus 2002-2008 2008-2011 2011-2015

C. Penghargaan Dalam 10 Tahun Terakhir


No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan Tahun

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan hibah PKM-GT.
Malang, 25 Januari 2017
Pengusul

(Adi Rahmanto Wibowo)


12

Biodata Anggota 1

A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap Reza Rienaldy Putra
2. Jenis Kelamin L
3. Program Studi Keteknikan Pertanian
4. NIM 165100200111031
5. Tempat dan Tanggal Lahir Sidoarjo, 7 Mei 1999
6. E-mail rezarienaldy@gmail.com
7. Nomor Telepon / HP 088217631271

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SDN SMPN 1 SMAN 2
Wonoayu 1 Wonoayu Sidoarjo
Jurusan - - MIPA
Tahun Masuk-Lulus 2005-2011 2011-2014 2014-2016

C. Penghargaan Dalam 10 Tahun Terakhir


No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Tahun
Penghargaan

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan hibah PKM-GT.

Malang, 25 Januari 2017


Pengusul

(Reza Rienaldy Putra)


13

Biodata Anggota 2

A. Identitas Diri
1 Nama lengkap Hairil Fiqri
2 Jenis kelamin Laki-Laki
3 Program studi Bioteknologi Industri
4 NIM 155100500111019
5 Tempat tanggal lahir Negara, 25 Januari 1997
6 E-mail hairilfiqri17@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 082236099760

B. Riwayat pendidikan
SD SMP SMA
Nama institusi SDN 3 SMPN 1 SMAN 1
Wanasaba Wanasaba Aikmel
Jurusan - - IPA
Tahun masuk- 2004-2010 2010-1013 2013-2015
keluar

C. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau


institusi lainnya)
No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan Tahun
1. Juara 2 PIMBA FTP Fakultas Teknologi Pertanian 2015

2. Juara 2 PKM-MABA UB Universitas Brawijaya 2016

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan hibah PKM-GT.

Malang, 25 Januari 2016


Pengusul

I
(Hairil Fiqri)
14

Biodata Anggota 3

A. Identitas Diri
1 Nama lengkap Linda Novitasari
2 Jenis kelamin Perempuan
3 Program studi Teknologi Industri Pertanian
4 NIM 155100300111052
5 Tempat tanggal lahir Malang, 10 November 1996
6 E-mail lindanovitas2@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 081231944640

B. Riwayat pendidikan
SD SMP SMA
Nama institusi SDN Banjarejo SMPN 1 SMAN 1
1 Tumpang Tumpang
Jurusan - - IPA
Tahun masuk- 2003-2009 2009-2012 2012-2015
keluar

D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau


institusi lainnya)
No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan Tahun
1. Juara 1 PKM-MABA Tingkat Fakultas Teknologi Pertanian 2015
Fakultas Bidang PKM-P
2. Juara 3 PKM-MABA Tingkat Universitas Brawijaya 2016
Universitas Bidang PKM-P

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan hibah PKM-GT.

Malang, 25 Januari 2016


Pengusul

(Linda Novitasari)
15

Biodata Dosen Pembimbing

A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap Jhauharotul Muchlisyiyah, STP., MP
2. Jenis kelamin Perempuan
3. Jabatan Fungsional -
4. NIK/NIDN 2014028912292001/0029128901
5. Tempat dan Tanggal Lahir Tuban, 29 Desember 1989
6. E-mail lisyah_ub@yahoo.com
7. Nomor Telepon/HP 081233523194
B. Riwayat Pendidikan
S1 S2
Nama Institusi Universitas Brawijaya Universitas Brawijaya
Malang Malang
Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan Ilmu dan Teknologi Pangan
Tahun masuk- 2008-2011 2011-2012
Lulus
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
No. Nama Pertemuan Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
Ilmiah/ Seminar
1.
D. Penghargaan dalam 10 Tahun Terakhir (dari Pemerintah, Asosiasi, atau
Institusi Lainnya)
No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Tahun
Penghargaan
1.

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan hibah PKM-GT.
Malang, 25 Januari 2017
Pengusul,

(Jhauharotul Muchlisyiyah, STP., MP)


16

Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Pelaksana dan Pembagian Tugas

Program Alokasi
No. Nama/NIM Uraian Tugas
Studi Waktu

Koordinator tim
DEMENTOR
Adi Rahmanto
Keteknikan 16  Pendesaian Konsep
1. Wibowo/
Pertanian jam/minggu DEMENTOR
165100200111006  Konsultasi Dosen
Pembimbing &
Administrasi
 Pengumpulan Data
Solusi yang Pernah Ada
Reza Rienaldy
Keteknikan 16  Pembuatan Teknik
2. Putra/
Pertanian jam/minggu Implementasi
165100200111031  Konsultasi Dosen
Pembimbing &
Administrasi
 Pembuatan Teknik
Implementasi
Hairil Fiqri/ Bioteknologi 16  Pengumpulan Data
3.
155100500111019 Industri jam/minggu Regulasi
 Konsultasi Dosen
Pembimbing &
Administrasi
 Pembuatan Pendahuluan
Teknologi  Pembuatan Teknik
Linda Novitasari/ 16
4. Industri Implementasi
155100300111052 jam/minggu
Pertanian  Konsultasi Dosen
Pembimbing &
Administrasi
17
18

Lampiran 4. Gambaran Teknologi yang Hendak Diterapkembangkan

Gambar 3. Logo dan Slogan DEMENTOR

Gambar 4. Dementor Tampak Isometri Depan


19

Gambar 5. Rangkaian Unit Reaktor Thermal-catalytic Degradation (TCD)

Gambar 6. Rangkaian Unit Bioreaktor ABE Fermentation


20

Sampah Organik

Sampah organik Sampah Organik


Pati Selulosa
Bacillus Sp. Bacillus Sp.
(Amilase) (Selulase)
Proses Proses
Sakarifikasi Sakarifikasi

Glukosa dimasukkan Glukosa

Bioreaktor
Clostridium acetobutylicum

Fermentasi
anaerob
dihasilkan
Aseton, Butanol, Etanol

Purifikasi

Aseton Butanol Etanol


Murni Murni Murni

Unit Pra-distribusi

Gambar 7. Diagram Alir Rangkaian Proses ABE Fermentation


21

Sampah Plastik

Pencacahan (2-3mm)

dimasukkan
Reaktor TCD
Pelarut AgNO3 &NaHCO3 0,25N Katalis 20 wt% ZnO

Proses Pembakaran
dengan suhu 200-400°C
± 260 menit

Bahan Bakar C3-C36

Purifikasi

Fraksi gas Fraksi Fraksi Fraksi


petroleum bensin kerosene solar

Unit Pra-distribusi

Gambar 8. Diagram Alir Rangkaian Proses Thermal-catalytic Degradation

Anda mungkin juga menyukai