QS. Muzzamil
QS. Muzzamil
------------------------------------------
Bahwa orang-orang Quraisy mengadakan perkumpulan di Darun Nudwah, lalu mereka mengatakan,
"Berilah lelaki ini suatu nama yang memberi kesan kepada orang-orang merasa antipati terhadapnya,
hingga mereka berpaling darinya."
Mereka mengatakan, "Orang gila," sebagian yang lainnya mengatakan, "Dia bukan orang gila."
Maka orang-orang musyrik itu pun bubar dengan pendapatnya masing-masing yang demikian itu.
Ketika berita tersebut sampai kepada Nabi Shallallahu 'Alayhi Wasallam, maka beliau menutupi dirinya
dengan selimut dan menjadikan bajunya sebagai selimutnya.
Maka Jibril datang kepadanya dan berkata : "Hai orang yang berselimut (Muhammad)." (Al-Muzzammil:
1)
بللسلم ز
ال الزرلحمملن الزرلحيِلم
◼Ayat 1-2
Allah Subhanahu Wa Ta'ala memerintahkan kepada Rasul-Nya untuk meninggalkan selimut yang
menutupi dirinya di malam hari, lalu bangun untuk menunaikan ibadah kepada Tuhannya dengan
melakukan qiyamul lail, sebagaimana yang disebutkan dalam QS. As-Sajdah: 16 :
"Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, sedangkan mereka berdoa kepada Tuhannya dengan rasa
takut dan harap, dan mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka."
Dan demikianlah Nabi Shallallahu 'Alayhi Wasallam, beliau selalu mengerjakan apa yang diperintahkan
oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala kepadanya seperti qiyamul lail.
Hal itu hukumnya wajib khusus bagi Nabi Shallallahu 'Alayhi Wasallam seorang, seperti yang disebutkan
di dalam QS. Al-Isra: 79 :
"Dan pada sebagian malam hari bershalat tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu;
mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji."
Dan dalam surat ini dijelaskan kadar waktu yang ia harus jalani untuk melakukan qiyamul lail (shalat
sunat malam hari).
★Ibrahim An-Nakha'i :
Ayat ini diturunkan saat Nabi Shallallahu 'Alayhi Wasallam sedang menyelimuti dirinya dengan jubahnya.
★Ibnu Abbas :
◼Ayat 3-4
(yaitu) seperduanya.
◼Ayat 4 lanjutannya
Maksudnya, bacalah Al-Qur'an dengan tartil (perlahan-lahan) karena sesungguhnya bacaan seperti ini
membantu untuk memahami dan merenungkan makna yang dibaca, dan memang demikianlah bacaan
yang dilakukan oleh Nabi Shallallahu 'Alayhi Wasallam.
★'Aisyah RA :
"Nabi Shallallahu 'Alayhi Wasallam bila membaca Al-Qur'an yaitu perlahan-lahan sehingga bacaan beliau
terasa paling Iama dibandingkan dengan orang lain."
★HR. Al-Bukhari :
Dari Anas RA bahwa ia pernah ditanya tentang bacaan yang dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu 'Alayhi
Wasallam.
Maka ia menjawab, bahwa bacaan Al-Qur'an yang dilakukan oleh beliau panjang.
بللسلم ز.
ال الزرلحمملن الزرلحيِلم
(Al-Fatihah: 1)
Maka beliau memanjangkan bismillah, dan memanjangkan Ar-Rahman dan juga memanjangkan bacaan
Ar-Rahim."
Maka Ummu Salamah menjawab bahwa beliau membaca Al-Qur'an ayat demi ayat yang setiap ayatnya
berhenti.
بللسلم ز
ال الزرلحملن الزرلحيِلم
ب اللعْاَلملميِمن
اللمحلممد لزلل مر م
الزرلحملن الزرلحيِلم
" ماَلل ل
ك يملولم المديلن
(Cat peringkas :
maksudnya beliau Shallallahu 'Alayhi Wasallam membaca ayat 1 dan berhenti. Kemudian ayat 2 dan
berhenti dst...)
"Dikatakan kepada pembaca Al-Qur’an, "Bacalah dengan suara indah dan perlahan-lahan sebagaimana
engkau membacanya dengan tartil sewaktu di dunia, karena sesungguhnya kedudukanmu berada di
akhir ayat yang kamu baca!""
★Banyak hadits-hadits yang menunjukkan anjuran membaca Al-Qur'an dengan bacaan tartil dan suara
yang indah, seperti hadits berikut:
"Bukan termasuk golongan kami orang yang tidak melagukan bacaan Al-Qur’an."
★Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam pernah bersabda setelah mendengar suara Abu Musa Al-
Asy'ari RA membaca Al-Qur'an:
"Sesungguhnya orang ini telah dianugerahi suara yang indah seperti suara seruling keluarga Daud."
Maka Abu Musa RA menjawab, "Seandainya aku mengetahui bahwa engkau mendengarkan bacaanku,
tentulah aku akan melagukannya dengan lagu yang terindah untukmu."
"Janganlah kamu membacanya dengan bacaan seperti menabur pasir, jangan pula membacanya dengan
bacaan tergesa-gesa seperti membaca puisi (syair).
Berhentilah pada hal-hal yang mengagumkan, dan gerakkanlah hati untuk meresapinya, dan janganlah
tujuan seseorang dari kamu hanyalah akhir surat saja."
★Imam Al-Bukhari :
Dari Abu Wa-il bahwa seseorang datang kepada Ibnu Mas'ud RA, lalu berkata, "Tadi malam aku telah
membaca surat Al-Mufassal (surat-surat yang pendek) dalam satu rakaat."
Maka Ibnu Mas'ud menjawab, "Berarti bacaanmu seperti bacaan terhadap syair (tergesa-gesa).
Sesungguhnya aku telah mengetahui surat-surat yang bacaannya digandengkan oleh Rasulullah
Shallallahu 'Alayhi Wasallam di antara surat-surat Al-Mufassal itu."
Lalu Ibnu Mas'ud RA menyebutkan dua puluh surat dari surat Al-Mufassal, dua surat tiap rakaatnya.
Segala Puji bagi Allah atas segala karunia yang telah dilimpahkan-Nya.
Semoga kita dapat mengambil hikmah dan pelajaran dari ayat ini.
Aamiin
📚Jika sudah membaca tafsir ini maka sahabat sudah melakukan program membaca tafsir Al-Qur'an.
📚📚📚📚📚📚📚📚📚📚
📚📚📚📚📚📚📚📚📚📚
------------------------------------------
بللسلم ز
ال الزرلحمملن الزرلحيِلم
(7) طلويلل
ك لفيِ النزمهاَلر مسلبلحاَ م
إلزن لم م
06. Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyuk) dan bacaan di waktu itu
lebih berkesan.
07. Sesungguhnya kamu pada siang hari mempunyai urusan yang panjang (banyak).
08. Sebutlah nama Tuhanmu, dan beribadahlah kepada-Nya dengan penuh ketekunan.
09. (Dialah) Tuhan masyriq dan magrib, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, maka
ambillah Dia sebagai Pelindung.
◼Ayat 5
★ Ibnu Jarir : bahwa wahyu itu berat dari kedua sisinya, yakni sisi pengamalan dan saat menerimanya.
★ Abdur Rahman ibnu Zaid ibnu Aslam : bahwa wahyu itu terasa berat saat di dunia, sebagaimana
terasa berat pula kelak di hari kiamat dalam timbangan amalnya.
★ Zaid ibnu Tsabit RA, bahwa pernah diturunkan wahyu kepada Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam,
sedangkan paha Ibnu Mas'ud RA berada di bawah paha Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam.
Maka terasa tulang pahanya patah karena tertindih oleh Rasul Shallallahu 'Alayhi Wasallam, saking
beratnya wahyu yang sedang turun kepadanya.
★ HR. Ahmad :
Dari Abdullah ibnu Amr bahwa ia pernah bertanya kepada Nabi Shallallahu 'Alayhi Wasallam, "Wahai
Rasulullah, apakah yang engkau rasakan saat wahyu diturunkan kepadamu?"
Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam menjawab, "Saya mendengar suara gemerincingnya lonceng,
kemudian aku diam saat itu. Dan tidak sekali-kali diturunkan wahyu kepadaku melainkan aku mengira
bahwa nyawaku sedang dicabut."
Dari Aisyah RA, bahwa Al-Haris ibnu Hisyam pernah bertanya kepada Rasulullah Shallallahu 'Alayhi
Wasallam, "Bagaimanakah caranya wahyu datang kepadamu?"
Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam menjawab, "Terkadang datang seperti bunyi gemerincingnya
lonceng, dan itu adalah wahyu yang paling berat bagiku; setelah wahyu selesai dariku, aku telah hafal
semua apa yang disampaikannya. Dan adakalanya Malaikat (Jibril) merupakan diri sebagai seorang laki-
laki kepadaku, lalu berbicara kepadaku dan aku hafal semua apa yang disampaikannya."
★ HR. Ahmad :
Dari Aisyah RA, bahwa sesungguhnya wahyu benar-benar diturunkan kepada Rasulullah Shallallahu
'Alayhi Wasallam saat beliau berada di atas unta kendaraannya, maka unta kendaraan beliau mendekam
dengan meletakkan bagian dalam lehernya ke tanah.
◼Ayat 6
"Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyuk) dan bacaan di waktu itu
lebih berkesan."
"Naasyi-atul lail" artinya bagian-bagian waktu dari malam hari, yang keseluruhannya dinamakan nasyi-
ah, juga indentik dengan pengertian saat-saatnya.
Maknanya bahwa melakukan qiyamul lail atau shalat sunah di malam hari lebih khusyuk dan juga
melakukan bacaan Al-Qur'an padanya lebih meresap di hati.
Yakni lebih berkesan dalam hati dalam menunaikan bacaan Al-Qur'an di saat itu dan lebih meresap
dalam hati dalam memahami makna bacaannya ketimbang dalam shalat sunah siang hari.
Karena siang hari merupakan waktu beraktivitas bagi manusia, banyak suara gaduh dan kesibukan dalam
mencari rezeki penghidupan.
◼Ayat 7
"Sesungguhnya kamu pada siang hari mempunyai urusan yang panjang (banyak)."
Dari Sa'id ibnu Hisyam bertanya kepada 'Aisyah RA, "Wahai Ummul Mu’minin, ceritakanlah kepadaku
tentang akhlak Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam"
Maka Aisyah berkata bahwa akhlak Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam ialah Al-Qur'an.
Kemudian aku hampir saja bangkit untuk minta pamit darinya, tetapi tiba-tiba terlintas di pikiranku untuk
menanyakan kepadanya tentang qiyam (shalat malam hari) yang dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu
'Alayhi Wasallam.
Maka aku bertanya, "Wahai Ummul Mu’minin, ceritakanlah kepadaku tentang qiyam yang dilakukan oleh
Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam."
'Aisyah balik bertanya, bahwa bukankah engkau telah membaca firman-Nya: Hai orang yang berselimut
(Muhammad). (Al-Muzzammil: 1)
'Aisyah mengatakan, bahwa sesungguhnya Allah telah memfardukan qiyamul lail melalui permulaan
surat ini.
Maka Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam dan para sahabatnya melakukan qiyamul lail selama
setahun penuh hingga telapak kaki mereka membengkak karena banyak mengerjakan shalat.
Dan Allah menahan penutup surat itu di langit selama dua belas bulan, kemudian setelah itu Allah
menurunkannya sebagai keringanan buat mereka, sehingga jadilah qiyamul lail sebagai amal yang sunah
yang sebelumnya difardukan.
Dan aku hampir saja bangkit meminta pamit, kemudian terlintas lagi dalam pikiranku untuk menanyakan
kepadanya tentang shalat witir yang dikerjakan oleh Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam.
Maka aku bertanya, "Wahai Ummul Mu’minin, ceritakanlah kepadaku tentang shalat witir Rasulullah
Shallallahu 'Alayhi Wasallam."
'Aisyah RA menjawab, "Kami (istri-istri beliau Shallallahu 'Alayhi Wasallam) selalu menyediakan untuk
beliau siwak dan air wudhunya, dan Allah membangunkannya di waktu yang dikehendaki-Nya dari
tengah malam, lalu beliau bersiwak dan mengambil air wudhunya.
Setelah itu beliau mengerjakan shalat delapan rakaat, tanpa melakukan duduk kecuali pada rakaat yang
kedelapannya.
Dan di rakaat yang kedelapan beliau duduk berdzikir kepada Allah dan berdoa kepada-Nya, lalu bangkit
lagi tanpa salam, dan langsung mengerjakan rakaat yang kesembilannya.
Setelah rakaat yang kesembilan, barulah beliau duduk dan berdzikir kepada Allah semata serta berdoa
kepada-Nya, lalu melakukan salam dengan suara yang dapat didengar oleh kami.
Sesudah itu beliau shalat dua rakaat lagi sambil duduk sesudah salamnya itu.
Maka itulah sebelas rakaat yang dikerjakan oleh beliau Shallallahu 'Alayhi Wasallam, hai Anakku.
Tetapi setelah usia Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam bertambah tua dan tubuhnya mulai gemuk,
maka beliau mengerjakan witirnya tujuh rakaat, kemudian shalat dua rakaat lagi sambil duduk setelah
salamnya.
Dan Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam apabila mengerjakan suatu shalat, beliau suka
mengerjakannya dengan tetap.
Apabila beliau disibukkan karena tertidur atau sedang sakit hingga shalat malam hari tidak dikerjakannya
di malam hari, maka beliau mengerjakannya di siang hari sebanyak dua belas rakaat.
Dan aku belum pernah melihat Nabi Shallallahu 'Alayhi Wasallam mengkhatamkan Al-Qur'an seluruhnya
dalam semalam hingga pagi harinya, dan tidak pula puasa sebulan penuh selain dalam bulan
Ramadhan."
---------------
⚠(Catatan Peringkas :
Ada beberapa macam tata cara shalat malam Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam dalam beberapa
hadits Shohih, dan kitab Tafsir ini hanya mengungkapkan dua cara yang pernah dilakukan Rasulullah
Shallallahu 'Alayhi Wasallam.
Untuk tata cara lainnya dapat dilihat di kitab hadits Shohih. Dengan tahu beragam tata cara shalat malam
Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam maka banyak hikmah yang dapat dipetik dan kemudahan bagi
orang beriman dalam menjalankan ibadah spesial ini)
----------------------
Ibnu Jarir :
Dari Aisyah RA, bahwa dia pernah mempersiapkan tikar hamparan untuk tempat shalat Rasulullah
Shallallahu 'Alayhi Wasallam di malam hari.
Maka Nabi Shallallahu 'Alayhi Wasallam keluar seperti orang yang sedang marah, padahal beliau sayang
kepada mereka.
Beliau merasa khawatir bila qiyamul lail difardhukan atas mereka, maka beliau bersabda:
"Hai manusia, kerjakanlah dari amal-amal ibadah yang sesuai dengan kamampuan kalian.
Karena sesungguhnya Allah tidak pernah merasa bosan dalam memberi pahala, hingga kalian sendirilah
yang bosan dalam beramal.
◼Ayat 8
"Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan)
yang lain."
Yaitu apabila kamu telah selesai dari kesibukanmu, maka curahkanlah dirimu untuk mengerjakan
ketaatan kepada-Nya dan beribadah kepada-Nya, agar kamu menjadi orang yang berlapang dada.
Al-Hasan : bahwa bersungguh-sungguhlah kamu dan tekunkanlah dirimu dalam beribadah kepada-Nya.
Ibnu Jarir : bahwa dikatakan kepada seorang ahli ibadah bahwa dia adalah seorang yang mutabattil
(tekun beribadah). Termasuk ke dalam pengertian ini hadits yang melarang ber-taba'ttul, yakni
menghabiskan seluruh usia untuk beribadah dan tidak mau menikah.
◼Ayat 9
"(Dialah) Tuhan masyriq dan maghrib, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, maka
ambillah Dia sebagai Pelindung."
Yakni Dialah Yang Memiliki, Yang Mengatur semua yang di Masyriq dan yang di Maghrib, tiada Tuhan
yang berhak disembah selain Dia.
Maka sebagaimana engkau esakan Dia dalam ibadah, esakanlah pula Dia dalam bertawakal, dan ambillah
Dia sebagai Pelindung.
"Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan."
Masih banyak ayat lain yang mengandung perintah mengesakan Allah dalam beribadah dan bertaat,
serta berserah diri hanya kepada-Nya.
Segala Puji bagi Allah atas segala karunia yang telah dilimpahkan-Nya.
Tulisan yang diawali simbol "⚠", maka ini bukan isi dari Kitab Tafsir Ibnu Katsir tapi penjelasan singkat
yang dirasa perlu dari saya sebagai peringkas.
-------------------------------------------------------------
📚Dipersembahkan untuk seluruh Odojers Fasil 14 dan seluruh Fasil lainnya.
Semoga kita dapat mengambil hikmah dan pelajaran dari ayat ini.
Aamiin
📚Jika sudah membaca tafsir ini maka sahabat sudah melakukan program membaca tafsir Al-Qur'an.
📚📚📚📚📚📚📚📚📚📚
📚📚📚📚📚📚📚📚📚📚
------------------------------------------
إلزناَ أملرمسللمناَ إللمليِمكلم مرمسولل مشاَلهلدا معلمليِمكلم مكمماَ أملرمسللمناَ إلملىَ فللرمعلومن مرمسولل )(15
10. Dan bersabarlah terhadap apa yang mereka ucapkan dan jauhilah mereka dengan cara yang baik.
11. Dan biarkanlah Aku (saja) bertindak terhadap orang-orang yang mendustakan itu, orang-orang yang
mempunyai kemewahan dan beri tangguhlah mereka barang sebentar.
12. Karena sesungguhnya pada sisi Kami ada belenggu-belenggu yang berat dan neraka yang menyala-
nyala.
13. Dan makanan yang menyumbat di kerongkongan dan azab yang pedih.
14. Pada hari bumi dan gunung-gunung berguncangan, dan menjadilah gunung-gunung itu tumpukan-
tumpukan pasir beterbangan.
15. Sesungguhnya Kami telah mengutus kepada kamu (hai orang kafir Mekah) seorang rasul, yang
menjadi saksi terhadapmu, sebagaimana Kami telah mengutus (dahulu) seorang rasul kepada Fir’aun.
16. Maka Fir’aun mendurhakai rasul itu, lalu Kami siksa dia dengan siksaan yang berat.
17. Maka bagaimanakah kamu akan dapat memelihara dirimu jika kamu tetap kafir kepada hari yang
menjadikan anak-anak beruban.
18. Langit (pun) menjadi pecah belah pada hari itu karena Allah.
◼ Ayat 10
"Dan bersabarlah terhadap apa yang mereka ucapkan dan jauhilah mereka dengan cara yang baik."
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman, memerintahkan kepada Rasul-Nya untuk bersabar terhadap
ucapan orang-orang yang mendustakannya dari kalangan orang-orang yang kurang akalnya dari
kaumnya, dan hendaklah dia menjauhi mereka dengan cara yang baik, yaitu dengan cara yang tidak
tercela.
◼Ayat 11
{}مومذلرلنيِ مواللمممكمذلبيِمن مأولليِ النزلعْمملة موممهمللهملم قملليِل
"Dan biarkanlah Aku (saja) bertindak terhadap orang-orang yang mendustakan itu, orang-orang yang
mempunyai kemewahan, dan beri tangguhlah mereka barang sebentar."
Yakni biarkanlah Aku saja yang akan bertindak terhadap orang-orang yang mendustakan itu, padahal
mereka adalah orang-orang yang hidup mewah dan mempunyai harta yang banyak.
Seharusnya mereka lebih taat ketimbang orang lain, mengingat mereka mempunyai semua sarananya
dan dapat menunaikan hak-hak yang tidak dimiliki oleh selain mereka.
"Kami biarkan mereka bersenang-senang sebentar, kemudian Kami paksa mereka (masuk) ke dalam siksa
yang keras."
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman kepada Nabi-Nya yang isinya mengandung ancaman terhadap
orang-orang kafir dari kalangan kaumnya, dan Dia adalah Tuhan Yang Maha Besar, tiada sesuatu pun
yang dapat bertahan terhadap murka-Nya
◼Ayat 12
"Karena Sesungguhnya pada sisi Kami ada belenggu-belenggu yang berat, dan neraka yang bernyala-
nyala"
Ibnu Abbas : maksudnya ialah makanan yang tertahan di tenggorokan, tidak dapat masuk, dan tidak
dapat pula keluar.
◼Ayat 14
"Pada hari bumi dan gunung-gunung berguncangan, dan menjadilah gunung-gunung itu tumpukan-
tumpukan pasir yang beterbangan"
Bumi dan gunung-gunung mengalami gempa yang amat dahsyat sehingga jadilah gunung-gunung itu
seperti tumpukan-tumpukan pasir, yang sebelumnya berupa batu-batu besar.
Setelah itu gunung-gunung itu diledakkan dengan ledakan yang sedahsyat-dahsyatnya, sehingga tiada
sesuatu pun darinya melainkan lenyap.
Lalu bumi menjadi datar sama sekali, tidak ada sedikit pun padanya tempat yang tinggi dan tidak pula
tempat yang rendah; semuanya rata, tiada bukit dan tiada lembah.
◼Ayat 15
{} إلزناَ أملرمسللمناَ إللمليِمكلم مرمسول مشاَلهلدا معلمليِمكم مكمماَ أملرمسللمناَ إلملىَ فللرمعلومن مرمسول
"Sesungguhnya Kami telah mengutus kepada kamu (hai orang kafir Mekah) seorang rasul, yang menjadi
saksi terhadapmu, sebagaimana Kami telah mengutus (dahulu) seorang rasul kepada Fir’aun."
◼Ayat 16
"Maka Fir’aun mendurhakai rasul itu, lalu Kami siksa dia dengan siksaan yang berat."
Maka hati-hatilah kamu, jangan mendustakan rasul ini yang akibatnya kamu akan ditimpa azab seperti
azab yang menimpa Fir'aun, yang telah disiksa oleh Allah dengan siksaan dari Tuhan Yang Maha Perkasa
lagi Maha Kuasa.
Dan kalian lebih utama untuk mendapat kebinasaan dan kehancuran bila mendustakan rasul kalian,
karena rasul kalian adalah rasul yang paling mulia dan lebih besar daripada Nabi Musa ibnu Imran.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman ditujukan kepada kaum kafir Quraisy, tetapi makna yang dimaksud
terhadap seluruh manusia:
◼Ayat 17
"Maka bagaimanakah kamu akan dapat memelihara dirimu jika kamu tetap kafir kepada hari yang
menjadikan anak-anak beruban."
1. "Maka bagaimanakah kamu akan mendapat keamanan dari hari yang kegemparannya sangat dahsyat
itu jika kamu tetap kafir?".
2. "Maka bagaimanakah kamu akan dapat memelihara dirimu jika kamu tetap kafir dan ingkar kepada
hari kiamat?".
Keduanya baik, tetapi yang lebih utama adalah pendapat yang pertama; hanya Allah-lah Yang Maha
Mengetahui.
Maksud dari "kepada hari yang menjadikan anak-anak beruban." = karena kegemparan, keguncangan,
dan huru-hara yang terjadi di hari itu sangat dahsyat.
◼Ayat 18
"Langit (pun) menjadi pecah belah pada hari itu karena Allah.
Adalah janji-Nya itu pasti terlaksana"
Al-Hasan dan Qatadah : hal itu terjadi karena kedahsyatan dan kegemparan yang terjadi pada hari
kiamat.
Artinya, janji Allah yang menyatakan akan terjadinya hari kiamat itu pasti terjadi dan tidak dapat
dielakkan lagi.
Segala Puji bagi Allah atas segala karunia yang telah dilimpahkan-Nya.
Tulisan yang diawali simbol "⚠", maka ini bukan isi dari Kitab Tafsir Ibnu Katsir tapi penjelasan singkat
yang dirasa perlu dari saya sebagai peringkas.
-------------------------------------------------------------
Semoga kita dapat mengambil hikmah dan pelajaran dari ayat ini.
Aamiin
📚Jika sudah membaca tafsir ini maka sahabat sudah melakukan program membaca tafsir Al-Qur'an.
📚📚📚📚📚📚📚📚📚📚
📚📚📚📚📚📚📚📚📚📚
------------------------------------------
بللسلم ز
ال الزرلحمملن الزرلحيِلم
إلزناَ أملرمسللمناَ إللمليِمكلم مرمسولل مشاَلهلدا معلمليِمكلم مكمماَ أملرمسللمناَ إلملىَ فللرمعلومن مرمسولل )(15
10. Dan bersabarlah terhadap apa yang mereka ucapkan dan jauhilah mereka dengan cara yang baik.
11. Dan biarkanlah Aku (saja) bertindak terhadap orang-orang yang mendustakan itu, orang-orang yang
mempunyai kemewahan dan beri tangguhlah mereka barang sebentar.
12. Karena sesungguhnya pada sisi Kami ada belenggu-belenggu yang berat dan neraka yang menyala-
nyala.
13. Dan makanan yang menyumbat di kerongkongan dan azab yang pedih.
14. Pada hari bumi dan gunung-gunung berguncangan, dan menjadilah gunung-gunung itu tumpukan-
tumpukan pasir beterbangan.
15. Sesungguhnya Kami telah mengutus kepada kamu (hai orang kafir Mekah) seorang rasul, yang
menjadi saksi terhadapmu, sebagaimana Kami telah mengutus (dahulu) seorang rasul kepada Fir’aun.
16. Maka Fir’aun mendurhakai rasul itu, lalu Kami siksa dia dengan siksaan yang berat.
17. Maka bagaimanakah kamu akan dapat memelihara dirimu jika kamu tetap kafir kepada hari yang
menjadikan anak-anak beruban.
18. Langit (pun) menjadi pecah belah pada hari itu karena Allah.
◼ Ayat 10
"Dan bersabarlah terhadap apa yang mereka ucapkan dan jauhilah mereka dengan cara yang baik."
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman, memerintahkan kepada Rasul-Nya untuk bersabar terhadap
ucapan orang-orang yang mendustakannya dari kalangan orang-orang yang kurang akalnya dari
kaumnya, dan hendaklah dia menjauhi mereka dengan cara yang baik, yaitu dengan cara yang tidak
tercela.
◼Ayat 11
"Dan biarkanlah Aku (saja) bertindak terhadap orang-orang yang mendustakan itu, orang-orang yang
mempunyai kemewahan, dan beri tangguhlah mereka barang sebentar."
Yakni biarkanlah Aku saja yang akan bertindak terhadap orang-orang yang mendustakan itu, padahal
mereka adalah orang-orang yang hidup mewah dan mempunyai harta yang banyak.
Seharusnya mereka lebih taat ketimbang orang lain, mengingat mereka mempunyai semua sarananya
dan dapat menunaikan hak-hak yang tidak dimiliki oleh selain mereka.
"Kami biarkan mereka bersenang-senang sebentar, kemudian Kami paksa mereka (masuk) ke dalam siksa
yang keras."
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman kepada Nabi-Nya yang isinya mengandung ancaman terhadap
orang-orang kafir dari kalangan kaumnya, dan Dia adalah Tuhan Yang Maha Besar, tiada sesuatu pun
yang dapat bertahan terhadap murka-Nya
◼Ayat 12
"Karena Sesungguhnya pada sisi Kami ada belenggu-belenggu yang berat, dan neraka yang bernyala-
nyala"
◼Ayat 13
◼Ayat 14
"Pada hari bumi dan gunung-gunung berguncangan, dan menjadilah gunung-gunung itu tumpukan-
tumpukan pasir yang beterbangan"
Bumi dan gunung-gunung mengalami gempa yang amat dahsyat sehingga jadilah gunung-gunung itu
seperti tumpukan-tumpukan pasir, yang sebelumnya berupa batu-batu besar.
Setelah itu gunung-gunung itu diledakkan dengan ledakan yang sedahsyat-dahsyatnya, sehingga tiada
sesuatu pun darinya melainkan lenyap.
Lalu bumi menjadi datar sama sekali, tidak ada sedikit pun padanya tempat yang tinggi dan tidak pula
tempat yang rendah; semuanya rata, tiada bukit dan tiada lembah.
◼Ayat 15
{} إلزناَ أملرمسللمناَ إللمليِمكلم مرمسول مشاَلهلدا معلمليِمكم مكمماَ أملرمسللمناَ إلملىَ فللرمعلومن مرمسول
"Sesungguhnya Kami telah mengutus kepada kamu (hai orang kafir Mekah) seorang rasul, yang menjadi
saksi terhadapmu, sebagaimana Kami telah mengutus (dahulu) seorang rasul kepada Fir’aun."
"Maka Fir’aun mendurhakai rasul itu, lalu Kami siksa dia dengan siksaan yang berat."
Maka hati-hatilah kamu, jangan mendustakan rasul ini yang akibatnya kamu akan ditimpa azab seperti
azab yang menimpa Fir'aun, yang telah disiksa oleh Allah dengan siksaan dari Tuhan Yang Maha Perkasa
lagi Maha Kuasa.
Dan kalian lebih utama untuk mendapat kebinasaan dan kehancuran bila mendustakan rasul kalian,
karena rasul kalian adalah rasul yang paling mulia dan lebih besar daripada Nabi Musa ibnu Imran.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman ditujukan kepada kaum kafir Quraisy, tetapi makna yang dimaksud
terhadap seluruh manusia:
◼Ayat 17
1. "Maka bagaimanakah kamu akan mendapat keamanan dari hari yang kegemparannya sangat dahsyat
itu jika kamu tetap kafir?".
2. "Maka bagaimanakah kamu akan dapat memelihara dirimu jika kamu tetap kafir dan ingkar kepada
hari kiamat?".
Keduanya baik, tetapi yang lebih utama adalah pendapat yang pertama; hanya Allah-lah Yang Maha
Mengetahui.
Maksud dari "kepada hari yang menjadikan anak-anak beruban." = karena kegemparan, keguncangan,
dan huru-hara yang terjadi di hari itu sangat dahsyat.
◼Ayat 18
"Langit (pun) menjadi pecah belah pada hari itu karena Allah.
Al-Hasan dan Qatadah : hal itu terjadi karena kedahsyatan dan kegemparan yang terjadi pada hari
kiamat.
Artinya, janji Allah yang menyatakan akan terjadinya hari kiamat itu pasti terjadi dan tidak dapat
dielakkan lagi.
Segala Puji bagi Allah atas segala karunia yang telah dilimpahkan-Nya.
Tulisan yang diawali simbol "⚠", maka ini bukan isi dari Kitab Tafsir Ibnu Katsir tapi penjelasan singkat
yang dirasa perlu dari saya sebagai peringkas.
-------------------------------------------------------------
Semoga kita dapat mengambil hikmah dan pelajaran dari ayat ini.
Aamiin
📚Jika sudah membaca tafsir ini maka sahabat sudah melakukan program membaca tafsir Al-Qur'an.
📚📚📚📚📚📚📚📚📚📚