Anda di halaman 1dari 9

REKONSTRUKSI STRUKTUR BANGUNAN UNTUK MENGHAMBAT

PENJALARAN API

MAKALAH
Untuk memenuhi tugas matakuliah
Bahasa Indonesia Keilmuan
yang dibina oleh Ibu Rizka Amaliah

Oleh
Muhammad Yasir (160521610480)
Mirza Fakhrul A.M (160521610471)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
April 2017
A. PENDAHULUAN
Pada bagian ini dijelaskan secara spesifik mengenai latar belakang dan
rumusan masalah yang berkaitan dengan penghambat penjalaran api pada
bangunan.
1. Latar belakang
Pesatnya pembangunan konstruksi bangunan di Indonesia ditandai
dengan perkembangan struktur bangunan yang semakin kompleks dan
penggunaan material bangunan yang semakin bervariasi. Hal ini juga
semakin bertambahnya jumlah penduduk, terutama di kota-kota besar.
Akibatnya, kebutuhan terhadap sarana dan prasarana, khususnya
bangunan rumah dan gedung. Sedangkan, kebakaran gedung merupakan
salah satu permasalahan perkotaan saat ini, adapun pemicu terjadinya
kebakaran.
Kebakaran disebabkan oleh material kontruksi bangunan yang mudah
terbakar, penempatan tata ruang yang tidak sesuai, kurang maksimalnya
sistem proteksi pada bangunandan struktur bangunan yang tidak bisa
menghambat penjalaran api. Resiko kebakaran gedung masih merupakan
ancaman yang cukup besar bagi penduduk dan aktivitas ekonomi membuat
tuntutan keselamatan yang semakin tinggi dari pihak konsumen, membuat
pihak pemilik atau pengembang bangunan harus mulai memikirkan
menejemen keselamatan.
Akhir akhir ini kebakaranseringnya terjadi pada bangunan baik
bangunan komersil maupun perkantoran mengakibatkan kerugian material
atau finansial dan kehilangan tempat tinggal maupun non material yaitu
korban jiwa. Beberapa data kejadian kebakaran yang terjadi menurut
detiknews (senin,25 april 2016) yogyakarta 2 ruangan di lantai tiga jurusan
teknik sipil dan lingkungan fakultas teknik terbakar pada (24/4) malam
Berdasarkan masalah yang dipaparkanada beberapa alternatif solusi
untuk pencegahan terjadinya kebakaran pada bangunan antara lain:
meminimalisir penggunaan material bangunan yang mudah terbakar,
melakukan perencanaan penempatan tata ruang yang sesuai, meningkatkan
kualitas sistem proteksi pada bangunan dan solusi utama yang dipilih yaitu
penggunaan penggunaan pembatas kolom balok dinding tahan api untuk
pencegahan penjalaran api. Oleh karena itu, dalam makalah ini dipilih
judul Rekonstruksi Struktur Bangunan untuk Menghambat Penjalaran Api.

2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep rekonstruksi struktur pada bangunan tahan api ?
2. Apa jenis bahan yang digunakan untuk rekonstruksi struktur bangunan
sebagai penghambat penjalaran api ?
3. Bagaimana realisasi rekonstruksi struktur pencegah penjalaran api
pada bangunan ?

B. BAHASAN
1. Konsep rekonstruksi struktur pada bangunantahan api
Pada bangunan gedung tinggi aspek pencegahan dan
penanggulanganya terhadap kebakaran adalah sangat vital, mengingat
bahwa bangunan gedung tinggi harus memiliki suatu sistem yang
kompleks dimana unsur kemandirian gedung terhadap pengamanannya
termasuk pengamanan terhadap kebakaran sangat diutamakan. Kehilangan
harta dan jiwa yang diakibatkan oleh tidak terkendalinya api sudah
diketahui banyak orang, dan sudah banyak pula upaya yang dilakukan
selama bertahun-tahun untuk mengetahui bagaimana kebakaran dapat
terjadi dan pola penjalarannya (Juwana,2005). Menurut buku ilmu bahan
bangunan E.Diraatmadja (1982) Sistem pencegahan merupakan tindakan
atau perhitungan yang sudah dilakukan sebelum suatu bahaya itu
muncul.Tindakan pencegahan terhadap bahaya kebakaran dapat dilakukan
melalui tindakan langsung maupunpengolahan bahan-bahan disekitar kita
untuk dapat memperkecil persentase terjadinya kebakaran. Sistem
pencegah kebakaran atau perlindungan kebakaran adalah salah satu sistem
yang harus dipasang atau diaplikasikan pada sebuah bangunan. Dengan
adanya sistem ini pada bangunan, bangunan dapat terlindungi serta nyawa
penghuni bangunan tersebut dapat terselamatkan. Setiap pemasangan
sistem pencegah kebakaran atau perlindungan kebakaran harus mengikuti
standard yang bersesuaian dengan bangunan .
Beberapa bentuk rekonstruksi bangunan guna menghambat
menjalarnya api yaitu pembatasan sruktur bangunan tahan api sebagai
penghalang api, berupa dinding luar dikaitkan dengan lokasi bangunan
gedung yang dilindungi, partisi penataan penjalaran api dan penutup atap
yang bersifat menghambat penjalaran api.

Kreteria dalam pemasangan dan pemeliharaan pasangan konstruksi


dan peralatan yang digunakan untuk melindungi bukaan pada dinding
,lantai, dan langit-langit terhadap penjalaran api dan asap di dalam,
kedalam atau keluar bangunan gedung harus memenuhi persyaratan
sebagai mana disebutkan dalam ketentuan buku yang berlaku tentang
“standart uji pintun dan jendela tahan api”.

Bahan pelapis interior dalam bangunan gedung dan struktur harus


memenuhi persyaratan teknis dengan ketentuan yang berlaku tentang
”prsyaratan teknis keselamatan kerja”.

Usaha untuk mencegah penjalaran kebakaran dengan cara membatasi


api dengan dinding, lantai, kolom, balok dan elemen lainnya yang tahan
terhadap api dalam waktu yang sesuai dengan kelas bangunan. Ruang
tidak akan ikut terbakar apabila seluruh bangunan mengalami kebakaran.
Baik dinding, lantai maupun lapisan pada langit-langit ruang ini dibuat
dari bahan atau material yang memiliki ketahanan tinggi terhadap api.
Selain juga dapat diterapkan pada dinding yang melapisi bagian dalam
bangunan dengan areal tangga darurat. Lapisan dinding pada areal tangga
darurat yang difungsikan sebagai jalur evakuasi apabila terjadi kebakaran
umumnya dibuat berbeda. Hal ini berkaitan langsung dengan fungsi dari
tangga darurat itu sendiri. Dinding pada tangga darurat dibuat dari material
yang dapat bertahan dari api dengan ketentuan waktu minimum yaitu 4
jam.

2. Jenis bahan rekonstruksi struktur pada bangunan tahan api


Kebutuhan bahan tahan api sebagai bahan penghambat kebakaran
sangat diperlukan pada gedung atau bangunan tertentu sehingga
pemilihannya harus proporsional. Analisis ini bertujuan melakukan
perbandingan tingkat ketahanan api material terhadap tingkat ketahanan
api minimum berdasarkan Standart Nasional Indonesia
Untuk itu Jenis bahan bangunan yang bisa digunakan dalam strukur
bangunan untuk menghambat penjalaran api yaitu.
Kaca Tahan Api
Bahan ini merupakan salah satu jenis kaca khusus yang memiliki tingkat
ketahanan yang cukup tinggi, khususnya terhadap api. Kaca jenis ini
terdiri dari dua lapisan, yakni lapisan luar dan lapisan dalam.
Saat terjadi kebakaran, kaca jenis ini tidak akan langsung pecah secara
keseluruhan. Jika terjadi kebakaran, kaca bagian luar lah yang akan pecah
terlebih dahulu. Setelah itu, barulah kaca bagian dalam yang pecah.
Ketangguhan kaca jenis ini juga berkat penggunaan tempered glass yang 4
kali lebih kuat dari kaca biasa.
Dinding Tahan Api
Suatu bangunan harus mempunyai elemen bangunan yang pada tingkat
tertentu bisa mempertahankan stabilitas struktur selama terjadi kebakaran.
Dinding luar, dinding biasa dan bahan lantai serta rangka lantai harus dari
bahan yang tidak dapat terbakar. Sifat bahan bangunan dan komponen
struktur bangunan pada bangunan harus mampu menahan penjalaran api
kebakaran dan membatasi timbulnya asap agar kondisi ruang di dalam
bangunan tetap aman bagi penghuni sewaktu melaksanakan evakuasi.
Pintu Tahan Api dan Penahan Asap
Pintu tahan api harus sesuai dengan standar pintu kebakaran dan tidak
rusak akibat adanya radiasi panas. Pintu penahan asap harus dibuat
sedemikian rupa sehingga asap tidak akan melewati pintu dari satu sisi ke
sisi lainnya.
Lantai Marmer
Marmer merupakan batu alam yang cukup tahan panas dan tahan api.
Bahkan marmer memiliki sifat tahan panas terbaik dibanding semua batu
alam lainnya. Dalam hal ini penggunaannya dapat memastikan atau
menyeragamkan suhu di dalam ruangan.
Beton
Beton adalah salah satu bahan bangunan yang paling umum dan sering
digunakan dalam membangun rumah atau pun bangunan lain. Bahan
bangunan ini juga memiliki ketahanan yang sangat baik terhadap api.
Butuh waktu lama bagi panas api untuk merusak struktur beton yang
kokoh.
Menariknyalagi, daya tahan beton terhadap api juga masih lebih baik dari
baja. Itulah kenapa bahan bangunan ini kerap digunakan untuk melindungi
baja dari kebakaran, khususnya dalam struktur bangunan.
Namun satu hal yang perlu diketahui, tidak semua beton memiliki daya
tahan yang sama. Semua itu juga tergantung pada semen dan material-
material lain yang menyusunnya. Bahkan pada faktanya, kekuatan material
penyusun beton ini lah yang paling mempengaruhi ketahanan beton
terhadap api.
Gips
Gips ternyata juga memiliki ketahanan yang cukup baik terhadap api.
Meski material yang satu ini terkesan agak rapuh, nyatanya
kemampuannya dalam menahan panas api dinilai cukup baik dan tidak
mudah terbakar serta memiliki tekstur yang rapi, itulah kenapa bahan
bangunan tahan api yang satu ini kerap digunakan sebagai bagian
dari finishing interior.
Jenis gips yang paling tahan api adalah gipstipe X. Gips jenis ini dibuat
secara khusus dengan tingkat ketahanan yang cukup tinggi. Saat terkena
api, gips jenis ini tidak akan langsung terbakar.
Lapisan kertas khusus pada sisi luarnya membantu menjaga gips agar tidak
cepat terbakar dan menahan api menyebar cepat kepermukaan gips.
Bahkan dalam beberapa jenis gips, ada semacam kandungan cairan kimia
yang menghambat proses pembakaran pada gips.

3. Langkah Realisasi
Metode penggunaan pembatas material bahan tahan api yang digunakan
pada bangunan dalam menghambat penjalaran api untuk meminimalisir
kebakaran. Adapun struktur pada bangunan yaitu;
Ketahanan Setruktur
Tujuannya adalah konstruksi harus mampu menciptakan kestabilan
setruktur selama terjadi kebakaran sehingga meemberi kesempatan pada
penghuni untuk menyelematkan diri dan bagi petugas pemadam kebakaran
untuk melakukan operasi pemadaman kebakaran.
Kompartemennisasi
merupakan suatu upaya mencegah penjalaran api dan asap kebakaran
dengancara membatasi dengan dinding, lantai kolom, balok yang tahan
terhadap api untuk waktu yang sesuai dengan kelas bangunan. Secara
ketentuan kompartemen kebakaran adalah keseluruhan ruang yang ada
dalam suatu bangunan yang didalamnya dipisahkan menjadi bagian
ruangan dalam bangunan oleh penghalang api dan asap kebakaran yang
mempunyai ketahanan terhadap penyebaran api dengan bukaan yang
dilindungi secara baik. Kompartemen kebakaran diantaranya meliputi
dinding koridor, pintu-pintu ruang, dinding pelindung yang menyelubungi
tangga keluar, penutup-penutup pada bukaan vertical (shaft mekanikal dan
elektrikal), dinding pembatas antar ruang dan lain-lain.
4. Kelemahan dan Kelebihan
Kelemahan dari penggunaan bahan konstruksi tahan api yaitu biaya yang
dikeluarkan lebih mahal, pemasangannya pun agak rumit dan peroses
pemasangan harus dilakukan oleh orang yang berpengalaman dan ahli di
bidang konstruksi, pemilihan material yang digunakan agak susah
didapatkan, menjamin keberlangsungan fungsi gedung namun tetap aman.

Selain mempunyai kelemahan penggunaan bahan konstruksi yang tahan


terhadap api juga mempunyai kelebihan yaitu, memberikan rasa aman
terhadap penghuni ruangan itu sendiri, memperkecil presentasi terjadinya
kebakaran, begitu juga sebaliknya, mampu mencegah penjalaran
kebakaran keruang-ruang dalam bangunan, mampu menahan secara
setruktural terhadap kebakaran, dan ramah lingkungan.
C. PENUTUP
5. Simpulan
Pencegah kebakaran atau perlindungan kebakaran adalah salah satu sistem
yang harus dipasang atau diaplikasikan pada sebuah bangunan. Dengan
adanya sistem pada bangunan, bangunan dapat terlindungi serta nyawa
penghuni bangunan tersebut dapat terselamatkan. Setiap pemasangan
sistem pencegah kebakaran atau perlindungan kebakaran harus mengikuti
standar yang sesuaian dengan bangunan. Usaha untuk mencegah
penjalaran kebakaran dengan cara membatasi api dengan dinding, lantai,
kolom, balok dan elemen lainnya yang tahan terhadap api dalam waktu
yang sesuai dengan kelas bangunan.
6. Saran
Adapun saran yang dapat penulis berikan diantaranya yaitu sebagai
berikut.
 Sebaiknya apabila ingin merancang suatu banguan yang dapat
mencegah penjalaran api lebih memperhatikan material yang sesuai
dengan standar bangunan tersebut.
 Pengaplikasian material sudah dipersiapkan sebelum proses
pembangunan dimulai.

DAFTAR RUJUKAN
http://rizkikhaharudinakbar.blogspot.co.id/2013/01/kolom-balok-dan-
dinding-untuk-bangunan.html
http://id.scribd.com/doc/23443428/Sistem-Pencegahan-Kebakaran.
Tanggalakses : 3 Maret 2014
rapto. “Sistem Proteksi Kebakaran Pasif Kaitannya dengan
Aspek Keselamatan Jiwa (Passive fire protection and life safety)
”. [pdf].
http://www.pu.go.id/uploads/services/infopublik20131119123054.pdf
.Tanggalakses : 3 Maret 2014 Nurfitri,Anastasha
. 2013.“Sistem Proteksi Pasif”.
http://anastashanurfitri2010.blogspot.com/2013/05/sistem-proteksi-
pasif.html Tanggalakses : 3 Maret 2014 Basuki,
Achmad.2008. “
http://achmadbasuki.files.wordpress.com/2008/07/antisipasi-bahaya-
kebakaran1.pdf .Tanggal akses : 3 Maret 2014 Loekmantara, A
.2012.”Sistem PemadamKebakaran (Fire Fighting System)”.
http://aloekmantara.blogspot.com/2012/09/sistem-pemadam-kebakaran-
fire-fighting.html . Tanggal akses 1 Maret 2014
HSP.2012.”Jenis
-JenisAlatPemadamKebakaran Portable (Portable Fire Extinguis
her).
http://healthsafetyprotection.com/jenis-jenis-alat-pemadan-portable-
portable-fire-extinguisher/ .Tanggal akses 1 Maret 2014
Anonim.2012.”Fasilitas Pemadam Kebakaran Bandara”.
http://liayuliasitirohmah.blogspot.com/2012/12/cara-kerja-alat-pemadam-
kebakaran-fire.html.
Tanggalakses 2 Maret 2014
Templates Sora.2013.”Sistem PemadamKebakaran”.
http://indonetwork.co.id/pt_saberindo_pacific/group+16827/fire-
equipment.htm
Tanggalakses 2 Maret 2014

Anda mungkin juga menyukai