Anda di halaman 1dari 72

PEMERINTAH KABUPATEN NGADA

DINAS KESEHATAN
KECAMATAN SOA
PUSKESMAS WAEPANA

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS WAEPANA


NOMOR : Ksr 032.1/11/Wpn/ / /2014
TENTANG
PEMANTAUAN LINGKUNGAN FISIK PUSKESMAS

I.Menimbang :
a. bahwa dalam rangka menjamin keamanan pasien dan keluarga pasien uang berkunjung ke
Puskesmas maka perlu dilakukan monitoring secara rutin pemeliharaan dan perbaikan bila
terjadi kerusakan pada fisik bangunan puskesmas termasuk didalamnya instalasi listrik, air
, ventilasi, gas, dan sistem lain dan dilakukan oleh petugas yang terlatih., maka perlu
disusun pemantauan lingkungan fisik puskesmas.

b. bahwa untuk maksud huruf a pemantauan lingkungan fisik puskesmas Waepana ditetapkan
melalui Surat Keputusan Kepala Puskesmas Waepana.

II.Mengingat :
• Undang-Undang No.36 tahun 2009 Tentang Kesehatan;
• Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 363/Menkes/Per/IV/1998 Tentang Pengujian dan
Kalibrasi Alat Kesehatan Pada Sarana Pelayanan Kesehatan;
• Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1998 Tentang Pengamanan Sediaan Farmasi
Dan Alat Kesehatan;
• Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1439/MENKES/SK/XI/2002 Tentang Penggunaan Gas Medis Pada Sarana Pelayanan
Kesehatan;
• Keputusan menteri Kesehatan republik Indonesia nomor : 852/ MENKES/ SK/
IX/2008 Tentang Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat;
• Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor : 2269/ MENKES/ PER/ XI/
2011 tentang Pedoman Pembinaan Prilaku Bersih dan Sehat;
• Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 75 Tahun 2014 Tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat;
MEMUTUSKAN :

PERTAMA : Menetapkan Pemantauan lingkungan fisik puskesmas.


KEDUA : Petugas yang ditunjuk untuk melakukan pemantauan lingkungan fisik
puskesmas wajib melakukan pemantauan secara periodik.
KETIGA : Pemantauan fisik puskesmas meliputi : fisik bangunan, instalasi listrik,
kualitas air, ventilasi, gas, dan sistem lain yang digunakan harus
berpedoman pada SOP yang telah disusun.
KEEMPAT : Keputusan ini akan di tinjau kembali jika dikemudian hari ditemukan
kekeliruan atau jika ada perubahan.
KELIMA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Waepana
Pada tanggal 8 Juli 2014
Kepala UPTD Puskesmas Waepana

= Margareta U.Kromen=
NIP:196906281989032005
PEMANTAUAN LINGKUNGAN FISIK PUSKESMAS

UPTDPuskesmas Waepana No Dokumen : ksr No Revisi :000 Halaman :1/1


032.1/WPN/11/ /6/2014
Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh :
Standart Operasional Prosedur 12 Juni 2012 Kepala UPTD Puskesmas WAEPANA

=MARGARETA U.KROMEN,Amd.Keb=
NIP : 196906281989032005
1.Pengertian Pemantauan lingkungan fisik puskesmas adalah upaya meningkatkan
kesehatan lingkungan puskesmas melalui pengawasan lingkungan yang
meliputi fisik bangunan termasuk instalasi listrik, air, ventilasi, gas dan
sistem lain dan untuk memantau pencemaran lingkungan puskesmas.
2.Tujuan 1. Meningkatkan mutu lingkungan puskesmas.
2. Terwujudnya kesadaran dan keikutsertaan masyarakat dalam menjaga
lingkungan puskesmas.
3. Terpeliharanya lingkungan fisik puskesmas dan sarana serta prasarana
puskesmas.

3.Kebijakan SK. Kepala Puskesmas Waepana Nomor: ksr 032.1/11/Wpn/ /


/2014 tentang Pemantauan lingkungan fisik puskesmas
4.Prosedur Kerja 1. Kepala UPTD Puskesmas menentukan penanggung jawab
pemantauan lingkungan fisik puskesmas.
2. Petugas yang ditunjuk menentukan jadwal pemantauan lingkungan
fisik puskesmas yang disetujui kepala puskesmas.
3. Kepala puskesmas menandatangani jadwal yang telah disetujui.
4. Setelah jadwal ditandatangani penanggung jawab menempelkan
jadwal kegiatan di setiap unit pelayanan puskesmas.
5. Penanggung jawab pemantauan lingkungan fisik melakukan
pemantauan secara berkala baik fisik bangunan, air, listrik, ventilasi,
gas dan sistem lainnya sesuai jadwal yang telah disusun.
6. Jika ditemukan adanya kerusakan maka penanggung jawab
melaporkan kepada kepala puskesmas agar dilakukan perawatanatau
perbaikan.
7. Kepala puskesmas berdasarkan laporan memerintahkan kepada
bendahara puskesmas untuk mengeluarkan sejumlah dana untuk
biaya perawatan atau perbaikan.
8. Penanggung jawab membelanjakan kebutuhan perawatan atau
perbaikan sesuai kebutuhan.
9. Melakukan pekerjaan perbaikan sesuai kemampuan dan jenis
kerusakan bersama petugas lain di puskesmas.
10. Jika perbaikan membutuhkan tenaga ahli atau yang berpengalaman
maka penanggung jawab menghubungi tenaga tersebut.
11. Penanggung jawab mencatat semua jenis perbaikan yang telah
dilakukan dala buku kerjanya.
12. Melakukan pemantauan pasca perbaikan secara rutin.

5.Sumber 1. Pedoman pemeliharaan bangunan puskesmas : Direktorat Instalasi


Medik Djrektorat Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan
RI 1995.
2. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 29/prt/m/2006 Tentang
Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung.

6.Unit Terkait Semua unit Pelayanan.


KETERSEDIAAN APAR (ALAT PEMADAM KEBAKARAN)

UPTDPuskesmas Waepana No Dokumen : ksr No Revisi :000 Halaman :1/1


032.1/WPN/11/ /6/2014
Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh :
Standart Operasional Prosedur 12 Juni 2012 Kepala UPTD Puskesmas WAEPANA

=MARGARETA U.KROMEN,Amd.Keb=
NIP : 196906281989032005
1.Pengertian Ketersediaan apar adalah ketersediaan alat pemadam api ringan, portable
yang mudah dibawa, cepat dan tepat dalam penggunaan untuk awal
kebakaran .
2.Tujuan 1. Mencegah terjadinya kebakaran besar.
2. Mengisolasi oksigen sehinnga mencegah terjadinya radikal bebas.

3.Kebijakan SK. Kepala Puskesmas Waepana Nomor: ksr 032.1/11/Wpn/ /


/2014 tentang Pemantauan lingkungan fisik puskesmas
4.Prosedur Kerja 1. Kepala UPTD Puskesmas mengidentifikasi unit pelayanan.
2. Mengusulkan ke Dinas Kesehatan melalui surat dinas untuk
pengadaan APAR untuk kebutuhan di unit pelayanan puskesmas.
3. Kepala UPTD puskesmas menugaskan Kepala Sub Bagian Tata
Usaha ( Kasubag TU) untuk membuat surat permintaan APAR
kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten ngada.
4. Setelah surat diketik, Kasubag TU mengagendakan surat dalam
agenda surat keluar dan menuliskan nomor surat pada surat keluar.
5. Kasubag TU meminta tanda tangan Kepala UPTD puskesmas dan
surat dicap dan diamplopkan.
6. Surat permohonan pengadaan APAR diantar ke Dinas Kesehatan
oleh salah satu orang staf yang ditugaskan.

5.Sumber Buku pedoman pencegahan dan Penanggulangan kebakaran Rumah Sakit


Departemen Kesehatan RI. Direktorat Jenderal Pelayanan Medlk
Direktorat Instalas1 Medlk 1992
6.Unit Terkait Semua unit Pelayanan.
JIKA TERJADI KEBAKARAN

UPTDPuskesmas Waepana No Dokumen : ksr No Revisi :000 Halaman :1/1


032.1/WPN/11/ /6/2014
Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh :
Standart Operasional Prosedur 12 Juni 2012 Kepala UPTD Puskesmas WAEPANA

=MARGARETA U.KROMEN,Amd.Keb=
NIP : 196906281989032005
1.Pengertian Jika terjadi kebakaran adalah segala daya upaya untuk mencegah dan
memberantas terjadinya kebakaran.
2.Tujuan 1. Mencegah terjadinya kebakaran besar.
2. Mengisolasi oksigen sehingga mencegah terjadinya radikal bebas.

3.Kebijakan SK. Kepala Puskesmas Waepana Nomor: ksr 032.1/11/Wpn/ /


/2014 tentang Pemantauan lingkungan fisik puskesmas
4.Prosedur Kerja 1. Setiap anggota yang mengetahui adanya kebakaran segera
mengambil tindakan untuk memadamkan kebakaran sambil berteriak
“ KEBAKARAN” berulang kali.
2. Setelah menerima pemberitahuan atau mengetahui adanya kebakaran
segera mematikan aliran listrik.
3. Memberitahukan kejadian kebakaran ke unit pelayanan yang lain
sekaligus meminta petugas lain utnuk melapor kepada kepala.
4. Menentukan tempat evakuasi pasien, dokumen, dan peralatan.
5. Memadamkan api dengan menggunakan alat pemadam yang tersedia
sambil petugas lain menghubungi mobil pemadam kebakaran milik
Bandar Udara TURELELO Soa.
6. Mengevakuasi pasien, dokumen dan peralatan lain yang dipandang
perlu.
7. Menyingkirkan barang – barang yang mudah terbakar.
8. Membagi petugas untuk mengevakuasi pasien, dokumen dan
peralatan lainnya ke tempat yang aman.
9. Jika ada pasien maka petugas harus menyampaikan kepada pasien
untuk tidak panik.
10. Membimbing pasien untuk keluar dari lokasi kebakaran.
11. Bagi pasien yang tidak dapat berjalan dievakuasi dengan cara di
gendong, dipapah, menggunakan kusi roda atau tempat tidur roda.
12. Dokumen dan peralatan yang penting dan yang masih dapat
digunakan disimpan dan dicatat oleh petugas administrasi.
13. Melakukan Evaluasi pasca kebakaran.
5.Sumber Buku pedoman pencegahan dan Penanggulangan kebakaran Rumah Sakit
Departemen Kesehatan RI. Direktorat Jenderal Pelayanan Medlk
Direktorat Instalas1 Medlk 1992.
6.Unit Terkait Semua unit Pelayanan.
PEMELIHARAAN DAN PEMANTAUAN INSTALASI LISTRIK

UPTDPuskesmas Waepana No Dokumen : ksr No Revisi :000 Halaman :1/1


032.1/WPN/11/ /6/2014
Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh :
Standart Operasional Prosedur 12 Juni 2012 Kepala UPTD Puskesmas WAEPANA

=MARGARETA U.KROMEN,Amd.Keb=
NIP : 196906281989032005
1.Pengertian Pemeliharaan dan pemantauan instalasi listrik adalah suatu kegiatan
pemantauan, perawatan, perbaikan jaringan listrik di Puskesmas untuk
mencegah kerusakan dan korseleting.
2.Tujuan 1. Mencegah terjadi kebakaran.
2. Melindungi petugas dari bahaya sentuhan serta kejutan arus.

3.Kebijakan SK. Kepala Puskesmas Waepana Nomor: ksr 032.1/11/Wpn/ /


/2014 tentang Pemantauan lingkungan fisik puskesmas
4.Prosedur Kerja 1. Kepala Puskesmas menujuk salah seorang staf yang bertanggung
jawab untuk melakukan pemeliharaan dan pemantauan instalasi
listrik.
2. Petugas yang ditunjuk menentukan jadwal pemeliharaan dan
pemantauan instalasi listrik puskesmas yang disetujui kepala
puskesmas.
3. Kepala puskesmas menandatangani jadwal yang telah disetujui.
4. Setelah jadwal ditandatangani penanggung jawab menempelkan
jadwal kegiatan di setiap unit pelayanan puskesmas.
5. Penanggung jawab melakukan pemeliharaan dan pemantauan
instalasi listrik secara berkala sesuai jadwal yang telah disusun.
6. Jika ditemukan adanya kerusakan maka penanggung jawab
melaporkan kepada kepala puskesmas agar dilakukan perawatan
atau perbaikan.
7. Kepala puskesmas berdasarkan laporan memerintahkan kepada
bendahara puskesmas untuk mengeluarkan sejumlah dana untuk
biaya perawatan atau perbaikan.
8. Penanggung jawab membelanjakan kebutuhan perawatan atau
perbaikan sesuai kebutuhan.
9. Melakukan pekerjaan perbaikan sesuai kemampuan dan jenis
kerusakan bersama petugas lain di puskesmas.
10. Jika perbaikan membutuhkan tenaga ahli atau yang
berpengalaman maka penanggung jawab menghubungi tenaga
tersebut.
11. Penanggung jawab mencatat semua jenis perbaikan yang telah
dilakukan dalam buku kerjanya.
12. Melakukan pemantauan pasca perbaikan secara rutin.

5.Sumber Buku pedoman pencegahan dan Penanggulangan kebakaran Rumah Sakit


Departemen Kesehatan RI. Direktorat Jenderal Pelayanan Medlk
Direktorat Instalas1 Medlk 1992.
6.Unit Terkait Semua unit Pelayanan.
PEMERINTAH KABUPATEN NGADA
DINAS KESEHATAN
KECAMATAN SOA
PUSKESMAS WAEPANA

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS WAEPANA


NOMOR : Ksr 032.1/11/Wpn/ / /2014
TENTANG
PEMANTAUAN, PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN SARANA DAN PERALATAN

I.Menimbang :
a. bahwa dalam rangka menjamin keamanan pasien dan keluarga pasien yang berkunjung ke
Puskesmas dan untuk memaksimalkan pelayanan kepada pasien maka perlu dilakukan
pemantauan, pemeliharaan dan perbaikan sarana da peralatan secara berkala terutama
peralatan – peralatan yang berhubungan langsung dengan keselamatan pasien, petugas dan
keluarga.

b. bahwa untuk maksud huruf a pemantauan, pemelihraan, dan perbaikan sarana dan
peralatan puskesmas Waepana ditetapkan melalui Surat Keputusan Kepala Puskesmas
Waepana.

II.Mengingat :
• Undang-Undang No.36 tahun 2009 Tentang Kesehatan;
• Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 363/Menkes/Per/IV/1998 Tentang Pengujian dan
Kalibrasi Alat Kesehatan Pada Sarana Pelayanan Kesehatan;
• Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1998 Tentang Pengamanan Sediaan Farmasi
Dan Alat Kesehatan;
• Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1439/MENKES/SK/XI/2002 Tentang Penggunaan Gas Medis Pada Sarana Pelayanan
Kesehatan;
• Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 288/MENKES/SK/III/2003
Tentang Pedoman Penyehatan Sarana Dan Bangunan Umum;
• Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 75 Tahun 2014 Tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat;
MEMUTUSKAN :

PERTAMA : Menetapkan Pemantauan, pemeliharaan dan perbaikan sarana dan


peralatan.
KEDUA : Pemeliharaan dan perbaikan sarana dan peralatan dilakukan secara
berkala dan dengan jadwal yang telah ditentukan dan semua petugas
puskesmas berkewajiban menjaga sarana dan peralatan yang ada di
puskesmas.
KETIGA : Jika ada peralatan yang rusak berat dan tidak dapat diperbaiki di
laporkan ke Dinas kesehatan untuk proses pemutihan.
KEEMPAT : Keputusan ini akan di tinjau kembali jika dikemudian hari ditemukan
kekeliruan atau jika ada perubahan.
KELIMA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Waepana
Pada tanggal 8 Juli 2014
Kepala UPTD Puskesmas Waepana

= Margareta U.Kromen=
NIP:196906281989032005
PEMERINTAH KABUPATEN NGADA
DINAS KESEHATAN
KECAMATAN SOA
PUSKESMAS WAEPANA

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS WAEPANA


NOMOR : Ksr 032.1/11/Wpn/ / /2014
TENTANG
INVENTARISASI, PENGELOLAAN, PENYIMPANAN DAN PENGGUNAAN BAHAN
BERBAHAYA

I.Menimbang :
a. bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan dan menjamin keamanan serta
keselamatan pasien dan petugas maka perlu dilakukan inventarisasi, pengelolaan,
penyimpanan dan penggunaan bahan berbahaya untuk mencegah terjadinya kerusakan
maupun pencemaran lingkungan puskesmas.

b. bahwa untuk maksud huruf a inventarisasi, pengelolaan, penyimpanan dan penggunaan bahan
berbahaya Waepana ditetapkan melalui Surat Keputusan Kepala Puskesmas Waepana.

II.Mengingat :
• Undang-Undang No.36 tahun 2009 Tentang Kesehatan;
• Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 363/Menkes/Per/IV/1998 Tentang Pengujian dan
Kalibrasi Alat Kesehatan Pada Sarana Pelayanan Kesehatan;
• Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1998 Tentang Pengamanan Sediaan Farmasi
Dan Alat Kesehatan;
• Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1439/MENKES/SK/XI/2002 Tentang Penggunaan Gas Medis Pada Sarana Pelayanan
Kesehatan;
• Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 109 Tahun 2012 Tentang
Pengamanan Bahan Yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi
Kesehatan;
• Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 75 Tahun 2014 Tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat;

MEMUTUSKAN :

PERTAMA : Menetapkan inventarisasi, pengelolaan, penyimpanan dan penggunaan bahan


berbahaya
KEDUA : Setiap unit pelayanan yang menggunakan bahan berbahaya diwajibkan
untuk menginventarisasi, mengelola, menyimpan dan menggunakan
bahan berbahaya sesuai dengan standar operasional prosedur yang
ditetapkan.
KETIGA : Karena belum adanya gudang atau tempat penyimpanan bahan
berbahaya di puskesmas Waepana maka semua bahan berbahaya di
simpan di unit pelayanan masing – masing yang menggunakan bahan
berbahaya tersebut.
KEEMPAT : Keputusan ini akan di tinjau kembali jika dikemudian hari ditemukan
kekeliruan atau jika ada perubahan.
KELIMA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Waepana
Pada tanggal 8 Juli 2014
Kepala UPTD Puskesmas Waepana

= Margareta U.Kromen=
NIP:196906281989032005
INVENTARISASI DAN PENYIMPANAN BAHAN BERBAHAYA

UPTDPuskesmas Waepana No Dokumen : ksr No Revisi :000 Halaman :1/1


032.1/WPN/11/ /6/2014
Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh :
Standart Operasional Prosedur 12 Juni 2012 Kepala UPTD Puskesmas WAEPANA

=MARGARETA U.KROMEN,Amd.Keb=
NIP : 196906281989032005
1.Pengertian Inventarisasi, Pengelolaan, Penyimpanan Dan Penggunaan Bahan Berbahaya
adalah :
2.Tujuan 1.

3.Kebijakan SK. Kepala Puskesmas Waepana Nomor: ksr 032.1/11/Wpn/ /


/2014 tentang Pemantauan lingkungan fisik puskesmas
4.Prosedur Kerja
5.Sumber .
6.Unit Terkait Semua unit Pelayanan.
PENGELOLAAN DAN PENGGUNAAN BAHAN BERBAHAYA

UPTDPuskesmas Waepana No Dokumen : ksr No Revisi :000 Halaman :1/1


032.1/WPN/11/ /6/2014
Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh :
Standart Operasional Prosedur 12 Juni 2012 Kepala UPTD Puskesmas WAEPANA

=MARGARETA U.KROMEN,Amd.Keb=
NIP : 196906281989032005
1.Pengertian Inventarisasi, Pengelolaan, Penyimpanan Dan Penggunaan Bahan Berbahaya
adalah :
2.Tujuan 1.

3.Kebijakan SK. Kepala Puskesmas Waepana Nomor: ksr 032.1/11/Wpn/ /


/2014 tentang Pemantauan lingkungan fisik puskesmas
4.Prosedur Kerja
5.Sumber .
6.Unit Terkait Semua unit Pelayanan.
PEMERINTAH KABUPATEN NGADA
DINAS KESEHATAN
KECAMATAN SOA
PUSKESMAS WAEPANA
KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS WAEPANA NOMOR : Ksr
032.1/11/WPN/ / 02 /2015

TENTANG
PENGENDALIAN DAN PEMBUANGAN LIMBAH BERBAHAYA

1.Menimbang : a.bahwa untuk mencegah terjadinya pencemaran dan mencgah


terjadinya bahaya keracunan akibat pembuangan limbah berbahaya di
puskesmas Waepana maka perlu diatur tentang pengendalian dan
pembuangan limbah berbahaya.
b.bahwa untuk maksud huruf a pengendalian dan pembuangan limbah
berbahaya maka perlu diatur dengan surat keputusan kepala
Puskesmas Waepana.
II.Mengingat : 1.Undang-Undang No.36 tahun 2009 Tentang Kesehatan.

2. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1998 Tentang Pengamanan


Sediaan Farmasi Dan Alat Kesehatan;
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 109 Tahun 2012
Tentang Pengamanan Bahan Yang Mengandung Zat Adiktif Berupa
Produk Tembakau Bagi Kesehatan;
4.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor
492/MENKES/PER/2010 tentang Persyaratan Kwalitas Air Minum.
5.Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1439/MENKES/SK/XI/2002 Tentang Penggunaan Gas Medis Pada
Sarana Pelayanan Kesehatan;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor :
1691/Menkes/ Per/ VIII/2011 tentang keselamatan pasien rumah sakit;
7..Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 75 Tahun
2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.

MEMUTUSKAN

KESATU : PENGENDALIAN DAN PEMBUANGAN LIMBAH BERBAHAYA


KEDUA : Semua Limbah Berbahaya dalam bentuk cair di Puskesmas Wajib
Dikelola secara baik dengan membuangnya di septik tank,atau di
Instalasi Pengolahan Air Limbah.

KETIGA : Untuk Limbah padat di Buang diinsenerator dan langsung di Proses oleh
tenaga Sanitasi atau Cleanning servis.

KEEMPAT : Limbah Medik Dikelola sesuai Prosedur Pengolahan Limbah Medik.

KELIMA : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan


dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan
diadakan perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan
perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.

Waepana: 05 Pebruari 2015

Kepala Puskesmas Waepana

=Margareta Ukromen=
NIP:196906281989032005
PEMERINTAH KABUPATEN NGADA
DINAS KESEHATAN
KECAMATAN SOA
PUSKESMAS WAEPANA

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS WAEPANA


NOMOR : Ksr 032.1/11/WPN/ / 02 /2015
TENTANG
MEMISAHKAN ALAT YANG BERSIH DAN ALAT YANG KOTOR.

I. Menimbang : a. bahwa untuk mencegah terjadinya Infeksi Nosokomial


dan memabntu proses penyembuhan pasien yang di rawat
di Puskesmas Waepana mak semua peralatan yang di
gunakan di Puskesmas Waepana harus di kelola secara
baik maka harus diatur Mekanisme memisahkan alat yang
Bersih dan lat yang kotor.
b. bahwa Untuk maksud huruf a, memisahkan alat yang
bersih dan yang kotor di atur dengan Surat Keputusan
kepala Puskesmas Waepana.

II. Mengingat : 1. Undang-Undang No.36 tahun 2009 Tentang Kesehatan


2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun
2004 Tentang Praktik Kedokteran;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor:002/Menkes/SK/I/2009 tentang pedoman
Pelayanan Publik unit Pelaksanan Teknis di Lingkungan
Depkes;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor :
1691/ Menkes/ Per/ VIII/2011 tentang keselamatan pasien
rumah sakit;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor
75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor:432/MENKES/SK/IV/2007 Tentang Pedoman
Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)di
Rumah Sakit;
7. Peraturan Bupati Ngada nomor 12 tahun 2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas.

MEMUTUSKAN.

KESATU : MEMISAHKAN ALAT YANG BERSIH DAN ALAT YANG


KOTOR

KEDUA : Semua petugas kesehatan yang bertugas di Puskesmas waepana


berkewajiban memisahkan barang yang kotor dan yang Bersih.

KETIGA : Semua barang yang kotor wajib di Cuci sehingga layak untuk di
gunakan lagi.

KEEMPAT Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan


dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan
akan diadakan perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya
apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan
perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan
Di Waepana, pada tanggal Februari 2015
Kepala UPTD Puskesmas Waepana

Margareta Uang Kromen,Amd.Keb


NIP: 19690628 198903 2 005
PEMERINTAH KABUPATEN NGADA
DINAS KESEHATAN
KECAMATAN SOA
PUSKESMAS WAEPANA

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS WAEPANA


NOMOR : Ksr 032.1/11/WPN/ / 02 /2015

TENTANG
ALAT YANG MEMERLUKAN STERILISASI.

I. Menimbang : a. bahwa untuk mencegah terjadinya Infeksi Nosokomial dan


membantu proses penyembuhan pasien yang di rawat di
Puskesmas Waepana maka semua peralatan yang di gunakan
di Puskesmas Waepana harus di kelola secara baik maka
harus diatur Mekanisme pengelolaan alat yang perlu di
Sterilisasi.
b. bahwa Untuk maksud huruf a, alat yang memerlukan
Sterilisasi,diatur dalam surat Keputusan kepala Puskesmas
Waepana.

II. Mengingat : 1. Undang-Undang No.36 tahun 2009 Tentang Kesehatan


2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004
Tentang Praktik Kedokteran;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor:002/Menkes/SK/I/2009 tentang pedoman Pelayanan
Publik unit Pelaksanan Teknis di Lingkungan Depkes;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor :
1691/ Menkes/ Per/ VIII/2011 tentang keselamatan pasien
rumah sakit;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 75
Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor:432/MENKES/SK/IV/2007 Tentang Pedoman
Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)di Rumah
Sakit;
7. Peraturan Bupati Ngada nomor 12 tahun 2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas.

MEMUTUSKAN.

KESATU : ALAT YANG PERLU DI STERILISASI

KEDUA : Semua alat yang perlu di Sterisasi wajib di Sterilisasi Sebelum di gunakan
pada Pasien.

KETIGA : Prosedur Sterilisasi alat wajib megikuti Standart Operasional Prosedur


yang tersedia.

KEEMPAT : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan


ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan
perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya apabila dikemudian hari
terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan/perubahan sebagaimana
mestinya.

Ditetapkan
Di Waepana, pada tanggal Februari 2015
Kepala UPTD Puskesmas Waepana

Margareta Uang Kromen,Amd.Keb


NIP: 19690628 198903 2 005
PEMERINTAH KABUPATEN NGADA
DINAS KESEHATAN
KECAMATAN SOA
PUSKESMAS WAEPANA

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS WAEPANA


NOMOR : Ksr 032.1/11/WPN/ / 02 /2015

TENTANG

ALAT YANG MEMBUTUHKAN PERAWATAN LEBIH


LANJUT( TIDAK SIAP PAKAI )

I. Menimbang : .bahwa untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja di Puskesmas


Waepana dan membantu proses penyembuhan pasien yang di rawat
di Puskesmas Waepana maka semua peralatan yang di gunakan di
Puskesmas Waepana harus sudah dalam keadaan siap untuk di
gunakan,jika ada peralatan yang membutuhkan perawatan lebih lanjut
( tidak Siap Pakai) harus diatur mekanisme Pengelolaannya.
b. bahwa Untuk maksud huruf a, alat yang membutuhkan Perawatan
lebih lanjut ( Tidak Siap Pakai ) diatur dengan Surat Keputusan
Kepala Puskesmas Waepana.

II. Mengingat : Undang-Undang No.36 tahun 2009 Tentang Kesehatan


2..Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004
Tentang Praktik Kedokteran;
2.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor:002/Menkes/SK/I/2009 tentang pedoman Pelayanan Publik
unit Pelaksanan Teknis di Lingkungan Depkes;
3.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor : 1691/
Menkes/ Per/ VIII/2011 tentang keselamatan pasien rumah sakit;
4.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 75 Tahun
2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
Pengobatan.
5.Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor:432/MENKES/SK/IV/2007 Tentang Pedoman Manajemen
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)di Rumah Sakit;
6.Peraturan Bupati Ngada nomor 12 tahun 2010 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas.

MEMUTUSKAN

KESATU : ALAT YANG MEMBUTUHKAN PERAWATAN LEBIH


LANJUT( TIDAK SIAP PAKAI )

KEDUA : Semua peralatan yang membutuhkan perawatan lebih lanjut,wajib


dilakukan perbaikan atau perawatan sebelum di gunakan.

KETIGA : Kepala UPTD Puskesmas Waepana bertanggung Jawab terhadap perbaikan


atau Perawatan peralatan agar siap di gunakan dengan bekrjasam dengan
berbagai pihak untuk melakukan perbaikan atau perawatan.

KEEMPAT : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan


ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan
perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya apabila dikemudian hari
terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan/perubahan sebagaimana
mestinya.

Ditetapkan
Di Waepana, pada tanggal Februari 2015
Kepala UPTD Puskesmas Waepana

Margareta U.Kromen,Amd.Keb
NIP: 19690628 198903 2 005
PEMERINTAH KABUPATEN NGADA
DINAS KESEHATAN
KECAMATAN SOA
PUSKESMAS WAEPANA

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS WAEPANA


NOMOR : Ksr 032.1/11/WPN/ / 02 /2015

TENTANG
ALAT-ALAT YANG MEMBUTUHKAN PERSYARATAN
KHUSUS UNTUK PELETAKANNYA.

I. Menimbang : a. bahwa untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja di


Puskesmas Waepana dan mencegah terjadi kerusakan pada alat
maka perlu diatur mekanisme penempatan alat bagi alat-alat
yang membutuhkan persyaratan khusus untuk peletakannya.
b. bahwa Untuk maksud huruf a, alat-alat yang membutuhkan
persyaratan khusus untuk peletakannya.di atur dengan Surat
Keputusan Kepala Puskesmas Waepana

II. Mengingat : 1. Undang-Undang No.36 tahun 2009 Tentang Kesehatan


2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004
Tentang Praktik Kedokteran;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor:002/Menkes/SK/I/2009 tentang pedoman Pelayanan
Publik unit Pelaksanan Teknis di Lingkungan Depkes;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor :
1691/ Menkes/ Per/ VIII/2011 tentang keselamatan pasien
rumah sakit;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 75
Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor:432/MENKES/SK/IV/2007 Tentang Pedoman
Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)di Rumah
Sakit;
7. Peraturan Bupati Ngada nomor 12 tahun 2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas.

MEMUTUSKAN

KESATU : ALAT-ALAT YANG MEMBUTUHKAN


PERSYARATAN KHUSUS UNTUK PELETAKANNYA

KEDUA : Semua peralatan yang membutuhkan tempat peletakan khusus wajib di


tempatkan sesuai persyaratan yang telah di tentukan.

KETIGA : Kepal a Puskesmas berkewajiban untuk mengatur mekanisme penempatan


alat yang membutuhkan persyaratan khusus untuk peletakananya.

KEEMPAT : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan


dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan
diadakan perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan
perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan
Di Waepana pada tanggal, Februari 2015
Kepala UPTD Puskesmas Waepana

Margareta U. Kromen,Amd.Keb
NIP: 19690628 198903 2 005
PEMERINTAH KABUPATEN NGADA
DINAS KESEHATAN
KECAMATAN SOA
PUSKESMAS WAEPANA

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS WAEPANA


NOMOR : Ksr 032.1/11/WPN/ / 02 /2015

TENTANG

PETUGAS PEMANTAU FISIK LINGKUNGAN

I. Menimbang : a. bahwa untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja di


Puskesmas Waepana dan mencegah terjadi kerusakan
pada alat maka perlu diatur petugas pemantau
pemeliharaan peralatan.
b. bahwa Untuk maksud huruf a, Petugas Pemantau
pemeliharaan peralatan di atur dengan Surat Keputusan
Kepala Puskesmas Waepana.

II. Menimbang : 1. Undang-Undang No.36 tahun 2009 Tentang Kesehatan


2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun
2004 Tentang Praktik Kedokteran
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor:002/Menkes/SK/I/2009 tentang pedoman
Pelayanan Publik unit Pelaksanan Teknis di Lingkungan
Depkes;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor :
1691/ Menkes/ Per/ VIII/2011 tentang keselamatan pasien
rumah sakit;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor
75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor:432/MENKES/SK/IV/2007 Tentang Pedoman
Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)di
Rumah Sakit;
7. Peraturan Bupati Ngada nomor 12 tahun 2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas.

MEMUTUSKAN

KESATU : PETUGAS PEMANTAU FISIK LINGKUNGAN

KEDUA : Petugas Pemantau pemeliharaan fisik Puskesmas terlampir yang


merupakan bagian tak terpisahkan dari surat keputusan ini

KETIGA : Petugas Pemantau Pemeliharaan fisik Puskesmas bekerja sesuai


panduan pemantauan fisik lingkungan Puskesmas Waepana dan dalam
melaklsanakn tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala Puskesmas.

KEEMPAT : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan


dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan
akan diadakan perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya
apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan
perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan
Di Waepana pada tanggal, 13 Februari 2015
Kepala UPTD Puskesmas Waepana

Margareta U.Kromen,Amd.Keb
NIP: 19690628 198903 2 005
PEMERINTAH KABUPATEN NGADA
DINAS KESEHATAN
KECAMATAN SOA
PUSKESMAS WAEPANA

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS WAEPANA


NOMOR : Ksr 032.1/11/WPN/ / 02 /2015

TENTANG

BANTAUAN PERALATAN

I. Menimbang : a. bahwa untuk memenuhi kebutuhan peralatan di


puskesmas waepana dalam rangka membantu proses
perawatan dan penyembuhan pasien maka di butuhkan
bantuan peralatan Medis maupun non medis baik dari
pemerintah maupun para donatur.
b. bahwa Untuk maksud huruf a, bantuan peralatandi atur
dengan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Waepana.

II. Mengingat : 1. Undang-Undang No.36 tahun 2009 Tentang Kesehatan


2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun
2004 Tentang Praktik Kedokteran;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor:002/Menkes/SK/I/2009 tentang pedoman
Pelayanan Publik unit Pelaksanan Teknis di Lingkungan
Depkes;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor :
1691/ Menkes/ Per/ VIII/2011 tentang keselamatan pasien
rumah sakit;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 75
Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor:432/MENKES/SK/IV/2007 Tentang Pedoman
Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)di
Rumah Sakit;
7. Peraturan Bupati Ngada nomor 12 tahun 2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas

MEMUTUSKAN

KESATU : BANTUAN PERALATAN

KEDUA : Bantuan peralatan yang di terima wajib di masukan dalam buku barang
Puskesmas oleh Bendahara Barang Puskesmas Waepana.

KETIGA : Bendahara barang wajib membuat Kartu Inventaris barang khususnya


barang bantuan dan wajib membuat laporan ke Dinas Kesehatan.

KEEMPAT : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan


dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan
akan diadakan perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya
apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan
perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya

Ditetapkan
Di Waepana pada tanggal, Februari 2015
Kepala UPTD Puskesmas Waepana

Margareta Uang Kromen,Amd.Keb


NIP: 19690628 198903 2 005
PEMERINTAH KABUPATEN NGADA
DINAS KESEHATAN
KECAMATAN SOA
PUSKESMAS WAEPANA

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS WAEPANA


NOMOR : Ksr 032.1/11/WPN/ / 02 /2015

TENTANG

PENANGGUNG JAWAB PENGELOLAAN PERALATAN DAN KALIBRASI

I. Menimbang : a. bahwa untuk menjamin peralatan dipuskesmas tetap terawat


dan dapat di gunakan untuk memenuhi kebutuhan operasional
puskesmas baik untuk kegiatan perawatan pasien dan nkegiatan
lainnya maka perlu di tetapkan penanggung jawab pengelolaan
peralatan dan kalibrasi.
b. bahwa Untuk maksud huruf a, penanggung jawab pengelolaan
peralatan dan kalibrasi di tetapkan dengan surat keputusan
Kepala Puskesmas Waepana.

II.Mengingat : 1. Undang-Undang No.36 tahun 2009 Tentang Kesehatan


2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004
Tentang Praktik Kedokteran;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor:002/Menkes/SK/I/2009 tentang pedoman Pelayanan
Publik unit Pelaksanan Teknis di Lingkungan Depkes;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor :
1691/ Menkes/ Per/ VIII/2011 tentang keselamatan pasien
rumah sakit;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 75
Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor:432/MENKES/SK/IV/2007 Tentang Pedoman
Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)di Rumah
Sakit;
7. Peraturan Bupati Ngada nomor 12 tahun 2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas

MEMUTUSKAN

KESATU : PENANGGUNG JAWAB PENGELOLAAN PERALATAN


DAN KALIBRASI

KEDUA : Penanggung jawab Pengelolaan peralatan dan Kalibrasi di Puskesmas


Waepana adalah Bendahara Barang Puskesmas Waepana yang sudah
di tunjuk dengan Surat Keputusan Bupati Ngada.

KETIGA : Dalam melaksanakan Tugasnya Bendahara bertanggung jawab


terhadap Kepala UPTD Puskesmas Waepana.

KEEMPAT : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan


dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan
akan diadakan perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya
apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan
perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan
Di Waepana pada tanggal, Februari 2015
Kepala UPTD Puskesmas Waepana

Margareta U. Kromen,Amd.Keb
NIP: 19690628 198903 2 005
PEMERINTAH KABUPATEN NGADA
DINAS KESEHATAN
KECAMATAN SOA
PUSKESMAS WAEPANA

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS WAEPANA


NOMOR : Ksr 032.1/11/WPN/ / 02 /2015
TENTANG
KETERLIBATAN PETUGAS PEMBERI LAYANAN KLINIS
DALAM PENINGKATAN MUTU KLINIS

I. Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan mutu pelayanan klinis bagi


pasien yang di rawat di Puskesmas Waepana maka di
butuhkan .keterlibatan petugas Pemberi Layanan Klinis
dalam Peningkatan Mutu Klinis.
b. bahwa Untuk maksud huruf a, keterlibatan petugas
pemberi layanan klinis dalam peningkatan mutu klinis di
tetapkan dengan surat keputusan Kepala Puskesmas
Waepana.

II. Mengingat : 1. Undang-Undang No.36 tahun 2009 Tentang Kesehatan;


2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun
2004 Tentang Praktik Kedokteran;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor:002/Menkes/SK/I/2009 tentang pedoman
Pelayanan Publik unit Pelaksanan Teknis di Lingkungan
Depkes;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor :
1691/ Menkes/ Per/ VIII/2011 tentang keselamatan
pasien rumah sakit;
5. Peraturan Menteri kesehatan no:
HK.02.02/MENKES/140/2010 tentang ijin dan
penyelenggaraan Praktik Perawat
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor
75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
7. Keputusan menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor:189/Menkes/SK/III/2006 tentang Pedoman
Pengobatan
8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor:432/MENKES/SK/IV/2007 Tentang Pedoman
Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)di
Rumah Sakit;
9. Peraturan Bupati Ngada nomor 12 tahun 2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas.
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor :
1464/ MENKES/ Per/ X/ 2010 tentang izin dan praktik
bidan

MEMUTUSKAN

KESATU : KETERLIBATAN PETUGAS PEMBERI LAYANAN


KLINIS DALAM PENINGKATAN MUTU KLINIS

KEDUA : Semua Petugas layanan Klinik wajib meningkatkan mutu layanan


Klinik di Unit Pelayanannya masing-masing,dengan memenuhi
Kebutuhan pengguna layanan.

KETIGA : Dalam melaksanakan Tugasnya Petugas layanan klinik wajib


mentaati tata tertib dan kode etik profesi,serta kode Etik Petugas
Di Puskesmas Waepana.

KEEMPAT : Dalam melaksanakan tugasnya,semau petugas layanan klinik


bertanggung jawab kepada kepala Puskesmas Waepana.

KELIMA : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan


dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat
kekeliruan akan diadakan perbaikan/perubahan
sebagaimana mestinya apabila dikemudian hari terdapat
kekeliruan akan diadakan
perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan
Di Waepana pada tanggal, Februari 2015
Kepala UPTD Puskesmas Waepana

Margareta Uang Kromen,Amd.Keb


NIP: 19690628 198903 2 005
PEMERINTAH KABUPATEN NGADA
DINAS KESEHATAN
KECAMATAN SOA
PUSKESMAS WAEPANA

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS WAEPANA


NOMOR : Ksr 032.1/11/WPN/ / 02 /2015

TENTANG
KEWAJIBAN TENAGA KLINIS DALAM PENINGKATAN MUTU
KLINIS DAN KESELAMATAN PASIEN
I. Menimbang : a. bahwa pasien mempunyai hak untuk memperoleh pelayanan yang bermutu
dan aman;
b. bahwa dalam upaya huruh a di wajibkan tenaga klinis dalam meningkatkan
mutu pelayanan klinis dan keselamatan pasien di PUSKESMAS
WAEPANA perlu disusun kebijakan mutu dan keselamatan pasien;

II. Mengingat : 1. Undang-Undang No.36 tahun 2009 Tentang Kesehatan


2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 Tentang
Praktik Kedokteran;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor : 1691/ Menkes/
Per/ VIII/2011 tentang keselamatan pasien rumah sakit;
4. Peraturan Menteri kesehatan no: HK.02.02/MENKES/140/2010 tentang
ijin dan penyelenggaraan Praktik Perawat
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 75 Tahun 2014
Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
6. Keputusan menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor:189/Menkes/SK/III/2006 tentang Pedoman Pengobatan.
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor : 1464/
MENKES/ Per/ X/ 2010 tentang izin dan praktik bidan.
8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1457/MENKES/SK/X/2003 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan di Kabupaten/Kota;
9. Peraturan Bupati Ngada nomor 12 tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas

MEMUTUSKAN

KESATU : KEWAJIBAN TENAGA KLINIS DALAM PENINGKATAN MUTU


KLINIS DAN KESELAMATAN PASIEN

KEDUA : Dalam melaksanakan Tugasnya Petugas layanan klinik wajib mentaati tata tertib dan
kode etik profesi,serta kode Etik Petugas Di Puskesmas Waepana.

KETIGA : Kebijakan Mutu dan keselamatan Pasien diPuskesmas Waepana sebagaimana


tercantum dalam lampiran keputusan ini merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari lampiran keputusan ini.

KEEMPAT : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan


dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan
perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya apabila dikemudian hari terdapat
kekeliruan akan diadakan
perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan
Di Waepana pada tanggal, Februari 2015
Kepala UPTD Puskesmas Waepana

Margareta U. Kromen,Amd.Keb
NIP: 19690628 198903 2 005
KEBIJAKAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN PUSKESMAS WAEPANA

1. Kepala Puskesmas dan seluruh penanggung jawab Usaha Kesehatan Perorangan (UKP)
dan penanggung jawab Usaha Kesehatan Masyarakat( UKM )wajib berpartisipasi dalam
program mutu dan keselamatan pasien mulai dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring
dan evaluasi.
2. Para pimpinan wajib melakukan kolaborasi dalam pelaksanaan Program mutu dan
keselamatan pasien yang diselenggarakan di seluruh jajaran puskesmas.
3. Perencanaan mutu disusun oleh seluruh jajaran Puskesmas Waepana
4. dengan pendekatan multidisiplin, dan dikoordinasikan oleh Wakil Manajemen Mutu.
5. Perencanaan mutu berisi paling tidak:
a. Area prioritas berdasarkan data dan informasi, baik dari hasil monitoring dan
evaluasi indikator, maupun keluhan pasien/keluarga/staf dengan
mempertimbangan kekritisan, risiko tinggi dan kecenderungan terjadinya
masalah.
b. Salah satu area prioritas adalah sasaran keselamatan pasien
c. Kegiatan-kegiatan pengukuran dan pengendalian mutu dan keselamatan pasien
yang terkoordinasi dari semua unit kerja dan unit pelayanan.
d. Pengukuran mutu dan keselamatan pasien dilakukan dengan pemilihan indikator,
pengumpulan data, untuk kemudian dianalisis dan ditindak lanjuti dalam upaya
peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
e. Indikator meliputi indikator manajerial, indikator kinerja UKM, dan indikator
klinis, yang meliputi indikator struktur, proses, dan outcome.
f. Upaya-upaya perbaikan mutu dan keselamatan pasien melalui standarisasi,
perancangan sistem, rancang ulang sistem untuk peningkatan mutu dan
keselamatan pasien.
g. Penerapan manajemen risiko pada semua lini pelayanan baik pelayanan klinis
maupun penyelenggaraan UKM.
h. Manajemen risiko klinis untuk mencegah terjadinya kejadian sentinel, kejadian
tidak diharapkan, kejadian nyaris cedera, dan keadaan potensial cedera.
i. Program dan Kegiatan-kegiatan peningkatan mutu pelayanan klinis dan
keselamatan pasien, termasuk di dalamnya program peningkatan mutu
laboratorium dan program peningkatan mutu pelayanan obat.
j. Program pelatihan yang terkait dengan peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
k. Rencana pertemuan sosialisasi dan koordinasi untuk menyampaikan
permasalahan, tindak lanjut, dan kemajuan tindak lanjut yang dilakukan.
l. Rencana monitoring dan evaluasi program mutu dan keselamatan pasien.

6. Perancangan sistem/proses pelayanan memperhatikan butir-butir di bawah ini:


a. Konsisten dengan visi, misi, tujuan dan tata nilai Puskesmas, dan perencanaan
Puskesmas,
b. Memenuhi kebutuhan pasien, keluarga, dan staf,
c. Menggunakan pedoman penyelenggaraan UKM, pedoman praktik klinis, standar
pelayanan klinis, kepustakaan ilmiah dan berbagai panduan dari profesi maupun
panduan dari Kementerian Kesehatan,
d. Sesuai dengan praktik bisnis yang sehat,
e. Mempertimbangkan informasi dari manajemen risiko,
f. Dibangun sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan yang ada di Puskesmas,
g. Dibangun berbasis praktik klinis yang baik,
h. Menggunakan informasi dari kegiatan peningkatan yang terkait,
i. Mengintegrasikan serta menggabungkan berbagai proses dan sistem pelayanan.
7. Seluruh kegiatan mutu dan keselamatan pasien harus didokumentasikan.
8. Wakil manajemen mutu wajib melaporkan kegiatan peningkatan mutu dan keselamatan
pasien kepada Kepala Puskesmas tiap tribulan.
9. Berdasarkan pertimbangan hasil keluhan pasien/keluarga dan staf, serta
mempertimbangkan kekritisan, risiko tinggi, dan potensial bermasalah, maka area
prioritas yang perlu mendapat perhatian dalam peningkatan mutu dan keselamatan pasien
adalah:
a. Pencapaian 6 sasaran keselamatan pasien yang meliputi:
1. Ketepatann identifikasi Pasien
2. Peningkatan Komunikasi yang efektif.
3. Peningkatan keamanan obat yang perlu di waspadai.
4. Kepastaian tepat lokasi,Tepat prosedur,tepat pasien operasi
5. Pengurangan resiko Infeksi terkait pelayanan kesehatan dan;
6. Pengurangan risiko pasien jatuh.
b. Pelayanan rawat jalan
c. Pelayanan Farmasi
d. Pelayanan Gawat Darurat
PEMERINTAH KABUPATEN NGADA
DINAS KESEHATAN
KECAMATAN SOA
PUSKESMAS WAEPANA

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS WAEPANA


NOMOR : Ksr 032.1/11/WPN/ / 02 /2015

TENTANG
KEWAJIBAN MELAKUKAN IDENTIFIKASI,DOKUMENTASI DAN PELAPORAN
KASUS KEJADIAN TIDAK DIINGIKAN,KEJADIAN POTENSIAL CEDERA
MAUPUN KEJADIAN NYARIS CEDERA

I. Menimbang : a. bahwa pasien mempunyai hak untuk memperoleh pelayanan yang


bermutu dan aman;
b. bahwa dalam upaya huruh a di wajibkan tenaga klinis melakukan
identifikasi,Dokumentasi dan pelaporan kasus Kejadian Tidak
Didinginkan(KTD),Kejadian Potensial Cedera(KPC),dan Kejadian Nyaris
Cedera(KNC) pasien di PUSKESMAS WAEPANA perlu di tetapkan
dengan surat Keputusan kepala UPTD Puskesmas Waepana.

II. Mengingat : 1. Undang-Undang No.36 tahun 2009 Tentang Kesehatan


2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 Tentang
Praktik Kedokteran;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor : 1691/ Menkes/
Per/ VIII/2011 tentang keselamatan pasien rumah sakit;
4. Peraturan Menteri kesehatan no: HK.02.02/MENKES/140/2010 tentang
ijin dan penyelenggaraan Praktik Perawat
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 75 Tahun 2014
Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
6. Keputusan menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor:189/Menkes/SK/III/2006 tentang Pedoman Pengobatan
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor : 1464/
MENKES/ Per/ X/ 2010 tentang izin dan praktik bidan.
8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1457/MENKES/SK/X/2003 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan di Kabupaten/Kota;
MEMUTUSKAN

KESATU : KEWAJIBAN MELAKUKAN IDENTIFIKASI,DOKUMENTASI DAN


PELAPORAN KASUS KEJADIAN TIDAK DIINGIKAN,KEJADIAN
POTENSIAL CEDERA MAUPUN KEJADIAN NYARIS CEDERA.

KEDUA : Identifikasi,Dokumentasi dan pelaporan wajib dilakukan 1x24 jam,terutam untuk


kasus-kasus yang mengancam keselamatan jiwa pasien

KETIGA : Pelaporan insiden keselamatan pasien yang selanjutnya disebut pelaporan


insiden adalah suatu sistem untuk mendokumentasikan laporan insiden
keselamatan pasien, analisis dan solusi untuk pembelajaran.

KEEMPAT : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan


dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan
perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya apabila dikemudian hari terdapat
kekeliruan akan diadakan perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya

Ditetapkan
Di Waepana pada tanggal, Februari 2015
Kepala UPTD Puskesmas Waepana

Margareta U. Kromen,Amd.Keb
NIP: 19690628 198903 2 005
PEMERINTAH KABUPATEN NGADA
DINAS KESEHATAN
KECAMATAN SOA
PUSKESMAS WAEPANA

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS WAEPANA


NOMOR : Ksr 032.1/11/WPN/ / 02 /2015
TENTANG
PENANGANAN KEJADIAN TIDAK DIIGINKAN,KEJADAIAN POTENSIAL CEDERA
DAN KEJADIAN NYARIS CEDERA

I.Menimbang : a. bahwa pasien mempunyai hak untuk memperoleh pelayanan yang


bermutu dan aman;
b. bahwa dalam upaya huruh a di wajibkan tenaga klinis melakukan
penanganan kasus Kejadian Tidak Didinginkan(KTD),Kejadian
Potensial Cedera(KPC),dan Kejadian Nyaris Cedera(KNC) pasien di
PUSKESMAS WAEPANA perlu di tetapkan dengan surat Keputusan
kepala UPTD Puskesmas Waepana.

II. Mengingat : 1. Undang-Undang No.36 tahun 2009 Tentang Kesehatan


2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 Tentang
Praktik Kedokteran;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor : 1691/
Menkes/ Per/ VIII/2011 tentang keselamatan pasien rumah sakit;
4. Peraturan Menteri kesehatan no: HK.02.02/MENKES/140/2010
tentang ijin dan penyelenggaraan Praktik Perawat
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 75 Tahun
2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
6. Keputusan menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor:189/Menkes/SK/III/2006 tentang Pedoman Pengobatan.
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor : 1464/
MENKES/ Per/ X/ 2010 tentang izin dan praktik bidan.
8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1457/MENKES/SK/X/2003 tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;
9. Peraturan Bupati Ngada nomor 12 tahun 2010 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas.

MEMUTUSKAN

KESATU : PENANGANAN KEJADIAN TIDAK DIIGINKAN,KEJADAIAN


POTENSIAL CEDERA DAN KEJADIAN NYARIS CEDERA

KEDUA : Penanggung jawab layanan klinik melakukan analisis dan memberikan


rekomendasi serta solusi atas insiden yang dilaporkan
KETIGA : Unit pelayanan klinik melakukan penanganan sesuai rekomendasi
penanggung jawab layanan klinik.

KEEMPAT : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan


dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan
diadakan perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya apabila dikemudian
hari terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan/perubahan sebagaimana
mestinya.

Ditetapkan
Di Waepana pada tanggal, Februari 2015
Kepala UPTD Puskesmas Waepana

Margareta U. Kromen,Amd.Keb
NIP: 19690628 198903 2 005
PEMERINTAH KABUPATEN NGADA
DINAS KESEHATAN
KECAMATAN SOA
PUSKESMAS WAEPANA

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS WAEPANA


NOMOR : Ksr 032.1/11/WPN/ / 02 /2015

TENTANG
PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KLINIS

I. Menimbang : a. bahwa pasien mempunyai hak untuk memperoleh pelayanan yang


bermutu dan aman;
b. bahwa dalam upaya huruh a di wajibkan Penerapan Manajemen
Resiko Klinis,dalam pelayanan pasien di unit pelayanan klinis di
tetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Waepana

II. Mengingat : 1. Undang-Undang No.36 tahun 2009 Tentang Kesehatan


2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 Tentang
Praktik Kedokteran;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor : 1691/
Menkes/ Per/ VIII/2011 tentang keselamatan pasien rumah sakit;
4. Peraturan Menteri kesehatan no: HK.02.02/MENKES/140/2010
tentang ijin dan penyelenggaraan Praktik Perawat
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 75 Tahun
2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
6. Keputusan menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor:189/Menkes/SK/III/2006 tentang Pedoman Pengobatan.
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor : 1464/
MENKES/ Per/ X/ 2010 tentang izin dan praktik bidan.
8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1457/MENKES/SK/X/2003 tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;
MEMUTUSKAN

KESATU : PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KLINIS


KEDUA : Memberi pelayanan sesuai bukti sahih terkini yang cocok dengan
kondisi pasien, keluarga dan masyarakatnya;.

KETIGA : Menyediakan fasilitas pelayanan sesuai dengan kebutuhan standar


pelayanan;
Meningkatkan mawas diri untuk mengembangkan pengetahuan
dan ketrampilan professional sesuai dengan kebutuhan pasien dan
lingkungan.

KEEMPAT : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan


dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan
diadakan perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan
perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan
Di Waepana pada tanggal, Februari 2015
Kepala UPTD Puskesmas Waepana

Margareta U. Kromen,Amd.Keb
NIP: 19690628 198903 2 005
PEMERINTAH KABUPATEN NGADA
DINAS KESEHATAN
KECAMATAN SOA
PUSKESMAS WAEPANA

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS WAEPANA


NOMOR : Ksr 032.1/11/WPN/ / 02 /2015
TENTANG
EVALUASI DAN PERBAIKAN PERILAKU PELAYANAN KLINIS

I. Menimbang : a. bahwa pasien mempunyai hak untuk memperoleh pelayanan yang


bermutu dan aman;
b. bahwa dalam upaya huruh a evaluasi dan perbaikan Perilaku
pelayanan Klinis di unit pelayanan klinis di tetapkan dengan Surat
Keputusan Kepala Puskesmas Waepana

II. Mengingat : 1. Undang-Undang No.36 tahun 2009 Tentang Kesehatan


2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004
Tentang Praktik Kedokteran;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor : 1691/
Menkes/ Per/ VIII/2011 tentang keselamatan pasien rumah sakit;
4. Peraturan Menteri kesehatan o:HK.02.02/MENKES/140/2010
tentang ijin dan penyelenggaraan Praktik Perawat
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 75 Tahun
2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
6. Keputusan menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor:189/Menkes/SK/III/2006 tentang Pedoman Pengobatan.
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor : 1464/
MENKES/ Per/ X/ 2010 tentang izin dan praktik bidan.
8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1457/MENKES/SK/X/2003 tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;
MEMUTUSKAN

KESATU : EVALUASI DAN PERBAIKAN PERILAKU PELAYANAN KLINIS

KEDUA : Semau Petugas layanan Klinis wajib mentatai kode Etik Profesi dalam
memberikan pelayanan kepada pasien

KETIGA : Semua Petugas Puskesmas Wajib mentaati Etika Profesi Petugas di


Puskesmas Waepana yang terlampir dalam Surat Keputusan ini.

KEEMPAT : Melakukan perbaikan Etika Pelayanan setiap saat dan terus belajar
untuk meningkatkan kwalitas pelayanan.

KELIMA : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan


dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan
diadakan perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan
perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan
Di Waepana pada tanggal, Februari 2015
Kepala UPTD Puskesmas Waepana

Margareta U. Kromen,Amd.Keb
NIP: 19690628 198903 2 005
PEMERINTAH KABUPATEN NGADA
DINAS KESEHATAN
KECAMATAN SOA
PUSKESMAS WAEPANA

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS WAEPANA


NOMOR : Ksr 032.1/11/WPN/ / 02 /2015

TENTANG
PENYUSUNAN INDIKATOR KLINIS DAN INDIKATOR PERILAKU
PEMBERI LAYANAN KLINIS

I. Menimbang : a. bahwa pasien mempunyai hak untuk memperoleh pelayanan yang


bermutu dan aman, dan untuk peningkatan mutu layanan klinis;
b. bahwa dalam upaya huruh a di wajibkan dilakukan Penyusunan
indikator Klinis dan indikator Perilaku pemberi layanan Klinis.

II. Mengingat : 1. Undang-Undang No.36 tahun 2009 Tentang Kesehatan


2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 Tentang
Praktik Kedokteran;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor : 1691/
Menkes/ Per/ VIII/2011 tentang keselamatan pasien rumah sakit;
4. Peraturan Menteri kesehatan no: HK.02.02/MENKES/140/2010
tentang ijin dan penyelenggaraan Praktik Perawat
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 75 Tahun
2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
6. Keputusan menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor:189/Menkes/SK/III/2006 tentang Pedoman Pengobatan.
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor : 1464/
MENKES/ Per/ X/ 2010 tentang izin dan praktik bidan
8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1457/MENKES/SK/X/2003 tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;
MEMUTUSKAN

KESATU : PENYUSUNAN INDIKATOR KLINIS DAN INDIKATOR


PERILAKU PEMBERI LAYANAN KLINIS
.

KEDUA : Indikator layanan Klinis Wajib di taati Petugas Pemberi layanan Klinis.

KETIGA : Petugas Pemberi layanan klinis Wajib mentaati etika Petugas Di puskesmas
Waepana,dalam memberikan layanan Kilnis.

KEEMPAT : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan


dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan
diadakan perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan
perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan
Di Waepana pada tanggal, Februari 2015
Kepala UPTD Puskesmas Waepana

Margareta U. Kromen,Amd.Keb
NIP: 19690628 198903 2 005
PEMERINTAH KABUPATEN NGADA
DINAS KESEHATAN
KECAMATAN SOA
PUSKESMAS WAEPANA

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS WAEPANA


NOMOR : Ksr 032.1/11/WPN/ / 02 /2015

TENTANG
BUDAYA MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN DALAM PELAYANAN
KLINIS DI PUSKESMAS

III. Menimbang : c. bahwa pasien mempunyai hak untuk memperoleh pelayanan yang
bermutu dan aman;
d. bahwa dalam upaya huruh a di wajibkan tenaga klinis memperhaitkan
Budaya Mutu dan Keselamatan pasien dalam pelayanan Klinis di
Puskesmas Waepana.

IV. Mengingat : 9. Undang-Undang No.36 tahun 2009 Tentang Kesehatan


10. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun
2004 Tentang Praktik Kedokteran;
11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
nomor : 1691/ Menkes/ Per/ VIII/2011 tentang keselamatan pasien
rumah sakit;
12. Peraturan Menteri kesehatan no:
HK.02.02/MENKES/140/2010 tentang ijin dan
penyelenggaraan Praktik Perawat
13. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
14. Keputusan menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor:189/Menkes/SK/III/2006 tentang Pedoman Pengobatan.
15. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
nomor : 1464/ MENKES/ Per/ X/ 2010 tentang izin dan praktik bidan
16. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1457/MENKES/SK/X/2003 tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;
MEMUTUSKAN

KESATU : BUDAYA MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN DALAM


PELAYANAN KLINIS DI PUSKESMAS.

KEDUA : Dalam melaksanakan Tugasnya Petugas layanan klinis wajib menerapkan


Budaya Mutu dan Keselamatan Pasien.

KETIGA : Puskesmas Wajib menyusun Prosedur Pelayanan Kinis u ntuk menigkatklan


mutu layanan dan Keselamatan pasien.

KEEMPAT : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan


dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan
diadakan perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan
perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan
Di Waepana pada tanggal, Februari 2015
Kepala UPTD Puskesmas Waepana

Margareta U. Kromen,Amd.Keb
NIP: 19690628 198903 2 005
PEMERINTAH KABUPATEN NGADA
DINAS KESEHATAN
KECAMATAN SOA
PUSKESMAS WAEPANA

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS WAEPANA


NOMOR : Ksr 032.1/11/WPN/ / 02 /2015

TENTANG
STANDART LAYANAN KLINIS
V. Menimbang : a.bahwa pasien mempunyai hak untuk memperoleh pelayanan yang
bermutu dan aman, dan untuk peningkatan mutu layanan klinis;
b. bahwa dalam upaya huruh a di wajibkan dilakukan Penyusunan
indikator Klinis dan indikator Perilaku pemberi layanan Klinis.

VI. Mengingat : 1.Undang-Undang No.36 tahun 2009 Tentang Kesehatan


2.Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004
Tentang Praktik Kedokteran;
3.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor : 1691/
Menkes/ Per/ VIII/2011 tentang keselamatan pasien rumah sakit;
4.Peraturan Menteri kesehatan no: HK.02.02/MENKES/140/2010
tentang ijin dan penyelenggaraan Praktik Perawat;
5.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 75 Tahun
2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
6.Keputusan menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor:189/Menkes/SK/III/2006 tentang Pedoman Pengobatan.
7.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor : 1464/
MENKES/ Per/ X/ 2010 tentang izin dan praktik bidan
8.Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1457/MENKES/SK/X/2003 tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;
MEMUTUSKAN

KESATU : STANDART LAYANAN KLINIS

KEDUA : Standart Layanan Klinis merupakan Standart yang Wajib di taati Petugas
Pemberi layanan untuk Meningkatakan Mutu layanan Klinis.

KETIGA : Petugas Pemberi layanan klinis Wajib memberikan layanan yang Bermutu bagi
Pasien.

KEEMPAT : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan


dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan
diadakan perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan
perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan
Di Waepana pada tanggal, 13 Februari 2015
Kepala UPTD Puskesmas Waepana

Margareta U. Kromen,Amd.Keb
NIP: 19690628 198903 2 005
PEMERINTAH KABUPATEN NGADA
DINAS KESEHATAN
KECAMATAN SOA
PUSKESMAS WAEPANA

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS WAEPANA


NOMOR : Ksr 032.1/11/WPN/ / 02 /2015

TENTANG
PENETAPAN DOKUMEN EKSTERNAL YANG MENJADI ACUAN
DALAM PENYUSUNAN STANDART PELAYANAN KLINIS
I. Menimbang : a.bahwa pasien mempunyai hak untuk memperoleh pelayanan yang
bermutu dan aman, dan untuk peningkatan mutu layanan klinis;
b. bahwa dalam upaya huruh a Penetapan dokumen eksternal yang
menjadi Acuan dalam Penyusunan Standart pelayanan klinis di
Tetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Waepana.

II. Mengingat : 1.Undang-Undang No.36 tahun 2009 Tentang Kesehatan


2.Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004
Tentang Praktik Kedokteran;
3.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor : 1691/
Menkes/ Per/ VIII/2011 tentang keselamatan pasien rumah sakit;
4.Peraturan Menteri kesehatan no: HK.02.02/MENKES/140/2010
tentang ijin dan penyelenggaraan Praktik Perawat;
5.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 75 Tahun
2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
6.Keputusan menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor:189/Menkes/SK/III/2006 tentang Pedoman Pengobatan.
7.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor : 1464/
MENKES/ Per/ X/ 2010 tentang izin dan praktik bidan
8.Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1457/MENKES/SK/X/2003 tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;
MEMUTUSKAN

KESATU : PENETAPAN DOKUMEN EKSTERNAL YANG MENJADI


ACUAN DALAM PENYUSUNAN STANDART PELAYANAN
KLINIS.

KEDUA : Dokumen Eksternal Yang Menjadi Acuan dalam penyusunan Standart


Pelayanan Kinis,berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
dan aturan-aturan lain yang Resmki.

KETIGA : Dokumen Eksternal yang menjadi Acuan harus tersedia di Puskesmas Waepana.

KEEMPAT : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan


dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan
diadakan perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan
perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan
Di Waepana pada tanggal, 13 Februari 2015
Kepala UPTD Puskesmas Waepana

Margareta U. Kromen,Amd.Keb
NIP: 19690628 198903 2 005
PEMERINTAH KABUPATEN NGADA
DINAS KESEHATAN
KECAMATAN SOA
PUSKESMAS WAEPANA

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS WAEPANA


NOMOR : Ksr 032.1/11/WPN/ / 02 /2015

TENTANG

INDIKATOR MUTU LAYANAN KLINIS

I. Menimbang : a.bahwa pasien mempunyai hak untuk memperoleh pelayanan yang


bermutu dan aman, dan untuk peningkatan mutu layanan klinis;
b. bahwa dalam upaya huruh a Indikator Mutu Layanan Klinik di
Tetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Waepana.

II. Mengingat : 1.Undang-Undang No.36 tahun 2009 Tentang Kesehatan


2.Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004
Tentang Praktik Kedokteran;
3.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor : 1691/
Menkes/ Per/ VIII/2011 tentang keselamatan pasien rumah sakit;
4.Peraturan Menteri kesehatan no: HK.02.02/MENKES/140/2010
tentang ijin dan penyelenggaraan Praktik Perawat;
5.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 75 Tahun
2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
6.Keputusan menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor:189/Menkes/SK/III/2006 tentang Pedoman Pengobatan.
7.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor : 1464/
MENKES/ Per/ X/ 2010 tentang izin dan praktik bidan
8.Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1457/MENKES/SK/X/2003 tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;
MEMUTUSKAN

KESATU : INDIKATOR MUTU LAYANAN KLINIS

KEDUA : Indikator Mutu Layanan Klinis Di tetapkan berdasarkan kesepakatan bersama


semua Staf Puskesmas Waepana.

KETIGA : Indikator Mutu layanan Kinis yang di susun terlampir dalam Lampiran yang tak
terpisahkan dari Keputusan Ini.

KEEMPAT : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan


dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan
diadakan perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan
perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan
Di Waepana pada tanggal, 13 Februari 2015
Kepala UPTD Puskesmas Waepana

Margareta U. Kromen,Amd.Keb
NIP: 19690628 198903 2 005
PEMERINTAH KABUPATEN NGADA
DINAS KESEHATAN
KECAMATAN SOA
PUSKESMAS WAEPANA

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS WAEPANA


NOMOR : Ksr 032.1/11/WPN/ / 02 /2015

TENTANG

SASARAN-SASARAN KESELAMATAN PASIEN


I. Menimbang : a.bahwa pasien mempunyai hak untuk memperoleh pelayanan yang
bermutu dan aman, dan untuk peningkatan mutu layanan klinis;
b. bahwa dalam upaya huruh a di tetapkan sasaran-sasaran
keselamatan pasien di Puskesmas Waepana di tetapkan dengan Surat
Keputusan Kepala Puskesmas Waepana.

II. Mengingat : 1.Undang-Undang No.36 tahun 2009 Tentang Kesehatan


2.Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004
Tentang Praktik Kedokteran;
3.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor : 1691/
Menkes/ Per/ VIII/2011 tentang keselamatan pasien rumah sakit;
4.Peraturan Menteri kesehatan no: HK.02.02/MENKES/140/2010
tentang ijin dan penyelenggaraan Praktik Perawat;
5.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 75 Tahun
2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
6.Keputusan menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor:189/Menkes/SK/III/2006 tentang Pedoman Pengobatan.
7.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor : 1464/
MENKES/ Per/ X/ 2010 tentang izin dan praktik bidan
8.Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1457/MENKES/SK/X/2003 tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;
MEMUTUSKAN

KESATU : SASARAN-SASARAN KESELAMATAN PASIEN

KEDUA : Sasaran Keselamatan pasien di Puskesmas Waepana di Tetapkan berdasarkan


indikator Mutu layanan Klinis Di Puskesmas Waepana.

KETIGA : Sasaran Keselamata Pasien terlampir dalam Lampiran yang tak terpisahkan dari
Keputusan Ini.

KEEMPAT : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan


dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan
diadakan perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan
perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan
Di Waepana pada tanggal, 13 Februari 2015
Kepala UPTD Puskesmas Waepana

Margareta U. Kromen,Amd.Keb
NIP: 19690628 198903 2 005
PEMERINTAH KABUPATEN NGADA
DINAS KESEHATAN
KECAMATAN SOA
PUSKESMAS WAEPANA

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS WAEPANA


NOMOR : Ksr 032.1/11/WPN/ / 02 /2015

TENTANG

SEMUA PIHAK YANG TERLIBAT DALAM UPAYA PENINGKATAN


MUTU PELAYANAN KLINIS DAN KESELAMAT PASIEN
I. Menimbang : a.bahwa pasien mempunyai hak untuk memperoleh pelayanan yang
bermutu dan aman, dan untuk peningkatan mutu layanan klinis;
b. bahwa dalam upaya huruh a di tetapkan semua pihak yang terlibat
dalam upaya peningkatan mutu pelayanan Klinis dan keselamatan
pasien di Puskesmas Waepana di tetapkan dengan Surat Keputusan
Kepala Puskesmas Waepana.

II. Mengingat : 1.Undang-Undang No.36 tahun 2009 Tentang Kesehatan


2.Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004
Tentang Praktik Kedokteran;
3.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor : 1691/
Menkes/ Per/ VIII/2011 tentang keselamatan pasien rumah sakit;
4.Peraturan Menteri kesehatan no: HK.02.02/MENKES/140/2010
tentang ijin dan penyelenggaraan Praktik Perawat;
5.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 75 Tahun
2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
6.Keputusan menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor:189/Menkes/SK/III/2006 tentang Pedoman Pengobatan.
7.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor : 1464/
MENKES/ Per/ X/ 2010 tentang izin dan praktik bidan
8.Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1457/MENKES/SK/X/2003 tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;
MEMUTUSKAN

KESATU : SEMUA PIHAK YANG TERLIBAT DALAM UPAYA


PENINGKATAN MUTU PELAYANAN KLINIS DAN
KESELAMATAN PASIEN

KEDUA : Semua Petugas yang memberikan pelayanan Klinik bertanggung Jawab dalam
upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Klinis dan Keselamatan Pasien.

KETIGA : Semua Petugas Pemberi layanan klinik Wajib Memiliki Uraian tugas.

KEEMPAT : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan


dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan
diadakan perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan
perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan
Di Waepana pada tanggal, 13 Februari 2015
Kepala UPTD Puskesmas Waepana

Margareta U. Kromen,Amd.Keb
NIP: 19690628 198903 2 005
PEMERINTAH KABUPATEN NGADA
DINAS KESEHATAN
KECAMATAN SOA
PUSKESMAS WAEPANA

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS WAEPANA


NOMOR : Ksr 032.1/11/WPN/ / 02 /2015

TENTANG

PEMBENTUKAN TIM PENINGKATAN MUTU


LAYANAN KLINIS

I. Menimbang : a.bahwa pasien mempunyai hak untuk memperoleh pelayanan yang


bermutu dan aman, dan untuk peningkatan mutu layanan klinis;
b. bahwa dalam upaya huruh a di tetapkan Pembentukan Tim
Peningkatan mutu layanan Klinis Puskesmas Waepana di tetapkan
dengan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Waepana.

II. Mengingat : 1.Undang-Undang No.36 tahun 2009 Tentang Kesehatan


2.Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004
Tentang Praktik Kedokteran;
3.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor : 1691/
Menkes/ Per/ VIII/2011 tentang keselamatan pasien rumah sakit;
4.Peraturan Menteri kesehatan no: HK.02.02/MENKES/140/2010
tentang ijin dan penyelenggaraan Praktik Perawat;
5.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 75 Tahun
2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
6.Keputusan menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor:189/Menkes/SK/III/2006 tentang Pedoman Pengobatan.
7.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor : 1464/
MENKES/ Per/ X/ 2010 tentang izin dan praktik bidan
8.Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1457/MENKES/SK/X/2003 tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;
MEMUTUSKAN

KESATU : PEMBENTUKAN TIM PENINGKATAN MUTU


LAYANAN KLINIS

KEDUA : TIM Peningkatan mutu layanan Klinis Bekerja untuk meningkatkan Mutu
layanan Klinis di Puskesmas Waepana.

KETIGA : Susunan TIM terlampir dalam surat keputusan ini.

KEEMPAT : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan


dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan
diadakan perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan
perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan
Di Waepana pada tanggal, 13 Februari 2015
Kepala UPTD Puskesmas Waepana

Margareta U. Kromen,Amd.Keb
NIP: 19690628 198903 2 005
PEMERINTAH KABUPATEN NGADA
DINAS KESEHATAN
KECAMATAN SOA
PUSKESMAS WAEPANA

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS WAEPANA


NOMOR : Ksr 032.1/11/WPN/ / 02 /2015

TENTANG
PENYAMPAIAN INFORMASI HASIL PENINGKATAN MUTU
LAYANAN KLINIS DAN KESELAMATAN PASIEN

I. Menimbang : a.bahwa pasien mempunyai hak untuk memperoleh pelayanan yang


bermutu dan aman, dan untuk peningkatan mutu layanan klinis;
b. bahwa dalam upaya huruh a di tetapkan penyampaian informasi
hasil peningkatan mutu layanan klinis dan keselamatan pasien di
tetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Waepana.

II. Mengingat : 1.Undang-Undang No.36 tahun 2009 Tentang Kesehatan


2.Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004
Tentang Praktik Kedokteran;
3.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor : 1691/
Menkes/ Per/ VIII/2011 tentang keselamatan pasien rumah sakit;
4.Peraturan Menteri kesehatan no: HK.02.02/MENKES/140/2010
tentang ijin dan penyelenggaraan Praktik Perawat;
5.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 75 Tahun
2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
6.Keputusan menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor:189/Menkes/SK/III/2006 tentang Pedoman Pengobatan.
7.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor : 1464/
MENKES/ Per/ X/ 2010 tentang izin dan praktik bidan
8.Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1457/MENKES/SK/X/2003 tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;
MEMUTUSKAN

KESATU : PENYAMPAIAN INFORMASI HASIL PENINGKATAN


MUTU LAYANAN KLINIS DAN KESELAMATAN PASIEN

KEDUA : Semua petugas Pelayanan klinis wajib menyampaikan informasi tentang hasil
peningkatan layanan klinis dan keselamatan ;pasien di puskesmas Waepana
kepada pasien dan Keluarga.

KETIGA : Petugas yang titunjuk terlampir dalam surat keputusan ini.

KEEMPAT : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan


dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan
diadakan perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan
perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan
Di Waepana pada tanggal, 13 Februari 2015
Kepala UPTD Puskesmas Waepana

Margareta U. Kromen,Amd.Keb
NIP: 19690628 198903 2 005
PEMERINTAH KABUPATEN NGADA
DINAS KESEHATAN
KECAMATAN SOA
PUSKESMAS WAEPANA

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS WAEPANA


NOMOR : Ksr 032.1/11/WPN/ / 02 /2015

TENTANG

PETUGAS YANG BERKEWAJIBAN MELAKUKAN PEMANTAUAN


PELAKSANAAN KEGIATAN

I. Menimbang : a.bahwa pasien mempunyai hak untuk memperoleh pelayanan yang


bermutu dan aman, dan untuk peningkatan mutu layanan klinis;
b. bahwa dalam upaya huruh a di tetapkan petugas yang berkewajiban
melakukan pemantauan pelaksanaan kegiatan di tetapkan dengan Surat
Keputusan Kepala Puskesmas Waepana.

II. Mengingat : 1.Undang-Undang No.36 tahun 2009 Tentang Kesehatan


2.Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004
Tentang Praktik Kedokteran;
3.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor : 1691/
Menkes/ Per/ VIII/2011 tentang keselamatan pasien rumah sakit;
4.Peraturan Menteri kesehatan no: HK.02.02/MENKES/140/2010
tentang ijin dan penyelenggaraan Praktik Perawat;
5.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 75 Tahun
2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
6.Keputusan menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor:189/Menkes/SK/III/2006 tentang Pedoman Pengobatan.
7.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor : 1464/
MENKES/ Per/ X/ 2010 tentang izin dan praktik bidan
8.Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1457/MENKES/SK/X/2003 tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;

MEMUTUSKAN
KESATU : PETUGAS YANG BERKEWAJIBAN MELAKUKAN
PEMANTAUAN PELAKSANAAN KEGIATAN.

KEDUA : Petugas yang di tunjuk berkewajiban melakukan pemantauan kegiatan.

KETIGA : Petugas yang di tunjuk terlampir dalam surat keputusan ini.

KEEMPAT : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan


dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan
diadakan perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan
perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan
Di Waepana pada tanggal, 13 Februari 2015
Kepala UPTD Puskesmas Waepana

Margareta U. Kromen,Amd.Keb
NIP: 19690628 198903 2 005
PEMERINTAH KABUPATEN NGADA
DINAS KESEHATAN KABUPATEN NGADA
PUSKESMAS WAEPANA

SURAT PERINTAH TUGAS


Ksr 032.1/11/WPN/ /02/2015

Yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Margareta U.Kromen

NIP : 196906281989032005

Jabatan : Kepala UPTD Puskesmas Waepana

Alamat : Waepana Kecamatan Soa Kabupaten Ngada

Dengan ini Memberikan tugas Kepada

Nama : Petrus Paulus P.Parera.

NIP : 198206292010011021

Jabatan : Penanggung Jawab Pemantauan Lingkungan Fisik Puskesmas Waepana.

Demikian Surat tugas ini di buat untuk dilaksanakna sebagaimana mestinya

Waepana :12 Pebruari 2015


Kepala Puskesmas Waepana

= Margareta U.Kromen=
NIP: 196906281989032005
UPTDPuskesmas Waepana MELAKUKAN PENCATATAN
HASIL PEMANTAUAN LINGKUNGAN
FISIK PUSKESMAS

No Dokumen : ksr No Revisi :000 Halaman :1/2


032.1/WPN/11/67 /6/2012
Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh :
Standart Operasional 12 Juni 2012 Kepala UPTD Puskesmas WAEPANA
Prosedur

=MARGARETA U.KROMEN,Amd.Keb=
NIP : 196906281989032005
1.Pengertian Pencatatan hasil pemantuan lingkungan fisik Puskesmas adalah kegiatan
pencatatan hasil pemantauan yang dilakukan oleh penanggung jawab
Pemantauan lingkungan fisik di dalam buku kontrol kegiatan Puskesmas
Waepana.
2.Tujuan 1.tercatatnya Hasil kegiatan
2.adanya rencana tindak lanjut
3.Kebijakan Surat keputusan kepala Puskesmas Waepana Nomor Ksr 032.1/11/Wpn/
/02/2015 tentang Penanggung Jawab pemantauan Lingkungan fisik
Puskesmas.
4.Prosedur Kerja. 1.Penanggung jawab Pemantauan lingkungan fisik menyusun jadwal
pemantauan.
2.Melaksanakn kegiatan sesuai jadwal yang telah di susun.
3.Jika ada halangan pemantauan dapat dilakukan di luar jadwal.
4.Mencatat hasil kegiatan pemantauan dalam buku kontrol.
5.Melaporkan hasil pemantauan kepada Kepala UPTD Puskesmas.
6.Membuat jadwal perbaikan
7.Jika mampu di perbaiki maka dapat dilakukan sendiri bisa juga dilakukan
oleh pihak lain.
8.Kepala Puskesmas Mengambil keputusan untuk melakukan upaya
Perbaikan
9.Petugas mencatat hasil perbaikan.
Semua Unit Pelayanan pada Puskesmas Waepana.
UPTD Puskesmas Waepana MELAKUKAN PENCATATAN
HASIL PEMANTAUAN LINGKUNGAN
FISIK PUSKESMAS

No Dokumen No Revisi Halaman :1/2


: ksr :000
032.1/WPN/1
1/67 /6/2012
Tanggal Ditetapkan Oleh :
Standart Operasional Terbit : Kepala UPTD Puskesmas WAEPANA
Prosedur 12 Juni 2012

=MARGARETA
U.KROMEN,Amd.Keb=
NIP : 196906281989032005

5.Unit Terkait Semua unit pelayanan


6.Sumber Panduan Pemantauan Fisik Puskesmas Waepana.
UPTDPuskesmas Waepana PEMELIHARAAN SARANA

No Dokumen : ksr No Revisi :000 Halaman :1/1


032.1/WPN/11/ /02/2015
Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh :
Standart Operasional 12 Juni 2015 Kepala UPTD Puskesmas WAEPANA
Prosedur

=MARGARETA U.KROMEN,Amd.Keb=
NIP : 196906281989032005

1.Pengertian Pemeliharaan sarana adalah: kegiatan perawatan rutin sarana baik pembersihan
sarana maupun perbaikan ringan yang dilakukan terhadap sarana-sarana yang
ada di Puskesmas waepana.
2.Tujuan 1.Agar sarana dan peralatan dalam keadaan baik.
2.agar sarana dan peralatan terhindar dari Kerusakan.
3.Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Waepana nomor:Ksr 032.1/11/Wpn/
/02/2015 Tentang Pemantauan Lingkungan fisik Puskesmas.
4.Prosedur Kerja 1.Penanggung jawab Pemantauan lingkungan fisik melakukan pemantauan
secara rutin sesuai jadwal.
2.Jika di temukan kerusakan maka penanggung jawab melaporkan kepada
Kepala Puskesmas atau kepada Kepala Sub Bagian Tata Usaha untuk dilakukan
perbaikan.
3.Kepala Puskesmas berdasarkan laporan mengambil keputusan untuk upaya
perbaiakan.
4.Bila dapat di perbaiaki Puskesmas langung di tindak lanjuti,bila tidak mak di
usulkan ke Dinas.
5.Unit Terkait Semua unit pelayanan,Dinas Kesehatan.

6.Sumber Panduan Pemeliharaan Lingkungan Fisik Puskesmas Waepana.


UPTDPuskesmas Waepana PENYIMPANAN BARANG BERBAHAYA

No Dokumen : ksr No Revisi :000 Halaman :1/1


032.1/WPN/11/ /02/2015
Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh :
Standart Operasional 12 Juni 2015 Kepala UPTD Puskesmas WAEPANA
Prosedur

=MARGARETA U.KROMEN,Amd.Keb=
NIP : 196906281989032005
1.Pengertian Penyimpanan barang berbahaya adalah kegiatan pengamanan barang berbahaya
secara aman untuk menghindari kerusakan,pencemaran atau kebakaran yang
dapat terjadi di Puskesmas Waepana.
2.Tujuan 1.Mengamankan barang
2.Menghindari Kecelakaan kerja.
3.Kebijakan Surat keputusan Kepala Puskesmas Waepana Nomor:ksr 032.1/11/Wpn/ /02
Tentang Penyimpanan bahan berbahaya.
4.Prosedur Kerja 1.Pengelola Program Kesehatan Lingkungan Mendata bahan berbahaya yang ada
di Puskesmas.
2.Petugas Menyampaikan kepada semua penanngung jawab unit pelayanan
tentang cara penyimpanan bahan berbahaya.
3.jika bahan berbahaya mudah meledakatau terbakar maka harus di jauhkan dari
sumber api
Atau dari jaringan listrik dengan tegangan tinggi.
4.jika bahan berbahaya mengeluarkan bau yang menyengat maka di simpan
tersendri.
5.Jika bahan berbahaya dapat menimbulkan keracunan maka di simpan jauh dari
jangkauan anak-anak dan dalam lemari terkunci.
6.Karena tidak ada gundang penyimpanan khusus maka semua bahan berbahaya
di simpan di unit pelayanan masing-masing.
5.Unit Terkait Semua Unit Pelayanan di Puskesmas

6 Sumber PerMenkes RI Nomor:75 tahun 2015 Tentang Pusat kesehatan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai