PENILAIAN PEMBELAJARAN
PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
1
Kurikulum dipandang sebagai jantungnya sebuah program pendidikan. Kurikulum
dapat dipandang sebagai strategi dan cara yang dirancang untuk mencapai tujuan pendidikan
yang ditetapkan secara nasional. Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan menyadari betapa pentingnya kedudukan dan peran kurikulum sebagai suatu
elemen yang memberi arah dalam program pendidikan. Seyogyanya kurikulum mengarah
kepada pemebentukan kompetensi output pendidikan yang bagaimana yang diharapkan.
Kompetensi tersebut diharapkan selaras dengan kompetensi yang dituntut sesuai dengan era
atau zaman dimana anak menjalani kehidupannya.
Kurikulum 2013 sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan pada dasarnya penguatan terhadap kurikulum sebelumnya dan pengembangan
pada aspek struktur kurikulum, proses pembelajaran dengan pendekatan saintifik, dan
penilaian yang bersifat otentik. Kurikulum 2013 mengusung pada pengembangan kurikulum
konstruktivisme yang lebih bersifat fleksibel dalam pelaksanaan tetapi lebih member ruang
pada anak untuk mengembangkan potensi dan talentanya. Model pendekatan kurikulum
tersebut berlaku dan ditetapkan di seluruh tingkat serta jenjang pendidikan sejak Pendidikan
Anak Usia Dini hingga pendidikan menengah. Keajegan model pendekatan disemua jenjang
ditujukan untuk membentuk sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik yang lebih
konsisten sejak awal, sehingga diharapkan peserta didik mampu berkembang menjadi sumber
daya manusia yang memiliki kompetensi yang keatif, inovatif, dan berdaya saing dalam
lingkup yang lebih luas.
Sebagai jenjang paling dasar, Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini diharapkan
menjadi fundamental penyiapan peserta didik menjadi lebih siap dalam memasuki jenjang
pendidikan lebih tinggi. Untuk pencapaian tujuan tersebut maka perlu diberikan pedoman,
pelatihan, dan acuan-acuan yang dapat dijadikan sebagai rujukan para pendidik menerapkan
kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini di satuan pendidikannya.
Kami berkeyakinan dengan tekad untuk memajukan negara Indonesia yang lebih maju
melalui layanan pendidikan yang lebih baik, maka penerapan Kurikulum 2013 Pendidikan
Anak Usia Dini merupakan suatu keniscayaan. Terima kasih
2
Hamid Muhammad, P.Hd
3
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberkahi kita semua
sehingga Penyusun Pedoman Implementasi Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini
terselesaikan sesuai waktu yang ditetapkan. Pedoman Implementasi Kurikulum 2013
Pendidikan Anak Usia Dini sebagai jembatan penghubung dari kajian yuridis, filosofis,
sosiologis, teoretis, dan pedagogis yang menjadi landasan pengembangan kurikulum 2013
Pendidikan Anak Usia Dini menjadi langkah praktis dalam menerapkan kurikulum 2013
kepada peserta didik di satuan PAUD masing-masing.
Pedoman-pedoman disusun sesederhana mungkin agar mampu dipahami oleh seluruh
pendidik Pendidikan Anak Usia Dini yang sangat beragam dan tersebar dengan tetap merujuk
pada teori-teori yang melandasinya. Pedoman-pedoman implementasi Kurikulum 2013
Pendidikan Anak Usia Dini ini bersifat terbuka dan fleksibel. Artinya sangat memungkinkan
pada penerapannya disesuaikan dengan kondisi, potensi, dan budaya setempat. hal yang
paling diusung dalam Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini adalah keterbukaan kita
menerima perubahan cara berpikir, perubahan kebiasaan, perubahan sikap. Perubahan
tersebut akan berimbas pada perubahan sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik.
Untuk semua usaha yang telah dilakukan, kami mengucapkan terima kasih kepada
Tim Penyusun, Tim Penelaah, Tim Reviewer yang telah bekerja keras memfinalkan pedoman
implementasi Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini.
Terima kasih.
4
DAFTAR ISI
Sambutan Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal 2
Kata Pengantar 3
Daftar Isi 4
Bab I. Pendahuluan 5
A. Latar Belakang 5
B. Tujuan 6
C. Dasar 6
D. Sasaran 6
E. Ruang Lingkup 6
5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penilaian dan pelaporan perkembangan anak usia dini merupakan bagian
penting dalam rangkaian program pendidikan anak usia dini. Penilaian dan
pelaporan memiliki banyak makna dan tujuan yang utamanyanya berpusat
pada bagaimana memahami anak dan member program yang lebih sesuai
dengan perkembangan anak. Hal yang perlu ditegaskan dalam tujuan
penilaian, proses penilaian, pelaporan penilaian, dan bagaimana
menindaklanjuti hasil penilaian untuk perbaikan layanan atau peningkatan
layanan yang paling sesuai dengan anak.
Penilaian dan pelaporan pada pendidikan anak usia dini harusnya tidak
difokuskan pada hasil yang ingin dicapai oleh sehingga guru kurang member
perhatian yang cukup pada bagaimana anak belajar, atau yang anak perlukan
yang terkait dengan konteks lingkungan anak. Penilaian pada program
pendidikan anak usia dini. memang bukan hal yang sederhana karena banyak
factor yang diperhatikan, dan memerlukan keseriusan pada saat
pengumpulan fakta, pemahaman terhadap perkembangan dan indicator yang
dimunculkan anak melalui perilakunya saat bermain, ketelitian mengamati
tanpa dicampuri dengan asumsi-asumsi, dan obyektivitas di dalam
pencgelolaan fakta sehingga menjadi data yang menggambarkan siapa dan
abagaimana anak sesungguhnya. Data-data inilah yang kemudian
dikomunikasikan kepada orang tua untuk ditindaklanjuti bersama baik di
satuan PAUD maupun pengasuhan di rumah.
6
B. Tujuan
1. Membantu pendidik PAUD untuk memahami konsep penilaian pembelajaran
berdasarkan kurikulum 2013
2. Meningkatkan kemampuan pendidik PAUD dalam melaksanakan penilaian
Pembelajaran berdasarkan kurikulum PAUD 2013
C. Dasar
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2. Undang-undang No. 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
4. Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan
5. Peraturan Menteri No. 58 Tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia
Dini;
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. …… Tahun 2014 tentang
Implementasi Kurikulum PAUD 2013
D. Sasaran
Sasaran pengguna pedoman ini adalah:
1. Pendidik PAUD
2. Pengelola PAUD
3. Orangtua
4. Pihak lain yang terkait dengan Pendidikan Anak Usia Dini
BAB II
UMUM
A. Definisi Penilaian
Penilaian merupakan suatu proses pengum[ulan informasi tentang anak untuk
memahami dan mendukung kegiatan pembelajaran serta perkembangan anak yamg lebih
baik. Penilaian mencakup perilaku, keterampilan, kemampuan, kesukaan, dan interaksi
anak dengan anak, anak dengan guru, dan anak dengan bahan/alat main. Hasil penilaian
dapat menjabarkan beberapa informasi yang lebih rinci tentang apa saja yang anak
ketahui dan yang dapat dilakukan anak. Penilaian juga merupakan proses
menafsirkan berbagai informasi secara sistematis, berkala, berkelanjutan, dan
menyeluruh tentang proses dan hasil dari pertumbuhan serta perkembangan yang telah
dicapai oleh anak didik melalui kegiatan pembelajaran dan menginterpretasikan
informasi tersebut untuk membuat keputusan.
B. Manfaat
Penilaian memiliki manfaat bagi semua unsure, termasuk bagi anak itu sendiri. Di bawah
ini beberapa manfaat melakukan penilaian:
1. Anak-anak
• Lebih memahami kebutuhan dan perkembangan anak-anak
• Memberikan dukungan untuk anak yang lebih sesuai dengan kebuuhan
perkembangan anak.
2. Keluarga
• Membangun komunikasi dengan orang tua untuk memberikan informasi tentang
kemajuan perkembangan dan belajar anak-anak mereka
Menghubungkan kegiatan sekolah dengan kegiatan rumah
8
Membuat keputusan bersama mengenai apa yang sesuai dan tidak sesuai untuk
anak-anak.
D. Prinsip
Prinsip-prinsip umum berikut ini harus memandu kebijakan dan praktik untuk penilaian:
1. Penilaian dilakukan melalui observasi atas perilaku dan kinerja yang anak tunjukkan
pada saat mereka melakukan kegiatan.
2. Fokus pada apa yang dapat dilakukan anak, kekuatan, minat, hal yang perlu
diperkuatkan, dan potensi-potensi anak.
3. Penilaian didasarkan pada hasil observasi yang berulang dengan kegiatan anak yang
beragam.
4. Mengakomodasi seluruh anak yang memilki keragaman budaya, bahasa, sosial
ekonomi, termasuk anak yang berkebutuhan khusus.
5. Penilaian harus memiliki manfaat baik jelas dalam pelayanan langsung kepada anak
atau peningkatan kualitas program pendidikan.
6. Penilaian harus disesuaikan dengan tujuan secara tepat dan adil.
7. Penilaian harus sesuai dengan anak usia baik isi dan metode pengumpulan data.
8. Orang tua harus menjadi sumber informasi penilaian yang sangat berharga.
E. Aspek Penilaian
9
Penilaian mencakup seluruh aspek
perkembangan anak. Aspek yang dinilai oleh
pendidik mencakup semua program pengembangan
yang ada dalam Kompetensi Dasar (KD) terdiri dari
4 ranah yakni: kompetensi sikap religius, sikap
sosial, pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan
usia dan tahap perkembangan anak.
F. Tipe Penilaian
Penilaian pada anak usia dini berupa penilaian otentik. Penilaian otentik adalah
jenis penilaian yang berhubungan dengan kondisi nyata dan dalam konteks yang
bermakna. Penilaian otentik dilakukan pada saat anak terlibat dalam kegiatan bermain
(tugas) secara mandiri atau bersama anak lain. Dengan demikian penilaian anak usia dini
harus dilakukan secara alami, pada saat anak terlibat dalam kegiatan (tugas) selama
bermain sehari-hari.
10
Contoh: Guru ingin mengetahui kemampuan anak mengenal bentuk-bentuk geometri,
maka guru menyiapkan kegiatan bermain dengan alat main berbagai bentuk di semua
area/sentra/sudut. Guru melakukan pengamatan, pencatatan, dan pertanyaan “bisa
memesan kue berbentuk segi tiga?” saat anak tengah bermain mencetak pasir dengan
menggunakan cetakan berbagai bentuk.
11
BAB III
PROSES PENILAIAN
A. TAHAP PENILAIAN
Tantangan setiap pendidik dalam melaksanakan penilaian adalah menentukan
seberapa banyak data yang harus dikumpulkan dan bagaimana menggunakan data yang sudah
terkumpul tersebut agar menjadi informasi yang penuh makna. Sebelum kita membahas
bagaimana menggunakan data, ada baiknya kita sepaham tentang bagaimana
penilaian yang dilakukan.
1. Informasi untuk penilaian dikumpulkan secara periodic dan berkelanjutan.
Asnak usia dini belajar sangat cepat. Guru dan juga orang tua harus lebih
teliti dalam mengumpulkan, menterjemahkan, dan menerapkan penilaian
dalam kegiatan harian anak.
2. Untuk mendapatkan data yang lebih akurat maka seharusnya menggunakan
berbagai metode pengumpulan data, karena banyak informasi ditunjukkan
anak saat anak berada di luar kelas
3. Setiap data yang terkumpul dari hasil observasi hendaknya diarsipkan untuk
menjaga keajegan data.
4. Instrumen penilaian maupun hasil penilaian seharusnya sejalan dengan
budaya dan bahasa yang biasa digunakan anak
Penilaian pada Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini dilakukan melalui penilaian
otentik dilakukan melalui tahap:
B. Perencanaan:
1. Pemilihan Kompetensi Dasar
a. Sebelum penilaian dilakukan langkah pertama adalah menetapkan dahulu aspek apa yang
akan dinilai. Tahap ini seharusnya sudah masuk saat menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran Harian (RPPH). Dalam RPPH ada bagian yang disebut dengan Rencana
penilaian yang isinya sikap, pengetahuan, dan keterampilan apa yang akan dilihat pada
anak.
b. Pada tahap awal, sebagai latihan jumlah unsure yang dinilai cukup satu satu
indicator dari setiap domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Seiring dengan
12
terbiasa dengan proses penilaian otentik tersebut, maka jumlah indicator yang
dinilai mulai bertambah. Misalnya 1 unsur dari sikap, 1 indikator dari
keterampilan, dan 2 indikator pengetahuan.
2. Menentukan waktu dan tempat yang terbaik.
Seringkali pertanyaan guru adalah bagaimana mungkin dapat mengobservasi dan
mencatat banyak informasi saat anak main, sebab banyak yang harus dikerjakan
dengan member dukungan saat anak bermain. Untuk mengatasi kondisi tersebut
maka:
a. Tentukan waktu yang paling cocok untuk melihat indicator tertentu, misalnya
untuk melihat anak dapat bekerja sama, maka waktu observasi yang lebih tepat
disaat membereskan mainan. Saat ingin melihat seberapa sabarnya anak mengantri
maka pilih waktu saat anak menunggu waktu mengantri ke kamar kecil atau saat
mau mencuci tangan.
b. Ketika guru sudah menentukan apa yang akan dilihat, maka ia hanya perlu
beberapa menit untuk mengamati anak, maka ia akan dapat informasi yang lebih
banyak disbanding bila guru tidak menyiapkan tentang apa yang akan diobservasi.
c. Apabila guru sudah menetapkan indicator apa yang diobservasi maka
memudahkan ia melakukannya karena diberbagai tempat dia dapat mengobservasi
anak dengan waktu yang lebih singkat, sehingga lebih banyak anak yang dapat
diobservasi.
C. Pelaksanaan
1. Observasi/Pengamatan
Hal yang paling penting dalam melakukan penilaian terhadap anak adalah melakukan
pengamatan (observasi). Observasi adalah cara pengumpulan data/informasi melalui
pengamatan langsung terhadap sikap, pengetahuan dan keterampilan anak.
Observasi dilakukan guru saat anak bermain atau melakukan suatu kegiatan sekalipun
tidak sedang bermanin di dalam ruangan.
1. Pencatatan
a. Catatan harian
13
b. Catatan anekdot (anecdotal records)
d. Karya anak
1. Catatan harian
Catatan harian dilakukan guru selama melakukan observasi disaat anak
bermain. Jika anak cukup banyak sebaiknya guru memfokuskan pada beberapa
anak di setiap harinya secara bergilir, sehingga dalam satu minggu (sub tema)
semua anak sudah teramati dan tercatat perkembangannya dalam catatan
harian.
14
CONTOH: CATATAN HARIAN.
Pendidik mengamati Yasmin (usia 5,5 tahun) yang sedang bermain peran
Pendidik mengamati Yasmin (usia 5,5 tahun) yang sedang bermain peran
sebagai penjual sayuran. Yasmin menata jualannyanya: tomat di piring besar,
sebagai penjual sayuran. Yasmin menata jualannyanya: tomat di piring besar,
cabe di piring lainnya, sayuran di baskom kecil. Saat ada pembeli terjadi
cabe di piring lainnya, sayuran di baskom kecil. Saat ada pembeli terjadi
percakapan:
percakapan:
Alysha : “besar”
Alysha : “besar”
Dst.
Dst.
15
Catatan harian dapat juga dilakukan dengan cara seperti berikut:
CONTOH 2 : CATATAN HARIAN
CATATAN HARIAN
Tanggal/
KEMAMPUAN KD
Waktu / PERISTIWA
ANAK Yang dicapai
Tempat
Berdasarkan hasil pengamatan di beberapa kegiatan, guru dapat memasukkan nama anak ke
dalam kolom yang tersedia dengan merujuk pada pencapaian Kompetensi dasar.
Cara Pengisian:
17
1. Kolom KI diisi dengan komponen pengembangan yang diharapkan yaitu Sikap Religius,
Sikap Sosial, Pengetahuan dan Keterampilan.
2. Kolom KD diisi dengan Kompetensi dasar apa yang ingin dikembangkan pada anak.
Pemilihan kompetensi dasar ini sesuai dengan yang tercantum pada RPPH.
3. Kolom BB (belum berkembang) diisi dengan nama-nama anak yang belum menunjukkan
perilaku/ sikap, pengetahuan/keterampilan yang diharapkan sesuai dengan KD. Untuk
menentukan apakah anak tersebut sudah memiliki kemampuan yang diharapkan, guru
dapat merujuk pada indicator yang sesuai dengan KD.
4. Kolom BSH (Berkembang sesuai dengan harapan) diisi dengan nama-nama anak yang
sudah menunjukkan kemampuan sikap, pengetahuan/keterampilan yang diharapkan
sesuai dengan KD seperti yang tercantum dalam indicator.
5. Kolom keterangan diisi dengan penjelasan yang menunjukkan kemampuan setiap anak
yang tercantum pada kolom BSH.
2. Catatan anekdot
Merupakan catatan sikap dan perilaku anak secara khusus terhadap suatu peristiwa yang
terjadi pada saat tertentu dan dalam situasi tertentu.
Karakteristik catatan anekdot adalah:
1) Catatan simpel (tidak bertele-tele); hanya mencatat apa yang diucapkan anak, sikap
yang dieskpresikan anak baik melalui kata maupun bahasa tubuh, serta perilaku yang
ditampilkan anak.
2) Mencatat perilaku yang tidak biasa pada anak baik positif (kemajuan yang diperoleh)
maupun negatif (misalnya Ahmad yang biasanya tenang, namun hari ini menangis
terus).
3) Akurat (tepat), objektif (apa adanya) dan spesifik (khusus/tertentu).
18
Rambu-rambu mencatat catatan anekdot sama dengan rambu-rambu membuat catatan
anekdot, yakni:
1) Catatan sederhana tentang perilaku tertentu atau tidak biasa
2) Sebagai hasil dari pengamatan secara langsung
3) Akurat dan spesifik
4) Dalam banyak kasus, menggambarkan interaksi antar anak, anak dengan orang
dewasa, dan anak dengan material
5) Memberikan konteks dari munculnya perilaku tersebut
Catatan anekdot dapat ditulis dalam format tabel seperti contoh di bawah, namun dapat
juga berupa narasi (tidak menggunakan tabel). Pendidik dapat memilih teknik pencatatan
yang paling mudah dan sederhana untuk dilakukan.
Contoh:
Hari Senin tanggal 21 Juli 2014, Yasmin bermain di area membaca, dia memegang
buku dan hanya menatapnya. Yasmin bahkan tidak menjawab ketika Alisha menanyakan
tentang buku yang dipegangnya.
Melihat catatan di atas sepertinya Yasmin sedang tidak berminat untuk melakukan
kegiatan bermain. Guru harus mengetahui lebih lanjut apa yang menyebabkan perilaku
Yasmin berubah untuk hari ini sebelum memberikan kesimpulan, apalagi mencap anak
sebagai anak”pemalas”. Informasi yang dikumpulkan dapat bersumber dari anak dan
orang tua. Kesimpulan pendidik disampaikan kepada orang tua dan dijadikan sebagai
catatan untuk dijadikan bahan dalam memberi dukungan pembelajaran selanjutnya untuk
Yasmin.
3. Hasil Karya
Hasil karya adalah hasil kerja anak didik setelah melakukan suatu kegiatan dapat berupa
pekerjaan tangan, karya seni atau tampilan anak. Misalnya: gambar, lukisan, melipat,
kolase, hasil guntingan, tulisan/coretan-coretan, hasil roncean, bangunan balok, tari, dll.
19
melihat perkembangan hasil karya yang dibuat anak di waktu sebelumnya.
2) Perhatikan apa yang sudah dibuat oleh anak (looking) dengan teliti. Semakin guru
melihat dengan rinci maka akan lebih banyak informasi yang didapatkan guru dari
hasil karya anak tersebut.
3) Tanyakan kepada anak apa yang terlihat oleh guru, tidak menggunakan pikiran atau
kesimpulan guru (naming). Misalnya Yasmin membuat gambar banyak kepala
dengan berbagai warna. Maka yang dikatakan guru adalah: ”ada banyak gambar
yang sudah kamu buat, bisa diceritakan gambar apa saja?, warna apa saja yang
kamu pakai?” dst.
4) Tuliskan semua yang dikatakan oleh anak untuk mengkonfirmasi hasil karya yang
dibuatnya agar tidak salah saat guru membuat interpretasi karya tersebut.
5) Dari hasil catatan guru akan nampak Kompetensi Dasar apa saja yang muncul dari
hasil karya anak tersebut.
Dst -
1. Semua data yang terkumpul melalui pengamatan yang ditulis dalam catatan
anecdotal maupun hasil karya anak diolah untuk melihat perkembangan hasil
belajar anak.
21
2. Apabila yang menangani anak berupa tim guru, maka yang menentukan hasil
belajar anak adalah semua guru yang menangani anak.
22
Berikut adalah contoh penilaian berupa Checklist untuk anak usia 5-6 tahun:
24
membeku, mencair, terapung, tenggelam, dst)
7 Membedakan suara yang didengarnya (keras-lembut, cepat-
lambat, tinggi-rendah, dan sumber-sumber bunyi)
8 Mengenal benda berdasarkan tekstur (halus-kasar, licin-
bergerigi/bergelombang)
9 Menggunakan alat main dengan tepat
10 Menggunakan alat makan dengan tepat
3.11 Memahami bahasa ekspresif(mengungkapkan bahasa secara verbal dan non
verbal)
4.11. Menunjukkan kemampuan ber bahasa ekspresif (mengungkapkan bahasa secara
verbal dan non verbal
Dst
Keterangan:
BB : Belum Berkembang. Bila sampai akhir bulan penilaian kemampuan itu belum
nampak pada anak
BSH : Berkembang Sesuai Harapan. Bila kemampuan tersebut sudah dimiliki anak
secara terus menerus sesuai indicator di usianya.
BSB : Berkembang Sangat Baik, bila kemampuan yang dimiliki anak secara terus menerus
melebihi kemampuan yang tercantum dalam indicator di usianya
E. PELAPORAN
25
pendidik/guru tentang pertumbuhan dan perkembangan anak.
1. Pengertian
Pelaporan merupakan kegiatan mengkomunikasikan dan menjelaskan hasil penilaian
pendidik/guru tentang pertumbuhan dan perkembangan anak.
2. Teknik Pelaporan
Laporan Perkembangan Anak Didik dilaporkan oleh kepala lembaga /pendidik/ secara lisan
dan tertulis. Cara yang ditempuh dapat dilaksanakan dengan bertatap muka serta
dimungkinkan adanya hubungan dan informasi timbal balik antara pihak lembaga dengan orang
tua. Hal yang perlu diingat dalam pelaksanaan kegiatan ini hendaknya menjaga kerahasiaan data
atau informasi, artinya bahwa data atau informasi tentang anak didik hanya diinformasikan dan
dibicarakan dengan orang tua anak didik yang bersangkutan atau tenaga ahli dalam rangka
bimbingan selanjutnya.
26
Pelaporan hasil perkembangan anak diberikan oleh pendidik kepada orangtua
murid melalui tatap muka langsung untuk menyampaikan laporan secara lisan,
sekaligus diikuti penyerahan laporan tertulis. Pemberian laporan dapat dilakukan
dalam jangka waktu tertentu seperti triwulan atau enam bulan (satu semester).
5. Isi Pelaporan
27
Laporan berisi Kekuatan dan Rekomendasi. Kekuatan diambil dari kolom BSH dan
BSB pada rekapitulasi penilaian bulanan yang terakhir.
Rekomendasi berisi saran yang dapat dilakukan orang tua terhadap anak pada saat
pengasuhan, yang diambil dari kolom BB dan MB pada rekap penilaian bulanan
yang terakhir dan yang sebelumnya.
CONTOH PELAPORAN
LAPORAN PERKEMBANGAN ANAK
SEMESTER II TAHUN AJARAN 2013/2014
PAUD BUNGA MEKAR
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
CONTOH PENGISIAN LAPORAN PERKEMBANGAN ANAK
28
mengucapkan salam dan selalu
mengucapkan terimakasih jika telah
menerima bantuan, serta minta ijin jika
akan meminjam suatu barang dari teman
(3.2 – 4.2).
Sebaiknya Yasmin lebih sering diajak
sholat berjamaah……
Perkembangan Motorik
Perkembangan motorik Yasmin cukup baik, terlihat Yasmin telah mampu:
Menggunakan anggota tubuhnya
untukpengembangan motorik kasar dan halus.
Ia dapat bergerak dengan lincah dan luwes
dalam setiap kegiatan seperti melompat,
memanjat, berlari, dsb.(3.3 – 4.3)
Melakukan gerakan-gerakan menggunakan
jari-jari tangannya seperti menggunting,
meronce, menggambar dan menulis.
Melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri seperti memakai sepatu, minum dan
makan sendiri, ke toilet sendiri, dengan meminta bantuan ibu guru ketika mengalami
kesulitan(3.3 -4.3).
Menjaga keamanan dirinya agar tidak disentuh oleh orang yang tidak dikenal baik
pada saat menggunakan kamar kecil ataupun saat menunggu jemputan (3.4 - 4.4).
Sebaiknya …………………………….
Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif Yasmin berada pada perkembangan yang sesuai dengan usianya. Hal
ini ditunjukkan oleh kemampuan Yasmin dapat:
Menyelesaikan masalah secara kreatif di
kegiatan mainnya (3,5; 4,5).
Mengenal teknologi sederhana dan fungsi alat
tersebut. Yasmin mengerti apa fungsi alat pompa
dan cara menggunakannya (3.9 - 4.9).
Yasmin mengenal benda-benda di sekitarnya
dari warna, bentuk, ukuran, fungsi, sifat dan
berbagai ciri-ciri yang ada pada benda itu.
29
Ketika bermain peran “Berbelanja di
Supermarket”, Yasmin memilih benda-benda
yang akan dibeli berdasarkan kelompoknya (3.6
– 4.6).
Yasmin dapat mengenali lingkungan
sosialnya. Ia mengetahui bahwa
rumahnya berdekatan dengan rumah
Dio, tetangganya. Yasmin juga bisa
menceritakan bahwa Dio adalah
saudaranya, anak dari adik ayah
Yasmin. Kata Yasmin suatu
hari,”Bunda, ayahnya Dio itu adiknya
ayahku.” (3.7 – 4.7)
Perkembangan Sosial-Emosional
Yasmin mengenal emosi diri sendiri dan orang lain. Ia dapat mengekspresikannya
secara wajar. (2.11)
Yasmin juga mampu mengenali perasaan orang lain dan merespon secara tepat. Ia
menghibur temannya yang sedih karena ibunya ke luar kota karena sekolah lagi. (3.13
– 4.13)
Perkembangan Bahasa
Perkembangan bahasa Yasmin melebihi usianya. Ia terlihat cakap dalam:
Mengekspresikan perasaan dan keinginannya melalui bahasa lisan. (3.11-4.11)
Mengenal keaksaraan dengan menuliskan nama dirinya secara lancar, walaupun
kadang ia menuliskan huruf “d” pada namanya terbalik dengan huruf “b”, Beberapa
kata sederhana mulai dapat ditunjukkannya melalui merangkai kartu-kartu huruf atau
huruf-huruf plastik, atau Membentuk huruf menggunakan playdough yang dipilin dan
digulung menjadi kata-kata (3.12 – 4.12)
Perkembangan Seni
Yasmin mampu menunjukkan karya dan aktivitas seni dengan menggunakan berbagai
media. Ia senang menggambar dan melukis menggunakan kuas dan cat.
Yasmin juga sering secara ekspresif menunjukkan kekaguman pada karya seni teman
30
dengan berkata,”Ih... bagus....”, begitu seru Yasmin pada saat melihat gambar
temannya yang berwarna-warni (3.15 - 4.15).
Keterangan
Sakit :………………..(hari)
Ijin :………………. (hari)
Alpa :………………..(hari)
Jakarta,………………
31
F. Pengarsipan Hasil Belajar Anak
Hasil belajar anak baik dari hasil pengamatan catatan anekdot, checklist, dan
hasil karya anak kemudian dikumpulkan dalam bentuk portofolio.
Kumpulan data tersebut pada awalnya hanya sedikit namun seiring dengan waktu akan
menjadi sangat banyak. Oleh karena itu pendidik harus memiliki wadah penyimpan dan
sistem yang teratur untuk mengelolanya. Bila tidak memungkinkan untuk membeli wadah
khusus (folder), maka pendidik dapat memanfaatkan kotak atau kardus bekas atau dapat
membuat kantong, amplop, map atau wadah dari kertas poster dan bahan bekas lain.
CARA MENATA PORTOFOLIO
Susun hasil karya anak, foto-foto dan catatan-catatan berdasarkan urutan tanggal.
Cantumkan nama anak pada setiap folder/wadah yang digunakan untuk menyimpan.
Susun secara alfabet sesuai nama anak untuk memudahkan pemanfaatannya..
Libatkan anak untuk memilih hasil karya yang disukainya untuk dimasukkan dalam
portfolio.
Tambahkan/perbaharui karya anak setiap 2 minggu, sehingga portofolio dapat
memberikan gambaran lengkap tentang kemampuan anak dan menceritakan kemajuan
yang diraih anak.
Tunjukkan kepada orangtua setiap triwulan atau semester dan simpan di tempat yang
mudah dibaca oleh orangtua bila mereka ingin membacanya.
32
Setiap hasil karya selesai dibuat anak, pendidik harus memberi nama, tanggal serta
analisa, dan KD yang muncul. Catatan pendidik dapat dituliskan pada hasil karya
anak atau menggunakan kertas lain yang disertakan di setiap hasil karya anak.
Berikut contoh karya dan catatan pendidik.
Tidak semua hasil karya anak dikumpulkan untuk dijadikan portofolio. Hasil karya
anak yang dikumpulkan cukup diambil 1 bulan sekali untuk setiap jenis karya anak.
Misalnya gambar, foto balok, lukisan anak diambil setiap bulan.
Aktivitas:
Susunlah contoh portofolio seorang anak di kelas Anda. Hasil karya apa saja yang dapat
anda masukkan? Anda dapat pergunakan bekas kotak lebar pipih atau kantong map, atau
folder sebagai tempat menyimpan.
BAB IV
PENUTUP
33
Kemampuan belajar anak di lembaga pendidikan khususnya lembaga PAUD perlu
dilakukan dengan seksama melalui program penilaian yang efektif. Penilaian yang efektif
adalah penilaian yang terus menerus berlangsung. Hal ini sesuai dengan perkembangan anak
yang bersifat dinamis dan terus mengalami proses. Untuk selanjutnya hasil dari penilaian ini
akan menjadi rujukan bagi pendidikan untuk melakukan perencanaan pada program-program
pembelajaran selanjutnya. Dengan demikian pembelajaran menjadi suatu siklus antara
penilaian, perencanaan, dan pelaksanaan yang berlangsung secara terus menerus.
Pendidik yang memahami perkembangan anak menjadi syarat mutlak agar pendidik
dapat melakukan penilaian dengan baik. Kerjasama dengan guru yang lainnya serta orangtua
akan memberikan gambaran yang utuh terhadap anak dalam pengumpulan berbagai bukti
tentang perkembangan anak.
Anak yang berkembang secara optimal akan menjadi anak yang berpotensi untuk
menjadi anak yang matang dalam setiap program perkembangannya. Dengan demikian
diharapkan bahwa anak dapat memasuki tingkat pendidikan selanjutnya sesuai dengan
kematangan usia dan kemampuannya, menjadi anak yang kompeten dan berkepribadian.
34
DAFTAR PUSTAKA
http://www.educate.ece.govt.nz/learning/curriculumAndLearning/Assessmentforlearning/Kei
TuaotePae/Book1/WhatAreTheEarlyChildhoodExemplars.aspx
35