Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian


Annual Report Award (ARA) dan Indonesia Sustainability Reporting
Award (ISRA) merupakan penghargaan tahunan, yang mana penghargaan
tersebut diberikan kepada perusahaan atau organisasi yang telah
mengembangkan dan menerbitkan laporan keberlanjutan (sustainability) dan
laporan Corporate Social Responsibility (CSR) dan membuat situs web
perusahaan atau organisasi untuk mengungkapkan kegiatannya. Laporan
keberlanjutan adalah alat komunikasi perusahaan dan organisasi
mengungkapkan nilai ekonomi, sosial, dan lingkungan mereka kepada para
pemangku kepentingan, dan menyajikan tanggapan mereka terhadap
perubahan iklim hingga masalah sosial. (http://isra.ncsr-id.org, 9 April 2013).
Kepada perusahaan-perusahaan yang telah berkomitmen nyata untuk
membuat Corporate Social Responsibility dan laporan keberlanjutan tersebut,
untuk itu ditahun 2005 Ikatan Akuntan Indonesia dan National Center for
Sustainability Reporting (NCSR), yang beranggotakan Indonesian
Netherlands Association (INA), Forum for Corporate Governance in
Indonesia (FCGI), Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) dan
Asosiasi Emiten Idonesia (AEI) mengadakan sebuah event penghargaan
Indonesia Sustainability Reporting Award (ISRA), (http://isra.ncsr-id.org, 9
April 2013). Sedangkan Annual Reporting Award telah dilaksanakan sejak
tahun 2002 yang merupakan penghargaan tahunan yang diorganisir oleh Bursa
Efek Indonesia.
Menurut laporan National Center for Sustainability Reporting yang dimuat
didalam situs web Indonesia Sustainability Reporting Award, perusahaan di
Indonesia semakin memahami akan pentingnya laporan keberlanjutan dan

1
Corporate Social Resposibility untuk diungkapkan kepada pemangku
kepentingan perusahaan. Pertanggungjawaban sosial perusahaan adalah
mekanisme bagi suatu organisasi untuk secara sukarela mengintegrasikan
perhatian terhadap lingkungan dan sosial kedalam operasinya dan interaksinya
dengan pemangku kepentingan, Kusuma (2012).
Sejak tahun 2005 sampai tahun 2011, jumlah perusahaan yang membuat
laporan keberlanjutan terus naik dari tahun ketahun. Berikut gambar 1.1 akan
menunjukkan diagram peningkatan tersebut.

Gambar 1.1
Jumlah Laporan Keberlanjutan Perusahaan di Indonesia
Sumber : Report of the judges ISRA
Dari gambar 1.1 diatas, terlihat adanya peningkatan jumlah laporan
keberlanjutan yang dibuat perusahaan di Indonesia. Pada tahun 2005 jumlah
perusahaan yang membuat laporan keberlanjutan sebanyak dua, pada tahun
2006 bertambah menjadi lima laporan. Pada tahun 2007 dan 2008 ada
peningkatan yang cukup signifikan, masing-masing 15 dan 20 laporan. Pada
2009 sampai 2010 bertambah lagi masing-masing menjadi 23 dan 25 laporan.
Pada tahun 2011 terjadi peningkatan signifikan sebanyak 34 laporan.
Pada dasarnya secara hukum, perusahaan-perusahaan di Indonesia telah
diwajibkan untuk mengungkapkan tanggung jawab sosial dan lingkungan
mereka melalui laporan keuangan tahunan mereka. Hal tersebut merupakan
2
langkah awal untuk membuat konsep pelaporan keberlanjutan terintegrasi. Ini
mengacu pada kombinasi informasi keuangan dan keberlanjutan terkait
menjadi satu dalam laporan tahunan dikeluarkan, (http://isra.ncsr-id.org, 9
April 2013).
Implementasi pelaporan berkelanjutan di Indonesia didukung oleh
sejumlah aturan seperti UU No 23/1997 tentang manajemen lingkungan, serta
aturan yang dikeluarkan Bursa Efek Indonesia mengenai prosedur dan
persyaratan listing dan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK),
(Sihotang, 2008) dalam Budiman (2009). Pelaporan pelaksanaan tanggung
jawab sosial dan lingkungan dalam laporan tahunan perseroan terbatas di
Indonesia telah diwajibkan melalui Pasal 66 Ayat 2 Undang-Undang No.40/
2007 tentang perseroan terbatas. Sejak beberapa tahun terakhir Badan
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) telah pula
mengeluarkan aturan yang mengharuskan emiten mengungkapkan
pelaksanaan kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) didalam laporan
tahunan perusahaan, (Armin, 2011). Dalam undang-undang perseroan terbatas
tersebut, perusahaa yang tidak mengungkapkn Corporate Social
Responsibility akan dikenakan sanksi berupa pidana. Sanksi pidanapun
mengenai pelanggaran Corporate Social Responsibility terdapat dalam UU No
23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup, pasal 41 ayat 1 yang
sanksinya pidana penjara paling lama 10 tahun dan denda paling banyak Rp
500.000.000 (lima ratus juta rupiah) bagi pelanggaran dengan sengaja.
Sedangkan pelanggaran dengan kealpaan terdapat dalam pasal 42 ayat 1,
dengan ancaman tiga tahun penjara dan denda paling banyak Rp 100.000.000
(seratus juta rupiah).
Selain melaporkan dan pengungkapan laporan keuangan tahunan,
perusahaan juga diminta untuk melaporkan mengenai Corporate Social
Responsibility yang dilakukan perusahaan tersebut, sebagai penilaian atas

3
kredibilitas suatu perusahaan. Laporan keberlanjutan dan Coprorate Social
Responsibility juga menjadi penilaian dan perhatian khusus bagi kalangan
investor.
Perusahaan dan investor maupun calon investor semakin memahami bahwa
kinerja keuangan tanpa didukung oleh kinerja sosial tidak akan menjamin
keberlanjutan dan keberadaan suatu perusahaan. Perusahaan mengerti
pengembangan lingkungan, terutama lingkungan tempat beroperasinya
perusahaan akan membantu aktivitas perusahaan itu sendiri. Melihat akan hal
tersebut, penerapan Corporate Social Responsibility tidak hanya membantu
kinerja keuangan tetapi juga meningkatkan kinerja sosial dengan ikut serta
pengembangan lingkungan tempatnya beroperasi maupun memberi kontribusi
kepada pembangunan bangsa dan negara, (Kusuma, 2012). Pengungkapan
laporan keberlanjutan yang diterapkan perusahaan pada akhirnya dapat
mempengaruhi keputusan investor maupun calon investor yang dapat terlihat
dari pergerakan nilai saham perusahaan tersebut, serta mempengaruhi
abnormal return. Abnormal return dapat digunakan untuk melihat pergerakan
return yang sesungguhnya terjadi terhadap return normal, (Jogiyanto, 2008).

1.2 Latar Belakang Penelitian


Salah satu komponen penting bagi perusahaan go public adalah pelaporan
aktivitas perusahaannya, baik sebagai media pengungkapan (disclosure)
maupun sebagai perangkat evaluasi dan monitoring bagi perusahaan terbuka.
Termasuk diantaranya yang akan menjadi wilayah publik, berupa laporan
keuangan, laporan Corporate Social Responsibility dan transparansi serta
laporan keberlanjutan. Pada beberapa tahun terakhir Corporate Social
Responsibility dan laporan keberlanjutan, khususnya di Indonesia mulai
mendapat perhatian terutama investor, (http://isra.ncsr-id.org, 9 April 2013).
Bagi perusahaan, pelaporan berkelanjutan bisa dijadikan sebagai alat untuk
meyakinkan pemegang saham atau investor dan calon investor tentang operasi
4
perusahaan. Hal ini sebagai akibat peristiwa yang menimpa perusahaan Enron
di Amerika tahun 2001. Menurut Armin (2011), sekarang ini para investor
atau calon investor tidak hanya mengandalkan laporan keuangan saja yang
terdiri dari laporan neraca, laba rugi, arus kas dan catatan atas laporan
keuangan, tetapi juga melihat laporan keberlanjutan dan Corporate Social
Responsibility serta transparansi sebagai alat untuk mengambil keputusan
investasi.
Owen (2005) dalam Armin (2011), mengatakan bahwa kasus Enron telah
menyebabkan perusahaan-perusahaan lebih memberikan perhatian yang besar
terhadap pelaporan sustainabilitas dan pertanggungjawaban perusahaan.
Menurut Wallman (1995) dalam Budiman (2009), mengatakan bahwa
informasi yang dikenal selama ini, yaitu laporan laba rugi, neraca, laporan
arus kas, dan catatan atas laporan keuangan kemanfaatannya semakin
berkurang. Isu-isu yang berkaitan dengan reputasi, manajemen risiko, dan
keunggulan kompetitif sepertinya menjadi kekuatan yang mendorong
perusahaan untuk melakukan pengungkapan informasi sosial. Sejalan dengan
meningkatnya kesadaran global akan isu-isu keberlanjutan, permintaan akan
laporan keberlanjutan oleh para investor juga semakin meningkat,
(http://isra.ncsr-id.org, 9 April 2013).
Penelitian McKinsey, seperti dikutip oleh Luhukay (2002) dan Rafick
(2002) dalam jurnal ilmiah Rika Kharlina (2007), membuktikan bahwa
investor di negara-negara maju bersedia memberi premium yang cukup tinggi,
mencapai sekitar 28%, kepada perusahaan yang menerapkan prinsip Good
Corporate Governance dengan konsisten. Hampir 75% investor di pasar
modal menganggap keterbukaan dan informasi mengenai penerapan Good
Corporate Governance sama pentingnya dengan informasi keuangan yang
dipublikasikan oleh suatu perusahaan. Bahkan beberapa pihak menganggap
keterbukaan dan informasi mengenai Good Corporate Governance lebih

5
penting daripada informasi keuangan. Hal ini mengindikasikan pengumuman
Annual Report Award dan Indonesia Sustainability Reporting Award
mempunyai kandungan informasi yang dapat mempengaruhi harga saham
serta abnormal return perusahaan yang bersangkutan.
Dalam pengungkapannya, laporan keberlanjutan perusahaan berisikan
aspek social, ethical, environmental dan sustainability (SEES), yang mengacu
kepada aturan Global Reporting Initiative (GRI). Pengungkapan SEES ini
adalah cara bagi perusahaan menunjukkan akuntabilitasnya kepada pemangku
kepentingan. Dalam pengungkapan akuntabilitas tersebut menurut Global
Reporting Initiative dikenal dengan sebutan Triple Bottom Line, yang terdiri
dari tiga aspek kinerja yaitu aspek ekonomi, lingkungan, dan sosial. Dari
ketiga aspek kinerja tersebut diharapkan mempunyai hubungan positif antara
Corporate Social Responsibility dan Corporate Financial Performance (CFP).
Oleh karena itu Annual Report Award dan Indonesia Sustainability Reporting
Award akan diberikan kepada perusahaan-perusahaan yang telah membuat
pelaporan atas kegiatan yang menyangkut aspek lingkungan dan sosial
disamping aspek ekonomi untuk memelihara keberlanjutan perusahaan itu
sendiri. Adapun indikator dalam penilaian meliputi kelengkapan 40%,
kredibilitas 35% dan komunikasi 25%, (Report of judges ISRA 2012).
Menurut Usman (1990) dalam Rinaldo (2012), Informasi yang dibutuhkan
investor dalam pengambilan keputusan investasi di pasar modal diantaranya
berupa faktor fundamental, faktor teknis, faktor sosial, faktor ekonomi dan
politik. Analisis fundamental berlandaskan atas kepercayaan bahwa nilai suatu
saham sangat dipengaruhi oleh kinerja perusahaan yang menerbitkan saham
tersebut. Jika prospek suatu perusahaan publik adalah sangat kuat dan baik,
maka harga saham perusahaan tersebut diperkirakan akan merefleksikan
kekuatan tersebut dan harganya akan meningkat. Dapat dikatakan bahwa

6
perusahaan yang meraih Annual Report Award dan Indonesia Sustainabilty
Reporting Award dapat diartikan memiliki kinerja yang baik.
Dalam konteks pemberian penghargaan Annual Report Award dan
Indonesia Sustainability Reporting Award, merupakan hal yang sangat penting
di pasar modal untuk melihat pergerakan harga saham perusahaan sebagai
dasar menentukan abnormal return. Dalam proses pengambilan keputusan
jual-beli saham, investor menggunakan data-data harga saham masa lalu dan
semua informasi yang dipublikasikan seperti laporan keuangan tahunan,
pengumuman bursa, informasi keuangan internasional, peraturan perundangan
pemerintah, peristiwa politik, peristiwa hukum. Dalam penelitian ini informasi
yang dipublikasikan tersebut adalah peristiwa pelaksanaan dan pengumuman
peraih penghargaan Annual Report Award dan Indonesia Sustainability
Reporting Award, dengan melihat abnormal return.
Penyelenggaraan Annual Report Award dan Indonesia Sustainability
Reporting Award diharapkan dapat menyempurnakan pernyataan keuangan,
memperkuat transparansi perusahaan, dan meningkatkan kualitas laporan
keuangan. Sarwono K (dalam report judges ISRA), beranggapan bahwa
Indonesia Sustainability Reporting Award dapat membuat dan menciptakan
transparansi laporan keuangan perusahaan. Sehingga investor dapat
menjadikan Indonesia Sustainability Reporting Award atau Annual Report
Award sebagai informasi transaksi di pasar modal.
Menurut Armin (2011), Indonesia Sustainability Reporting Award
merupakan sebuah informasi yang tersedia di pasar modal memiliki peranan
penting untuk mempengaruhi segala macam bentuk transaksi. Hal ini
disebabkan para pelaku di pasar modal akan melakukan analisa lebih lanjut
terhadap setiap pengumuman atau informasi yang masuk ke bursa efek.
Sehingga informasi tersebut akan mempengaruhi para investor dan calon
investor dalam mengambil keputusan untuk memilih investasi portofolio yang

7
efisien. Begitu juga halnya dengan Annual Report Award, perusahaan yang
meraih penghargaan ini akan mempengaruhi transaksi investor dan calon
investor dalam memilih portofolio investasi, karena pemenang Annual Report
Award mencerminkan perusahaan tersebut telah menunjukkan akuntabilitas
dan kredibilitasnya baik segi keuangan maupun dari segi sosial dan
lingkungan.
Menurut Jogiyanto (2008), para pelaku pasar modal akan mengevaluasi
setiap pengumuman yang diterbitkan oleh emiten, sehingga hal tersebut akan
menyebabkan beberapa perubahan pada transaksi perdagangan saham,
misalnya adanya perubahan pada harga saham, promosi kepemilikan dan lain-
lain. Hal ini mengindikasikan bahwa pengumuman yang masuk ke pasar
memiliki kandungan informasi, sehingga direaksi oleh pelaku pasar modal.
Suatu pengumuman memiliki kandungan informasi jika pada saat transaksi
perdagangan terjadi, terdapat perubahan terutama perubahan harga saham.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian ini.
Penelitian yang berkaitan dengan Indonesia Sustainability Reporting Award
ini telah dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya, dari penelitian tersebut
memberikan kesimpulan yang berbeda. Penelitian yang dilakukan oleh
Wicaksono (2008) yang meneliti bagaimana pengaruh pegumuman Indonesia
Sustainability Reporting Award (ISRA) 2007, menghasilkan kesimpulan
bahwa penghargaan Indonesia Sustainability Reporting Award 2007 tidak
berpengaruh terhadap abnormal return dan volume perdagangan saham. Hal
ini ditunjukkan oleh tidak adanya perbedaan abnormal return dan volume
perdagangan saham sebelum dan sesudah tanggal pengumuman penghargaan
Indonesia Sustainability Reporting Award 2007. Penelitian oleh Budiman
(2009), yang meneliti pengaruh Indonesia Sustainability Reporting Award
2005-2008 terhadap abnormal return dan volume perdagangan saham
sebelum dan sesudah tanggal pengumuman Indonesia Sustainability Reporting

8
Award. Hasilnya terdapat perbedaan abnormal return saham perusahaan yang
memenangkan penghargaan diseputar tanggal pengumuman Indonesia
Sustainability Reporting Award, sedangkan untuk volume perdagangan saham
tidak terdapat perbedaan pada perusahaan yang memenangkan Indonesia
Sustainability Reporting Award. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh
Armin (2011), penelitian dilakukan terhadap perusahaan yang memperoleh
penghargaan dan yang tidak memperoleh penghargaan Indonesia
Sustainability Reporting Award 2009-2010. Hasil penelitian tersebut
menunjukkan pengumuman Indonesia Sustainability Reporting Award
berpengaruh terhadap abnormal return dan volume perdagangan saham yang
dapat dilihat dari adanya perbedaan abnormal return dan volume perdagangan
saham sebelum dan setelah tanggal pengumuman. Dari penelitian-penelitian
tersebut, Budiman (2009), memberikan kesimpulan yang berbeda mengenai
pengaruh Indonesia Sustainability Reporting Award terhadap volume
perdagangan saham dari penelitian Armin (2011). Begitu juga halnya dengan
penelitian yang dilakukan oleh Wicaksono (2008), memberikan kesimpulan
yang berbeda pula. Artinya penelitian-penelitian tersebut menghasilkan
kesimpulan yang berbeda satu dengan yang lainnya. Untuk lebih menguatkan
penelitian dibandingkan dengan penelitian-penelitian sebelumnya, penelitian
ini juga meneliti mengenai pengaruh Annual Report Award 2011 sebagai
variabel independen terhadap abnormal return.
Atas dasar latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul :
“ANALISIS PERBEDAAN ABNORMAL RETURN SAHAM PADA
PERUSAHAAN PERAIH PENGHARGAAN ANNUAL REPORT AWARD
(ARA) DAN INDONESIA SUSTAINABILITY REPORTING AWARD
(ISRA) (Studi Empiris Pada Perusahaan Peraih Penghargaan ARA dan ISRA
dan Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2012).”

9
1.3 Perumusan Masalah
Seperti yang penulis jelaskan dalam sub-bab latar belakang penelitian,
bahwa investor atau calon investor tidak hanya melihat laporan keuangan saja
untuk memutuskan transaksi saham pada suatu perusahaan, namun juga
mempertimbangkan laporan keberlanjutan, transparansi dan Corporate Social
Responsibility. Salah satu pertimbangan investor dan calon investor dalam
transaksi saham adalah Annual Report Award dan Indonesia Sustainability
Reporting Award. Berdasarkan hal-hal tersebut, maka permasalahan yang
akan diangkat adalah :
1. Apakah terdapat perbedaan signifikan Abnormal return atas pengumuman
Annual Report Award pada perusahaan peraih penghargaan itu sebelum dan
setelah pengumuman tersebut?
2. Apakah terdapat perbedaan signifikan Abnormal Return atas pengumuman
Indonesia Sustainability Reporting Award pada perusahaan peraih
penghargaan itu sebelum dan setelah pengumuman tersebut?

1.4 Tujuan Penelitian


Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Menganalisis ada atau tidaknya perbedaan yang signifikan Abnormal return
atas pengumuman Annual Report Award pada perusahaan peraih
penghargaan itu sebelum dan setelah pengumuman tersebut.
2. Menganalisis ada atau tidaknya perbedaan yang signifikan Abnormal return
atas pengumuman Indonesia Sustainability Reporting Award pada
perusahaan peraih penghargaan itu sebelum dan setelah pengumuman
tersebut.

1.5 Kegunaan Penelitian


Penulis melakukan penelitian ini dengan harapan penelitian ini dapat
berguna pada :

10
1.5.1 Aspek Teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi dalam memberikan
informasi, untuk mendukung peneliti lain untuk mengkaji yang ada
keterkaitannya dengan penelitian ini, dan dapat sebagai bahan untuk
menambah pengetahuan tentang pengaruh penghargaan ARA dan ISRA serta
fungsinya.

1.5.2 Aspek Praktis


Kegunaan yang ingin dicapai dari aspek praktis sebagai hasil penelitian
adalah :
1. Bagi Investor dan atau calon investor
Diharapkan Penghargaan ARA dan ISRA sebagai informasi tambahan
untuk bahan pertimbangan dalam melakukan investasi dan membuat
kebijakan.
2. Bagi perusahaan
Sebagai bahan evaluasi bagi perusahaan bahwa ARA dan ISRA sesuatu
yang bisa meningkatkan reputasi perusahaan.
3. Bagi Peneliti Lain
Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi dan sebagai bahan bacaan atau
literatur mengenai Sustainability Report (laporan keberlangsungan) untuk
penelitian selanjutnya pada bidang kajian yang sama.

1.6 Sistematika Penulisan Tugas Akhir


Sistematika penulisan tugas akhir ini bertujuan memberikan gambaran
yang jelas mengenai materi pembahasan dalam penelitian, sehingga
memudahkan pembaca untuk mengetahui maksud dan tujuan dilakukannya
penelitian ini.

11
Bab I Pendahuluan
Bab ini berisikan penjelasan secara umum, ringkas dan padat yang
menggambarkan isi penelitian. Penjelasan umum tersebut peneliti
mengemukakan mengenai gambaran umum obyek penelitian, latar belakang
penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta
sistematika penulisan tugas akhir.

Bab II Tinjaun Pustaka dan Lingkup Penelitian


Memaparkan mengenai teori-teori yang relevan dengan penelitian ini, yaitu
mengenai pengertian akuntansi pertanggungjawaban, syarat akuntansi
pertanggungjawaban, karakteristik akuntansi pertanggungjawaban,
hubungan akuntansi pertanggungjawaban dan penilaian kinerja pusat
biaya, penelitian terdahulu, dan kerangka pemikiran.

Bab III Metode Penelitian


Dalam bab ini memaparkan mengenai pendekatan, metode dan teknik yang
digunakan dalam hal pengumpulan dan menganalisis data. Pemaparan
ketiga hal tersebut akan diuraikan melalui pembahasan seperti jenis
penelitian, variable operasional, tahapan penelitian, pengumpulan data,
serta teknik analisis data.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan


Didalam bab ini, peneliti akan menyajikan hasil penelitian dan
pembahasan dari hasil penelitian (deskripsi dari objek yang diteliti,
analisis, serta pembahasan hasil analisis data).

Bab V Kesimpulan dan saran


Pada bab lima, peneliti akan memberikan penafsiran dan pemaknaan
terhadap hasil temuan penelitian serta saran dari hasil penelitian.

12

Anda mungkin juga menyukai