Anda di halaman 1dari 14

BAB I

SEJARAH KEPRAMUKAAN DUNIA

1.1 Sejarah Robert Bodden Powell

Robert Stephenson Smyth Baden Powell atau Baron Baden Powell I yang
kemudian terkenal sebagai Baden Powell, BP, atau Lord Baden Powell, lahir
di Paddington, London pada 22 Februari 185. Nama kecilnya Robert Stephenson
Smyth Powell. Powell merupakan nama keluarga dari ayahnya, Baden Powell yang
merupakan seorang pendeta dan dosen Geometri di Universitas Oxford. Sedangkan
Smyth diambil dari nama ibunya, Henrietta Grace Smyth. Ayah Stephenson (Baden
Powell) meninggal dunia saat Stephenson masih berusia 3 tahun.
Karena ditinggal mati oleh ayahnya sejak kecil, Robert Stephenson
mendapatkan pendidikan watak dan aneka keterampilan dari ibu kakak-kakaknya.
Peran ibu bagi Baden Powell bahkan pernah diungkap langsung oleh beliau dengan
kalimat, “Rahasia keberhasilan saya adalah ibu saya.”
Sejak kecil Baden Powell dikenal anak yang cerdas, gembira, dan lucu
sehingga banyak disukai oleh teman-temannya. Di samping itu Baden Powell pun
pandai bermain musik (piano dan biola), teater, berenang, berlayar, berkemah,
mengarang, dan menggambar.
Setamat sekolah di Rose Hill School, Tunbridge Wells, Robert Stephenson
(Baden Powel) mendapat beasiswa untuk sekolah di Charterhouse. Dan setelah
dewasa, Baden Powell bergabung dalam ketentaraan Inggris. Beliau sering ditugaskan
di luar Inggris seperti bergabung dengan 13th Hussars di India (1876), dinas khusus di
Afrika (1895), memimpin Pasukan Dragoon V (1897), pemimpin resimen di Zulu
Afrika Selatan (1880), Kepala Staf di Rhodesia Selatan (sekarang dikenal Zimbabwe)
tahun 1896, memimpin The Mafeking Cadet Corps di Mafeking, Afrika Selatan
(1899-1900).
Selama menjadi tentara, banyak hal yang dialaminya.
Pengalaman itu diantaranya:
1. Saat menjadi pembantu Letnan pada 13th Hussars yang berhasil mengikuti jejak
kuda yang hilang di puncak gunung serta melatih panca indera kepada Kimball
O’Hara.

1
2. Bersama The Mafeking Cadet Corp, mempertahankan kota Mafeking, Afrika
Selatan, meskipun dikepung bangsa Boer selama 127 hari dalam kondisi
kekurangan makan. Padahal The Mafeking Cadet Corp hanyalah pasukan
pembawa pesan yang tidak berpengalaman menghadapi musuh.
3. Mengadakan latihan bersama dan bertukar kemampuan survival dengan Raja
Dinizulu di Afrika Selatan.

Berbagai pengalaman tersebut ditulis dalam buku berjudul 'Aids to Scouting'


pada tahun 1899. Buku ini sebenarnya merupakan panduan bagi tentara muda Inggris
dalam melaksanakan tugas penyelidik. Buku ini kemudian terjual laris di Inggris.
Bahkan tidak hanya dibaca oleh para tentara saja tetapi digunakan juga oleh para
guru dan organisasi pemuda.

Melihat banyaknya pengguna buku 'Aids to Scouting', dan atas saran William
Alexander Smith (Pendiri Boys Brigade; salah satu Organisasi Kepemudaan di
Inggris) Baden Powell berniat menulis ulang buku tersebut untuk menyesuaikan
dengan pembaca remaja yang bukan dari ketentaraan. Untuk menguji ide-ide
barunya, pada 25 Juli - 2 Agustus 1907 Baden Powell menyelenggarakan
perkemahan di Brownsea Island bersama dengan 22 anak lelaki yang berlatar
belakang berbeda. Hingga pada tahun 1908 terbitlah buku 'Scouting for Boys' yang
kemudian menjadi acuan kepramukaan di seluruh dunia.

Tahun 1910, atas saran Raja Edward VII, Baden Powell memutuskan pensiun
dari ketentaraan dengan pangkat terakhir Letnan Jenderal untuk fokus pada
pengembangan pendidikan kepramukaan.

Pada Januari 1912 Baden Powell bertemu dengan Olave St Clair Soames saat
di atas kapal dalam lawatan kepramukaan ke New York. Mereka kemudian menikah
pada tanggal 31 Oktober 1912. Mereka tinggal di Hampshire, Inggris dan dianugerahi
3 orang anak (satu laki-laki dan dua perempuan), yaitu: Arthur Robert Peter (Baron
Baden-Powell II), Heather Grace (Heather Baden-Powell), dan Betty Clay (Betty
Baden-Powell).

Tahun 1930-an Baden Powel mulai sakit-sakitan. Pada tahun 1939 Baden-
Powell dan Olave memutuskan pindah dan tinggal di Nyeri, Kenya. Hingga pada

2
tanggal 8 Januari 1941 Baden Powell meninggal dan dimakamkan di pemakaman St.
Peter, Nyeri.

Semasa hidupnya Baden Powell mendapatkan berbagai gelar kehormatan,


termasuk gelar Lord dari Raja George pada tahun 1929. Pun Baden Powell aktif
menulis berbagai buku baik tentang kepramukaan, ketentaraan, maupun bidang
lainnya. Beberapa buku tentang kepramukaan yang ditulisnya antara lain, Scouting
for Boys (1908), The Handbook for the Girl Guides or How Girls Can Help to Build
Up the Empire (ditulis bersama Agnes Baden-Powell; 1912), The Wolf Cub's
Handbook (1916), Aids To Scoutmastership (1919), Rovering to Success
(1922), Scouting Round the World (1935) dll.

1.2 Sejarah Kepanduan Dunia

Sejarah kepanduan telah berlangsung lebih dari satu abad, dimulai pada
peralihan abad 19-20. Pelopornya tidak lain adalah Bapak Pandu sedunia, Lord Baden
Powell. Kecintaan Powell terhadap aktivitas luar ruang terbentuk sejak kecil.
Dilahirkan tanggal 22 Februari 1857, Robert Baden-Powell merupakan anak kelima
dari tujuh bersaudara (sepuluh bila tiga orang saudaranya yang meninggal ketika bayi
dihitung). Masa kecilnya dihabiskan dengan banyak bermain di hutan kecil di
samping sekolahnya. Powell terkenal sebagai anak yang serba bisa.
Selain keterampilannya pada aktivitas outdoor, Powell juga piawai dalam hal
melukis, melawak, menyanyi, dan menjadi aktor drama. Tetapi, Powell memang pada
dasarnya jauh lebih suka aktivitas outdoor ketimbang belajar dalam kelas. Ia akhirnya
gagal masuk perguruan tinggi bergengsi Universitas Oxford, dan sebaliknya berhasil
cemerlang masuk dalam jajaran militer.
Kariernya dalam dunia militer melejit pesat. Ia melanglang buana ke banyak
negeri dan mengasah keterampilan mengintai dan mencari jalan. Pengetahuannya di
bidang tersebut dituangkannya dalam beberapa buku terlaris seperti Reconaissance
and Scouting; Aids to Scouting; Boy Scouts, a Suggestion; Boy Scout Scheme;
Scouting for Boys; dan Girl Guiding. Di samping itu, ia menciptakan metode inovatif
pelatihan prajurit yang kurang pengalaman lapangan. Peserta yang lulus dari pelatihan
ini memperoleh lencana Fleur-de-Lys yang simbolnya digunakan sebagai lambang
organsiasi pandu di kemudian hari. Selain itu, keberhasilan militernya yang paling

3
menonjol adalah mempertahankan kota Mafeking dari serangan militer kaum Boer
yang berkekuatan tiga kali lipat dalam perang Boer di Afrika Selatan.
Saat mempertahankan kota Mafeking inilah, Powell semakin memperhatikan
kehidupan para anak dan remaja. Mereka tampak bosan bila hanya mengurung diri di
dalam rumah. Powell, menrancang aktivitas outdoor bagi para anak dan remaja ini
bahkan melibatkan mereka sebagai penolong dalam beberapa aktivitas militer.
Perhatian terhadap kehidupan anak dan remaja terus dibawanya ketika ia kembali ke
Inggris.
Tanpa ada kegiatan positif, generasi muda Inggris semakin kacau hidupnya.
Impian Powell adalah agar para anak dan remaja bisa menyalurkan energi mereka ke
dalam kegiatan outdoor yang positif sehingga mereka tidak salah arah.
Impiannya ini dikerjakannya dengan sangat tekun dan bersemangat.
Ketekunan dan semangat yang luar biasa mengejar impian mulia ini membuat banyak
orang tertular dan dengan senang hati bekerja sama membantu Powell mewujudkan
impiannya. Mungkin akibat ketekunan yang berlebihan ini, Powell terlambat
menikah. Ia baru menikah dengan Olave St. Clair Soames pada usia 54 tahun.
Keberhasilannya memelopori dan membesarkan gerakan pramuka membuatnya
memperoleh hadiah prestisius: Carnegie Prize. Ia wafat pada usia tua (83 tahun) di
Paxtuu, Afrika.
Memiliki impian mulia, ketekunan dan semangat mewujudkan impian itu,
mendayagunakan keterampilan yang dimiliki, serta bekerja sama dengan banyak
orang, tampaknya faktor-faktor itulah yang menjadi kunci keberhasilan Lord Baden-
Powell yang layak ditiru oleh Generasi Muda.
Awal tahun 1908 Bodden Powell menulis pengalamannya dalam sebuah buku
yang berjudul ‘Scouting For Boys’, buku ini sebagai pembungkus acara latihan
kepanduan yang dirintisnya. Pada mulanya latihan ini ditujukan kepada anak laki-laki
usia penghela/penggalang yang disebut Boys Scout. Tetapi kemudian atas bantuan
Agnes adik perempuannya didirikan sebuah organisasi kepanduan putri yang diberi
nama Girl Guides yang kemudian dilanjutkan oleh Nyonya Boden Powell.
Tahun 1914 Bodel Powell mulai menulis petunjuk untuk kursus pembina
Kepanduan. Rencana ini baru dapat dilaksanakan pada tahun 1919. Dari sahabatnya
yang bernama W.F.de Bois Macleren, Boden Powell mendapat sebidang tanah di
Chingford, yang digunakan sebagai tempat pendidikan pembina kepanduan. Tempat
ini terkenal dengan nama Gillwel Park.

4
Tahun 1916 berdiri kelompok pandu usia athfal/siaga yang disebut CUB
(Anak Serigala) dengan buku The Jungle Book, berisi tentang cerita Mowgli anak
didikan rimba (anak yang dipelihara di hutan oleh induk serigala) karangan Rudy
Kipling sebagai cerita pembungkus kegitan CUB tersebut. Tahun 1918 Boden Powell
membentuk Rover Scout (Pandu Usia Penuntun/Penegak).
Tahun 1920 diselenggarakan Jambore se-Dunia yang pertama di Arena
Olympia, London. Boden Powell telah mengundang pandu dari 27 negara yang pada
saat itu Boden Powell diangkat sebagai Bapak Pandu Sedunia. Tahun 1922 Boden
Powell menerbitkan buku ‘Rovering to Success’ (Mengembara menuju bahagia), yang
berisi petunjuk bagi pandu penuntun/penegak dalam menghadapi hidupnya.
Pada tahun 1920 dibentuk dewan internasional dengan 9 orang anggota dan
biro sekretariatnya berada di London, Inggris. Pada tahun 1958 Biro Kepanduan se
Dunia (putra) dipindahkan dari London ke Ottawa di Kanada. Tanggal 1 Mei 1968
Biro Kepanduan se Dunia (putra) dipindahkan lagi ke Genewa, Swiss. Sejak tahun
1920 sampai 1965 kepala Biro Kepanduan se Dunia ini dipegang berturut-turut oleh
Hubert Martin (Inggris), Kol J.S. Wilson (Inggris), Mayjen D.C Spry (Canada).
Tahun 1965 DC Spray diganti oleh R.T Lund dan sejak 1968 sampai sekarang
dipegang oleh DR. Lasza Nagy sebagai sekjen. Biro Kepanduan sedunia (putra) hanya
mempunyai 40 orang tenaga staf yang ada di Genewa dan di 5 kantor kawasan, yaitu
di Costa Rica, Mesir, Philipine, Swiss dan Nigeria. Biro Kepanduan sedunia putri
sampai sekarang tetap berada di London dan juga mempunyai kantor di 5 kawasan
yaitu Eropa, Asia Pasifik, Arab, Afrika dan Amerika Latin.

1.3 Sejarah Kepramukaan Indonesia


Sejarah dari lahirnya gerakan Pramuka di Indonesia dimulai saat Indonesia
dijajah oleh Belanda. Awal gerakan Pramuka ini berasal dari berdirinya cabang
Nederlandsche Padvinders Bestuur (NPO) yang kemudian berubah nama menjadi
Nederlands Indische Padvinders. Bapak Kepanduan Indonesia adalah Mangkunegara
S.P. yang memprakarsai berdirinya organisasi Kepanduan milik Indonesia pada 1916.
Pada masa penjajahan Jepang, gerakan ini dibubarkan karena Jepang tidak
menginginkan adanya sebuah organisasi yang dibuat tanpa campur tangan Jepang.
Setelah Jepang pergi, gerakan Pramuka di Indonesia kembali aktif dan baru dibentuk
sebagai Pramuka pada tahun 1961. Komite untuk pembentukan gerakan Pramuka

5
sendiri baru saja membuat keputusannya pada 1961 melalui Keputusan Presiden
Nomor 121 1961 11 April 1961.
1.3.1 Sejarah Gerakan Pramuka pada Masa Penjajahan
Gerakan Pramuka Indonesia awal ditandai dengan munculnya cabang
Nederlandsche Padvinders Bestuur (NPO) pada tahun 1912. Organisasi baru
yang lahir ada pada tahun 1910 ini mampu mempertahankan keberadaannya
hingga pecah Perang Dunia I. dengan alasan NPO memiliki kwartitr besar
sendiri, mereka kemudian memutuskan untuk mengubah nama mereka pada
1916 dan menjadi Nederlands Indische Padvinders Vereeniging (NIVP).
Pada tahun yang sama, S.P. Mangkunegara VII berencana untuk
membuat kepanduan sendiri. Organisasi mereka diberi nama Javaansche
Padvinders Bestuur (JPO) dan menjadi organisasi kepanduan pertama di
Nusantara.
Lahirnya organisasi-organsasi Pramuka juga memicu gerakan nasional
lainnya. Di tempat lain, organisasi kepanduan milik Muhammadiyah bernama
Padvinder Muhammadiyah mengubah namanya menjadi Hizbul Watan pada
1920. Selain Muhammadiyah, ada juga kepanduan milik Boedi Oetomo, yaitu
Padvinderij Nationale, Syarikat Islam Afdeling Padvinderij milik Syarikat
Islam yang namanya kemudian berubah menjadi Syarikat Islam Afdeling
Pandu (SIAP), Nationale Islamietische Padvinderij (NATIPIJ) yang berdiri
berkat Jong Islamieten Bond, dan yang terakhir adalah Indonesisch Nationale
Padvinders Bestuur (INPO) yang berhutang budi kepada kaum muda
Indonesia pada proses berdirinya.
Pada tanggal 23 Mei 1928, rasa kesatuan yang muncul dalam
organisasi Kepanduan di Indonesia mulai memanifestasikan dirinya dengan
nama “Persaudaraan antara Pandu Indonesia” (PAPI) yang beranggotakanh
INPO, SIAP, NATIPIJ, dan PPS.
Pada 1928 sampai 1935, organisasi-organisasi kepanduan yang
merintis lahirnya gerakan Pramuka di Indonesia menjadi semakin banyak, baik
didasarkan kebangsaan maupun agama. Nama-nama organisasi yang
didasarkan pada kebangsaan adalah:
- Pandu Indonesia (PI)
- Padvinders Organisatie Pasundan (POP)
- Pandu Kesultanan (PK)

6
- Sinar Pandu Kita (SPK)
- Kepanduan Rakyat Indonesia (KRI)
Sementara organisasi yang berdasarkan keagamaan:
- Pandu Ansor
- Al Wathoni
- Hizbul Wathan
- Kepanduan Islam Indonesia (KII)
- Islamitische Padvinders Organisatie (IPO)
- Tri Darma (Kristen)
- Kepanduan Azas Katolik Indonesia (KAKI)
- Kepanduan Masehi Indonesia (KMI)
Untuk memperkuat persaudaraan antara setiap organisasi, Badan Pusat
Persaudaraan Kepanduan Indonesia (BPPKI) berencana untuk mengatur
Jambore besar. Kegiatan ini mengalami beberapa perubahan dalam rencana
waktu dan kegiatan, meskipun nama aktivitas disetujui dengan nama ”
Perkemahan Kepanduan Indonesia Oemoem ” atau disingkat sebagai
PERKINO. Tanggal acara pun meski ada perdebatan akhirnya diputuskan
pada tanggal 19 Juli-23 Juli 1914 di kawasan Jogja.
Pengembangan gerakan Pramuka di Indonesia sempat terhambat ketika
para penjajah Belanda pergi dan digantikan oleh pasukan Jepang. Selama
pendudukan Jepang tidak boleh ada partai dan organisasi rakyat bergerak
aktif. Hal ini adalah memicu kemarahan karena kepanduan tidak dapat
dilanjutkan. Meskipun ada aturan tentang penolakan organisasi, beberapa
anggota BPPKI tetap menginginkan adanya PERKINO II. Masa-masa isolasi
justru membuat semangat anggota tiap kepanduan menjadi semakin kuat.
1.3.2 Gerakan Pramuka dalam periode Republik Indonesia
Bulan September 1945, beberapa orang dari gerakan Kepanduan
Indonesia memutuskan untuk melakukan pertemuan di Yogyakarta untuk
membentuk komite baru sebagai wadah dari organisasi yang lebih besar.
Komite ini dikenal sebagai Panitia Kesatuan Kepanduan Indonesia (KPPI).
Dan pada saat yang sama segera menetapkan tanggal pelaksanaan kongres
kesatuan Pramuka. Kongres diselenggarakan pada 27-29 Desember dan
terletak di Surakarta.

7
Sebagai hasilnya, dilahirkannya Pandu Rakyat Indonesia. Pandu
Rakyat Indonesia menghadapi masa-masa sulit ketika ingin memperluas.
Salah satu alasan bahwa ada serangan lagi dari Belanda mulai 17 Agustus
1984 di mana pada waktu itu ada seseorang yang berencana menembak mati
Soeprapto dan berhasil.
Pada wilayah yang akhirnya berhasil dikuasai oleh Belanda, Pandu
rakyat terpaksa menghentikan kegiatan. Ketika masa perjuangan untuk
mengusir Belanda dari tanah air selesai, Pandu Rakyat Indonesia kembali
menyelenggarakan Kongres Rakyat mereka 2 di Yogyakarta pada tanggal 20
Desember sampai 22 Januari 1960. Pokok pembicaraan pada Kongres ini
adalah untuk mencapai keputusan tentang bagaimana konsep baru. Lalu
memberikan kesempatan pada beberapa kelompok agar mereka dapat
menyejahterakan kembali organisasi mereka yang sudah runtuh.
Pada tahun 1953 IPINDO berhasil menjadi anggota Pramuka dunia.
Pada 10-20 Agustus 1955 IPINDO juga berhasil mengadakan Jambore
Nasional I di Pasar Minggu, Jakarta. Sementara POPPINDO dan PKPI pernah
bersama-sama menyambut datangnya Lady Baden Powell (istri dari Baden
Powell) untuk Indonesia dalam perjalannya ke Australia. Pada tahun 1959,
menyelanggrakan perkemahan besar yang diadakan untuk Pramuka Putri yang
disebut “Desa Semanggi” di Ciputat. Tahun ini juga IPINDO mengirim
sebuah kontingen ke Jambore dunia di Gunung Makiling, Filipina.
Menyadari kelemahan yang ada, ketiga Federasi akhirnya dibubarkan
diri ke PERKINDO (kesatuan Kepanduan Indonesia). Tapi ternyata Perkindo
itu sendiri kurang kompak jadi cobalah dimanfaatkan oleh Partai Komunis
untuk dijadikan Pionir Muda seperti gerakan negara-negara komunis lain.
Dimulai pada 1960-an, berbagai pihak, termasuk pemerintah dan
MPRS melakukan berbagai upaya untuk mengatur organisasi Kepramukaan
termasuk upaya untuk membangun gerakan Pramuka.
Pada Kamis malam 9 Maret 1961 Presiden mengumpulkan tokoh-
tokoh dari gerakan Pramuka dan pemimpinnya di istana negara. Presiden
mengungkapkan bahwa Pramuka harus diperbarui, metode dan aktivitas
pendidikan harus diganti, seluruh organisasi Kepanduan ada dilebur menjadi
satu disebut Pramuka.

8
Presiden juga menunjuk Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka,
terdiri dari Sri Sultan Hamengku Buwono IX, P dan K Menteri Prof. Prijono,
Menteri Pertanian Dr. a. Azis Saleh dan Menteri transmigrasi dan koperasi,
komunitas pembangunan desa, Achmadi. Peristiwa ini kemudian disebut Hari
Tunas Gerakan Pramuka Panitia ini kemudian mengolah anggaran dasar
gerakan Pramuka, sebagai lampiran Keppres RI nomor 238 tahun 1961,
tanggal 20 Mei 1961 tentang gerakan Pramuka. Kepres ini menetapkan
gerakan Pramuka sebagai satu-satunya Kepanduan ditugaskan untuk anak-
anak dan kaum muda Indonesia. Peristiwa ini kemudian disebut Hari
Permulaan Tahun Kerja.
Kepres nomor 238 1961 ini ditandatangi oleh Perdana Menteri IR.
Juanda sebagai penjabat presiden karena Presiden INDONESIA, Sukarno
sedang berkunjung ke Jepang. Pada tanggal 30 Juli 1961, di Istora Senayan
(sekarang Bung Karno Stadiun), tokoh-tokoh organisasi kepramukaan di
Indonesia yang menyatakan tulus membubarkan diri ke organisasi Gerakan
Pramuka. Hari bersejarah ini kemudian disebut sebagai Hari Ikrar Gerakan
Pramuka
Pada tanggal 14 Agustus 1961, dilakukan pengukuhan Mapinas
(MajelisPimpinan Nasional), Kwarnas dan Kwarnari di Istana Presiden, diikuti
oleh pemberian Panji Pramuka dan defile Pramuka untuk memperkenalkan
Pramuka kepada masyarakat yang diikuti oleh sekitar 10.000 Pramuka.
Persitiwa sejarah ini kemudian disebut sebagai Hari Pramuka yang dirayakan
sampai saat ini.
Mapinas ketika dipimpin oleh Dr. IR. Sukarno (Presiden RI) dan Wakil
Ketua I, Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Wakil Ketua II Brigjen TNI
Dr. a. Aziz Saleh. Sementara Kwarnas, dipimpin oleh Sri Sultan Hamengku
Buwono IX dan Letjen TNI Dr. a. Aziz Saleh sebagai Wakil Ketua dan Ketua
Kwarnari.
Pengembangan gerakan Pramuka mengalami pasang surut dan pada
periode tertentu yang kurang dianggap penting oleh anak muda. Menyadari hal
itu kemudian pada peringatan ulang tahun gerakan Pramuka untuk 45-tahun
2006, Presiden Republik dari Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono memulai
revitalisasi gerakan kepanduan. Pelaksanaan revitalisasi gerakan Pramuka,

9
antara lain dengan pembentukan organisasi gerakan Pramuka lewat upaya
penerbitan hukum No. 12 tahun 2010 tentang gerakan Pramuka.

PENUGASAN

1. Buatlah resume tentang sejarah kepramukaan Dunia

2. Buatlah resume tentang sejarah kepramukaan Indonseia

3. Sebutkan organisasi yang berdasarkan kebangsaan

4. Sebutkan organisasi yang berdasarkan keagamaa

10
BAB II

PRINSIP DASAR DAN METODE KEPRAMUKAAN

2.1 AD dan ART Gerakan Pramuka

2.1.1 Pengertian

AD/ART merupakan ketentuan dasar dan ketentuan operasional bagi


suatu organisasi yg mencerminkan aspirasi, visi dan misi Gerakan Pramuka
Indonesia Pengikat persatuan dan kesatuan Gerakan Pramuka dalam prinsip,
idealisme, tinngkah laku, baik organisatoris, sosial, maupun budaya Suluh &
landasan gerak organisasi Gerakan Pramuka dalam mencapai tujuannya,
landasan manajemen & pemberdayaan sumberdaya Gerakan Pramuka

2.1.2 Fungsi

AD/ART merupakan landasan kerja dan landasan gerak Gerakan


Pramuka dalam mewujudkan visi dan misinya.

2.2 Prinsip Dasar Kepramukaan

Prinsip Dasar Kepramukaan meliputi:


a. Iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. Peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam seisinya;
c. Peduli terhadap diri pribadinya; dan
d. Taat kepada Kode Kehormatan Pramuka.

2.3 Metode Kepramukaan

Metode Kepramukaan adalah metode belajar interaktif dan progresif yang


dilaksanakan melalui:
a. Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka;
b. Belajar sambil melakukan;
c. Kegiatan berkelompok, bekerjasama, dan berkompetisi;
d. Kegiatan yang menarik dan menantang;
e. Kegiatan di alam terbuka;
f. Kehadiran orang dewasa yang memberikan bimbingan, dorongan, dan dukungan;
g. Penghargaan berupa tanda kecakapan; dan h. satuan terpisah antara putra dan putri;

11
PENUGASAN

1. Apa yang anda ketahui tentang AD dan ART pramuka

2. Jelaskan tentang makna yang terkandung dalam AD ART pramuka tahun 2013

12
BAB III

KODE KEHORMATAN

3.1 Kiasan Dasar

Penyelenggaraan pendidikan kepramukaan dikemas dengan menggunakan


Kiasan Dasar yang bersumber dari sejarah perjuangan dan budaya bangsa.

3.2 Kode Kehormatan

1) Kode Kehormatan Pramuka merupakan janji dan komitmen diri serta ketentuan
moral pramuka dalam pendidikan kepramukaan.
2) Kode Kehormatan Pramuka terdiri dari Satya Pramuka dan Darma Pramuka.
3) Kode Kehormatan Pramuka merupakan kode etik anggota Gerakan Pramuka
baik dalam kehidupan pribadi maupun bermasyarakat.
4) Kode Kehormatan Pramuka sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
baik dalam kehidupan pribadi maupun bermasyarakat secara sukarela dan ditaati
demi kehormatan diri.
5) Satya Pramuka sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berbunyi: “Demi
kehormatanku, aku berjanji akan bersungguh-sungguh menjalankan
kewajibanku terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Negara Kesatuan Republik
Indonesia, mengamalkan Pancasila, menolong sesama hidup, dan ikut serta
membangun masyarakat, serta menepati Dasadarma.”
6) Kode Kehormatan Pramuka bagi anggota Gerakan Pramuka disesuaikan dengan
golongan usia dan perkembangan jiwa dan jasmaninya yaitu:
a. Kode Kehormatan Pramuka Siaga terdiri dari Dwisatya dan Dwidarma
Pramuka;
b. Kode Kehormatan Pramuka Penggalang terdiri dari Trisatya Pramuka
Penggalang dan Dasadarma; dan
c. Kode Kehormatan Pramuka Penegak, Pramuka Pandega, anggota dewasa
terdiri dari Trisatya Pramuka Penegak, Pramuka Pandega, dan anggota
dewasa serta Dasadarma.

13
3.3 Sistem Among

1) Dalam melaksanakan pendidikan kepramukaan digunakan Sistem Among.


2) Sistem Among merupakan proses pendidikan kepramukaan yang membentuk
peserta didik agar berjiwa merdeka, disiplin, dan mandiri dalam hubungan
timbal balik antarmanusia.
3) Sistem Among sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan
dengan menerapkan prinsip kepemimpinan:
a. di depan menjadi teladan;
b. di tengah membangun kemauan; dan
c. di belakang mendorong dan memberikan motivasi kemandirian.

PENUGASAN

1. Jelaskan apa yang terkandung dalam Tri Satya

2. Jelaskan apa yang terkandung dalam Dasa Dharma

14

Anda mungkin juga menyukai